Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS ARTIKEL 1

1.

Identitas Artikel
Lin, H.S., Hong, Z.R., & Huan, T.C. (2012). The Role of Emotional Factors in Building Public
Scientific Literacy and Engagement with Science. International Journal of Science Education, Vol. 34,
No. 1, 1 January 2012, pp. 25-42

2.

Judul Artikel
The Role of Emotional Factors in Building Public Scientific Literacy and Engagement with Science.
(Peran faktor emosi dalam membangun literasi sains masyarakat dan keterlibatan dengan sains)

3.

Pendahuluan
a. Peran faktor emosi dalam pembelajaran
1) Faktor emosi dalam pembelajaran sains telah teridentifikasi lebih dari 10 tahun terakhir, namun
guru & pendidik cenderung melupakan atau mengabaikan fakta bahwa faktor emosi bersifat
abadi sedangkan pengetahuan sains memiliki kualitas yang fana. (Osborn, Simon, & Collins;
2003)
2) Faktor emosi berbeda dengan sikap sains. Faktor emosi dalam hal ini meliputi merasakan
kegembiraan atau kenyamanan (enjoyment), minat (Intertest), dan motivasi (motivation) untuk
belajar tentang fenomena alam dan fisik yang nantinya akan menjadi salah satu potensi hasil
belajar yang berbeda untuk lingkungan informal maupun kegiatan sains di luar sekolah. (Bell,
Lewenstein, Shouse, & Feder; 2009)
3) Faktor emosi dari minat dan kenyamanan dapat memainkan peran khusus dalam menstimulasi
dan mendukung motivasi belajar sains dan identitas sebagai peserta didik yang terlibat dalam
lingkungan informal dan kelas sains di sekolah. (Bell, et al.; 2009)
4) Hidi & Renninger (2006) berpendapat tentang pentingnya minat dan menyimpulkan bahwa
pengembangan minat peserta didik dapat diperdalam dengan memicu minat secara situasional,
menjaga situasi minat, memunculkan minat individu, dan mengembangkan minat individu.
Minat individu telah ditemukan untuk memberikan pengaruh yang besar pada tingkat
pembelajaran (Renninger & Hidi; 2002), motivasi akademik (Alexander & Murphy; 1998), dan
ketekunan serta usaha (Renninger & Hidi; 2002).
5) Kenyamanan dalam pembelajaran sains menekankan pada motivasi diri dan kebahagiaan dari
pembelajaran dan merefleksikan emosi dalam konteks dan proses pembelajaran. Laukenmann,
et al. (2003) mengatakan bahwa kenyamanan mempelajari sains memainkan peran penting
dalam menentukan hasil belajar dan bertugas sebagai kekuatan utama untuk belajar mandiri.
b. Pentingnya literasi sains dan keterlibatan dengan sains
1) Pentingnya literasi sains didukung oleh penelitian, di mana tingkat Pemahaman Masyarakat
terhadap Sains (Public Understanding of Science/ PUS) terpenuhi. Melihat sejarah penelitian
PUS, penekanan telah bergeser dari sekedar melek sains kepada interaksi antara ilmu dan
masyarakat (Bauer, Allum, & Miller, 2007). Dengan tren ini dalam pikiran, Bauer et al. (2007)
merekomendasikan perluasan agenda penelitian PUS untuk memasukkan kontekstualisasi hasil
survei dalam hal masalah pengetahuan-sikap, indikator budaya, serta menggunakan studi
longitudinal.
2) Program for International Student Assessment (PISA) 2006-melakukan penilaian dalam skala
besar untuk mengukur literasi sains, literasi matematika, dan literasi membaca pada siswa
berumur 15 tahun yang dikembangkan oleh OECD (2006).
3) Penelitian ini berfokus pada investigasi dua faktor dari skala sikap di atas (yaitu minat dan
kenyamanan dalam pembelajaran IPA), merujuk sebagai faktor emosi, dan analisis tentang
bagaimana faktor-faktor ini berhubungan dengan literasi sains.
4) Sebelum tahun 2000, kebanyakan studi PUS menekankan pada penilaian pengetahuan
masyarakat tentang konten ilmu pengetahuan.
c. Keadaan terkini dari keterlibatan masyarakat dengan sains di Taiwan
3

1) Hasil penelitian Huang, et al (2009) di Taiwan terhadap 2.024 orang dewasa menemukan bahwa
banyak orang dewasa yang menyatakan minat untuk mempelajari lebih lanjut tentang penemuan
penelitian medis daripada mereka yang tertarik pada penemuan ilmiah. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak topik yang berkaitan dengan kehidupan pribadi atau kesehatan mereka,
maka ketertarikan mereka semakin besar.
2) Hasil penemuan Chin dan Tuan (2003) terhadap 605 responden di Taiwan, menemukan hal yang
hampir sama dengan penelitian Huang, et al. Pada penelitian ini, responden dikelompokkan
berdasarkan tingkat pendidikan, dan ditemukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi memiliki minat yang lebih tinggi terhadap sains.
4.

Rumusan Masalah
a. Apakah dan bagaimanakah peran faktor emosi dalam meningkatkan literasi sains dan keterlibatan
publik dengan sains.
b. Pertanyaan Penelitian:
1) Apakah siswa dengan perbedaan tingkat minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains
berpengaruh secara signifikan dalam penilaian literasi sains?
2) Apakah minat, kenyamanan, dan keterlibatan siswa terhadap sains dapat memprediksi
ketertarikan siswa terhadap sains di masa depan?
3) Apakah minat dan keterlibatan sains siswa usia 15 tahun berbeda dengan orang dewasa?

5.

Metode Penelitian
a. Partisipan
1) Siswa usia 15 tahun
Partisipan siswa usia 15 tahun dalam penelitian ini terdiri dari 4.621 siswa laki-laki dan
4.194 siswa perempuan, total 8.815 partisipan dari 9.066 siswa yang dipilih dari 236
sekolah di Taiwan.
Penentuan partisipan menggunakan strategi Two-stage stratified sampling.
2) Orang Dewasa
Partisipan orang dewasa dalam penelitian ini berjumlah 2.027 orang, yang terdiri dari 1.011
laki-laki dan 1.013 perempuan.
Penentuan partisipan menggunakan strategi Two-stage stratified sampling.
Orang dewasa yang terpilih menjadi sampel penelitian diwawancarai dengan menggunakan
item kuesioner dengan format pilihan ganda dan meminta tanggapan dari sampel orang
dewasa.
b. Penilaian Faktor Emosi dan Keterlibatan Pembelajaran
1) Siswa Usia 15 tahun
Penilaian faktor emosi (minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains) menggunakan
kuesioner siswa. Item penilaian faktor emosi (minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam
sains) diukur menggunakan skala Likert empat skala, di mana skala yang tertinggi
menunjukkan tingkat tertinggi dari minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains.
Terdapat delapan item untuk menanyakan minat sains, lima item menanyakan kenyamanan
dalam belajar sains, dan lima item menanyakan keterlibatan dalam sains.
2) Orang Dewasa
Untuk menilai minat dan keterlibatan sains orang dewasa, item penilaian didesain dengan
format multiple-choice. Empat tingkatan minat yang digunakan adalah: 1 = sangat tidak
tertarik; 2 = tidak tertarik; 3 = tertarik; 4 = sangat tertarik.
Terdapat empat item yang menanyakan minat responden, tiga item menyelidiki keterlibatan
dalam menonton saluran TV sains, dan tiga lainnya menginvestigasi keterlibatan dalam
membaca artikel ilmiah.
c. Penilaian Literasi Sains
Menggunakan tes literasi sains, yang terdiri dari 108 item bentuk soal (multiple choice, benarsalah, dan penjelasan yang bersifat open ended) yang terdiri dari 86 soal pengembangan (dibuat
oleh peneliti) dan 22 soal dari PISA 2003. Tes literasi sains ini memuat tiga kategori literasi sains,
yaitu mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan mengambil kesimpulan
4

berdasarkan bukti ilmiah.


d. Skema penskoran dan analisis data
1) Pengkodean dari jawaban open-ended didasarkan pada prosedur standar dan persyaratan dari
PISA 2006.
2) Rata-rata dan standar deviasi dari skor literasi sains untuk siswa dengan berbagai tingkat minat,
kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains dianalisis dan dibandingkan melalui metode statistik
analisis varians (ANOVA).
3) Metode perbandingan Post-hoc Scheffe (Agresti & Finlay, 1997) digunakan untuk memeriksa
perbedaan antara kelompok.
4) Analisis korelasional dan regresi berganda digunakan untuk menyelidiki berapa banyak varian
siswa yang berminat pada pembelajaran sains untuk masa depannya yang dapat dijelaskan
dengan minat mereka saat ini dalam pembelajaran sains.
5) Persentase digunakan untuk membandingkan keterlibatan siswa dan orang dewasa dalam
belajar sains dengan menonton program TV sains dan membaca artikel ilmiah dari majalah dan
surat kabar.
6.

Hasil Penelitian
a. Siswa mengalami kesulitan terutama dalam merespon item mengidentifikasi isu-isu ilmiah,
terutama ketika mereka diminta untuk menjelaskan secara spesifik tentang perlakuan dan variabel
dependen dari penyelidikan kontekstual.
b. Siswa dengan perbedaan tingkat minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains berpengaruh
secara signifikan dalam penilaian literasi sains. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata dan standar
deviasi dari skor literasi sains. Skor literasi sains untuk tingkat minat tinggi, sedang, dan rendah
masing-masing adalah 67,81; 60,51; dan 52,19. Skor literasi sains untuk tingkat kenyamanan
tinggi, sedang, dan rendah masing-masing adalah 69,00; 60,95; dan 52,13. Sedangkan skor untuk
tingkat keterlibatan tinggi, sedang, dan rendah masing-masing adalah 65,29; 61,08; dan 52,63.
c. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa kelompok dengan faktor emosi yang tinggi secara
signifikan melebihi kelompok dengan faktor emosi yang sedang dan rendah (p < 0,001) terhadap
kinerja literasi sains. Selain itu, kelompok dengan faktor emosi yang sedang secara signifikan
melebihi kelompok dengan faktor emosi yang rendah (p < 0,001) terhadap kinerja literasi sains.
d. Koefisien korelasi antara minat siswa saat ini, kenyamanan, dan keterlibatan dengan minat masa
depan terhadap sains masing-masing adalah 0,587; 0,526; dan 0,429. Sebanyak 38,2% dari varian
siswa berminat pada sains untuk masa depan mereka yang dijelaskan oleh tiga faktor emosi
tersebut.
e. Minat, kenyamanan, dan keterlibatan siswa terhadap sains adalah prediktor kuat untuk mengetahui
ketertarikan siswa terhadap sains di masa depan. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata untuk
tingkat minat tinggi, sedang, dan rendah masing-masing adalah 82,79; 70,93; dan 55,49. Skor ratarata untuk tingkat kenyamanan tinggi, sedang, dan rendah masing-masing adalah 82,13; 71,74; dan
57,62. Sedangkan skor rata-rata untuk tingkat keterlibatan tinggi, sedang, dan rendah masingmasing adalah 80,27; 71,07; dan 58,59.
f. Persentase perbandingan minat sains siswa usia 15 tahun dan dewasa menunjukkan bahwa 68,4%
siswa tertarik pada human biology dan 48,1% tertarik pada kimia. Sedangkan 69,4% orang dewasa
lebih tertarik pada penemuan medis, dan 59,8% tertarik pada penemuan ilmiah.
g. Persentase perbandingan keterlibatan siswa usia 15 tahun dan dewasa terhadap sains menunjukkan
bahwa orang dewasa belajar sains lebih sering dengan menonton program TV sains dengan
persentase 41,4% dibandingkan dengan siswa usia 15 tahun yang hanya 4,0%. Hal ini dapat
dikaitkan dengan batasan waktu siswa dan tekanan belajar untuk tugas sekolah mereka. Untuk
kegiatan membaca artikel sains, baik orang dewasa maupun siswa usia 15 tahun memiliki
persentase yang rendah, yaitu hanya 4,7% siswa usia 15 tahun dan 7,5% orang dewasa yang
membaca artikel ilmiah sepanjang tahun.
h. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor emosi (minat, kenyamanan, dan keterlibatan dalam sains)
memainkan peran penting dalam pendidikan sains di sekolah formal dan berpotensi untuk
pendidikan sains informal bagi masyarakat.
5

7.

Komentar
a. Hasil penelitian telah menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
b. Saat menentukan sampel orang dewasa, wawancara yang dilakukan menggunakan item pilihan
ganda. Hal ini dirasa kurang dapat menggali informasi dari sampel yang diwawancara.
c. Latar belakang orang dewasa yang dijadikan sampel penelitian tidak dijelaskan, apakah
berdasarkan usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, dll, sehingga tidak dapat mendeskripsikan
hasil penelitian secara komprehensif.
d. Skala Likerts yang digunakan dalam item penilaian faktor emosi (minat, kenyamanan, dan
keterlibatan dalam sains) kurang tepat. Skala Likert umumnya menggunakan 5 skala penilaian.
e. Salah satu indikator pengukuran minat antara siswa usia 15 tahun dengan orang dewasa tidak
berimbang, yaitu membandingkan ketertarikan siswa terhadap kimia dengan ketertarikan orang
dewasa terhadap penemuan ilmiah.
f. Penelitian ini tidak menyebutkan jenis penelitian apa yang digunakan.
g. Terdapat keganjilan jumlah soal literasi sains yang dikembangkan oleh peneliti. Disebutkan bahwa
terdapat 123 item soal literasi sains yang dikembangkan oleh peneliti. Setelah diujicoba dan
dianalisis, terdapat 40 item soal yang dibuang. Artinya, tersisa 83 soal yang tervalidasi. Sedangkan
dalam artikel ini disebutkan bahwa jumlah soal yang dikembangkan oleh peneliti sebanyak 86 item
soal literasi sains.
h. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk menguji model dan faktor yang mempengaruhi perkembangan
siswa dari remaja ke dewasa.

Anda mungkin juga menyukai