Anda di halaman 1dari 28

BAB I

LANDASAN TEORI
A PENGERTIAN
Bayi baru lahir atau neonatus
Adalah hasil konsepsi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke dalam kehidupan ekstra uteri
sampai berusia 1 bulan ( 4 minggu)
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )
Neonatus
Adalah bayi yang baru mengalami kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ektra uterin .
( Nelson, 1999 : 535 )
Bayi baru lahir normal
Adalah konsepsi yang baru keluar dari rahim ibu melalui jalan kelahiran normal
atau dengan bantuan alat tertentu sampai berusia 1 tahun.
( Persis Mary hamilton, 1995 : 217 )
Bayi baru lahir normal
Adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 40 minggu dengan
berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
( Pusdiknakes, 1992 : 79 )

B. PERUBAHAN FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR


Sebagai akibat perubahan lingkungan dari kehidupan intra uterin ke lingkungan
ekstra uterin bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan
tehnik yaitu :
1. Perubahan metabolisme karbohidrat
dalam waktu 2 jam setelah lahir, akan terjadi penurunan kadar gula darah,
untuk menambah energi pada jam pertama setelah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak. Bila karena suatu hasil misalnya bayi
mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi
kebutuhan pada neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita
hypoglikemi, misalnya : BBLR, bayi pada ibu yang menderita DM.
2. Perubahan suhu tubuh
ketika bayi lahir, bayi berada di lingkungan yang lebih rendah dari suhu di
dalam rahim ibu, apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 0C, maka
bayi akan kehilangan panas melalui konveksi , radiasi, dan evaporasi
sebanyak + 200 kal/ kg BB/ menit. Sedangkan produksi panas yang
dihasilkan oleh tubuh bayi hanya 1/10 nya, keadaan ini menyebabkan
penurunan suhu tubuh sebanyak 2 0C dalam 15 menit akibat suhu rendah,
metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 meningkat.
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus, jaringan mendapat O2 dari pertukaran gas melalui
placenta setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan untuk Gerak Pernafasan Pertama ialah :
a. Tekanan mekanis dari thorak sewaktu melalui jalan lahir.
b. Penurunan Pa CO2 merangsang khemo reseptor yang terletak di sinus
karotis.

c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan


gerakan pernafasan.
4. Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat
dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya resistensi dan
pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat.
Hal ini menyebabkan darah dan arteri pulmunalis mengalir ke paru-paru
dan ductus arteriosus botalii menutup. Dengan menciutnya dari placenta
melalui vena cava inferior dan foramen ovalle ke atrium kiri terhenti,
sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar
badan ibu.
5. Perubahan-perubahan lain
Perubahan lainnya yang terjadi pada neonatus selain perubahan-perubahan
di atas yaitu melalui fungsinya alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat-alat
lainnya.
( Pusdiknakes, 1992 : 71-72 )

C. PENGKAJIAN DATA
1. Data Subyektif
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang :
a. faktor genetik
faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Disamping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom, seperti : sindrom down, sindrom turner, dll.
( Soetjiningsih, 1995 : 2 )
b. faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menetukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiki-psiko-sosial
yang mempengaruhi individu setiap hari dari konsepsi sampai akir hayatnya.
faktor lingkungan pranatal
a. Gizi ibu waktu hamil
Gisi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi dengan berat badan lahir
rendah atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping
itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia
bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan
sebagainya.
( Soetjiningsih, 1995 : 2 )
b

Mekanik
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi yang baru lahir. Demikian pula dengan posisi janin pada
uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis
kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
( Soetjiningsih, 1995 : 3 )

c. Toksin / zat kimia


Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat
teratogen, misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion,
obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan
bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum
alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati,
cacat bawaan, atau retardasi mental.
( Soetjiningsih, 1995 : 3 )
d.

Endokrin
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak
mendapat pengobatan pada trisemester I kehamilan, umur ibu kurang dari
18 tahun / lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU
(phenylketonuria), dan lain-lain.
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )

e.

Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, microsefali, atau cacat
bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki, dapat
mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )

f. Infeksi
Infeksi intrauterin yang serng menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex). Sedangkan
infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah
varicella, coxsakie, malaria, echovirus, lues, HIV, polio,campak,
listeriosis,leptospira, mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis.
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )
g. Stres
Stres yang dialami ibu waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )

h. Imunitas
Rhesus atau ABO inkontabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops
fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )

2.Data Obyektif
Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Merupakan kunci untuk mengevaluasi status fisik dan tes vital yaitu suhu, nadi,
pernafasan dan tekanan darah tiap anak.
( Pusdiknakes, 1992 : 7 )
1. Suhu badan
Pengukuran suhu badan dapat melalui rektal untuk bayi baru lahir.
( Pusdiknakes, 1992 : 7 )
Suhu tubuh berkisar antara 36-37 0 C, dengan hasil pengukuran per aksila lebih
rendah dari pada per rectal. Hal ini disebabkan karena pada neonatus pusat
pengaturan panasnya belum berfungsi secara sempurna.
2. Nadi
Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis, yang dinilai adalah waktu
satu menit, irama, teratur/tidak, dan kuat/tidak.
( Pusdiknakes, 1992 : 9 )
3. Pernafasan
Dihitung sama dengan pada orang dewasa, dihitung dalam waktu satu menit.
( Pusdiknakes, 1992 : 9 )
Pernafasan pada menit pertama cepat + 180 x / menit, disertai pernafasan cuping
hidung, retraksi supra internal dan intercostal kemudian menurun setelah tenang
+ 40 x / menit
( Noegroho, 1993 : 69 )
4. Tekanan darah
Diukur pada usia 3 bulan ke atas pada anak, pengukurannya sama dengan
orang dewasa.
( Pusdiknakes, 1992 : 9 )

b. Antropometri
Pengkajian titik anak merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak
meliputi BB, TB, LIKA, LILA.
( Pusdiknakes, 1992 : 7 )
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran
antropometri.
( Soetjiningsih, 1995 :37 )
1. Berat badan (BB)
Berat badan merupakan ukuran antropometir yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
( Soetjiningsih, 1995 : 38 )
Sebelum anak ditimbang skala timbangan harus pada angka nol (0)
( Pusdiknakes, 1992 : 7 )
Berat badan lahir mormal antara 2500 4000 gram
( Noegroho, 1993 : 69 )
2. Panjang badan (PB)
Panjang badan adalah ukuran antropometri yang kedua. Keistimewaannya
adalah ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai
tinggi maksimal dicapai.
( Seotjiningsih, 1995 : 38 )
Panjang badan waktu lahir rata-rata 50 cm
( Soetjiningsih, 1995 : 4 )
Panjang badan : 48 52 cm
( Noegroho, 1993 : 69 )

3. lingkar kepala (LIKA)


Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menafsirkan
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil.
Sehingga pada lingkar kepala yang lebih kecil dari normal (microcefali). Maka
menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala,
sehingga lingkar kepala akan lebih besar dari normal.
( Soetjiningsih, 1995 : 39)
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini
lebih besar dari lingkar dada.
( Soetjiningsih, 1995 : 23 )
Lingkar kepala bayi baru lahir di Indonesia rata- rata 33 cm
( Pusdiknakes, 1992 :7 )
Lingkar kepala bayi : 33 35 cm
( Noegroho, 1993 : 69 )
Ukuran-ukuran kepala :
Diameter biparitalis

cm

Diameter bitemporalis

cm

Circumferentia suboccipito bregmatica

32

cm

Circumferentia fronto occipitalis

34

cm

Circumferentia mento occipitalis

35

cm

Diameter suboccipito bregmatica

9,5

cm

Diameter suboccipito frontalis

11

cm

Diameter fronto occipitalis

12

cm

Diameter mento occipitalis

13,5

cm

Diameter submento bregmatica

9,5

cm

( obstetri fisiologi unpad, 1983 : 134-135 )

Cara penilaian Apgar score 0 menit, 1 menit, 5 menit, 10 menit


Tampilan
Apperance

0
Pucat

1
Extermitas

2
Seluruh tubuh

kebiruan, badan

kemerahan

merah
Pulse

tidak ada

< 100 x / menit

> 100 x / menit

Grimance

tidak ada

menyeringai

bersin / batuk

Activity

tidak ada

extermitas sedikit

gerakan aktif

fleksi
Respiratory

tidak ada

lemah / tidak teratur menangis kuat

4. Lingkar lengan atas ( LLA )


Lingkar lengan atas, mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan
berat badan.LLA pada saat lahir 11 cm.
( Soetjiningsih, 1995 : 41 )

c. Keadaan dan kelengkapan anggota badan

10

1. Kulit
Warna, struktur suhu, kelembaban dan tugor, elastis, distribusi serta
kebersihannya.
( Pusdiknakes, 1992 : 12 )
Kulit neonatus yang cukup bulan, biasanya kulitnya halus, lembut dan dapat
mengelupas. Biasanya di lapisi lemak yang berwarna putih kekuninggan,
terutama di daerah lipatan dan bahu yang di sebut vernik caseosa
2. Mata
Adakah infeksi, bagaimana struktur, ukuran, simetris / tidak cornea dan retina.
( Pusdiknakes, 1992 :12 )
3. Ekstermitas
Simetris / tidak, lengkap / tidak terutama jari jari.
( Pusdiknakes, 1992 : 13 )
4 Genetalia.
Pada anak laki laki glan penis, bentuknya, testis turun / belum, scrotum
simetris / tidak. Pada anak perempuan vulva, vagina, kelenjar, uretra, tanda
tanda infeksi, perdarahan.
( Pusdiknakes, 1992 : 13 )
Pada perempuan labiya mayora sudah menutup labia minora/belum, pada laki
laki testis sudah turun/belum.
( Noegroho, 1993 : 63 )
5. Anus
Keadaan lubang anus ada / tidak.
( Pusdiknakes, 1992 : 13 )
6. Tali pusat
Terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis, dan keadaan tali pusat harus
dalam keadaan kering, tidak ada perdarahan dan tidak ada kemerahan.
d. Reflek reflek pada bayi

11

Gerakan reflek sebagian besar menunjukkan pada tahap perkembangan susunan


somato motorik sehingga banyak informasi yang diperoleh dari hasil bangkitan
gerakan gerakan.
1. Reflek moro
Cara :

reflek timbul oleh rangsangan mendadak

posisi berbaring disanggah oleh telapak tangan pemeriksa

secara tiba tiba kepala bayi dijatuhkan

Atau dengan cara :


-

merubah posisi badan anak

menepuk tempat tidur bayi secara mendadak

Hasil normal :
# keempat extermitas berabduksi dan berextensi
# jari jari tangan mengembang
# diikuti oleh fleksi dan adduksi extermitas
2. Palmar Grasp ( Reflek memegang )
Cara :

bayi dalam posisi subinasi

kepala menghadap ke depan dan tangan setengah fleksi

dengan jari telunjuk pemeriksa menyentuh pada sisi luar


menuju telapak tangan, dengan cepat telapak tangan bayi
ditekan

Hasil normal :
# di dapat fleksi dari seluruh jari memegang jari pemeriksa
3. Plantar Grasp
Cara :

bayi dalam posisi supinasi

dengan menekan pangkal ibu jari dimulai dari plantar

Hasil normal :
# apabila ada fleksi plantar dari seluruh jari kaki
4. Snout reflek

12

Cara :

perkusi pada daerah bibir atas

Hasil normal :
# kontraksi otot otot di sekitar bibir dan bawah hidung ( menyungir )
5. Stepping movement
Cara :

bayi dipegang pada daerah thorax dengan kedua telapak tangan


pemeriksa

pemeriksa mendaratkan bayi dalam posisi berdiri di atas meja.

Hasil normal :
# salah satu kaki yang menyentuh landasan akan berjingkat.
# menapakkan kakinya dan kaki lainnya akan mengikuti.
# kemudian, kaki yang sudah menyentuh landasan berextensi seakan akan
melakukan gerakan berjalan.
6. Plancing response
Cara :

seperti pada reflek berjalan

bagian dorsal dari kaki disentuhkan pada bagian pinggir meja.

Hasil normal :
# bila kaki bayi diletakkan pada meja pemeriksa
7. Parachute response
Cara :

bayi dipegang pada daerah thorax dengan kedua telapak tangan


pemeriksa

Kemudian diterjunkan ke daerah pemeriksa

Hasil normal :
# apabila kedua lengan bayi diluruskan
# jari jari kedua tangan dikembalikan ( seperti hendak mendarat )

BAB II

13

TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. DATA SUBYEKTIF
a. Biodata

b.

Nama Bayi

By Ny R

Umur Bayi

45 menit

Tanggal / Jam lahir

2 Pebruari 2005 jam 06.20 wib

Jenis kelamin

laki-laki

Anak ke

Nama Ibu

Ny R

Umur

27 th

Agama

Islam

Suku bangsa

Indonesia

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Penghasilan

Alamat

Jl Srijaya no: 2A Rejomulyo Madiun

Nama Ayah

Tn J

Umur

30 th

Agama

Islam

Suku bangsa

Indonesia

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

PT KA

Penghasilan

Rp 1.250.000,-

Alamat

Jl Srijaya no : 2A Rejomulyo Madiun

Keluhan utama
Bayi baru lahir spontan belakang kepala AS 7-8

14

c.

Riwayat pranatal
1.Gisi ibu pada waktu hamil
Ibu mengatakan sehari makan 3 x, porsi sedang, tetapi lebih
banyak

dari

sebelum hamil. Komposisinya : nasi, sayur,

lauk pauk ( tahu, tempe, telur. Ikan dan daging), dan kadangkadang buah. Setiap hari ibu minum susu 1 gelas pada malam hari.
2.Mekanik
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah memijitkan perutnya
dan juga jatuh yang dapat menyebabkan gangguan pada bayi dalam
kandungan.
3. Toksin / zat kimia
Selama hamil ibu tidak pernah minum obat selain yang diberikan
oleh bidan, ibu tidak pernah merokok dan minum-minuman keras
(alkohol).
4. Endokrin
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kencing manis, juga
keturunan kencing manis. Ibu tidak pernah merokok dan mimumminumam keras.
5. Radiasi
Ibu mengatakan selama hamil tidak parnah ro foto.
6. Infeksi
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit
yang dapat menyebabkan gangguan pada janin (campak, herpes
simplex, hepatitis, dan lain sebagainya )
7. Stres
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami masalah
keluarga

yang

sangat

serius,

yang

dapat

mengganggu

pikirannya.Suami dan keluarga selalu memberi dukungan terhadap


kehamilannya dan membantu memenuhi kebutuhannya walaupun
anak yang ke 2.
8. Imunitas

15

Ibu mengatakan tidak pernah keguguran dan tidak pernah


mempunyai anak lahir mati.
2. DATA OBYEKTIF
pemeriksaan umum
a.Tanda tanda vital
1.

Suhu

36 0 C

2.

Nadi

120 x / menit, kuat teratur

3.

Pernafasan

36 x / menit, kuat teratur

b. Antropometri
1.

Berat badan

3500 gram

2.

Panjang badan

50 cm

3.

Lingkar kepala

34 cm

4.

Lingkar lengan atas

11 cm

Ukuran-ukuran kepala
1.

Diameter biparitalis

9 cm

2.

Diameter bitemporalis

8 cm

3.

Circumferentia suboocipito bregmatica

32 cm

4.

Circumferentia fronto occipitalis

34 cm

5.

Circumferentia mento occipitalis

35 cm

6.

Diameter suboccipito bregmatica

9,5 cm

7.

Diameter suboccipito frontalis

11 cm

8.

Diameter fronto occipito

12 cm

8.

Diameter mento occipito

13,5 cm

10.

Diameter submento bregmatica

9.5 cm

Apgar score
Tampilan
Appearance

1 menit pertama
Badan merah extermitas 1
biru

16

5 menit pertama
Seluruh badan merah

Pulse

> 100 x / menit

> 100 x / menit

Grimance

menyeringai

menyeringai

Actifity

extermitas sedikit fleksi

extermitas fleksi

Respiration

menangis kuat

menangis kuat

c. Hasil pemeriksaan anggota badan


1. Kulit
halus, lembut, merah muda
2. Mata
bersih, tidak ada pus, sclera putih, simetris, pupil reflek cahaya baik, miosis,
reflek berkedip mata baik.
3. Extermitas
bahu lengan dan tangan pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada
syndaktili atau polidaktili, tidak ada fraktur.
Tungkai dan kaki simetris, tidak ada pervagus, pervarus, dan pergerakan aktif
4. Genetalia
srotum simetris, testis sudah turun
5. Anus
ada lubang anus, keluar meconium
6. Tali pusat
putih keabuan, licin mengkilat, selay warton belum menutup, terikat benang
tali pusat dan di kompres alkohol 70 %

d. Hasil reflek pada bayi


1. reflek moro
bayi ketika diangkat lengan serta tangannya terbuka, lalu kembali dengan
tarikan cepat

17

2. refek roating
bayi bereaksi dengan memutar kepala ke arah rangsangan
3. reflek suching
ketika mulut dirangsang bayi menghisap, tetapi masih lemah
4. reflek grasping
bayi menggenggam jari yang diletakkan di telapak tangan
5. reflek swallow
bayi dapat menelan dengan baik
6. babinski reflek
saat telapak kaki dirangsang, ibu jari terangkat dan 4 jari lainnya ke bawah
7. blink reflek
saat hidng di sentuh / ditarik, bayi bersin
8. tonic neck reflek
bayi ditengkurapkan secara spontan, memiringkan kepala ke satu arah

B. ANALISA DATA
1. DIAGNOSA

18

bayi baru lahir tanggal 2 Pebruari 2005 jam 06.20 wib, lahir spontan, belakang
kepala, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, berat badan 3500 gram, panjang badan
50 cm.
DATA DASAR :
DS

Ibu mengatakan melahirkan anaknya pada tanggal 2 Pebruari 2005


jam 06.20 wib

DO

:
a) Umur 45 menit
b) Berat badan 3500 gram
c) Panjang badan 50 cm
d) Lahir spontan belakang kepala

2. MASALAH
potensial terjadi hypotermi sehubungan dengan perubahan lingkungan intra
uterin ke extra uterin
DATA DASAR
DS

DO

a) Suhu 36 0 C
b) Extermitas pucat dan dingin
c) Bayi belum menetek banyak
d) Bayi menangis
e) Popok basah

3 MASALAH
potensial terjadi perdarahan tali pusat sehubungan dengan belum menciutnya
seley warton.

19

DATA DASAR
DS

: -

DO

:
a) Tali pusat basah
b) Tali pusat berwarna putih keabuan
c) Seley warton belum menutup
d) Terikat oleh benang pengikat tali pusat

4. MASALAH
potensial terjadinya aspirasi sehubungan dengan adanya sisa lendir dan cairan
ketuban pada jalan nafas
DATA DASAR
DS

: -

DO

:
a) AS 7-8
b) Pada penghisapan lendir didapatkan lendir bercampur air
ketuban
c) Pada hidung dan mulut masih terdapat lendir

2 DIAGNOSA KEBIDANAN
bayi baru lahir tanggal 2 Pebruari jam : 06.20 wib, lahir spontan, belakang
kepala, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, berat badan 3500 gram, panjang badan
50 cm, dengan masalah potensial terjadi hypotermi sehubungan dengan
perubahan lingkungan intran uteri ke extra uterin, potensial terjadinya
perdarahan tali pusat sehubungan dengan belum menciutnya selay warton,
potensial terjadinya aspirasi sehubungan dengan adanya sisa lendir dan cairan
ketuban pada jalan nafas.
Prognosa : baik bila mendapatkan penanganan yang tepat.
3

PERENCANAAN

1. DIAGNOSA

20

bayi baru lahir tanggal 2 Pebruari 2005 jam 06.20 wib, lahir spontan belakang
kepala, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, berat badan 3500 gram, panjang badan
50 cm
TUJUAN DAN KRETERIA
a) Dapat melewati masa transisi dengan normal dan tidak terjadi
komplikasi
b) AS tidak turun
INTERVENSI
a) Keringkan tubuh bayi dan kepala dari cairan ketuban dan darah
R/ cairan dipermukaan tubuh bayi akan diuapkan oleh panas tubuh
sehingga bisa terjadi hipotermi
b) Bebaskan jalan nafas dan letakkan bayi dengan kepala lebih rendah
R/ udara bisa masuk dengan lancar ke dalam paru-paru
c) Bersihkan jalan nafas dari lendir dan darah
R/ jalan nafas yang tersumbat akan menghalanggi masuknya udara ke
paru-paru
d) Beri rangsangan taktil
R/ membantu meningkatkan frekwensi pernafasan
e) Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya
R/ agar terjadi kontak dini dan membantu hubungan psikologis antara
ibu dan anak

2. MASALAH

21

potesial terjadinya hipotermi sehubungan dengan perubahan lingkungan intra


uterin ke extra uterin
TUJUAN DAN KRETERIA
a. Tidak terjadi hipotermi
b. Suhu 36-37 0 C
c. Akral hangat
d. Extermitas tidak pucat
INTERVENSI
a. Keringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dan darah
R/ cairan dipermukaan tubuh akan diuapkan oleh panas tubuh
sehingga terjadi hipotermi
b. Selimuti bayi dengan kain yang bersih
R/ selimut akan menghangatkan tubuh bayi
c. Segera ganti kain yang basah karena kencing bayi
R/ kain basah bisa menurunkan suhu tubuh
d. Jangan menimbang bayi dalam keadaan telanjang
R/

menimbang dalam keadaan telanjang, bisa menurunkan suhu

secara konduksi
e. Letakkan bayi di dalam inkubator
R/ mencegah hilangnya suhu tubuh secara konveksi
f. Jangan memandikan bayi sebelum suhu tubuh stabil, minimal 6 jam
R/ mencegah hilangnya panas secara evaporasi
g. Berikan bayi untuk diteteki
R/ melatih reflek isap bayi dan mencegah hilangnya panas
h. Jelaskan pada ibu dan keluarga pentingnya merawat bayi dalam
keadaan terbungkus
R/ menjaga suhu tubuh tetap stabil
i. Observasi suhu tubuh bayi
R/ antisipasi sebelum terjadi hipotermi
3. MASALAH

22

potensial terjadinya perdarahan tali pusat sehubungan dengan selay warton


belum menutup
TUJUAN DAN KRETERIA
a.Tidak tejadi perdarahan tali pusat
b. Tali pusat cepat kering
c.Selay warton cepat menghilang
INTERVENSI
a.Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
R/ menghilangkan kuman yang dapat menyebabkan infeksi
b. Merawat tali pusat 2 x sehari, pagi dan sore hari dengan alkohol
70%
R/ mencegah masuknya microorganisme
c.Jaga kebersihan tali pusat agar tetap dalam keadaan kering
R/ tali pusat kotor dan basah merupakan tempat berkembang biakan
kuman
4. MASALAH
potensial terjadinya aspirasi sehubungan dengan adanya sisa lendir dan cairan
ketuban pada jalan nafas.
TUJUAN DAN KRETERIA
a.Tidak terjadi aspirasi
b.

Jalan nafas bersih dari lendir dan cairan ketuban

c.Bayi dapat bernafas dengan lancar


INTERVENSI
a.Letakkan bayi kepala lebih rendah dari tubuh
R/ supaya O2 dapat keluar masuk
b. Pertahankan posisi miring saat bayi ditidurkan
R/ mengalirkan sisa lendir dan cairan ketuban masuk paru-paru
c. Pantau pernafasan dada dengan stetoskop
R/ untuk mengetahui tingkat perkembangan pernafasan

23

4. PELAKSANAAN
1 DIAGNOSA
bayi baru lahir tanggal 2 Pebruari 2005 jam 06.30 wib, lahir spontan, belakang
kepala, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, berat badan 3500 gram, panjang badan
50 cm.
IMPLEMENTASI
1) Mengeringkan tubuh bayi dari kepala ke seluruh tubuh dari
cairan ketuban dan darah
2) Membebaskan jalan nafas dan meletakkan bayi pada posisi
kepala lebih rendah
3) Membersihkan jalan nafas dari lendir dan darah
4) Memberi rangsangan taktil
5) Menganjurkan pada ibu untuk meneteki bayinya
2. MASALAH
potensial terjadinya hipotermi sehubungan dengan perubahan lingkungan intra
uterin ke extra uterin
IMPLEMENTASI
1) Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dan darah
2) Menyelimuti bayi dengan kain yang bersih
3) Mengganti segera kain yang basah
4) Tidak menimbang bayi dalam keadaan telanjang
5) Meletakkan bayi di inkubator
6) Tidak memandikan bayi sebelum suhu stabil, minimal 6 jam
7) Memberikan bayi pada ibunya untuk diteteki
8) Menjelaskan pada ibu dan keluarga pentingnya merawat bayi
dalam keadaan terbungkus
9) Mengobservasi suhu bayi

24

3. MASALAH
petensial terjadinya perdarahan tali pusat sehubungan dengan belum
menciutnya selay warton
IMPLEMENTASI
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
2) Merawat tali pusat 2 x sehari, pagi dan sore hari dengan
memakai alkohol 70%
3) Menjaga kebersihan tali pusat agar tetap dalam keadaan kering
4) Mengobservasi terjadinya perdarahan tali pusat
4. MASALAH
potensial terjadinya aspirasi sehubungan dengan adanya sisa lendir dan cairan
ketuban pada jalan nafas
IMPLEMENTASI
1) Meletakkan bayi pada posisi kepala lebih rendah dari badan
2) Mempertahankan posisi miring saat ditidurkan
3) Memantau pernafasan dada dengan menggunakan stetoskop
5 EVALUASI
Tanggal 2 Pebruari 2005 jam 16.30 wib
1. DIAGNOSA
bayi baru lahir, tanggal 2 Pebruari 2005 jam 06.20 wib, lahir spontan,
belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, berat badan 3500 gram,
panjang badan 50 cm

25

EVALUASI
S

Ibu mengatakan bayi sudah dapat menetek

O :
Bayi menangis kuat
Gerakan aktif
Bayi bisa menetek kuat
Seluruh badan kemerahan
Suhu 37 0 C
Nadi 120 x / menit
Pernafasan 36 x / menit
A :

bayi dapat melewati masa trasisi dengan aman

P :

melanjutkan observasi keadaan umum bayi

Tanggal 2 Pebruari jam 16.30 wib


2. MASALAH
potensial terjadinya hipotermi sehubungan dengan perubahan lingkungan intra
uterin ke extra uterin
EVALUASI
S

: ibu mengatakan bayi tidak rewel

O :
suhu 37 0 C
badan dan extermitas hangat dan kemerahan
bayi di dekap ibunya
bayi terbungkus pakaian dan kain hangat
bayi tidak cyanosis
A : tidak terjadi hipotermi
P : lanjutkan observasi dan intervensi
bungkus bayi dengan selimut hangat
ganti segera pakaian yang basah

26

Tanggal 2 Pebruari jam 16.30 wib


3. MASALAH
potensial terjadinya perdarahan tali pusat sehubungan belum menciutnya selay
warton
EVALUASI
S

: -

O :
tali pusat terbungkus kasa steril yang diberi alkohol 70 %
tidak ada pus
tidak ada tanda-tanda infeksi
tidak ada perdarahan
A : tidak terjadi perdarahan tali pusat
P :
ibu bisa merawat tali pusat di rumah
tali pusat bersih dan kering
tali pusat cepat lepas
tidak terjadi infeksi
tidak terjadi perdarahan
Tanggal 2 Pebruari jam 16.30 wib
4 MASALAH
potensial terjadinya aspirasi sehubungan dengan adanya sisa lendir dan cairan
ketuban pada jalan nafas
EVALUASI
S

: ibu mengatakan bayinya tidak grok-grok

:
hidung dan mulut sudah bersih dari sisa lendir dan cairan ketuban
pernafasan 36 x / menit
bayi menangis kuat

27

A :
P

28

Anda mungkin juga menyukai