Anda di halaman 1dari 5

Pencitraan Sistem Kemih 2

Reiva Wisdharilla, 0906639865

Intervention Angiography
Renal Angiogram adalah pencitraan vaskularisasi ginjal
menggunakan X-Ray. Foto diambil saat bahan kontras
dimasukkan ke pembuluh darah ginjal melalui kateter.
Yang dilihat di pemeriksaan ini adalah ada atau
tidaknya hambatan, pembesaran, penyempitan, atau
abnormalitas lain yang mempengaruhi pendarahan
ginjal.
Indikasi Renal Angiogram adalah pasien dengan
hipertensi (terutama jika masih berusia muda), atau
pasien yang sedang menjalani 3 atau lebih medikasi
yang mengontrol tekanan darah. Sering juga dilakukan
pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal yang di-suspect mengalami
hipoksia renal.
Prosedur
1. Pemberian anastesi lokal dan/atau IV
2. Drainase vesika urinaria menggunakan kateter
3. Pemasangan kateter darah di pembuluh darah genital
4. Memasukkan kontras melalui kateter darah
5. Pengambilan gambar menggunakan foto X-Ray
6. Pada titik ini bisa dilakukan intervensi berupa angioplasty atau tindakan
lainnya
7. Pengukuran tekanan darah
8. Pelepasan kateter dan penekanan area intervensi untuk mencegah bleeding
Persiapan Prosedur
1. Anamnesis Jika pasien alergi terhadap substansi yang mengandung iodin,
mengidap diabetes, serta riwayat fungsi ginjal singkat

2. Makan seperti biasa pada malam sebelumnya, tapi saat tengah malam, tidak
boleh minum atau makan. Jika prosedur dilakukan sore hari, sarapan paginya
berupa makanan cair.
Komplikasi
1. Reaksi alergi terhadap kontras
2. Ketidaknyamanan
3. Bahan kontras yang dapat memperparah fungsi ginjal
4. Clotting pada daerah di sekitar kateter yang memblok aliran darah
5. Turunnya TD karena tubuh beradaptasi dengan peningkatan TD pada ginjal
6. Infeksi

Nuclear Medicine/Renal Scan


Metode ini merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dan
mengukur abnormalitas fungsi ginjal, menggunakan radioisotop atau substansi
radiofarmaka (bahan radioaktif). Hasil abnormal dapat menunjukkan kegagalan
ginjal (baik akut maupun kronik), komplikasi terhadap tranplantasi ginjal, atau
glomerulonefritis.

Indikasi

1. Resipien yang telah menerima


transplantasi ginjal untuk
mengecek fungsi ginjal
transpantasi

2.
3.
4.
5.
6.

Pasien hipertensi
Oklusi arteri renalis akut
Uropati obstruktif bilateral akut
Hidronefrosis bilateral
Pielonefritis kronik

Prosedur
1. Pasien berbaring dalam posisi supine di atas meja scanner
2. Pemasangan turniket bertujuan membuat tekanan dan memperbesar vena
lengan
3. Bagian cubiti diberi antiseptik lokal dan disuntikkan radioisotop ke dalam
vena
4. Pelepasan turniket bahan radioaktif mengikuti peredaran darah
5. Pengambilan gambar
6. Analisa dan interpretasi dengan menggunakan komputer. Hasil yang didapat
dari fungsi ginjal merupakan hasil kuantitatif, seperti berapa banyak darah
yang difilter ginjal per satuan waktu.
Cystography/Urethrocystography
Metode ini dilakukan untuk menilai
fungsi UT bawah; dengan mengisi vesika
urinaria menggunakan bahan kontras,
melalui uretra (secara retrograde) atau
kateter. Pencitraannya sendiri
menggunakan X-Ray. Sistografi berfungsi
menganalisa fungsi vesika urinaria,
sedangkan uretrosistografi berfungsi
melihat keadaan fungsi ureter.
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui
fungsi uretra dan vesika urinaria.
Setelah vesika urinaria penuh dengan
bahan kontras, barulah pengambilan gambar dilakukan. Gambar final diambil pada
Ekstravasasi kontras (perdarahan
saat
uretra)
kateter
dicabut dan pasien berkemih hingga vesika kosong.
Dengan cara ini, kita bisa mengkaji dengan akurat
seberapa efisien pengosongan kandung kemih
pasien.
Indikasi

1. Memeriksa jika vesika urinaria memiliki kelainan anatomis, seperti robekan


atau lubang
2. Menentukan jika terdapat:
a. Fistula vesika
e. Infeksi atau inflamasi
b. Batu traktus urinarius
f. Refluks vesikoureter
c. Divertikulum vesika
g. Abnormal clotting
d. Tumor
3. Sistitis berulang
Ruptur uretra

Komplikasi: Hipotensi, demam, takikardia, laju pernapasan meningkat.


Ante/Retrograde Urography/Pyelography
Metode ini dilakukan dengan mengisi traktus urinarius menggunakan metode
anterograde/retrograde. Seperti IVP, modalitas ini menggunakan kontras untuk
menghasilkan gambar X-Ray yang mendetail. Yang diperiksa adalah UT bawah;
yakni ureter dan ginjal.
Pada metode retrograde, kontras berbahan
dasar iodin diinjeksikan ke ureter. Setelah itu,
dilakukan fluoroskopi untuk
memvisualisasikan ureter dan ginjal.
Sedangkan pada metode antegrade,
digunakan jarum untuk diinjeksikan langsung
ke ginjal.
Indikasi: Kegagalan modalitas lainnya
(Intravenous Urography/IU, USG, Skintigrafi,
CT Scan) dalam mengklarifikasi temuan
pencitraan. Sering juga dilakukan pada
pasien hematuria atau suspect kanker.
Khusus AGP, biasanya digunakan untuk mendiagnosis hidronefrosis atau obstruksi
ureteropelvis.

Hipertrofi prostat dan hernia


skrotum

Calcified Bladder

Daftar Pustaka

Filling Defect: Tumor

Daftar Pustaka
Murna IW. Imaging of the Urinary System. Slide Kuliah FKUI 2011.
Department of Radiology University of Washington: Interventional Renal Angiogram.
Available at: http://www.rad.washington.edu/clinical/radiology-clinics/interventionalradiology-clinic/Interventional-Procedures/renal-angiogram. Downloaded April 2011.
Louis S. Liou, MD. MedLine Plus: Renal Scan. Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ ency/article/003790.htm. Downloaded April
2011.
Bhayani SB, Siegel CL. Urinary tract imaging: Basic principles. In: Wein AJ, ed.
Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007:chap 4.
American Urological Association Foundation: Antegrade and Retrograde
Pyelography. Available at: http://www.urologyhealth.org/adult/index.cfm?
cat=05&topic=271. Downloaded April 2011.

Anda mungkin juga menyukai