Latar Belakang
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman non pangan yang bijinya
dapat menghasilkan minyak untuk digunakan dalam produksi biodiesel atau langsung
dipakai sebagai bahan bakar bagi mesin diesel yang telah dimodifikasi. Semakin
meningkatnya jumlah pendududk Indonesia dan semakin berkembangnya ekonomi
dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar fosil.
Sehingga posisi negara bergeser dari eksportir menjadi importer. termasuk
mengeksplorasi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil dengan yang
terbarukan. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan sumber energi nabati
seperti yang berasal dari minyak sawit, tebu, jagung, kedelai, sorgum manis, dan
Jatropha curcas L. J. Curcas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sumber bio-energi lain.
Pemahaman tentang keragaman genetik sangat penting bagi keberhasilan
program pemuliaan. Penggunaan metode tradisional menggunakan karakterisasi
morfologi untuk mengetahui keragaman genetik dan hubungan antar varietas
sebagian besar kurang berhasil karena pengaruh kuat dari lingkungan pada sifat benih
sangat diwariskan seperti berat 100 biji, protein biji, dan kandungan minyak pada J.
curcas. Oleh karena itu, berdasarkan informasi genetik yang akan didapatkan
penggunakan penanda molekuler (marka molekuler) sangat penting karena lebih
akurat dan stabil.
2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik koleksi
tanaman jarak pagar untuk meningkatkan produktivitas tanaman melalui teknik
pemuliaan tanaman.
3. Bahan dan Metode
Tanaman yang digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini terdiri dari 52
sampel dari J. curcas dan satu asalnya dari J. integerrima. Sampel ini dikumpulkan
dari daerah Indonesia dari barat, bagian tengah, dan timur yang meliputi daerah
basah, lembab, dan daerah kering. individu tanaman dipilih secara acak untuk
mewakili asalnya, sehingga DNA per asalnya diwakili oleh tanaman tunggal dari
kelompok. Tanaman yang dipilih yang diperbanyak menggunakan stek batang dan
ditanam di ICABIOGRAD rumah kaca. Daun muda dengan luas daun sekitar 9 cm2
kemudian dikumpulkan dari setiap tanaman, kecuali sampel BGR-3 dan Lam-4, yang
tidak responsif terhadap perbanyakan dengan stek. Daun muda dari 51 sampel
dikumpulkan dalam kantong plastik kecil yang didinginkan kemudian disimpan
dalam lemari es. Selanjutnya sampel dibekukan dalam nitrogen cair dan dihaluskan
menggunakan mortar dan pistil. Serbuk daun kemudian digunakan untuk isolasi
DNA.
Metode yang digunakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
Isolasi DNA
DNA diisolasi dari bubuk daun muda dari sampel tanaman masing-masing.
ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan protokol modifikasi. J. curcas
serbuk daun dipindahkan ke dalam tabung yang berisi 2-ml ependorf sampai
sepertiga dari volume tabung (Sekitar 667 ul). 600 l pada suhu 60C di ekstraksi
dengan CTAB buffer (100 mM Tris pH 8, 1,4 M Na Cl, 20 mM EDTA pH 8, 0,2%
(v/v) beta mercaptoethanol, 2% Polyvinylpirrolidone (PVP), 2% CTAB)
ditambahkan ke dalam tabung dan di homogenkan. Kemudian cairan diinkubasi
pada suhu 60C selama 1 jam dan tabung dihomogenkan selama
15 menit.
melalui Numerik Taksonomi dan Sistem multivariat (NTSYS) Program Versi 2.1-pc
(Rohlf, 2000).
4. Hasil
Sebanyak 50 aksesi jarak pagar dan satu aksesi Jatopha integerrima
dianalisis keragaman genetiknya menggunakan 14 primer RAPD dengan kandungan
G+C antara 60-80%. Dari 14 primer tersebut diperoleh 64 pita DNA dengan tingkat
poli-morfisme sebanyak 95,7%.
5. Kesimpulan
Hasil dari penelitian menunjukkan nilai koefisien kekerabatan sebesar 0.75
yang berarti sampel tanaman Jatropha tidak memiliki kekeragaman genetic yang
cukup tinggi.
Referensi :
Dani Satyawan and I Made Tasma. 2011. Genetic Diversity Analysis of Jatropha
Curcas Provenances Using Randomly Amplified Polymorphic DNA Markers.
Jurnal AgroBiogen. 7(1): 47-55
Whenni Kusumaningtyas
135040207111018
135040207111023
135040207111052
Santi Permatasari
135040218114002
135040218114004