Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN KONSENTRASI NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DENGAN MENGGUNAKAN

METODE GRIESS SALTZMAN DI WILAYAH FAKULTAS PERTANIAN

PENDAHULUAN
Gas NO2 merupakan salah satu polutan di udara. Nitrogen ketika dioksida akan menghasilkan gas NO yang
jika oksidasi berlanjut, maka akan dihasilkan gas NO2. Gas ini ketika bereaksi dengan air di atmosfer maka
akan membentuk asam nitrat yang berperan dalam terjadinya hujan asam (Alfiah, 2009). Menurut Leni et
al (2007). larutan penyerap yang banyak digunakan adalah NED atau reagen griess. Namun, larutan
penyerap NED berbahaya dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Begitu pula larutan penyerap
lainnya seperti HCL, asam sulfanilat yang
merupakan komponen dari larutam penyerap griess saltzman yang dapat menyebabkan iritasi (BPLHD
Jakarta, 2000). Faktor emisi gas buang kendaraan bermotor menyumbang emisi nitrogen oksida 185
pon/1000 galon, dan bila mesin diesel 222 pon/1000 galon, tapi hanya menyumbang emisi sulfur oksida 9
pon/1000 galon (Jusuf dan Aniwidianingsih, 2001). Kadar gas nitrogen oksida naik seiring dengan
meningkatnya aktivitas lalu lintas, yaitu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan dengan terbitnya
matahari yang memancarkan sinar ultra violet, kadar NO2 meningkat karena perubahan dari NO menjadi
NO2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar pencemaran NO2 di wilayah fakultas pertanian dan
sekitarnya serta untuk mengetahui proses pengukuran dan pembuatan kurva kalibrasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap. Komposisi campuran
gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya
paling bervariasi adalah air yang berupa uap air. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung
dari cuaca dan suhu. Udara dalam istilah meteorologi disebut juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi
yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Udara mengandung sejumlah oksigen,
merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang
normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78% N2; 20% O2; 0,93% CO2; dan sisanya terdiri dari neon
(Ne), helium (He), metan (CH4), dan hidrogen (H2). Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak
kegiatan industri dan teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara
di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemar
udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen berikut ini:
Tabel 1 Komponen pencemaran udara (Wardana dan Wisnu, 2001) No Pencemar Simbol 1 Karbon
Monoksida CO 2 Nitrogen Oksida NOx 3 Sulfur Oksida SOx 4 Hidrokarbon HC 5 Partikulat - 6 Timah
Hitam Pb Di atmosfer, berbagai polutan udara akan melalui berbagai proses. Baik pencampuran antara
polutan yang satu dengan uang lain yang pada akhirnya akan meningkatkan komposisi polutan itu sendiri
bahkan memunculkan jenis polutan yang baru. Namun alam memiliki prosesnya sendiri yang secara
alamiah dapat mengurangi maupun memindahkan konsentrasi berbagai partikulat tersebut sebagai akibat
faktor meteorologi. Pencemaran udara akan dipancarkan oleh sumbernya dan kemudaian mengalami
transportasi, dispersi atau pengumpulan karena kondisi meteorologi maupun topografi (Neiburger, 1995)
METODE Praktikum diawali dengan mempersiapkan alat-alat yang digunakan pada praktikum
konsentrasi NOx dan NO2. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Midget Impinger,
pompa vakum, flowmeter, labu ukur 100 ml dan
1000 ml, gelas ukur 100 ml, pipet volumetric, pipet ukur 1 ml, dan stirrer. Praktikum kali ini menggunakan
dua prosedur, yaitu: 1) prosedur sampling dan pengujian sampel dan 2) pembuatan kurva kalibrasi. Pada
pembuatan sampling diawali dengan pengisian botol impinge dengan 10 ml larutan penyerap Griess
Saltzman. Kemudian impinger dan Erlenmeyer asah tertutup yang berisi arang aktif (berfungsi sebagai
perangkap uap) dihubungkan dengan silikon sehingga menjadi sebuah rangkaian. Setelah itu rangkaian
tersebut disambungkan pada flow meter dan pompa vakum dengan kecepatan alir 0,4 l/menit. Kemudian
setelah pemompaan selama 1 jam selesai kemudian larutan penyerap didiamkan selama 15 menit.
Selanjutnya nilai absorbansi pada panjang gelombang 550 nm diukur. Selanjutnya dalam pembuatan kurva
kalibrasi, alat spektrofotometer dioptimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. Kemudian untuk
masing-masing 0,0 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,5 ml; 0,8 ml; dan 1,0 ml larutan standar natrium nitrit (0,0164 gr/l)
dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan pipet volumetric atau buret mikro ke dalam tabung uji 25
ml. Setelah itu, larutan penyerap Griess Saltzman ditambahkan sampai tanda batas. Kemudian larutan
dikocok dengan perlahan dan dibiarkan selama 15 menit sehingga terjadi pembentukan warna yang
sempurna. Lalu absorbansi dar masing-masing larutan standar diukur kembali dengan spektrootometer pada
panjang gelombang yang sama yakni 550 nm. Setelah itu kurva kalibrasi antar nilai absorbansi dan jumlah
NO2 (μg) dibuat dengan baik. Konsentrasi Jumlah NO2 (μg/m3) dapat diperoleh dengan mencari nilai-nilai
lain sebelumnya seperti nilai koreksi aliran udara, volume sampel udara, dan mencari volume udara. Nilai
koreksi aliran udara dapat diperoleh dengan rumus persamaan: 𝑄𝑐 = 𝑄𝑠 𝑇𝑟 𝑇𝑎 (persamaan 1) Keterangan:
Qc = Koreksi aliran udara (m3/menit) Qs = Kecepatan aliran udara (m3/menit) Tr = suhu ruang (oC) Ta =
suhu alat (oC)

Kemudian setelah diperoleh nilai koreksi aliran udara maka dilanjutkan dengan mencari nilai volume
sampel udara yaitu dengan rumus persamaan: 𝑉 = 𝑄𝑐 × 𝑡 (persamaan 4)
Keterangan: V = volume sampel udara (m3)
Qc = Koreksi aliran udara (m3/menit)
t = lama sampling (menit)

Kemudian setelah diperoleh nilai volume sampel udara maka dilanjutkan dengan mencari nilai volume
udara yaitu dengan rumus persamaan: 𝑉 𝑟 = 𝑉 × 𝑃×298 760×𝑇±273 (persamaan 5) Keterangan: Vr =
volume udara (m3) V = volume sampel udara (m3) P = tekanan udara (mmHg) Tr = suhu ruang (oC)

Kemudian setelah diperoleh nilai volume udara maka dilanjutkan dengan mencari nilai konsentrasi NO2
yaitu dengan rumus persamaan: ( 𝜇𝑔 𝑚3 ) = 𝑏 𝑉𝑟 × 10 (persamaan 6) Keterangan: b = jumlah NO2 pada
sampel yang diperoleh dari kurva kalibrasi (μg) Vr = volume udara (m3)

Tidak hanya nilai konsentrasi NO2 (μg/m3) yang dicari tetapi juga mencari nilai larutan standar NaNO2
(Cb). nilai larutan standar tersebut diperoleh dengan rumus persamaan: 𝐶𝑎𝑉 𝑎 = 𝐶𝑏𝑉𝑏 (persamaan 7)
Keterangan: Ca = Konsentrasi pada larutan a (μg/m3) Va = volume larutan a (m3) Cb = Konsentrasi pada
larutan b (μg/m3) Vb = volume larutan b (m3)

Anda mungkin juga menyukai