Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok

Tekhnologi Sedian Farmasi Steril


Sediaan Injeksi Suspensi

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
FARMASI A
Muhammad Ashar
70100112034
Abdurrachman Achmad
70100112029
Dirga Tri Setya M.
70100112035
Wiwin Khaerunnisa
70100112052
Sri Handriyani HR N
70100112016
Nur Fajri
70100112106
Pajjirin Aswad
70100113017
Muh Nurhidayat J
70100113021
Armansyah Abdullah
70100113051
Muh. Abdullabib Fadlullah
70100113093
Sarkiah Mutmainnah Amir
70100113081
Nurwinda Eka Syaputri
70100113071
Wulan Rukmana
70100113063
Wahyu Lyana Ningsih
70100113039
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN (FKIK)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA 2015

I. MASTER FORMULA
Cortisoni Injectio Injeksi Kortison
Diproduksi
Oleh

Tanggal
Formulasi

Tanggal
Dibuat
Produksi
Oleh
26 September Kelompok
TSF Farma 14 Maret 2016
2016
II
Kode Bahan Nama Bahan
Kegunaan
Perdosis
Cortison
COA
Zat Aktif
25mg
Asetat
Polisorbatum Suspending
TWN
4mg
80
Agent
Suspending
NCM
Na-CMC
3mg
Agent
NCL
NaCl
Isotonis agent
9mg
API
Aqua pro inj
Diluent
Ad 1ml

Disetujui Oleh
Karlina Amir Tahir,
S.Si., M.Si., Apt
Perbets
250g
40mg
30mg
90mg
Ad 10ml

Komposisi : Tiap ml mengandung:


Cortison acetas 25 mg
Polysorbatum 80 4 mg
Carboxymethylcellulosum Natrium 3 mg
Natrii chloridum 9 mg
Aqua pro injectione hingga 1 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, terlindung dari cahaya
Dosis : Im, sehari 2 ml sampai 16 ml, dalam dosis bagi
Catatan :
1) Digunakan kortison asetat serbuk sangat halus
2) pH 5,0 sampai dengan 7.2
3) Dibuat dengan teknik aseptik
4) Pada etiket harus juga tertera: tidak untuk intravenous
II. PERHITUNGAN
a. Perhitungan bahan
- Perdosis

Dibuat 1 ml untuk 1 ampul


Cortison acetas 25 mg
Polysorbatum 80 4 mg
Carboxymethylcellulosum Natrium 3 mg
Natrii chloridum 9 mg
Aqua pro injectione hingga 1 ml
- Perbatch
Jumlah produk 10 ampul @ 1 ml

= 10

Volume kelebihan 10 ampul @ 0,15 ml

= 1,5

Pencucian

= 4 ml/14,75
= 15 ml

Jadi, Cortison Asetat = 25 mg x 10 ml

= 250 mg

Nacl

= 90mg x 10 ml

= 900 mg

Air pro injeksi

ad 10 ml

E kortison asetat = = = 0,076


E polisorbat 80 = 0,02
E Na CMC = 0,03
E NaCl = 1
E benzyl alcohol = 0,17
Karena kortison tidak larut, maka ia tidak diperhitungkan dalam perhitungan
isotonis.
V = W x E x 111,1
= (0,004g x 0,02 x 111,1)+(0,003g x 0,03 x 111,1)+(0,009g x 1 x 111,1)+ (0,009g
x 0,17 x 111,1)
= 1,1888 ml (Hipertonis)

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Alat Sterilisasi Suhu dan Waktu Literatur
1. Beker glass 50ml dan 100ml Autoklaf 1210 C, 30 menit FI IV
2. Erlenmeyer 50ml dan 100ml Autoklaf 1210 C, 30 menit FI IV
3. Gelas ukur 10ml dan 25ml Autoklaf 1210 C, 30 menit FI IV
4. Kaca arloji Oven 1500 C, 30 menit FI IV
5. Batang Pengaduk Oven 1500 C, 30 menit FI IV
6. Spatula Oven 1500 C, 30 menit FI IV
7. Ampul Autoklaf 1210 C, 30 menit FI IV
8. Pipet Direndam alcohol Suhu kamar, 30 menit Watt 1/45
karet pipet Direbus dengan air mendidih 30 menit Watt 1/45
9. Spuit Direndam alcohol Suhu kamar, 30 menit Watt 1/45
10. Kertas saring Autoklaf 1210 C, 30 menit FI IV
11. Corong pisah Oven 1500 C, 30 menit FI IV
12. Pinset Oven 1500 C, 30 menit FI IV
13. Krustang Oven 1500 C, 30 menit FI IV
14., Spatula Direndam alkohol Suhu kamar, 30 menit Watt 1/45
15. Mortir Dibakar dengan etanol95% - B. BAHAN
Kortison asetat
Polisorbat 80
Na CMC
NaCl
VI. PROSEDUR KERJA
1) Sterilisasi alat dengan cara yang telah diuraikan di atas.
2) Na-CMC dikembangkan dalam 2 bagian air hangat sampai menjadi mucilago.
3) Lalu eksipien lainnya disuspensikan ke dalam mucilago.

4) Sterilisasi eksipen yang telah disuspensikan ke mucilago dan tween 80 ke


dalam autoklaf (121oC selama 15 menit).
5) Timbang zat aktif, sterilisasi, gerus dalam mortar yang steril kemudian
dicampurkan dengan pembawa yang telah disterilkan (dalam keadaan dingin)
sedikit demi sedikit sambil digerus.
6) Suspensi tersebut dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang
pengaduk dan volume akhir dicapai dengan penambahan aqua pro injeksi.
7) Setelah diaduk homogen, suspensi dituang ke dalam ampul steril yang telah
dikalibrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Harjasaputra, Purwanto, dkk. 2002. Data Obat di Indonesia. Jakarta : Grafidian
Medipress
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia. Volume 32. Jakarta : PT.
Anem Kosong Anem.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nelly Suryani dan Farida Sulistiawati. 2009. Formulasi Sediaan Steril. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.
Panitia Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :
Depatemen Kesehatan RI
Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight
edition. London : The Pharmaseutical Press.
Tjay, Tan Hoan,dkk. 2003. Obat-Obat Penting. Jakarta : Gramedia
Waide, Ainley, and Waller, Paul J. 1994. Handbook of Pharmaseutical Excipients.
Second edition. Washington : American Pharmaseutical Association

Diproduksi Oleh :

PT. Dhyfa Farma


Makassar
- resep
Indonesia
Harus dengan
STERIL
STERIL

Anda mungkin juga menyukai