OLEH
Setyo Dwi Putranto
NIM 12110018
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Kelas oleh Setyo Dwi Putranto ini telah diperiksa dan disetujui
untuk dilaporkan
Malang, 2016
Dosen Pembimbing Lapangan
ABSTRAK
Setyo Dwi Putranto (12110014), Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII C
Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang, Laporan Penelitian Tindakan
Kelas, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Penggunaan strategi yang tidak tepat dalam pembelajaran membuat siswa tidak
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga
mereka merasa bosan, kurang bergaiarah, melamun, ramai sendiri, dll. Hal inilah
yang mengindikasikan rendahnya motivasi siswa dan nantinya akan mempengaruhi
hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Pemilihan strategi harus
mempertimbangkan kondisi siswa, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, Untuk
mengatasi fenomena itu diperlukan strategi pembelajaran yang mampu membuat
siswa untuk memiliki semangat dan gairah dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu
strategi yang mudah diterapkan adalah Cooperative Learning. Pembelajaran ini
menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Lebih
spesifiknya lagi adalah model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions
(STAD). Strategi Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) merupakan metode belajar kooperatif yang paling sederhana dan telah lama
digunakan secara ekstensif dalam berbagai penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi
Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di Kelas VII C MTsN Plandi Jombang.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan
kelas (PTK). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain:
dokumentasi, tes, observasi, dan angket. Adapun tahapan penelitian ini berupa siklus
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dan dilaksanakan
dalam dua siklus. Tiap siklus terdapat dua kali pertemuan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan strategi Cooperative Learning
tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII C MTsN
Plandi Jombang. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa terjadi perubahan
peningkatan motivasi belajar siswa dari sebanyak 16% setelah dilakukan tindakan.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Laporan
Praktek Kerja Lapangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari
zaman kegelapan ke masa yang terang benerang agama Islam.
Dalam penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima
kasih pada:
1. Yang Terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Mudji Rahardjo, M.Si selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Yang Terhormat, Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Malang.
3. Yang Terhormat, Bapak Dr. H. Abdul Basith, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Lapangan Praktek Kerja Lapangan MAN Jombang.
4. Yang Terhormat, Ibu Dra. Umi Khoiriyah, M. Pd. I selaku Kepala Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Plandi Jombang.
5. Yang Terhormat, Ibu Ida Laila S. Ag, selaku Guru Pamong Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII MTsN Plandi Jombang.
6. Semua dewan guru yang telah membantu kami baik berupa moril maupun
spiritual, yang kami butuhkan
iii
iv
DAFTAR ISI
2.
2.
2.
2.
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 21
A. Setting Penelitian ............................................................................................ 21
1.
2.
3.
B. Rencana Tindakan........................................................................................... 25
1.
2.
3.
4.
Siklus I ........................................................................................................ 28
2.
Siklus II ....................................................................................................... 29
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ............................................................. 32
A. Paparan Data ................................................................................................... 32
1.
2.
B. Pembahasan .................................................................................................... 40
BAB V
PENUTUP................................................................................................................. 42
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................................... 43
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................. 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 45
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia, menaruh
harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini.
Karena dari tunas muda harapan bangsa, generasi penerus dibentuk.1
Berbagai upaya yang telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran antara lain pembaharuan kurikulum, model pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, penilaian dan lain sebagainya. Salah satu unsur yang sering
dikaji dalam hubungannya dengan motivasi siswa adalah model pembelajaran
yang digunakan guru saat mengajar.
Salah satu model pembelajarn yang sering digunakan adalah cooperative
learning. Cooperative learning merupakan strategi yang memfokuskan pada
belajar tim agar siswa saling membantu satu sama lainnya dalam menumbuhkan
kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah dan
mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.2
Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini merupakan
salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagai guru yan baru menggunakan
1
2
Sardiman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 118
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, penerjemah: Narulita Yusron
(Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 5
untuk
mengikuti
kebutuhan belajar juga adanya suatu cita-cita yang ingin dicapai. Sedangkan
faktor yang berasal dari luar atau ekstrinsik seperti adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik serta
diberikan suatu rangsangan agar siswa berkeinginan untuk melakuakn aktivitas
belajar.
Berangkat dari permaslahan tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Strategi
Cooperative Learning Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang?
2. Apakah penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Islam di Kelas VII C Madrasah
Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi
Jombang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Cooperative Learning
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.4
Sebagaimana menurut Wijayanti, pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar yang menempatkan peserta didik belajar dalam kelompok
yang beranggotakan 4-5 peserta didik dengan tingkat kemampuan atau jenis
kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran ini menekankan
kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.5
Senada
dengan
pendapat
Sugiyanto,
pembelajaran
kooperatif
b. Dalam satu kelompok terdiri dari peserta didik dengan kapasitas dan
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemudian mereka saling
membantu dan saling melengkapi.
c. Perbedaan fisik maupun karakter di antara peserta didik justru menjadi
bagian pembelajaran agar masing-masing peserta didik bisa saling
memahami dan bekerjasama.
d. Kerja kelompok lebih ditekankan daripada kerja individu.8
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja.
Namun peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan
khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini
berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas. Peranan hubungan
kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota
kelompok sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar
anggota kelompok selama kegiatan.9
B. Model Pembelajaran Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Gustaf Asyirint, Langkah Cerdas Menjadi Pendidik Sejati Berhasil, (Yogyakarta: Bahtera Buku, 2010),
hlm. 59.
9
Isjoni, Op.Cit, hlm. 64.
1
1
0
1
Indikator
Tingkah laku Guru
Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan tujuan
memotivasi siswa
pembelajaran
dan
mengkomunikasikan kompetensi
dasar yang akan dicapai serta
memotivasi siswa
Langkah 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi
kepada siswa
Langkah 3 Mengorganisasikan siswa Guru
menginformasikan
ke
dalam
kelompok pengelompokkan
kelompok belajar
Siswa
Langkah 4 Membimbimg kelompok Guru
memotivasi
serta
belajar
memfasilitasi kerja siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
Langkah 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi pembelajaran
yang telah dilaksanakan
Langkah 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan
hasil belajar
individual dan kelompok
Tabel 1. Langkah Model Pembelajaran STAD
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang
didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan
individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap
kelompoknya didasarkan atas ketentuan pada tabel berikut.
Skor Kuis
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1
Poin
peningkatan
5
1
1
3
Trianto, Op.Cit, hlm. 55
4
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Bumi AKsara 1993), hlm. 70-71
10
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dari dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi
dapat diinterpretasikan dlam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.1
Dari pengertian di atas maka motivasi yang ada dalam diri manusia
sangatlah berperan penting ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Motivasi
juga tidak dapat diamati secara langsung namun kita dapat membangkitkannya
dengan rangsangan serta dorongan yang menjadikan seseorang lebih termotivasi
dengan apa yang dilakukannya.
Sedangkan menurut R. Ibrahim & Nana Syaodih S. Motivasi atau biasa
disebut dorongan atau kebutuhan merupakan suatu tenaga yang berada pada diri
individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.
Tenaga pendorong atau motif pada seseorang mungkincukup besar sehinga tanpa
motivasi dari luar dia sudah bisa berbuat. Tetapi motivasi dari luar juga sangat
diperlukan karena motivasi yang bersifat internal saja masih kurang cukup untuk
1
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi 5dan Pengukuran, (Jakarta: Bumi Aksara 2000), hlm. 1-2
6
Ibid, hlm. 13
11
7
R. Ibrahim & Nana Syaodih, Perencanaan
Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka CIpta 2003), hlm. 2728
12
Memberi Angka
Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajar anak didik.
Banyak siswa belajar, yang justru mengutamakan nilai yang tinggi.
Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai
pada raport yang baik
b.
Hadiah
Hadiah dapat dijadikan motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang
yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
Sebagai contoh hadiah yang dibrikan untuk gambar yang baik mungkin
tidan akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat
menggambar
c.
Pujian
Pujian adalah motivasi yang positif, setiap orang sengan dipuji, orang yang
dipuji akan merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian dari
orang lain. Oleh karena itu, supaya pujian ini bisa dijadikan motivasi,
maka pemberian harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
d.
1
Memberi Tugas
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru8 Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya 1992). hlm.24-25
13
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman.
Adapun cara yang dapat dilalukan oleh guru untuk membangun dan
9
Hamzah B. Uno, Op.Cit, hlm. 34-37
14
g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu
kensep dan prinsip yang telah dipahami
h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang tealh dipelajari
sebelumnya
i. Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
memperlihatkan
15
Kemenag RI, Peraturan Mentri 0Agama Republik Indonesia, No. 912 tahun 2013 tentang Kurikulum
Madrasah 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta: Kemenag, 2013)
1
Ibid
16
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa
bersejarah
(Islam),
meneladani
tokoh-tokoh
Ibid
17
18
semua
dalam
pandang/teori.
sudut
19
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Profil Madrasah
1) Nama Madrasah
: 1978
3) Alamat
a) Desa
: Pandanwangi
b) Kecamatan
: Diwek
c) Kabupaten
: Jombang
d) Provinsi
: JawaTimur
e) Telpon
: 0321-863289
f) Alamat email
: mtsn_plandi@yahoo.co.id
4) Ijin Pendirian/Operasional
a) Instansi yang mengeluarkan
: SK Menteri Agama
Republik Indonesia
b) Nomor SK
: 16 Tahun 1978
c) Tanggal SK
: 16 Maret 1978
d) NSS
: 121135170004
e) NPSN
: 20504179
5) Waktu Penyelenggaraan
: Pagi
: Negara
21
7) Status Tanah
a) Surat Kepemilikan Tanah
: Milik Sendiri
b) Luas Tanah
: 9.500 M2
2) NIP
3) Pendidikan Terakhir
5) SK Pengangkatan
a) Instansi yang mengeluarkan
: Kementerian Agama
b) Nomor SK
c) Tanggal SK
c. Program Madrasah
1) Visi :
Bertaqwa, Berkepribadian , Berkemampuan Teknologi dan Unggul
Dalam Mutu serta Berwawasan Lingkungan
2) Misi :
a) Melaksanakan program pendidikan yang mengacu pada sistem
nilai, agama dan budaya masyarakat
b) Meningkatkan mutu pembelajaran dengan ICT
c) Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non
akademik
22
warga
madrasah
d) Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam
segala bidang melalui teknologi informasi dan komunikasi serta
bahasa asing yang dikuasainya.
e) Menjadi juara lomba KSM, OSN dan AKSIOMA minimal tingkat
propinsi
23
Pertemuan
Ke1
Tanggal
19 Januari
2016
26 Januari
2016
Materi Pembelajaran
Metode Pengangkatan dan
Kepemimpinan Khalifah
a. Abu Bakar Ash-Shidiq
b. Umar bin Khattab
c. Utsman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib
Evaluasi Siklus 1
Pertemuan
Ke3
Tanggal
10 Februari
2016
17 Februari
2016
Materi Pembelajaran
Prestasi yang diraih khalifah:
a. Abu Bakar Ash-Shidiq
b. Umar bin Khattab
c. Utsman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib
Evaluasi Siklus 2
24
3. Objek Penelitian
Fokus objek penelitian yang sesuai dengan judul diatas adalah para
siswa kelas VII C MTsN Plandi Jombang sejumlah 44 siswa. Terdiri dari 23
siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Kemudian ditambah guru mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Wali kelas VII C dan juga pihak
pengawas segala kegiatan yang ada di lingkungan sekolah dalam proses
belajar mengajar. Sebagai informan tambahan yaitu Waka-Kurikulum MTsN
Plandi Jombang dan para guru lain yang dapat dijadikan informan.
B. Rencana Tindakan
Konsep pokok penelitian tindakan Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hubungan
keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.2
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan
dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas, untuk keperluan ini langkahlangkah yang akan dilakukan harus direncanakan secara rinci sehingga benarbenar dapat dijadikan peganggan dalam melaksanakan tindakan.2
Dalam perencanaan ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan
awal yang perlu disiapkan, yaitu :
a. Melakukan observasi kelas
2
2
3
Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian
Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008), hlm. 41
4
Ibid, hlm. 52
25
26
2. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan yaitu jabaran tindakan yang akan dilakukan
meliputi sekenario kerja, tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang
akan diterapakan.2
Kegiatan
observasi
ini
dilakukan
saat
proses
pembelajaran
lengkaap
secaara
objektif
tentang
perkembangan
proses
2
2
Ibid, hlm. 53
Ibid, hlm. 54
5
6
27
C. Siklus Penelitian
Dalam penelitian ini dibutuhkan 2 siklus untuk mengetahui hasil belajar
yang signifikan menyangkut perkembangan minat dan hasil belajar siswa dalam
mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Penelitian ini dilakukan
selama 4 kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 sampai
dengan pada tanggal 17 Februari 2016.
Adapun perencanaan tindakan kelas yang dibuat untuk dilaksanakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Pertemuan I
19 Januari 2016
Pertemuan II
26 Januari 2016
Kegiatan
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan Informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
kelompok belajar
4. Penugasan kelompok belajar
5. Membimbimg kelompok belajar
Kegiatan
1. Evaluasi tugas kelompok
2. Menyajikan Informasi
28
3. Kuis individu
4. Memberikan penghargaan
5. Evaluasi dan Refleksi
Tabel 8. Penelitian Siklus I
2. Siklus II
Pertemuan I
10
2016
1.
Februari 2.
3.
4.
5.
Pertemuan II
17
2016
1.
Februari 2.
3.
4.
5.
Kegiatan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyajikan Informasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
kelompok belajar
Penugasan kelompok belajar
Membimbimg kelompok belajar
Kegiatan
Evaluasi tugas kelompok
Menyajikan Informasi
Kuis individu
Memberikan penghargaan
Evaluasi dan Refleksi
Tabel 9. Penelitian Siklus II
D. Pembuatan Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan
data,
memeriksa,
mengumpulkan,
mengelola,
menyelidiki
menganalisis
dan
suatu
masalah
menyajikan
atau
data secara
sistematis dan objektif. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi tentang catatn yang menggambarkan aktivitas guru
pada
saat
proses
pembelajaran
berlangsung,
aktivitas
guru
29
dalam
Dokumentasi ini meliputi data-data yang terkait dengan siswa baik berpa
nilai, foto yang menggambarkan aktivitas siswa pada saat proses
pembelajarab berlangsung.
3. Lembar angket
Angket ini berupa pernyataan dengan lima kategori jawaban yakni sangat
setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.2 Pernyataan
disesuaikan dengan indicator motivasi yang digunakan. Angket ini digunakan
untuk mengetahui sikap dan tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi
cooperative learning tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
4. Lembar tes
Tes yang digunkan dalam penelitian ini meliputi lembar kegiatan siswa dan
kuis. Dalam lembar kegiatan siswa, pertanyaan berupa uraian terbatas
sedangkan dalam kuis, pertanyaan berupa pilihan ganda dan jawaban singkat.
Tujuan utama pemberian tugas yakni untuk member peran aktif kepada siswa
agar motivasi belejarnya meningkat.
E. Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi, metode tes, observasi dan angket.
1. Metode dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data, kondisi siswa pada pra
siklus.
2. Metode Tes
Suharsimi Arikunto, Manajemen7 Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 190
30
tes berbentuk
uraian
Tsanawiyah
Negeri
Plandi
Jombang.
Diharapkan
dengan
31
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam
penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dalam satu siklus
terjadi 2 kali pertemuan. Pada penelitian ini menggunakan bantuan dari rekan
sejawat untuk membantu dokumentasi dan lain-lain, akan tetapi dalam
pelaksanaannya peneliti melakukannya sendiri.
1. Siklus Pertama
Dalam siklus pertama ini terdiri dari empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.
a. Perencanaan
Pada siklus pertama, peneliti melakukan tindakan selama 2 kali
pertemuan (4 x 40 menit) selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan untuk memberikan pemahaman seara garis
besar terhadap materi yang akan dibahas sehinga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebelum pelaksanaan siklus pertama peneliti mempersiapkan
beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan
kelas yaitu :
32
sumber-sumber
belajar,
seperti
Buku
Sejarah
33
pertanyaan
yang
sudah
disiapkan
peneliti.
Sebelum
35
hal yang perlu dievaluasi kembali oleh peneliti, begitu juga suasana
persaingan antar kelompok dan kondisi siswa belum sesuai dengan apa
yang telah direncanakan peneliti.
Kemudian dalam hal evaluasi sudah banyak siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Namun hal ini
perlu ada peningkatan lagi agas seluruh siswa mampu memnuhi KKM
secara keseluruhan.
2. Siklus Kedua
Dalam siklus pertama ini terdiri dari empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.
a. Perencanaan
Pada siklus pertama, peneliti melakukan tindakan selama 2 kali
pertemuan (4 x 40 menit) selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan untuk memberikan pemahaman seara garis
besar terhadap materi yang akan dibahas sehinga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebelum pelaksanaan siklus pertama peneliti mempersiapkan
beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan
kelas yaitu :
1) Menyiapkan RPP sesuai dengan materi yang akan dibahas
2) Menyiapkan materi
3) Menyiapkaan
sumber-sumber
belajar,
seperti
Buku
Sejarah
36
Islam dan buku Sejarah Kebudayaan Islam lain yang relevan , dan
internet.
4) Memberikan tugas kelompok sebagai pengamatan dalam proses
pembelajaran
5) Menyiapkan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa
6) Menyiapkan angket motivasi belajar siswa
b. Pelaksanaan
Dalam tindakan siklus pertama ini peneliti membagi menjadi 2
kali pertemuan :
Pertemuan Pertama (10 Februari 2016)
Pada pertemuan pertama ini pelajaran dilaksanakan pada tanggal
10 Februari 2016 pada jam ke 1 sampai ke 2 yaitu pada jam 07.00 sampai
08.20.
Pada pertemuan ini peneliti membagi kelas dalam 8 kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian peneliti membagi materi
terkait Prestasi Khulafaurrasyiddin kepada seluruh siswa. Kemudian
peneliti memberikan arahan kepada siswa untuk berkumpul sesuai
kelompoknya yang sudah dibagi tadi. Pengembangan materi bisa
dilakukan tiap-tiap anggota kelompok untuk membuka atau mencari
informasi dari buku paket maupun LKS.
Setelah tiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah
diberikan, masingmasing siswa mencatat dan merangkum hasil daripada
diskusi dan informasi yang didapat dari setiap sumber belajar. Setelah
37
38
39
d. Refleksi
Hasil observasi dilapangan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
kegiatan pembelajaran berjalan cukup baik namun masih ada beberapa
hal yang perlu dievaluasi kembali oleh peneliti, seperti kreativitas dan
kepercayaan diri peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
Kemudian dalam hal evaluasi sudah banyak siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Namun hal ini
perlu ada peningkatan lagi agas seluruh siswa mampu memnuhi KKM
secara keseluruhan.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII C MTsN Plandi
Jombang adalah menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD. Dalam
penelitian ini tentunya peneliti mengalami hambatan, namun hambatan tersebut
tidak begitu berat, terutama mengenai cara penerapan model pembelajaran STAD
dapat menjadikan siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di mulai tanggal 19 Januari 2016
sampai tanggal 17 Februari 2016. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus
selama empat kali pertemuan. Pertemuan pertama peneliti agak kesulitan ketika
membentuk kelompok-kelompok. Beberapa peserta didik enggan untuk
bergabung dengan kelompok teman yang kurang disukainya. Meskipun begitu
40
peneliti memotivasi peserta didik untuk belajar bersosial yang baik dan saling
bekerja sama bantu-membantu.
Penerapan model pembelejaran STAD ini memberikan pengalaman baru
bagi siswa karena biasanya, metode yang sering digunakan adalah ceramahdan
belajar mandiri. Peserta didik dicoba untuk mengenal lingkungan sekitar dan
mengembangkan sikap avektif. Hingga pertemuan keempat, peserta didik telah
mengalami perubahan yaitu berupa peningkatan motivasi belajar dan peningkatan
hasil belajar siswa terhadap materi SKI.
Dalam penerapan model pembelejaran STAD ini guru bukan hanya
membuat para siswa aktif, melainkan guru membimbing dan memotivasi siswa
untuk selalu aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Kebiasaan siswa yang
ramai bisa dikurangi dengan model pembelajaran seperti ini.
Penerapan model pembelejaran STAD dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran SKI ternyata cukup efektif dan efisien dan dapat juga
di ketahui dari hasil angket sebelum dan sesudah tindakan. Dalam angket
tersebut, rata-rata prosentase peningkatan motivasi siswa mengalami peingkatan
sebesar 16%.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka bisa ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan strategi Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement
Divisions menekankan pada kerjasama kelompok dan kemampuan individu
siswa dalam memahami materi dari diskusi kelompok. Pengakraban peserta
didik terhadap teman di lingkungan sekitar dengan model pembelajaran ini
menuntut peserta didik untuk bisa berkolaborasi dan bersaing dengan
kelompok yang lain dalam satu kelas untuk mendapatkan penghargaan atau
hadiah. Sehingga tidak hanya sekedar memotivasi siswa akan tetapi juga
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penerapan strategi Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement
Divisions bisa dikatakan berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pemebelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Peningkatan
motivasi belajar tersebut bisa diamati berdasarkan hasil angket motivasi
siswa yang menunjukkan kenaikan rata-rata prosentase sebanyak 16%.
Ditambah lagi dengan peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan
hingga setelah tindakan sebesar 9%. Hal ini menunjukkan peningkatan
motivasi semangat yang tinggi dari siswa dalam mengikuti pembelajaran
SKI.
42
B. Saran
Selaku peneliti, penulis mempunyai beberapa saran yang bersifat
konstruktif dan positif untuk kelangsungan laju pendidikan MTsN Plandi
Jombang dalam pembelajaran SKI. Adapun saran-saran tersebut adalah:
a. Dalam menyampaikan materi, sebaiknya menggunakan metode dan pendekatan
yang relevan dengan kondisi siswa di kelas, sehingga siswa tidak merasa
bosan, jenuh dan monoton untuk memperhatikan penjelasan guru.
b. Menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran dengan
secermat, seefektif dan seefisien mungkin.
c. Melengkapi fasilitas belajar siswa dan membuat nyaman kondisi ruang kelas
sehingga siswa krasan, nyaman dan betah untuk mengikuti pembelajaran di
kelas.
43
DAFTAR RUJUKAN
44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN SKI
SIKLUS I
45
Gambar 5. Apresiasi
Gambar 6. Evaluasi
SIKLUS II
46
47