Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PEMBIAYAAN DAN

ASURANSI KAPAL
Analisis Kelayakan Investasi KM Meratus Medan 1 Rute
Surabaya Makassar Surabaya milik PT. Meratus Line

Disusun oleh :
Disembryan Aditya Pamungkas (4413100014)
Aliyah (4413100039)

JURUSAN TRANSPORTASI LAUT


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

0 | Page

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan tugas tentang
Analisis Kelayakan Investasi dari salah satu kapal yang dimiliki oleh perusahaan PT. Meratus
Line, yang diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pembiayaan dan Asuransi Kapal.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pratiwi Wuryaningrum, S.T, M.T.,
selaku dosen mata kuliah Pembiayaan dan Asuransi Kapal yang telah memberikan tugas ini,
sehingga kami memperoleh tambahan pengetahuan mengenai kelayakan investasi dari sebuah
kapal. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun isi. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi
pembaca. Kritik dan saran dari pembaca sangat penting bagi kami untuk lebih baik
kedepannya. Demikian atas perhatian pembaca kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 21 Maret 2016

Penulis

1 | Page

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................3
DAFTAR TABEL.............................................................................................4
BAB I............................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................5
1.1

Latar Belakang.................................................................................5

1.2

Rumusan Masalah............................................................................6

1.3

Tujuan..............................................................................................6

BAB II...........................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................7
1.1

PT. Meratus Line...............................................................................7

1.2

Komponen Biaya..............................................................................8

1.2.1

Capital Cost................................................................................8

1.2.2

Operational Cost........................................................................8

1.2.3

Voyage Cost...............................................................................8

1.2.4

Cargo Handling Cost..................................................................8

1.3

Metode yang Digunakan Dalam Analisis Kelayakan.........................9

1.3.1

Payback Method.........................................................................9

1.3.2

Net Present Value (NPV).............................................................9

1.3.3

Interest Rate of Return (IRR)......................................................9

BAB III........................................................................................................10
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KAPAL.....................................................10
3.1

Data Kapal.....................................................................................10

3.2

Perhitungan....................................................................................11

BAB IV........................................................................................................16
KESIMPULAN..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

2 | Page

DAFTAR GAMBAR
gambar
gambar
gambar
gambar

1
2
3
4

pelayanan rute PT. Meratus Line.................................................7


KM Meratus Medan 1.................................................................11
harga kapal berdasarkan Clarkson Shipping Company.............12
harga kapal berdasarkan Maersk Broker...................................12

3 | Page

DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

1
2
3
4
5
6

Data kapal.....................................................................................10
Pendapatan Kontainer 20 feet per tahun......................................13
Pendapatan kontainer 40 feet per tahun.......................................14
Total pendapatan per tahun..........................................................14
Pendapatan setelah kena pajak (Net cash flow)............................15
Cummulative cash (mengetahui BEP)...........................................15

4 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Opini publik mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Kata kepulauan
dapat diartikan yatiu kumpulan pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut. Sebagai negara
kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sektor maritim yang luas yang dikembangkan dengan
baik sehingga dapat membantu negara untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan poltik.
Pengembangan dari sektor maritim antara lain dapat menyumbangkan integrasi ekonomi dari
kepulauan dengan pergerakan komoditas yang diperdagangkan dan tenaga yang bebas
hambatan antara pulau-pulau, kemudian dapat mengintegrasikan sosial dan politik dari
bangsa dengan pergerakan warga negara yang bebas hambatan diantara pulau-pulau untuk
berbagai tujuan.
Terdapat perbedaan fundamental antara kata kepulauan dengan kata archipelago.
Kepulauan adalah kumpulan dari pulau-pulau, sedangkan archipelago adalah sebuah kata
berasal dari bahasa latin archipelagus yang berasal dari kata archi yang berarti utama
dan pelagus yang berarti laut. Dengan demikian archipelago sesunguhnya memiliki arti
laut utama. Oleh sebab itu pula makna asli dari kata archipelago bukan merupakan
kumpulan pulau, tetapi laut yang ditebari sekumpulan pulau.
Sebagai negara maritim, Indonesia tidak hanya memilki satu laut utama, tetapi
paling tidak ada tiga laut utama yang membentuk Indonesia sebagai sea system yaitu laut
Jawa, laut Flores, dan laut Banda. Laut Jawa merupakan kawasan jantung perdagangan laut
kepulauan Indonesia dan telah terintegrasi ke jaringan pelayaran dan perdagangan sebelum
datangnya bangsa Barat.
Angkutan laut memegang peranan penting dalam kelancaran perdagangan karena
memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya angkut banyak, jarak tempuh luas dan
biaya relatif murah. Guna menunjang perdagangan dan lalu-lintas muatan, pelabuhan
diciptakan sebagai titik simpul perpindahan muatan barang dimana kapal-kapal dapat
berlabuh, bersandar, melakukan bongkar muat barang dan penerusan ke daerah lainnya.
Perusahaan pelayaran ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan harus mampu mengikuti perubahan
yang terjadi baik perubahan yang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal)
perusahaan. Apabila suatu perusahaan berpikiran secara global dan terbuka terhadap
perubahan maka hal tersebut tidak menjadi suatu masalah yang berarti, namun sebaliknya
apabila suatu perusahaan berpikiran secara konvensional dan tidak mengharapkan terjadinya
perubahan, maka perusahaan tersebut akan menemukan banyak kesulitan dan hambatan
dalam proses bisnisnya. Dalam menjalankan bisnis, setiap perusahaan tentunya memiliki
strategi masing-masing. Permasalahannya adalah apakah strategi yang termasuk juga salah
5 | Page

satuya adalah berinvestasi, yang dilakukan oleh perusahaan tersebut sudah tepat untuk
digunakan atau belum. Belum tentu strategi yang digunakan sudah sesuai dengan keadaan
yang dihadapi perusahaan, apabila strategi yang diterapkan tidak sesuai maka hal ini dapat
mengakibatkan kegagalan dan kerugian bagi perusahaan. Menurut Suad Husnan dan
Suwarsono (1994), ditinjau dari aspek keuangan suatu investasi dikatakan layak apabila nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari pada
nilai sekarang investasi. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai kelayakan investasi pada
salah satu kapal yang dimiliki oleh PT. Meratus Line.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana analisis kelayakan investasi kapal Meratus Medan 1 milik PT. Meratus

Line?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kelayakan investasi kapal Meratus Medan 1 milik PT. Meratus
Line.

6 | Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 PT. Meratus Line
Meratus Line berdiri pada tahun 1957. Perusahaan ini terus berkembang hingga
Meratus terlibat dalam beberapa sektor pengiriman dan transportasi di Indonesia. Meratus
Line didukung oleh lebih dari 56 kapal dan 40.000 box kontainer.
Meratus merupakan salah satu perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia. Meratus
Line memiliki area operasional serta kapal multi layanan dengan jaringan yang terpadu di
seluruh Indonesia. Perusahaan Meratus Line membuat komitmen untuk kuat pada
keselamatan, kualitas dan fokus pelanggan. Meratus saat ini (2015) telah mengoperasikan 27
layanan kontainer kapal.
Adapun visi dan misi dari PT. Meratus Line yaitu sebagai berikut :

Visi :

Menjadi perusahaan yang terkemuka dan berkelanjutan (Partner of Choice) di Jasa


Pengiriman di Asia Tenggara dan Oceania.

Misi :

Dapat memberikan solusi transportasi dengan biaya, kehandalan, dan proses internal yang
efisien. Memberikan pelayanan jaringan di Indonesia serta dapat menciptakan peluang
sinergis dalam perdagangan level dunia dengan didukung oleh tenaga kerja yang berkualitas
dan termotivasi.

http://meratusline.com/index.php/serviceroute.html

gambar 1 pelayanan rute PT. Meratus Line

7 | Page

1.2 Komponen Biaya


Biaya yang digunakan dalam analisa investasi ini adalah mencakup pengeluaran untuk
pengadaan aset, untuk pelayaran dan keperluan bongkar muat untuk kapal.
1.2.1 Capital Cost
Capital Cost adalah biaya riil atau biaya modal yang harus dikeluarkan oleh
perusahan untuk memperleh dana baik yang berasal dari hutang, saham, maupun
laba yang digunakan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi, yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Adapun yang
temasuk dari capital cost atau biaya modal dalam pengadaan sebuah kapal yaitu
sebagai berikut :
a. Harga kapal
b. Interest atau suku bunga
1.2.2 Operational Cost
Biaya operasional adalah biaya-biaya yang tetap yang dikeluarkan untuk aspekaspek-aspek operasional sehari-hari kapal dengan tujuan untuk membuat kapal
selalu dalam kondisi siap berlayar. Komponen-komponen penyusun biaya
operasional adalah sebagai berikut :
a. Asuransi kapal
b. Repair and Maintenance
c. Perbekalan
d. Gaji crew
e. Pelumas
f. Air Tawar
g. Dokumen dan sertifikat
1.2.3 Voyage Cost
Voyage cost merupakan biaya perajalanan yang merupakan biaya-biaya variabel
yang dikeluarkan kapal untuk kebutuhan selama pelayaran. Yang termasuk dalam
komponen biaya perjalanan yaitu :
a. Biaya kepelabuhanan
b. Biaya bahan bakar
1.2.4 Cargo Handling Cost
Cargo handling cost yaitu biaya yang dikeluarkan oleh kapal untuk keperluan
bongkar muat.

8 | Page

1.3 Metode yang Digunakan Dalam Analisis Kelayakan


Dalam menilai untung tidaknya investasi ada beberapa kriteria yang digunakan.
Adapun kriteria penilaian investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow yang dapat
dirinci sebagai berikut :
1.3.1 Payback Method
Payback method adalah salah satu metode yang tidak memperhitungkan nilai
waktu dari uang yaitu Payback period yang merupakan jangka waktu yang
diperlukan proyek untuk mengumpulkan dana intern guna mengembalikan seluruh
dana yang telah dipergunakan untuk membangun proyek. Apabila payback period
sama atau lebih pendek dari jangka waktu yang diinginkan pemiliknya, proyek
tersebut dianggap cukup menarik. Hal itu disebabkan karena semakin pendek
payback period maka semakin kecil resiko investasi proyek, begitu juga jika
sebaliknya semakin panjang payback period semakin besar resiko investasi
proyek.
1.3.2 Net Present Value (NPV)
Salah satu metode yang memperhatikan nilai waktu dan uang. NPV merupakan
metode yang cukup penting dilakukan dalam pengangaran modal untuk mengukur
kelayakan analisis investasi proyek adalah dengan mengitung nilai net present
value. Net Present Value merupakan selisih antara present value dari invesasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan
datang. Kedudukan metode ini cukup kuat dalam kajian analis kelayakan investasi
proyek, karena metode ini sudah mempertimbangkan nilai waktu atas uang. Untuk
menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan.
1.3.3 Interest Rate of Return (IRR)
Interest rate of return akan menghasilkan jumlah present value yang sama dengan
jumlah investasi proyek. Dengan kata lain metode ini merupakan persentase
keuntungan senyatanya yang akan diperoleh investor dari proyek yang akan
mereka bangun.

9 | Page

BAB III
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
KAPAL
Data-data yang diperoleh dalam penulisan makalah ini yaitu didapatkan dari data
sekunder dan data asumsi yang berdasarkan dari jurnal, internet, laporan dan lain-lain. Dalam
pengolahan data dilakukan perhitungan laba-rugi usaha berdasarkan biaya operasional
(Operational Cost) yang meliputi biaya asuransi kapal, repair and maintenace, biaya
perbekalan, gaji crew, pelumas, air tawar, dokumen dan sertifkat. Biaya perjalanan (Voyage
Cost) yang meliputi biaya bahan bakar, biaya kepelabuhan dll. Kemudian yaitu biaya bongkar
muat (Cargo Handling Cost) yaitu biaya yang dibutuhkan untuk melakukan proses bongkar
muat.
Analisa data dilakukan dengan beberapa metode yang telah ditetapkan yaitu dengan
menggunakan metode Net Present Value (NPV), Interest Rate of Return (IRR), dan payback
method. Analisa data dilakukan dengan bantua sotware Microsoft Excel.
3.1

Data Kapal
Tabel 1 Data kapal

Nama Kapal
Tipe Kapal
Nomor IMO
GT
NT
DWT
Tahun pembuatan
Tempat pembuatan
Bendera
Pelabuhan terdaftar
Pemilik
Klas
Rute
LOA
LPP
B
H
T
Vs
Payload

MV. Meratus Medan 1


Kapal Petikemas
9146651
13853
7519
17476 t
1996
Jepang
Indonesia
Suabaya
PT. Meratus Line
BKI
Surabaya - Makassar
161, 85 m
151, 14 m
25, 6 m
12, 9 m
8, 92 m
13 3 knot
1001 TEUs

10 | P a g e

MarineTraffic.com

gambar 2 KM Meratus Medan 1

3.2

Perhitungan
Dalam proyeksi laba-rugi, digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Premi Asuransi, sebesar 1 % dari harga kapal
2. Repair & Mainenance, sebesar 3% dari harga kapal
3. Supply crew, yaitu kebutuhan setiap masing-masing crew per hari sebesar Rp
50.000,4. Dokumen dan administrasi, kebutuhan biaya untuk segala administrasi dan
dokumen sebesar Rp 4.000.000 per tahun
5. MARR, merupakan laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang
dlakukan oleh seorang investor. Disini diasumsikan sebesar 8% per tahun.
6. Umur kapal, diasumsikan selama 20 tahun.

Biaya biaya yang termasuk dalam capital cost yaitu sebagai berikut :
1. Harga kapal, sebesar Rp 91.721.630.000,- (berdasarkan referensi jurnal Aplikasi
Pendanaan Kapal. Saut Gurning)
Adapun beberapa referensi yang digunakan untuk menentukan harga kapal yaitu
sebagai berikut :

11 | P a g e

Jurnal Agung Firmansyah Analisis Aspek


gambar 3 harga kapal berdasarkan
Clarkson
Pajak,
2008 Shipping Company

Maersk
Broker Container
gambar 4 harga kapal berdasarkan Maersk
Broker
Maket

2.
3.
4.
5.

Interest rate loan,sebesar 8% per tahun


Angsuran pinjaman, sebesar Rp 11.012.078.891,- per tahun
Biaya sendiri, sebesar Rp 1.146.520.375,- per tahun
Depresiasi, sebesar Rp 4.127.473.350,- per tahun

Biaya bahan bakar dan pelumas


Kebutuhan bahan bakar :
a. Main Engine
Kebutuhan untuk main engine yaitu sebanyak 74, 474 ton atau 87616 liter, dengan
asumsi harga HFO Rp 7.000,- per liter. Sehingga total biaya yang dibutuhkan
yaitu sebesar Rp 42.932.059.005,- per tahun.
b. Auxiliary Engine
Kebutuhan untuk mesin cadangkan yaitu sebanyak 14, 895 ton atau 17523 liter,
dengan asumsi harga MDO Rp 7.500,- per liter. Sehingga total biaya yang
dibutuhkan yaitu sebesar Rp 9.199.726.930,- per tahun.
c. Lubricating Oil
Kebutuhan untuk pelumas yaitu sebanyak 1,742 ton atau 2049,508 liter, dengan
asumsi harga sebesar Rp 10.000,- per liter. Sehingga total biaya yang dbutuhkan
yaitu sebesar Rp 1.434.655.272,- per tahun.

Biaya lain-lain
a. Biaya pemeliharaan dan reparasi kapal sebesar Rp 2.751.648.900,- per tahun
b. Biaya penyusutan atau depresiasi sebesar Rp 4.127.473.350,- per tahun
12 | P a g e

Total biaya operasional kapal


Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan total biaya operasional kapal dalam satu
tahun yaitu sebesar Rp 139.579.691.272,-

Pendapatan
Dalam waktu 345 hari, kapal dapat beroperasi seanyak 35 round trip, dan muatan
yang dapat diangkut sebanyak 70.070 TEUs jika beroperasi 100%. Jika diasumsikan
dalam satu armada, memliki load factor sebesar 100%. Dan diasumsikan kontainer 20
feet sebanyak 50% dari dari muatan dan kontainer 40 feet sebanyak 50%. Dengan
asumsi tarif kontainer 20 feet sebesar Rp 4.000.000,- dan kontainer 40 feet sebesar Rp
6.000.000,-. Dengan analisis sensitifitas sebagai berikut :

Tabel 2 Pendapatan Kontainer load factor per tahun (20 feet + 40 feet)
Tabel 3

Net Cash Flow

13 | P a g e

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, didapatkan nilai net
cash flow setiap tahunnya, dari nilai net cash flow tersebut dilakukan analisis kelayakan
investasi dengan load factor 100% :

NPV didapatkan nilai sebesar Rp 572.379.527561,Dengan metode Profitability Index kriterianya yaitu jika PI > 1 maka investasi
tersebut layak, jika PI < 1 maka investasi tersebut tidak layak dilakukan. Nilai yang
didapat sebesar 3,30, dengan demikian investasi layak dilakukan
Dengan metode IRR didapatkan nilai sebesar 28% dengan kriteria yang dimiliki yaitu
nilai IRR > MARR maka investasi tersebut layak
Didapat nilai IRR (28%) > MARR (10%)
PT. MERATUS LINE akan mendapatkan payback pada ke-5 dengan nilai sebesar Rp
52.617.106.575,Pada analisis sensitifitas dengan load factor 50% tidak mempunyai Break Even Poin
(BEP)

16 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
A.M. Djuliati Suroyo, Sejarah Maritim Indonesia 1: Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa
Indonesia Hingga Abad Ke-17 (Semarang: Jeda, 2007), hlm. 8.
V.J.H. Houben, H.M.J. Maier and W. van der Molen, Looking in Odd Mirrors: The Java Sea
(Leiden: Vakgroep Talen en Culturen van Zuidoost-Asi en Oceani Leiden Universiteit,
1992), hlm. viii.
Tarif Pelindo III. 2014. TARIF PELINDO III Cab. Tanjung Perak. Surabaya
Tarif Pelindo IV. 2015. TARIF PELINDO IV Makassar. Makassar
www.ports.com
www.meratusline.com
www.pertamina.com

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai