Anda di halaman 1dari 8

KAMPUH LAS

Kampuh las merupakan bagian dari logam induk yang akan diisi oleh logam las,
kampuh las awalnya adalah berupa kubungan las yang kemudian diisi dengan logam las.
Sambungan las dengan menggunakan alur kampuh dikategorikan kedalam sambungan
las tumpul. Sambungan las tumpul adalah jenis sambungan paling efisien. Sambungan
ini dibagi menjadi dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi
sebagian.
Pada dasarnya dalam memilih bentuk kampuh harus menuju kepada penurunan
masukan panas dan penurunan logam las sampai kepada harga terendah dan tidak
menurunkan mutu sambungan. Untuk kampuh-kampuh las pada saat pembakarannya
dapat mengisi pada seluruh tebalnya pelat. Sebelum pengelasan dilaksanakan kampuh
las harus melalui proses pengerjaan awal. Karat, minyak, cat harus dihilangkan. Untuk
memperoleh pembakaran yang baik, pada kampuh V dipakai elektroda dengan diameter
yang kecil atau disesuaikan dengan besar sudut kampuh dan tebal pelat yang akan dilas.

Gambar 1. Kampuh I

Gambar 2. Kampuh V

Gambar 3. Kampuh K

Gambar 4. Kampuh U
POSISI LAS

1. Posisi Tegak (vertikal)


Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke
bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan
70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
2. Posisi Datar (Horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan
benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas
elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat 10 derajat terhadap garis vertical dan 70
derajat 80 derajat kearah benda kerja.
3. Posisi Diatas Kepala (Overhead)
Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat85 derajat terhadap benda kerja.
4. Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah
bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat
juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam
pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan
pipa diputar.
5. Posisi Horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi
tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi sudut
electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90 Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali
diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las.
Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las. Untuk
pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat
membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti
ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
6. Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada
plate dan elektrode vertikal.
7. Posisi Horizontal Pipa (5G)

Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :


- Pengelasan naik
Pengelasan dengan teknik ini dilakukan pada pipa dengan cara horizontal dan
mengelilingi pipa 5G. Anda dapat memakai gerakan elektroda pada posisi las akar (root
pass) dengan bentuk segitiga teratur dan dengan jarak busur sekitar setengah dari
diameter elektroda. Pengelasan naik dapat dilakukan pada pipa yang memiliki dinding
tebal dan membutuhkan panas yang tinggi. Jenis pengelasan ini tidak dapat dilakukan
dengan cepat karena panas masukan tiap satuan luas akan lebih lama dengan posisi naik
daripada turun.
- Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi.
Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih
ekonomis.

Gambar 1. Posisi Las


KLASIFIKASI ELEKTRODA
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang
artInya sebagai berikut :
- E : menyatakan elaktroda busur listrik
- XX (dua angka) : sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2
- X (angka ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.

angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi


datar di bawah tangan
- X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan lihat table.
- Contoh : E 6013 Artinya:
- Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42
kg/mm2
- Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
- Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau
DC + atau DC
1. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada
jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
a. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk
pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan
terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat
sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian
Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan
menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
b. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis
E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E
6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage
mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk
pangelasan pelat tipis.
c. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah
dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan
mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada
pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
d. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung
serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan
lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi
dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
e. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %),
sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk
pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan
bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan

Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.


2. Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi tuang adalah sebagai berikut :
Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigirigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai
pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit
las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian
elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang
dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat
ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.
Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon
kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil
yang baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
Elektroda Untuk Aluminium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel
keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43
untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian
arus dinyatakan dalam tabel berikut
9. Elektroda untuk palapis Keras
Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan
terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis
keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
Elektroda tehan kikisan.
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbukserbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm 6,5 mm dipakai peda pesawat
las AC atau DC kutub terbalik.Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras
permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan pukulan.
Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai
untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt,
Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang
dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.

DESAIN SAMBUNGAN LAS


Sambungan las merupakan penerima logam pengisi yang didepositkan.
Sambungan las dipilih berdasarkan
Lokasi
Persiapan yang diperlukan
Peralatan pengelasan yang digunakan, dan
Aplikasi sambungan las.
Sambungan Las dasar terdiri dari
Butt (tumpul)
Lap (tumpang)
T shape
Edge (sisi)
Corner (sudut)
1. Sambungan Tumpul (butt joint)
Dibentuk bila dua anggota sambungan yang berada kurang lebih dalam bidang yang
sama didekatkan antara ujung satu dengan yang lainnya. Dapat digunakan dengan atau
tanpa persiapan terhadap anggota sambungan yang memiliki ketebalan yang sama
ataupun berbeda. Umumnya digunakan pada subassemblies, selama fabrikasi dan proses
perbaikan.

Gambar 2. Sambungan Tumpul


2. Sambungan Sudut
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan disposisikan
membentuk sudut kurang lebih 90o dengan sambungan las pada bagian luar anggota
sambungan. Umumnya digunakan pada konstruksi bejana tekan dan tangki. Logam
pengisi dapat dibutuhkan dan dapat pula tidak tergantung pada desain dan fungsi
sambungan.

Gambar 3. Sambungan Sudut

3. Sambungan T (T-joint)
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan
kurang lebih 90o satu sama lain dalam bentuk T. Jika dimungkinkan, dilas pada kedua
sisinya untuk mendapatkan kekuatan maksimum. Umumnya digunakan dalam fabrikasi
struktur penopang dimana beban ditransfer ke bidang yang berbeda pada kurang lebih
90o.

Gambar 4. Sambungan - T
4. Sambungan Tumpang (lap joint)
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan
saling menumpuk satu sama lain. Lebih kuat dibandingkan dengan sambungan tumpul,
tetapi mengakibatkan terjadinya penambahan berat. Umumnya dilas pada kedua sisinya.
Umumnya digunakan selama proses perbaikan dan untuk menambah panjang material
standar ke panjang yang diperlukan.

Gambar 5. Sambungan Tumpang


5. Sambungan sisi (edge joint)
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila sisi dua anggota sambungan akan
disambung. Sisi yang dilas sejajar satu sama lain. Sering dipakai dalam menyambung
struktur penopang dan struktur baja yang pendek.

Gambar 6. Sambungan Sisi

Anda mungkin juga menyukai