Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas mandiri pada mata kuliah


fiqh islam

Disusun Oleh:
Irsan Hoeruman
207400382

JURUSAN MANEJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2008

KATA PENGANTAR
Bismillahir Rohmannir Rohim
Puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT karena berkat taufik dan
hidayah-nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga slalu
tercurahkan pada nabi Muhamad Saw keluarga-Nya, para sahabat-Nya, tabi in dan
mudah-mudahan sampai kepada kita sebagai umatnya.
Saya sadari bahwa makalah yang bisa saya sampaikan, masih jauh dari
kesempurna, namun besar harapan saya mudah-mudahan makalah ini ada manfaatnya
khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca semua. Amin

MACAM-MACAM ZAKAT
a. Macam2 zakat ada 5 sebagai berikut;
1)

zakat harta(mal)

2)

zakat emas dan perak

3)

zakat tijarah (zakat peniagaan)

4)

zakat nabat (zakat tumbuh-tumbuhan)

5)

zakat hewan ternak

b. Pengelolaan zakat (BAZ)


Pemerintah menurut pandangan islam, bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyatnnya, ia selaku hhalifah Allah menaangguna amanat dari Allah, dan selaku
kkhalaifillah menaggung amant dari seluruh rakyat.
Berdasarkan pengertian ayat 103 surat 9 at-Taubah, hadits-hadits Nabi, baik yang
berupa sabda maupun yang berupa perbuatan dan kebijaksanaan para al-khulafaurRasydindapat disimpulkan bahwa badan

pengelolaan zakat adalah penguasa atau

pemerintah sebagai lembaga yang berwenang mengurusi urusan zakat.

Buku-buku sejarah islam menginfomasikan bahwa Rasulullah SAW telah


mengutus Umar Bin Khatab Ra pergi, memungut zakat. Demikian juga Muaz Bin Jabal
diutusnya ke Yaman.Diantara pegawai-pegawai zakat yang diangkat Rasulullah SAW
adalah Ibnu Lutabiyah, Abu Masud, Abu Jahm, Uqbah Bin Amir, Dahhaq Ibnu Qais dan
Ubadah Bin As-Samit.
Rasulullah SAW mangangkat pegawai-pegawai zakat (Amilin)mengutus mereke
untuk

mengumpulkan

zakat

dan

membagikannya

kepada

mereka

yang

berhak.Selanjutnya, khaliffah Abu Bakar Ra, khalifah Umar Ra, dan khalifah Usman Ra
pun berbuat damikian.
Menurut Asy-Syaukarni, zakat harus diserahkan kepada pemerintah, melalui
aparatur Negara yang di sebut oleh Allah dengan al Amilinal alaiha.Al-Quranul karim
memprhatikan al-amilin dan di masukan dalam mustahiqquz zakat(orang-orang yang
berhak menerima zakat), pada urutan yang ketiga setelah urutan fuqoro(orang-orang
fakir)dan masakin(orang-orang miskin)dua kelompok yang utama dan paling utama,
kemudian kelompok al-Amilin, dalam menerima hak pendayagunaan Zakat. Salh
demikian menunjukan bahwa zakat itu bukanlah satu tugas kewajiban yang diserahkan
pada perseorangan, akan tetapi ia merupakan tugas kenegaraan. pemerintah harus
mengelola zakat, baik sebagai pemungut, penyimpan, peata buku, maupun sebagai
Distribusi(Distributor)
Diantara dalil yang menunjukan bahwa pemungutan zakat adalah hak
Negara,adalah hadits Muaz;
Artinnya: Apabila mereka patuh kepadamu untuk (berikrar dua syahadat)maka
beritaukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat kepada mereka pada harta
benda mereka, diambil dari orang kaya diantara mereka, lalu dikembalikan kepada yang
fakir diantara mereka
Berrdasarkan hadits tersebut, al-Hafiz Ibnu Hajar menyatakan bahwa kepala
Negara(imam)adalah orang yang melaksanakan pengutan dan pendayagunaan zakat, baik
dengan langsung maupun melalui wakilnya. Barang siapa yang membangkang tidak mau
mengeluarkan zakat, maka diambil dengan secara paksa.
Sahl bin Abi Salih mendapat fatwadari beberapa sahabat yaitu Saad bin Abi Waqqa,
Ibnu Umar, Abu Huraerah, Abu said al-Khudari, agar harta sahl yang sudah satu nisab

itu, zakatnya diserahkan pada sultan(kepala Negara)dan tidak ada yang menentang
pendapat itu seorang pun.
Malahan Asy-Syirazi berpendapat bahwa pemerintah wajib mengadakan suatu badan
yang dinamakanAmalahyang bertugas untuk urusan zakat. Alasan yang diutarakan;
a)Nabi SAW dan Khalifah sesudah deliau berbuat demikian.
b)Diantara manusia itu ada yang memiliki harta benda mengerti adanya kewajiban zakat
pada harta bendanya.
c)Diantara mereka ada yang mengerti, tapi kikir. Dengan demikian Asy-Syirazi
menyimpulkan bahwa kepada (imam)wajib mengurusi zakat dengan mengangkat badan
yang menegaskan untuk memungut zakat.
Jadi, pada prinsipnya pengumpulan zakat iti menjadi kewjiban pemerintah.wajib
zakat boleh melakukan sendiri, dalam arti melakukan pemungutan dan pembagian
zakatnya sendiri kepada mereka yang berhak menerimanya. Apabila situasi dan kondisi
masyarakat menuntut demikian, dan dengan ketentuan; pemerintah mempunyai
keyakinan bahwa mereka dapat melaksanakan hal yang penting itu dengan jujur apabila
tidak, maka wajib zakat tidak boleh melakukan distribusi.
Mengenai sistim zakat Al-Maududi, merupakan salah satu kewajiban utama bagi
pemerintah. Pemerintah memikul tanggung jawab untuk memerlihara semua orang
miskin dan orang tak berdaya. Dasar hukum yang ia pergunakan:
1. Dalam surat Al-Haj ayat 41
2. Dalam surat At-Taubah ayat 103
3. Dalam surat Adzariat ayat 19
4. Dalam hadist Abu Khurairah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori, Muslim, dan
Ibnu Majjah jika seseorang meninggal dalam keadaan berhutang dan tidak ia
tinggalkan kekayaan untuk membatarnya, maka

tanggung jawabnya ada

padaku, tetapi kalau ia tinggalkan harta maka tanggung jawab beralih pada
pewarisnya.
5. Dalam hadits Nabi Saw.pemerintah adalah (wali)pelindung setiap orang yang
tak memiliki wali.

6. Sabda Rasulullah Saw.seseorang yang meninggal sedang dalam keadaan


berhutang atau dengan meninggalkan tanggungan yang berada dalam bahaya
jatuh miskin.mereka harus dating menjumpaiku,karena akulah wali mereka.
7. Sabda Rasulullah jika seseorang meninggalkan harta kekayaan tu jatuh
ketangan ahli warisnya, tetapi jika seseorang meninggalkan sejumlah hutang
beban tanggung jawab mereka jatuh pada kita yaitu, (Negara).
8. Sabda Rasulullah jika seseorang tidak meninggalkan ahli waris, akulah yang
memjadi ahli warisnya,baik untuk melunasi hutang-hutangnya maupun warisan
kekayaannya.
Kesimpulan dari ulama-ulama tafsir dan ulama fiqih dari semua mazhab, bahwa
usaha pengumpulan zakat itu masuk dalam tugas penguasa, yaitu pemerintah. Pemerintah
tidak boleh membiarkan para pemilik harta benda bejalan sendiri menyelesaikan urusan
pemberian zakat, karena zakat itu adalah untuk melindungi nasib orang-orang fakirmiskin serta untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Anda mungkin juga menyukai