Anda di halaman 1dari 2

Kenaf merupakan salah satu tanaman semusim penghasil serat selain tanaman sejenis

lainnya seperti rami, rosella, dan yute. Serat yang dihasilkan merupakan serat alam
yang ramah lingkungan. Serat kenaf biasa digunakan untuk industri karung goni, interior
mobil, fiber drain, soil safer, geo textile, pulp dan kertas.
Sejak tahun 1978, kenaf dikenal masyarakat Indonesia melalui program Iskara
(Intensifikasi serat karung rakyat). Pada saat itu PTPN XVII ditunjuk oleh pemerintah
sebagai pengelola dengan wilayah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan
Selatan. Dan pada tahun 1986 merupakan puncak penanaman yaitu seluas 26.000 Ha
dengan produktivitas rata-rata 0,9 1,2 ton/ha serat kering.
Provinsi Riau pada tahun 2014 mengembangkan kenaf sebagai tanaman sela untuk
pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit. Pemilihan kenaf sebagai tanaman
sela tersebut dikarenakan prospek dan nilai ekonomis yang tinggi, kontur tanah di
Provinsi Riau yang cocok untuk pengembangan kenaf serta adanya perusahaan yang
telah bersedia menerima hasil panen petani.
Tanaman kenaf merupakan tanaman herba semusim dengan tipe pertumbuhan
berbentuk semak tegak. Termasuk dalam tanaman hari pendek dan akan cepat
berbunga bila panjang penyinaran matahari kurang dari 12 jam. Pada keadaan normal,
pertumbuhan optimal kenaf berkisar pada umur 60 90 hari dan bisa mencapai tinggi 4
m untuk tanaman yang tumbuh subur, namun tergantung dari varietas, kesuburan
tanah, serta teknik budidayanya. Warna batang dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori
yaitu hijau, merah dan merah atau hijau tidak teratur. Warna dan kehalusan batang
merupakan penciri utama suatu aksesi/varietas. Daun terletak berselang-seling
(alternate) dan mempunyai bentuk dan warna yang bervariasi tergantung
subspesiesnya.
Sejak tahun 1995 2007 Balittas telah menghasilkan sebanyak 11 varietas unggul
kenaf, diantaranya KR 11 untuk lahan bonorowo; KR 14 dan KR 15 untuk lahan
podsolik merah kuning (PMK); dan KR 9 dan KR 12 untuk lahan kering. Varietas
varietas tersebut dapat ditanam pada semua musim karena kurang terpengaruh oleh
panjang penyinaran sinar matahari.
Perbanyakan kenaf umumnya secara generatif menggunakan biji. Biji kenaf biasanya
berbentuk ginjal berdiameter sekitar 0,3 0,5 cm berwarna kelabu agak kecoklatan.
Benih kenaf termasuk ke dalam benih ortodoks karena relatif toleran/tahan terhadap
pengeringan sampai kadar air 5 6 % dan dapat disimpan pada suhu yang rendah.
Benih kenaf dihasilkan dari kebun benih dengan persyaratan lahan harus subur, dekat
sumber air, drainase baik, bebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Tidak
seperti tanaman lain, waktu tanam dan cara budidaya kenaf untuk produksi serat dan

benih berbeda, sehingga memerlukan perlakuan dan penanganan yang berbeda mulai
dari pemilihan/persiapan lahan sampai dengan panen dan pascapanen.
Tanaman Kenaf mulai berbunga 12 minggu setelah tanam. Periode pembungaan dan
pembuahan berlangsung tidak serempak. Untuk panen benih yang baik dan efisien
maka dilakukan apabila sekitar 75 % dari populasi tanaman kenaf buahnya sudah
kering. Tiap tanaman dapat menghasilkan 15 100 kapsul tergantung pada varietas,
kondisi iklim tanah dan cara bercocok tanam. Tiap kapsul berisi 15 25 biji.
Benih kenaf yang telah dipanen dan digunakan sebagai bahan tanam harus melalui
proses pengolahan yang meliputi penjemuran (batangan/pocokan), perontokan benih,
pembersihan benih, sortasi, pengeringan, dan pengemasan.
Kebutuhan serat kenaf akan semakin meningkat terutama karena sifat seratnya yang
ramah lingkungan dan sangat adaptit di berbagai lingkungan tumbuh seperti lahan
tadah hujan, lahan banjir dan lahan gambut, sehingga pengembangan kenaf masih
menguntungkan. Produktivitas kenaf yang tinggi harus didukung dengan penggunaan
varieta sunggul yang telah dilepas dan penggunaan benih yang bermutu.

Oleh: Masruru Kholida, SP (PBT Ahli Pertama)

Anda mungkin juga menyukai