Anda di halaman 1dari 22

INISIASI PEND.

PESERTA DIDIK 1-5

Inisiasi 1
(Perkembangan Fisik dan Sosial)
Salam dan selamat berjumpa dalam kegiatan tutorial online untuk matakuliah Perkembangan
Belajar Peserta Didik. Seperti Anda ketahui melalui pembelajaran matakuliah ini, Anda sebagai
mahasiswa/i S1 PGSD program PJJ yang juga menjadi guru SD diharapkan mampu
mengembangkan potensi peserta didik usia SD/ MI. Pada pertemuan perdana kegiatan tutorial
online ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 2, khususnya subunit 1 dan
2 mengenai perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan
emosi) telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial.
Pada bahan ajar cetak unit 2 subunit 1 mengenai perkembangan fisik telah dipaparkan mengenai
pengertian dan faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan
motorik, dan keterampilan dasar pada masa anak akhir usia SD/ MI. Selanjutnya pada subunit 2
mengenai perkembangan sosial telah dipaparkan mengenai pengertian dan proses sosialisasi,
peranan kelompok dan permainan, serta penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI. Oleh
karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali dengan lebih cermat mengenai
perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami
materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online perdana ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek
perkembangan fisik dan sosial peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
2. Menjelaskan perkembangan keterampilan motorik
3. Menjelaskan empat keterampilan dasar pada masa anak akhir (usia SD/ MI)
4. Menjelaskan pengertian dan proses sosialisasi
5. Menjelaskan peranan kelompok dan permainan anak
6. Menjelaskan penyesuaian sosial peserta didik usia SD/ MI
Dengan memahami perkembangan fisik dan sosial, akan sangat bermanfaat bagi Anda sebagai
guru SD dalam memahami peserta didik Anda. Anda dapat merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran maupun bimbingan dalam mengembangkan aspek fisik dan sosial anak
usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/ MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan,
perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh,
pertumbuhan tulang, gigi, otot dan lemak. Perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh faktor
keturunan dalam keluarga, jenis kelamin, gizi dan kesehatan, status sosial ekonomi, gangguan
emosional, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh ini secara langsung akan
menentukan keterampilan bergerak anak, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara
anak memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain, serta mempengaruhi cara anak
melakukan penyesuaian dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Terdapat perbedaan dalam
pertambahan tinggi dan berat, namun umumnya mengikuti pola/ aturan/ hukum arah
perkembangan. Perkembangan proporsi dan bentuk tubuh anak dapat dikelompokkan menjadi

bentuk tubuh yang cenderung menjadi gemuk (endomorf), kekar (mesomorf), atau kurus
(ektomorf). Selanjutnya pada peserta didik di kelas V dan VI (masa puber/ 11-13 tahun) terjadi
perubahan fisik yang sangat pesat disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang
berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan ini mengakibatkan anak mengalami
ketidakseimbangan, menarik diri, bersikap negatif, kurang percaya diri, perubahan minat dan
aktivitas, dll.
Perkembangan keterampilan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui
kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pada peserta didik usia SD/ MI keterampilan
motorik meliputi keterampilan tangan dan kaki. Dalam perkembangan keterampilan motorik
dapat menimbulkan masalah apabila terjadi keterlambatan penguasaan keterampilan gerak yang
mengakibatkan anak mengalami kesulitan/ hambatan dalam penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Selain perkembangan fisik dan motorik, Hurlock (1991) mengemukakan ada empat keterampilan
dasar yang perlu dikuasai anak SD/ MI pada masa anak akhir yaitu: keterampilan menolong diri
sendiri, keterampilan menolong orang lain (sosial), keterampilan bermain, dan keterampilan
bersekolah (skolastik).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan
budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas
perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan
tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses
sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat
melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi
oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan
bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD/ MI, kelompok dan permainan anak
memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD/ MI belajar
bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh
kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu
mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang
lain, menolong orang lain, dll.
Tugas Tutorial Online 1
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan
sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pengaruh langsung ataupun tidak langsung perkembangan fisik motorik bagi
perkembangan peserta didik secara keseluruhan!
2. Keterampilan dasar apa saja yang perlu dikuasai peserta didik usia SD/ MI? Jelaskan dan beri
contoh!
3. Bagaimana peran kelompok dan permainan dalam penyesuaian sosial anak SD/ MI?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda
melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 1
1. Amati kegiatan peserta didik di kelas Anda ketika waktu istirahat antar pelajaran di sekolah!
Catat tempat lokasi, waktu kejadian, dan subjek peserta didik yang Anda amati!

2. Deskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan peserta didik (satu atau lebih dari satu
peserta didik).tersebut!
3. Keterampilan fisik dan sosial apa saja yang dikembangkan melalui kegiatan tersebut? Beri
penjelasan singkat!
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
Menuliskan tempat lokasi (misalnya halaman sekolah, ruang kelas, dll),
waktu (hari, tanggal, jam) pengamatan dilakukan,
serta subjek peserta didik (individu ataupun kelompok) yang diamati
1
1
1
2.
Mendeskripsikan secara singkat kegiatan yang dilakukan subjek peserta didik yang diamati
2
3.
-Keterampilan fisik motorik yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: keterampilan tangan ketika bermain lempar tangkap bola)
-Kemampuan sosialisasi anak yang dikembangkan dan penjelasannya
(misal: membantu teman yang terjatuh, memberi bola pada teman)
-Keterampilan/kemampuan lain yang muncul dan penjelasannya
(misal: anak belajar kebersihan/cara hidup sehat dengan cara mencu-ci tangan ketika selesai
bermain bola)
2
2
1
Jumlah
10
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Inisiasi 2
(Perkembangan Intelek dan Bahasa)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang kedua untuk matakuliah
Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kegiatan online kali ini kita akan
mendiskusikan materi-materi yang ada pada unit 3, khususnya subunit 1 dan 2 mengenai
perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Subunit 3 (perkembangan moral)
telah didiskusikan pada kegiatan tutorial tatap muka pada masa residensial. Subunit 4
(perkembangan kepribadian) merupakan akumulatif aspek-aspek perkembangan secara
keseluruhan yang bersifat dinamis dalam diri seseorang yang ditentukan oleh penyesuaian
seseorang terhadap lingkungannya.
Pada bahan ajar cetak unit 3 subunit 1 mengenai perkembangan intelek telah dipaparkan

menganai pengertian dan klasifikasi intelegensi, struktur pengetahuan, tahap perkembangan


kognitif, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD/
MI. Selanjutnya pada subunit 2 mengenai perkembangan bahasa telah dipaparkan mengenai
pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa, pola perkembangan bahasa anak, serta faktor/
kondisi dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa pada peserta didik usia SD/ MI.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membaca kembali mengenai perkembangan intelek
dan bahasa peserta didik usia SD/ MI, sehingga Anda dapat lebih memahami materi yang
dipelajari.
Melalui kegiatan tutorial online kedua ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan aspek
perkembangan intelek dan bahasa peserta didik usia SD/ MI. Secara lebih khusus, Anda
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian intelegensi dan kemampuan berdasarkan klasifikasi IQ
2. Menjelaskan pembentukan (konstruksi) struktur pengetahuan (skema kognitif)
3. Membedakan dengan contoh empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
5. Menjelaskan pengertian, fungsi dan keterampilan bahasa
6. Menjelaskan keterkaitan kemampuan bahasa dengan kemampuan berfikir/ intelek
7. Menjelaskan pola perkembangan bahasa anak
8. Mengidentifikasikan faktor dan kendala dalam mempelajari keterampilan berbahasa
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Dengan memahami perkembangan intelek dan bahasa, akan bermanfaat dan membantu Anda
sebagai guru SD dalam memahami peserta didik Anda, khususnya dalam melaksanakan
pembelajaran di SD/ MI menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan serta
karakteristik cara belajar anak.
Perkembangan Intelek
Intelek merupakan kemampuan psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir dan membuat
hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensintesiskan dan
mengevaluasinya. Intelek berfungsi dalam pembentukan konsep atau pengertian yang dilakukan
melalui penginderaan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan berpikir. Kecerdasan intelektual (IQ)
dalam populasi dikategorikan atas: genius (>140), sangat cerdas (130-139), cerdas (120-129), di
atas normal (110-119), normal (90-109), di bawah normal (80-89), bodoh (70-79), debil (50-59),
embecil (25-49), dan idiot (< 24).
Pembentukan struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif
Piaget yang mengemukakan bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, ada
sistem yang mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap yaitu skema kognitif dan
adaptasi (asimilasi dan akomodasi), kemudian dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Proses
asimilasi dan akomodasi terjadi bersamaan dan saling melengkapi (komplementer) dalam
pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Selain itu Piaget juga mengemukakan adanya
urutan yang sama dalam perkembangan kognitif anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu untuk
mencapai tahap perkembangan kognitif tertentu. Berdasarkan konsep dasar ini, Piaget membagi
tahap perkembangan kognitif menjadi tahap sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7
tahun), konkret operasional (7-11 tahun), dan formal operasional (11 tahun-dewasa). Dengan
mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan Anda dapat mengembangkan
kemampuan kognitif / intelek anak dengan tepat sesuai usia perkembangan kognitifnya.
Perkembangan Bahasa
Bahasa (lisan, tertulis, isyarat) merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan pesan (pikiran, perasaan, pendapat, dll) dengan menggunakan simbol-simbol


yang disepakati bersama oleh suatu komunitas/ masyarakat. Keterampilan berbahasa memiliki
empat aspek yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai
media komunikasi untuk mengungkapkan pikiran, maka bahasa erat kaitannya dengan berpikir.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Perkembangan bahasa anak sebenarnya sudah dimulai sejak anak lahir dengan menggunakan
bahasa atau prabicara yang paling sederhana yaitu menangis, kemudian perkembangan dalam
bentuk celoteh/ocehan, kata/ kalimat sederhana disertai gerakan tubuh/ syarat sebagai
pelengkap bicara. Setelah anak sekolah, perkembangan bahasa bukan sekedar mendengarkan dan
bicara saja, tapi anak belajar untuk membaca dan menulis. Isi pembicaraan anak umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri, dan yang berpusat pada
orang lain. Menurut Owen (Semiawan, 1998) perkembangan bahasa (isi maupun cara) pada
setiap usia memiliki kekhasan tersendiri (penjelasan lebih rinci dapat Anda pelajari pada bahan
ajar cetak).
Hambatan atau kesulitan perkembangan bahasa, juga berbagai aspek perkembangan lainnya
biasanya berkenaan dengan keterlambatan perkembangan aspek tersebut sehingga anak menjadi
kurang percaya diri, yang akan mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya yang erat
kaitannya dengan perkembangan kepribadian.
Tugas Tutorial Online 2
Untuk membantu Anda mengetahui penguasaan berkenaan dengan perkembangan fisik dan
sosial, Anda dapat mengerjakan soal-soal berikut ini.
1. Jelaskan pembentukan struktur pengetahuan dalam perkembangan intelek/ kognitif peserta
didik!
2. Jelaskan dengan contoh keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget!
3. Jelaskan secara singkat perkembangan bahasa peserta didik usia SD/ MI!
4. Apa dampak keterlambatan aspek perkembangan tertentu terhadap perkembangan kepribadian
anak secara keseluruhan?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silahkan kirim jawaban Anda
melalui fasilitas yang ada. Selamat belajar dan sukses!
Tugas Tutorial Alternatif 2
1. Jelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan perkembangan bahasa anak! Beri contoh!
2. Bagaimana mengajarkan peserta didik di kelas 1 SD mempelajari bahasa (membaca dan
menulis) permulaan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget?
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Rubrik
No.
Kriteria
Skor
1.
-Menuliskan secara singkat perkembangan intelek khususnya dalam kemampuan berpikir dan
pembentukan struktur pengetahuan
-Menuliskan fungsi bahasa sebagai alat/media komunikasi
-Menjelaskan keterkaitan perkembangan intelek dan bahasa: bahasa sebagai alat komunikasi atau
mengungkapkan pendapat/pikiran atau pikiran yang ingin diungkapkan diekspresikan dengan
menggunakan bahasa sebagai sarananya.
-Contoh: apabila perkembangan bahasa anak baik (dapat menggunakan bahasa yang baik dan

jelas), maka ia tidak akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikirkan. Demikian
juga apabila pikiran anak kacau, maka susunan kalimat yang diekspresikan juga kacau.
1
1
2
1
2.
-Bahasa permulaan adalah bahasa yang dipelajari di kelas I dan II SD khususnya dalam
menguasai keterampilan membaca dan menulis sebagai dasar untuk mempelajari ilmu
pengetahuan lainnya
-Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ada empat tahap yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional
-Peserta didik SD kelas 1 (usia 6-7 tahun) baru melewati tahap sensorimotor dan memasuki tahap
konkret operasional. Jadi mempelajari sesuatu perlu banyak menggunakan indera (sensori) dan
gerakan (motorik), serta benda-benda yang konkret
-Mengajarkan membaca dan menulis di kelas 1 SD harus banyak menggunakan permainan,
benda-benda konkret atau alat peraga, serta kalimat yang mengandung makna/arti bagi anak.
-Contoh: mengajarkan membaca dan menulis dimulai dengan kalimat yang berarti seperti nama
saya ....., kemudian nama ibu/bapak/ kakak/adik/teman saya ....., dst
1
1
1
1
1
Jumlah
10
Inisiasi 3
(Analisis/ interpretasi sosiometri)
Selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online yang ketiga untuk mata kuliah
Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pada pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materimateri yang ada pada Unit 4 subunit 4. Seperti yang telah Anda ketahui, dalam modul 4 telah
dibahas tentang teknik-teknik non-tes untuk memahami peserta didik. Materi ini dibahas lebih
lanjut dalam setiap subunit, yaitu subunit 1 tentang teknik observasi, subunit 2 tentang teknik
angket, subunit 3 tentang teknik wawancara, dan subunit 4 tentang teknik sosiometri. Pada bahan
ajar cetak subunit 4 telah dipaparkan tentang pengertian sosiometri, bagaimana kriteria hubungan
sosial yang ada, bentuk-bentuk penentuan hubungan sosial, hal-hal yang perlu diingat dalam
melaksanakan sosiometri, dan bagaimana langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri.
Nah Saudara Mahasiswa, pada kegiatan tutorial online kali ini materi yang akan dibahas secara
mendalam adalah analisis/ interpretasi data yang terkumpul melalui teknik sosiometri. Oleh
karena itu, penting untuk Anda membaca kembali bahan ajar cetak Anda mengenai teknik
sosiometri itu sendiri sehingga dalam mengikuti kegiatan tutorial ini Anda tidak mengalami
hambatan-hambatan yang cukup berarti. Kegiatan tutorial online ketiga ini bertujuan agar Anda
mampu menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah terkumpul melalui teknik
sosiometri. Hal ini dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok yang

terjadi di antara para peserta didik dan juga dapat membantu Anda untuk mengetahui popularitas
seorang peserta didik dalam kelompoknya serta menolong Anda untuk melihat kesulitan
hubungan peserta didik terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar,
bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Analisis hasil sosiometri
Langkah ini merupakan langkah ketiga dalam penyelenggaraan sosiometri. Tahap-tahap yang
harus dilakukan dalam menganalisis hasil sosiometri adalah:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri,
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri,
3. Membuat sosiogram,
4. Menghitung indeks pemilihan (i.p), yakni indeks pemilihan dibuat dengan rumus:
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
1.=nmemilihyangJumlahpi
Keterangan:
i.p = indeks pemilihan
n = jumlah anggota dalam kelompok
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri.
Berikut ini paparan tahap-tahap analisis hasil sosiometri:
1. Angket sosiometri
Langkah pertama dalam analisis sosiometri adalah memeriksa angket sosiometri. Berikut ini
contoh angket sosiometri:
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : ................................................................................................... L / P
Kelas : .............................................................................................................
Tanggal : .............................................................................................................
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok
Pilihan I : ............................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
Pilihan II : ...........................................................................................................
Alasan : ...........................................................................................................
ANGKET SOSIOMETRI
Nama : .................................................... L / P : ........................................
Umur : .................................................... Alamat : ........................................
Isilah titik dibawah ini dengan sejujurnya:
1. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak belajar
bersama:
a. ........................................................., alasannya ............................................
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
2. Pilihlah seorang teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelompok belajar:
..........................................................., alasannya ................................................
3. Pilihlah teman anda yang paling anda senangi untuk menjadi ketua kelas:
..........................................................., alasannya ................................................
4. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang anda senangi untuk diajak bermainmain bersama (misalnya: kesenian, olahraga, dan lain-lain):

a. ........................................................., alasannya ............................................


b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
5. Pilihlah 3 (tiga) orang teman anda dalam kelas ini yang kurang anda senangi:
a. ........................................................., alasannya ............................................
b. ........................................................., alasannya ............................................
c. ........................................................., alasannya ............................................
6. Pilihlah seorang teman anda dalam kelas ini yang paling tidak anda senangi:
..........................................................., alasannya ................................................
2. Matrik sosiometri
Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam matrik sosiometri, yaitu
suatu tabel yang berisi nama pemilih, nama yang dipilih beserta urutan pilihan dan jumlah
pilihannya {f = (Pilihan I x 3)+(Pilihan II x 2)+(Pilihan III x 1)}
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
MATRIK SOSIOMETRI
YANG DIPILIH
PEMILIH
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
X
1
1
2
1
1
X
1
2
2
X
2
3
X

3
3
3
2
3
X
Pilihan I
3
2
Pilihan II
1
3
1
Pilihan III
2
3
Jumlah (f)
11
6
6
2
5
3. Sosiogram
Sosiogram adalah penggambaran hubungan sosial dalam bentuk bagan. Sosiogram dibuat
berdasarkan pada data matrik sosiometri, yang dapat dipakai untuk melihat hubungan sosial
secara keseluruhan. Sosiogram dapat dibuat dalam bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas.
Dari sosiogram dapat diketahui dengan jelas tentang:
1. Status sosiometri dari setiap subyek
2. Besarnya jumlah pemilihan untuk setiap subyek
3. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu
4. Kualitas arah pilihan
5. Intensitas pilihan
6. Ada dan tidaknya pusat pilihan
7. Ada tidaknya isolasi
8. Kecenderungan timbulnya kelompok
Cara membuat sosiogram:
1. Buatlah sebuah sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi pemilihan
terbanyak.

2. Letakkan setiap individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya A pemilihnya 5
angka maka A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5.
3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan panah:
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
A B berarti A memilih B
A B berarti A dan B saling memilih
A B berarti A menolak B
A B berarti A menolak B dan B menolak A
A B berarti A memilih B dan B menolak A
Bentuk hubungan
1. Berbentuk segitiga (triangle). Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang
mempunyai intensitas yang cukup kuat.
A
C
2. Berbentuk bintang (star). Konfigurasi ini kurang baik sebab kalau A (yang berkedudukan
sebagai pusat) tidak ada maka kelompok itu akan pecah (disintegrasi).
A
B
3. Berbentuk jala (network). Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat, dan hilangnya seseorang
tidak akan membuat kelompoknya bubar karena hubungan ini mempunyai intensitas cukup kuat.
E
A
D
B
C
4. Berbentuk rantai (chain). Hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh, kelompok
demikian ini keadaannya rapuh
ABCD
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
SOSIOGRAM
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
___________ : pilihan pertama D C B E 11 6 5 A2
----------------- : pilihan kedua
...................... : pilihan ketiga
4. Indeks pemilihan
Dari contoh di atas, kesimpulan secara umum diperoleh bahwa A adalah anak yang paling
populer dalam kelompok tersebut, dengan mendapat jumlah pemilih 4 terdiri atas 3 pilihan
pertama dan 1 pilihan kedua. Dengan demikian tingkat popularitas A dalam kelompok dapat
dicari melalui perhitungan indeks pemilihan, yaitu: 1154.==pi
Jadi indeks pemilihan untuk A = 1. Berarti semua anggota kelompok telah memilih A.
Dari antara kelima anggota kelompok tidak ada yang terisolir, dapat dilihat lagi pada sosiogram
di atas.
Pada sosiogram juga tampak tiga pasang anak yang saling memilih, yaitu untuk pilihan pertama,
A B; untuk pilihan kedua, C E; sedang untuk pilihan ketiga, D E. Disamping itu ada dua

klik yang mencolok yaitu A C E dan C D E yang saling memilih triangle.


Berdasar pada tujuan sosiometri yaitu membentuk kelompok belajar maka ada beberapa
alternatif yang dipertimbangkan untuk membuatkan kelompok belajar ini, disamping juga perlu
dipertimbangkan dengan alasan setiap pilihan. Misalnya:
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Kelompok I : A B C
Kelompok II : C D E
Kelompok III : C B E
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
Untuk mencatat data sosiometri secara individu maka dapat digunakan kartu sosiometri untuk
setiap siswa dan kartu sosiometri ini disimpan dalam kartu pribadi.
KARTU SOSIOMETRI
NO. .. Nama siswa .. L / P
Kegiatan Belajar kelompok
Jumlah siswa 5 orang
Dipilih oleh 1. . 2.
3. . 4. .
Jumlah pemilih 4 orang
Indeks pemilih 1
Teman yang dipilih I. ...
II. ..
III. .
Komentar ...

Untuk membantu Anda mengetahui bagaimana penguasaan Anda dalam materi ini, Anda dapat
mengerjakan soal-soal berikut:
1. Jelaskan dengan singkat, apakah yang dimaksud dengan matrik sosiometri?
2. Apa yang Anda ketahui tentang sosiogram? Paparkan dengan singkat.
3. Berikan sebuah contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan seseorang dalam kelompok
sosialnya.
4. Apakah kegunaan kartu sosiometri?
Selanjutnya, untuk mengetahui benar atau tidaknya jawaban Anda silakan kirim kembali jawaban
tersebut melalui fasilitas yang ada.
Selamat belajar! Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas Tutorial (Alternative Assessment) 3
1. Buatlah sebuah angket sosiometri dan sebarkan pada sebuah kelompok (minimal berjumlah 5
orang).
2. Analisislah hasil angket sosiometri tersebut melalui langkah-langkah analisis sosiometri yang
telah Anda pelajari.
Rubrik
Tingkat penilaian dan bobot
Kurang
Cukup
Baik
Kriteria
2

4
6
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan tidak lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan kurang lengkap
Pernyataan/ informasi yang ditanyakan lengkap
Pernyataan/ pertanyaan tidak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan agak sesuai dengan kriterium pemilihan
Pernyataan/ pertanyaan sesuai dengan kriterium pemilihan
Angket sosiometri
Tulisan tangan dan tidak rapi
Tulisan tangan, rapi
Ketikan komputer/ mesin ketik
Penyebaran angket sosiometri
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak ada
Penjelasan petunjuk pengisian angket tidak jelas
Penjelasan petunjuk pengisian angket jelas
Penjelasan tentang sosiogram
Menjelaskan hanya satu bagian dari sosiogram
Menjelaskan dua bagian dari sosiogram
Menjelaskan tentang pengertian sosiogram, hal-hal yang dapat diketahui melalui sosiogram, dan
bagaimana cara membuat sosiogram
Tidak memberikan contoh kasus
Contoh kasus yang diberikan kurang jelas
Kasus yang diceritakan berurutan
Contoh kasus dalam menghitung indeks pemilihan
Penjelasan tidak menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
Penjelasan menggunakan rumus indeks pemilihan
8 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
tetapi tidak lengkap/ salah
Tidak memberikan kesimpulan
Memberikan sedikit kesimpulan
Memberikan kesimpulan
Penjelasan tentang kegunaan kartu sosiometri
Tidak menjelaskan tentang kegunaan kartu sosiometri
Penjelasan sedikit/ kurang jelas dan tidak menyertai contoh kartu sosiometri. Atau hanya contoh
kartu saja, tidak disertai penjelasan
Menjelaskan dengan menyertai contoh kartu sosiometri
Inisiasi 4
(Rancangan kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta
didik terutama kreativitas dan bakat)
Saudara mahasiswa, kita bertemu kembali dalam kegiatan tutorial online yang keempat. Pada
pertemuan kali ini, kita akan mendiskusikan materi-materi yang ada pada Unit 5 subunit 4, yaitu
model pembelajaran untuk mengembangkan bakat dan kreativitas. Selain model pembelajaran,

akan diuraikan pula kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan bakat


dan kreativitas peserta didik usia SD/ MI. Anda diharapkan membaca kembali bahan ajar cetak
Unit 5 agar Anda tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas pada tutorial online kali
ini.
Sebagai seorang guru SD/ MI, Anda diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan untuk
mengembangkan potensi terutama bakat dan kreativitas peserta didik. Kemampuan ini dapat
Anda gunakan dalam membuat desain pembelajaran yang menarik bagi peserta didik usia SD/
MI.
Konsep dan Pokok-pokok Kurikulum Berdiferensiasi
Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di
rumah dan di dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensinya.
Disadari adanya kenyataan bahwa setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbedabeda. Kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap kenyataan ini (Munandar 1999).
Pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberikan pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan
minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward dalam Munandar, 1999).
Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum
berdiferensiasi adalah (Clark dalam Munandar, 1999):
- Materi yang dipercepat dan/ atau yang lebih maju.
- Pemahaman yang lebih majemuk dari asas, teori, dan struktur bidang materi.
- Tingkat dan jenis sumber yang digunakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dan
beragam.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
- Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik/
bidang dapat diperpanjang.
- Menciptakan informasi dan/ atau produk baru.
- Memindahkan pembelajaran ke bidang-bidang lain yang lebih menantang.
- Pengembangan pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
- Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
Sisk (Munandar, 1999) menjelaskan lebih lanjut asas-asas kurikulum berdiferensiasi yang
dikembangkan oleh Leadership Training Institute:
- Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema, atau masalah yang luas.
- Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
- Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling memperkuat dalam suatu
bidang studi
- Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam suatu bidang studi.
- Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan diri sendiri
- Mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, yang produktif, kompleks, dan
abstrak.
- Memusatkan pada tugas yang berakhir terbuka (open-ended).
- Mengembangkan keterampilan dan metode penelitian.
- Memadukan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir lebih tinggi dalam kurikulum.
- Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan teknik, bahan, dan
bentuk baru.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman diri, misalnya untuk mengenal dan
menggunakan kemampuan mereka, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan perbedaan

antara mereka dan orang lain.


- Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai dan spesifik melalui baik
penilaian diri maupun melalui alat baku.
Modifikasi Kurikulum Berdiferensiasi
Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum yang mencakup materi yang
diberikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, dan modifikasi
lingkungan belajar.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Modifikasi materi kurikulum
Siswa berbakat memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju.
Guru dapat menyediakan materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi,
seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar mandiri, sistem maju
berkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
Metode proses/ metode pembelajaran
Guru dapat menggunakan teknik mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat
kontrak belajar (perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa),
penggunaan mentor, dan pemecahan masalah. Guru juga dituntut lebih tekun dalam memantau
kemajuan siswa secara perorangan.
Modifikasi produk belajar
Memberikan alternatif kepada siswa mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan
untuk merancang produknya sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah,
melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan yang telah mereka
peroleh dalam satuan pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu). Guru memerlukan sarana
untuk menyalurkan produk-produk siswa tersebut. Guru dapat mengadakan pekan raya sains,
konferensi penemu muda tingkat sekolah, atau pameran-pameran.
Modifikasi lingkungan belajar
Lingkungan yang mendukung berkembangnya bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang
memungkinkan semua siswa merasa bebas untuk belajar sesuai dengan caranya sendiri. Guru
yang mengajar bagaimana menggunakan bahan, sumber, waktu, dan bakat mereka untuk
menguasai bidang-bidang minatnya. Lingkungan yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (Parke dalam Munandar 1999):
1. Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
2. Pola duduk yang memudahkan belajar.
3. Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.
4. Rencana belajar yang diindividualkan berdasarkan kontrak belajar dengan tiap siswa.
5. Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam menyusun aturan kelas,
menentukan kegiatan belajar, waktu dan kecepatan belajar, dan evaluasi belajar)
Lingkungan yang berpusat pada siswa, memungkinkan siswa menjadi pelajar yang aktif, mandiri
dan bertanggung jawab, dan semua siswa dimungkinkan untuk memperoleh pembelajaran yang
sesuai minat dan tingkat kemampuannya masing-masing.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Pembelajaran Bakat Khusus
Berdasarkan lima bidang bakat, berikut ini kita akan bahas tentang pengembangan bakat
akademik khusus yang dikaitkan juga dengan bakat kreatif siswa SD/ MI melalui kegiatan
pembelajaran:
Pengembangan bakat sains (IPA)

Karakteristik siswa berbakat sains antara lain: kepekaan terhadap masalah, kemampuan untuk
mengembangkan gagasan baru, kemampuan untuk menilai (Guilford dalam Munandar, 1999),
kemampuan mekanikal tinggi, ketekunan, semangat, kemampuan visual spasial, kemampuan
untuk mengkomunikasikan, keuletan, dan pencetus ide.
Sisk (Munandar, 1999) mengemukakan hasil identifikasi guru-guru mengenai keterampilan dan
kegiatan yang perlu dilakukan siswa berbakat sains: membaca dan menafsir tulisan ilmiah untuk
memperoleh informasi ilmiah; melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan hipotesa;
menguasai dan menggunakan teknik dan alat ilmiah; menyeleksi data yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti; menarik kesimpulan dan prediksi dari data yang diperoleh;
mengungkapkan gagasan kuntitatif dan kualitatif; menggunakan dan menerapkan ilmu untuk
melakukan perubahan sosial; merumuskan hubungan dan gagasan baru dari fakta dan konsep
yang diteliti. Hasil lokakarya ini, dapat memberikan informasi bagi guru dalam merancang
model pembelajaran dalam bidang sains.
Pengembangan bakat matematika
Karakteristik siswa berbakat dalam bidang matematika (Greenes, dalam Munandar, 1999):
fleksibilitas dalam mengolah data, kemampuan luar biasa untuk menyusun data, ketangkasan
mental, penafsiran yang orisinil, kemampuan luar biasa uantuk mengalihkan gagasan, dan
kemampuan luar biasa untuk generalisasi. Greenes menambahkan bahwa siswa berbakat
matematika lebih menyukai komunikasi lisan daripada tulisan.
Saran bagi guru dalam merencanakan model pembelajaran bagi siswa yang berbakat matematika:
mendorong pertimbangan dan pemikiran mandiri, mendorong siswa untuk menggunakan
berbagai metode untuk memecahkan masalah yang sama, mendorong siswa untuk melakukan
pengecekan, memberikan masalah yang menantang dan luar biasa.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Pengembangan bakat bahasa
Karakteristik siswa berbakat bahasa: mempunyai ingatan yang luar biasa, belajar membaca
sendiri pada usia dini, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, dapat memecahkan masalah
dengan cara yang majemuk, mempunyai jangkauan perhatian yang luas, mempunyai rasa humor
seperti orang dewasa, memberikan pendapatnya saat diminta atau tidak, bicara terus menerus,
selalu mengajukan pertanyaan, memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi,
mengajukan beberapa pemecahan untuk masalah yang sama.
Saran pembelajaran untuk mengembangkan bakat ini adalah memadukan kegiatan membaca dan
menulis, memberikan bahan membaca yang beragam untuk setiap siswa, membantu siswa untuk
menjadi pembaca yang efektif, menentukan kebutuhan pembelajaran dari individu dan
kelompok, memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara, mendorong untuk
membaca kritis dan membaca kreatif, dan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
Pengembangan bakat IPS
Karakteristik siswa berbakat dalam IPS: pemahaman konseptual yang lebih maju dari anak
seusianya, memiliki gudang pengetahuan yang baru dan sangat spesifik, menyukai tugas yang
sulit atau majemuk, menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri, dianggap sebagai sumber
pengetahuan dan gagasan baru oleh teman, pengelola kelompok, menggunakan humor dalam
berelasi, menceritakan atau menulis cerita imajinatif, mempunyai minat luas dan sangat terfokus,
cepat menyerap pengetahuan, pembaca yang intensif, ekstensif, dan maju (dua tingkat di atas
kelasnya), melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain, berfantasi jika sedang bosan, dan
kepekaan sosial (minat yang sungguh-sungguh terhadap orang dan terhadap akibat interaksi
sosial, serta menghargai gagasan dan nilai susila orang lain). Karakteristik ini menggambarkan

juga jenis bakat sosial yang memiliki karakteristik kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi
dengan orang lain.
Kurikulum yang meliputi topik-topik yang luas, tema dasar yang dikemukakan oleh Gold
(Munandar, 1999): menggunakan sumber alam secara bijak, memahami dan mengakui
ketergantungan secara global, mengakui harkat dan martabat manusia, menggunakan kecerdasan
untuk memperbaiki kehidupan manusia, menggunakan kesempatan pendidikan secara
demokaratis dan cerdas, meningkatkan keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar,
mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif, membagi kekuasaan secara bijak dan
bertanggung jawab untuk mencapai keadilan, bekerjasama untuk mencapai
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
kedamaian dan kesejahteraan, dan mencapai kestabilan dan perubahan sosial secara stabil.
Pengembangan bakat seni dan psikomotorik
Disamping itu pembelajaran yang berkaitan dengan jenis bakat khusus di bidang seni dan
kinestetik/ psikomotorik dapat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada prinsipnya
semakin bervariasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) akan semakin besar kesempatan bagi setiap
siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Sekalipun demikian, sekolah perlu
mempertimbangkan anggaran yang diberikan oleh pihak yayasan/ pemerintah karena kegiatan
ekskul membutuhkan dana tambahan yaitu dalam pengadaan sumber daya manusia (SDM) dan
kelengkapan prasarana (misalnya peralatan olah raga, instrumen musik, dan sebagainya).
Kegiatan ekskul yang dapat mengembangkan bakat seni antara lain ekskul vocal group/ paduan
suara, ekskul instrumen musik (pianika, suling, angklung), dan ekskul lukis (melatih juga
kemampuan motorik halus, terutama untuk kelas 1, 2, atau 3 SD/ MI).
Menurut Goode (2005), banyak bidang perkembangan dan pembelajaran anak terpengaruh
secara positif oleh pelatihan di bidang musik. Ia pun menambahkan bahwa irama musik memacu
perkembangan motorik anak. Bermain piano pada usia prasekolah mempengaruhi otak selama
masa perkembangan korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir, berbicara,
melihat, mendengar, dan mencipta. Latihan musik juga dapat meningkatkan kemampuan belajar
atau kemampuan di bidang matematika.
Untuk mengembangkan bakat psikomotorik, kegiatan ekskul yang dapat dikembangkan sekolah
adalah ekskul tari tradisional, atau modern dance, ekskul ini dapat juga mengembangkan bakat
seni, ekskul di bidang olah raga terutama cabang olah raga yang tidak diperoleh di dalam
kurikulum dasar (agar dalam menemukan bakatnya, siswa mendapatkan kesempatan untuk
mengalami/ mencoba berbagai cabang olah raga), atau kegiatan pengayaan keterampilan
motorik, dan ekskul pramuka, selain mengembangkan bakat psikomotorik, pramuka juga dapat
mengembangkan bakat sosial.
Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat dan kreativitas siswa usia SD/ MI. Sekolah
menjadi sarana bagi siswa yang di rumahnya tidak memiliki prasarana yang mendukung
pengembangan bakat dan kreativitas.
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Tugas tutorial online 4:
1. Mengapa kurikulum berdiferensiasi mendukung pengembangan kreativitas peserta didik.
Jelaskan alasan Anda.
2. Kemampuan apa saja yang diperlukan oleh seorang pendidik dalam merancang kegiatan
pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi peserta didik.
3. Bakat sosial harus dikembangkan sejak usia dini karena bakat sosial mendukung keberhasilan

penyesuaian diri seseorang di lingkungannya. Seorang pendidik dapat memupuk bakat sosial
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bagaimana cara-cara memupuk bakat
sosial peserta didik usia SD/MI melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tugas tutorial alternatif 4
Setelah Anda mengetahui persyaratan kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang mendukung
pengembangan potensi peserta didik, Anda diharapkan membuat suatu rancangan kegiatan
pembelajaran, yang dapat mengembangkan potensi peserta didik terutama bakat dan kreativitas
pada mata pelajaran tertentu yang Anda ampu.
Petunjuk Pengerjaan
a. Rancangan kegiatan yang Anda buat dengan mengacu pada format perencanaan di bawah ini:
Kegiatan
Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
Kompetensi
(potensi yang ingin dikembangkan)
Guru Sisw
a
Waktu
(menit)
b. Uraikanlah secara deskriptif langkah-langkah proses pembelajaran sesuai dengan format
perencanaan yang telah Anda susun.
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan Anda kirim kembali jawaban Anda pada fasilitas
yang tersedia.
Rubrik
Tingkat Penilaian dan Bobot
Kurang
Cukup
Baik
No.
Kriteria
1
2
3
4
5
a.
Perencanaan kegiatan
Tidak membuat perencanaan kegiatan
Satu subpokok bahasan dengan satu kegiatan siswa
Satu subpokok bahasan dengan dua kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan tiga kegiatan siswa
Satu sub pokok bahasan dengan lebih dari tiga kegiatan siswa
b.
Deskripsi rencana kegiatan
Tidak membuat deskripsi rencana kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan tidak bertahap dan tidak dilengakpi dengan alat bantu/perlengkapan

kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan bertahap namun tidak dilengkapi dengan alat bantu/perlengkapan
kegiatan
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan kegiatan namun
penjelasannya tidak bertahap
Deskripsi rencana kegiatan dilengkapi dengan alat bantu/ perlengkapan dan penjelasannya
bertahap
INISIASI 5
Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI
Informasi
Salam bahagia, kita berjumpa kembali melalui tutorial online inisiasi 5 dari unit 6 untuk mata
kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pertemuan kali ini mengajak Anda untuk menyimak
materi unit 6 yang akan memaparkan berbagai ragam perilaku anak SD/ MI dengan gangguan
sosialemosional yang erat terkait dengan kemampuan belajar anak.
Materi unit 6 terdiri atas 4 sub unit yaitu sub unit 1 mengenai prinsip-prinsip belajar, sub unit 2
mengenai pandangan para pakar psikologi mengenai belajar, sub unit 3 memaparkan kesulitan
dan kegagalan belajar, sedangkan sub unit 4 mengkaji masalah gangguan sosialemosional anak
SD/ MI.
Saudara-saudara mahasiswa PGSD program S1, perhatikan dengan teliti kegiatan tutorial online
unit 6. Apakah kasus di kelas yang Anda jumpai sehari-hari seperti gejala-gejala berikut ini.
Melalui tutorial online, saudara dipandu untuk mampu mengklasifikasikan tipe perilaku anak
SD/ MI. Anda diharapkan mampu mengidentifikasi gejala perilaku anak SD/ MI. Dan pada
akhirnya Anda sebagai guru SD/ MI dapat menemukan alternatif cara mengajar yang sesuai
dengan karakteristik anak SD/ MI tersebut.
Sekali lagi Anda kami ajak untuk berkonsentrasi mempelajari unit 6 dari bahan ajar cetak, agar
pola mengajar di kelas dapat sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI, agar semua anak mampu
meraih prestasi belajar yang terbaik.
Anda sebagai guru bukan hanya menyampaikan pesan, namun Anda harus mengenali
karakteristik siswa di kelas dengan cara mengilhami pola belajar yang sesuai.
Permasalahan belajar karena gangguan sosial emosional
Semua guru ingin murid-muridnya memiliki prestasi belajar yang baik. Situasi sekarang ini
akibat era informasi dan teknologi canggih memberi peluang untuk banyak siswa agar menjadi
lebih cerdas daripada jaman sebelumnya. Peluang membantu anak menjadi cerdas dan
mengembangkan potensi menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Media dan sumber belajar
demikian pesat berkembang. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti yang dicita-citakan
seorang guru.
Didukung dengan tayangan audio visual sub unit 4 Anda akan mempelajari berbagai kasus
contoh ganguan sosialemosional anak usia SD/ MI.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 1
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian,
meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara
teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelas. Ia adalah anak Hyperactive/
hiperaktif.
Tipe anak ini cenderung cepat bosan. Anak ini mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai

objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi. Sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang
berlangsung di kelas. Anak seperti ini disebut Distractibility Child.
2 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Berikut ini adalah anak pendiam. Ia sangat perasa/ sensitif, anak ini mudah tersinggung.
Sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu. Anak
seperti ini kurang bergaul, ia disebut Poor Self Concept
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa
menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan kurang mendukung kemampuan berfikir logis.
Anak ini berteriak pada saat menjawab. Anak seperti ini ingin menunjukkan diri sebagai anak
pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan. Ia disebut anak Impulsive.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 3
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar.
Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan
temperamen yang tinggi dan suka merusak. Ia disebut Distractive Behavior.
Profil berikut ini adalah anak yang berusia 6 tahun 2 bulan yang duduk di kelas I SD/ MI. Anak
ini takut ditinggal sendiri di kelas. Sikap over protective ibunya, membuat anak ini bergantung.
Ia termasuk anak yang Dependency.
Bayangkan anak yang Anda amati adalah anak yang merasa dirinya bodoh dan malu untuk pergi
ke sekolah. Sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan anak ini menjadi anak pemalu. Ia
memiliki rasa harga diri yang rendah. Ia disebut anak Withdrawl.
4 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Oto dan Ito, sama-sama berusia 8 tahun. Namun Oto mengalami kerusakan fisik maupun syaraf.
Nampaknya Oto berpenampilan berbeda dengan Ito yang sebaya. Oto perlu penanganan serius
yang dilakukan oleh lembaga khusus atau klinik Anak Berkebutuhan Khusus. Anak ini termasuk
kelompok Learning Disorder.
Benarkah komentar Pak Ridwan pada kasus muridnya yang disebut bodoh atau tolol. Hasil
ulangannya selalu rendah, padahal potensi intelektualnya diatas rata-rata. Upaya dan semangat
belajar anak ini juga sangat rendah. Anak ini sering melupakan tugas/ PRnya. Anak seperti ini
disebut Underachiever.
Karakteristik anak berikut ini adalah anak yang belajar dengan motivasi tinggi. Anak ini cepat
merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon
dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya. Anak Overachiever
perlu ditangani oleh para guru dengan cara memotivasi yang baik.
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 5
Sering sebagai guru kelas di SD/ MI menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk
menjawab dan tugas/ PRnya sering dilupakan dan acapkali tidak pernah selesai. Anak ini
acapkali malas dan menunjukkan tendensi malas. Cara berfikir yang lambat dan cara kerja yang
lama, dikelompokkan untuk anak Slow Learner.
Tono menunjukkan sikap Cuek. Ia kurang peka terhadap lingkungannya. Tono sulit membaca
ekspresi guru dan teman-temannya. Tono kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Tono
agak diacuhkan oleh teman-teman disekitarnya. Anak seperti ini disebut Sosial Interception.
Setelah Anda menyimak panduan tutorial online, silakan Anda membaca modul dengan saksama
dan kerjakan soal-soal berikut ini:
Amati dengan saksama siswa-siswi Anda di sekolah atau di kelas dan tuliskan dengan detail tipe
kasus tersebut dengan melengkapi pula 4 gejala-gejala perilaku yang khusus. Buatlah kelima soal

ini dengan menuliskan tipe karakteristik anak dan sebutkan gejala-gejalanya secara khas.
1. Ciri perilaku Pembosan
2. Ciri perilaku Pemalu
3. Ciri perilaku Penakut
4. Ciri perilaku Bersemangat
5. Ciri perilaku Penyendiri
6 Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik
Lembar Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2
Pemalu
...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
3
Penakut
...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
4
Bersemangat
...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
5
Penyendiri
...
1.1.
1.2.
1.3.

1.4.
Untuk mengetahui kebenaran jawaban saudara, kirimkan kembali jawaban tersebut melalui
fasilitas yang ada, sesuai dengan format yang disediakan.
Selamat bekerja dan selamat belajar.
Sistem Penilaian
Ada 25 jawaban, bila jawaban tersebut benar sesuai kunci jawaban diberi nilai 4.
Jawaban hampir benar atau mendekati kebenaran diberi nilai 2
Jawaban kosong atau keliru dan sama sekali salah nilai 0
Skor
25 jawaban X 4 = 100
Inisiasi Perkembangan Belajar Peserta Didik 7
Kunci Jawaban
No
Ciri Perilaku
Tipe
Gejala
1
Pembosan
Distractibility
1.1. Cepat bosan
1.2. Cepat tertarik pada hal yang baru
1.3. Cepat beralih perhatian
1.4. Sulit berkonsentrasi
2
Pemalu
Poor Self Concept
1.1. Pasif
1.2. Tidak bergaul
1.3. Perasa
1.4. Pendiam
3
Penakut
Dependency
1.1. Bergantung (terutama pada ibu/ pengasuh
1.2. Tidak melakukan apa-apa
1.3. Suka mengeluh
1.4. Minta tolong
4
Bersemangat
Overachiever
1.1. Cepat berespon
1.2. Usaha baik
1.3. Tidak menerima kegagalan
1.4. Optimis nilai tinggi
5
Penyendiri

Sosial Interception
1.1. Sulit adaptasi
1.2. Kurang peka
1.3. Kurang peduli
1.4. Sulit membaca ekspresi orang lain
Ket :
Setiap jawaban benar = 4
Setiap jawaban mirip/ menyerupai = 2
Tidak dijawab = 0
Dikirim ke email Pak.Sumiyarso

Anda mungkin juga menyukai