Anda di halaman 1dari 4

1.

Bronkoskopi
Dari berbagai prosedur invasif yang dilakukan pada respirasi,
bronkoskopi bisa memberikan hasil
pemeriksaan visual percabangan
trakeobronkial, termasuk melihat percabangan
bronkus ke-4 sampai ke-7 pada subjek dewasa.
Dengan pemeriksaan bronkoskopi, bisa
melakukan pemeriksaan bilasan
bronkus, broncho-alveolar lavage (BAL), dan pengambilan spesimen
jaringan dari saluran napas dan paru.
Selain untuk tujuan diagnostik, pemeriksaan bronkoskopi bisa juga
digunakan untuk terapi, seperti pengeluaran benda asing dalam saluran
napas, mucous plug, bekuan darah, tumor yang menutup saluran
napas dan berbagai lesi dalam saluran napas dengan teknik tertentu.
Ada dua tipe bronkoskop yang selama ini digunakan, yaitu
bronkoskop kaku (rigid) dan bronkoskop fleksibel (fiberoptik). Skope
fleksibel bisa dimasukkan melalui lubang hidung, mulut atau lubang
trakeostomi, sedang skope rigid hanya bisa melalui mulut dan lubang
trakeostomi. Meskipun pada beberapa pemeriksaan bisa menggunakan
anestesi lokal, namun anestesi umum lebih sering digunakan terutama
bronkoskopi kaku pada dewasa dan anak, serta bronkoskopi fleksibel pada
hampir semua pasien pediatri. Indikasi utama pemeriksaan bronkoskopi
adalah untuk diagnostik dan terapeutik, meskipun banyak juga pasien yang
memerlukan kedua indikasi tersebut pada satu tindakan.
Indikasi diagnostik:
a) Kelainan radiologi toraks
b) Suspek keganasan pada saluran napas dan paru
c) Limfadenopati pada hilus, paratrakea, dan subkarina
d) Infeksi paru
e) Hemoptisis
f) Benda asing dalam saluran napas
g) Batuk yang sulit disembuhkan
h) Suspek trauma saluran napas
i) Secara klinis curiga lesi saluran napas yang tidak terdeteksi dengan
pemeriksaan radiologi
Indikasi terapeutik:
a. Sekret yang tertahan dalam saluran napas

b. Mucous plug, bekuan darah, dan benda asing


c. Obstruiksi akibat neoplasma atau lesi lain (stenosis, striktura) pada
saluran napas yang memerlukan terapi laser, dilatasi, dan pemasangan
protese
d. Tatalaksana hemoptisis
e. Pemasangan ET (endotracheal tube)
Kontraindikasi absolut
a. Pasien tidak kooperatif (pada bronkoskopi dengan anestesi lokal)
b. Hemodinamik tidak stabil
c. Infark myokard baru
d. Unstable angina
e. Aritmia yang mengancam jiwa
f.

Asma yang memburuk atau status asmatikus

g. Hiperkarbia yang memburuk dengan cepat


h. Keterbatasan instrumen dan tenaga (termasuk tenaga terlatih
bronkoskopi)
2. Trakeostomi
Trakeostomi adalah prosedur operatif dengan membuat lubang untuk
bernapas pada dinding depan trakea. Trakeostomi menurut letak yaitu letak
yang tinggi dan letak yang rendah dan batasnya adalah cincin trakea ketiga.
Trakeostomi menurut waktu yaitu trakeostomi darurat dan trakeostomi
berencana.
Indikasi Trakeostomi

Obstruksi saluran napas atas

Insufisiensi mekanis respirasi

Kesulitan pernapasan akibat sekresi

Elektif: trakesotomi dilakukan untuk


mempertahankan aliran udara saat saluran napas atas tidak dapat
dilakukan.

Untuk membantu pemasangan alat bantu


pernapasan

Mengurangi ruang rugi /dead air space

Prosedur Trakeostomi
Alat-alat yang diperlukan, yaitu :
Spoit (semprit) dengan anestesi local (lidokain 2%)
Pisau (bisturi no. 11 & 15 dan penanganannya)

Pinset anatomi
Gunting panjang dengan tepi/ujung yang tumpul
Haak tumpul yang kecil, klem arteri (hemostat) lurus & bengkok
Retraktor untuk membuka lumen trakea
Suction dan kauterisasi
Kanul trakea
Forceps.
Kanul Trakheostomi
Terdiri dari 3 bagian yaitu kanul luar, kanul dalam dan abturator. Kanul dalam
dapat ditarik untuk dapat dibersihkan dalam waktu yang singkat. Obturator
hanya digunakan sebagai penuntun untuk kanul luar dan dicabut kembali
setelah kanul luar masuk pada tempatnya. Bentuk-bentuk kanul dapat pula
bervariasi sesuai dengan jenis dan kegunaannya masing-masing.
Trakheostomi Elektif Pada Orang Dewasa
Penderita tidur terlentang dengan posisi kepala lebig tingga daripada kaki
untuk mengurangi tekanan aliran balik vena. Kulit daerah leher dibersihkan
secara asepsis dan antisepsis dan ditutup dengan kain kasa steril.
Insisi horisontal direkomendasikan pada trakheostomi elektif. Insisi kulit
dilakukan pada daerah landmark sepanjang 5 cm,yaitu cincin ke-2 dan ke-4.
Ikatan-ikatan otot dipisahkan selapis demi selapis dan dijauhkan satu sama
lain dengan dua penarik kecil samapi cincin trachea tampak Isthmus ini bisa
diretraksi maka dapat ditarik ke atas dan ke bawah menjauhi lapangan
trakheostomi.
Irisan trakhea dilakukan pada jajaran setinggi cincin kedua dan ketiga. Kanul
trakheostomi disesuaikan dengan diameter dari lumen trakhea dan
panjangnya disesuaikan dengan panjang trakhea. Setelah kanul terpasang,
dilakukan fiksasi berupa pengikatan dari kanul dan diikatkan disisi leher.
Trakheostomi Darurat
Indikasi: kondisi pasien sangat berat berupa hipoksia yang semakin
menghebat dimana tidak ada waktu untuk trakheostomi terencana dan
fasilitas untuk intubasi endoktrakhea dan pemasukkan bronkhoskopi tidak
memungkinkan.
Teknik dari trakheostomi darurat berbeda dari trakheostomi terencana, yaitu
insisi dilakukan secara vertikal.
Trakheostomi Pada Anak
Teknik trakheostomi pada anak prinsipnya sama dengan pada orang dewasa.
Anak harus lebih hati-hati karena anatomi leher anak sedikit berbeda.
Diperlukan pula suatu ventilasi control dengan masker.

Perawatan Pasca Trakheostomi

Awasi tanda vital

Foto dada segera dilakukan dan 48 jam kemudian untuk melihat


komplikasi lambat yang mungkin ada.

Udara hangat yang lembab harus disediakan selama 48 sampai 72 jam

Aspirasi teratur harus dilakukan dalam beberapa hari segera setelah


operasi

Komplikasi
Immediate

Apneu, akibat lambatnya penanganan hipoksia

Perdarahan

Pneumothoraks dan pneumomediastinum

Trauma pada kartilago krikoid

Trauma pada struktur dekat trachea, seperti esophagus,


n.laringeal rekurens dan pleura.

Intermediate.

Erosi trachea dan perdarahan

Disposisi dari kanul trakheostomi

Emfisema subkutan

Aspirasi dan abses paru

Late

Fistel trakheokutanes yang menetap

Stenosis dari laring dan trachea

Pembentukan jaringan ikat pada trachea

Fistel trakheaosofagus

Dekanulasi
Pastikan bahwa penyakit yang mendasari tindakan trakeostomi telah teratasi.
Penutupan kanul trakeostomi dilakukan secara bertahap. Mulai dari bagian
stoma/lubang, bagian dan terakhir ditutup penuh, atau dengan mengganti
kanul dengan diameter yang lebih kecil.
Syarat-syarat dilakukan dekanulasi
Hambatan atau kelainan neurologik sudah teratasi sehingga airway melalui
hidung sudah adekuat. Jika pasien dapat batuk dengan adekuat dan disertai
fungsi menelan yang sudah baik. Sekret tidak ada tanda-tanda infeksi seperti
mukopurulen. Stoma terawat baik dan tidak ada komplikasi misalnya fistel
(faringokutan).

Anda mungkin juga menyukai