PENDAHULUAN
Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm atau bervariasi tergantung negara
dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun tembakau yang telah dicacah
(Aula, 2010). Rokok merupakan salah satu
produk industri dan komuditi internasional
yang mengandung sekitar 4000 bahan
kimiawi. Unsur yang paling penting antara
lain tar, nikotin, metil klorida, aseton,
amonia dan karbon monoksida, dari 4000
zat kimia itu 20 diantaranya adalah racun
mematikan dari 20 racun maut itu, 8
diantaranya adalah zat karsinogenik atau
penyebab kanker ganas dan sisanya
adalah racun tikus hidrogen sianida yang
biasa digunakan untuk mengeksekusi
narapidana yang dihukum mati, bahan
bakar roket atau metanol, bahan bakar
korek api atau butan, arsen atau racun
serangga, racun knalpot atau karbon
monoksida, amonia dan racun hama
(Partodiharjo, 2006).
Jenis rokok berdasarkan bahan
pembungkus, meliputi : 1). Klobot dari
daun jagung, 2). Kawung dari daun aren,
3). Sigaret dari kertas, 4). Cerutu dari daun
tembakau.
Jenis rokok berdasarkan bahan
baku atau isi, meliputi : 1). Rokok putih
yang berisi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu, 2). Rokok kretek
berisi daun tembakau dan cengkeh yang
diberi saus, 3). Rokok klembak berisi daun
tembakau, cengkeh dan kemenyan serta
saus.
Bahan kimia yang terkandung
dalam rokok antara lain : Nikotin, Aseton,
Metanol, Naftalen, Karbonmonoksida,
Hidrogen Sianida, Amonia, Toluen, Arsen,
DDT (racun serangga), Butena, Kadnium
(Partodiharjo,
2006).
Zat-zat
kimia
beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap akan masuk ke
dalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan
tekanan darah tinggi (Karyadi, 2002).
Macam-macam perokok meliputi:
Perokok aktif : orang yang secara
langsung menghisap rokok dan perokok
pasif : Yaitu orang yang tidak secara
langsung
menghisap
rokok
tetapi
Normal
Normal tinggi
Stadium 1
(hipertensi ringan)
Stadium 2
(hipertensi sedang)
Stadium 3
(hipertensi berat)
Stadium 4
(hipertensi maligna)
Tekanan
darah
sistolik
(mmHg)
Dibawah
130
130-139
140-159
Tekanan
darah diastolic
(mmHg)
160-179
100-109
180-209
110-119
210 atau
lebih
Dibawah 85
85-89
90-99
Konsumsi
Rokok
Ringan
Sedang
Berat
Total
26
3
1
30
86,7
10,0
3,3
100
Hipertensi
Ringan
Sedang
Berat
Total
f
26
3
1
30
%
86,7
10,0
3,3
100
Konsumsi
Rokok Per
Hari
Ringan
Sedang
Berat
Total
Hipertensi
Ringan
Sedang
Berat
24
2
0
26
2
1
0
3
0
0
1
1
Total
26
3
1
30
Nilai
hitung
Nilai p
hitung
0,463
0,010
Perhitungan
menghasilkan
angka koefisien korelasi rho () sebesar
0,463 > 0,361 dengan probabilitas (p)
sebesar 0,010 < 0,05 menunjukkan
bahwa pengujian signifikan pada taraf
kesalahan 5%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
antara jumlah konsumsi batang rokok
per hari dengan tingkat hipertensi.
Angka koefisien korelasi
bernilai positif berarti bahwa arah
hubungan kedua variabel positif atau
berbanding lurus yang berarti semakin
banyak jumlah konsumsi batang rokok
per hari semakin berat hipertensi yang
diderita.
PEMBAHASAN
1. Jumlah Konsumsi Batang Rokok Per
Hari
Jumlah konsumsi rokok per hari dapat
digunakan sebagai indikator tingkatan
merokok seseorang. Dalam penelitian
ini konsumsi rokok dikategorikan
menjadi 3 yaitu kurang dari 10 batang
per hari (perokok ringan), 10 20
batang per hari (perokok sedang), dan
lebih dari 20 batang per hari (perokok
berat). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
(86,7%) termasuk perokok ringan yaitu
mengkonsumsi kurang dari 10 batang
meningkatkan
adrenalin
yang
membuat jantung berdebar lebih cepat
dan bekerja lebih keras, frekuensi
denyut jantung meningkat dan kontraksi
jantung
meningkat
sehingga
menimbulkan tekanan darah meningkat
(Aula, 2010 : 29). Konsep ini
mengandung
pengertian
bahwa
semakin banyak kadar zat-zat beracun
tersebut maka semakin berat juga
hipertensi yang terjadi. Kadar zat-zat
kimia rokok dalam darah secara
langsung ditentukan banyak sedikitnya
konsumsi rokok. Semakin banyak
jumlah konsumsi batang rokok per hari
semakin berat hipertensi yang diderita
masyarakat di Dukuh Candi Desa
Gunung Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali.
Terlepas dari perbedaan tingkat
hipertensi
yang
terjadi
karena
perbedaan jumlah konsumsi rokok,
pada dasarnya merokok berpengaruh
terhadap kejadian hipertensi. Zat-zat
kimia beracun seperti nikotin dan
karbon monoksida yang dihisap melalui
rokok yang masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri, mengakibatkan
proses aterosklerosis dan tekanan
darah tinggi. Pada studi autopsi,
dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan
merokok dengan adanya aterosklerosis
pada seluruh pembuluh darah. Merokok
pada penderita tekanan darah tinggi
semakin
meningkatkan
resiko
kerusakan pada pembuluh darah arteri
(Karyadi, 2002).
KESIMPULAN
Penduduk desa dukuh Candi Desa
Gunung Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali mayoritas perokok ringan yaitu 26
responden (86,7 %), perokok sedang 3
responden (10 %) dan perokok berat 1
responden (3,3 %).
Penduduk menderita hipertensi
ringan 26 responden atau 86,7 %
sedangkan hipertensi sedang 3 (10 %)
dan hipertensi berat 1 (3,3 %).
Ada hubungan positif antara jumlah
konsumsi batang rokok per hari dengan
tingkat hipertensi pada masyarakat
dengan hasil p : 0,010 < 0,05 atau :
0,463 > 0,364 pada signifikansi 95 %,