II. Data Penjual & Pembeli (masing-masing) dengan kriteria sebagai berikut:
A. Perorangan:
a. Copy KTP suami isteri
b. Copy Kartu keluarga dan Akta Nikah
c. Copy Keterangan WNI atau ganti nama (bila ada, untuk WNI keturunan)
B. Perusahaan:
a. Copy KTP Direksi & komisaris yang mewakili
b. Copy Anggaran dasar lengkap berikut pengesahannya dari Menteri kehakiman dan HAM RI
c. Rapat Umum Pemegang Saham PT untuk menjual atau Surat Pernyataan Sebagian kecil asset.
Hal hal yang harus dipenuhi sebelum dilakukan pembuatan Akta Jual Beli:
1. Pemeriksaan keaslian sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional
2. Penjual harus membayar Pajak penghasilan (PPh) sebesar 5% dari harga transaksi.
3. Penjual harus membayar Pajak Jual Beli.
4. Calon pembeli dapat membuat pernyataan bahwa dengan membeli tanah tersebut ia tidak
menjadi pemegang hak atas tanah yang melebihi ketentuan batas luas maksimum.
5. Surat pernyataan dari penjual bahwa tanah yang dimiliki tidak dalam sengketa.
Petugas PPAT dapat menolak pembuatan Akta jual Beli apabila tanah yang akan dijual sedang
dalam sengketa atau dalam tanggungan di bank.
Setelah syarat dan kewajiban antara penjual dan pembeli telah dipenuhi, maka proses pembuatan
Akta Jual Beli dapat dilakukan. Berikut ini adalah ketentuan pada proses pembuatan Akta Jual
Beli:
1. Pembuatan akta harus dihadiri oleh penjual dan calon pembeli atau orang yang diberi kuasa
dengan surat kuasa tertulis jika dikuasakan.
2. Pembuatan akta harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi biasanya dari
perangkat desa jika melalui PPAT Sementara (camat) dan kedua pegawai Notaris jika
melalui NOTARIS PPAT.
1. Pejabat pembuat Akta Tanah membacakan akta dan menjelaskan mengenai isi dan
maksud pembuatan akta, termasuk juga sudah lunas atau belum untuk transaksinya.
2. Bila isi akta telah disetujui oleh penjual dan calon pembeli maka akta ditandatangani
oleh penjual, calon pembeli, saksi-saksi dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
3. Akta dibuat 2 lembar asli, satu lembar disimpan di Kantor PPAT dan satu lembar
lainnya disampaikan ke Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran (balik
nama).
4. Memberikan salinan akta kepada penjual dan pembeli.
Langkah selanjutnya setelah pembuatan Akta Jual Beli adalah pembuatan sertifikat. Petugas PPAT
akan menyerahkan Akta Jual Beli dan dokumen lainnya ke Badan Pertanahan Nasional. Untuk
proses Pembuatan Sertifikat akan dibahas di tulisan selanjutnya.