If Rs Sssssssss Ss
If Rs Sssssssss Ss
characteristic)
yang
membuat
informasi
akuntansi
berguna,
dan unsur-unsur
(elements)laporan keuangan (aset, liabiltas,ekuitas,pendapatan dan beban). Sedangkan
pada tingkat ketiga terdapat konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and
recognition) yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar
akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan
lingkungan pelaporan berjalan.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkantujuan
pelaporan keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan tentang
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi yang telah menjadi maupun yang potensial
investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan tentang
penyediaan sumber daya entitas. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Suatu laporan
keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam
laporan
keuangan
tersebut
dapat
dipahami,
relevan,
andal
dan
dapat
diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Dalam rangka penyajian laporan keuangan Perusahaan, salah satu
pihak pengguna laporan yang harus dipertimbangkan adalah investor.
Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan No. 1 ( Revisi2009 ) , Laporan Keuangan Dasar (basic financial
statement) terdiri dari: (1) Laporan Posisi Keuangan; (2) Laporan Laba-Rugi Komprehensif;
(3) Laporan Arus Kas; (4) Laporan Perubahan Ekuitas ; (5) Catatan atas Laporan Keuangan.
Pelaporan Keuangan (financial reporting) merupakan financial statement
plus, karena terdiri dari: (1) Laporan Keuangan Dasar (basic financial statement) ; (2)
Informasi Pelengkap, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga (SAK 2009) ; (3) Sarana pelaporan keuangan
lainnya, contohnya: analisis dan diskusi manajemen, surat kepada pemegang saham.
Pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Perusahaan dimaksudkan untuk
memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan
mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga
dapat memberikan kualitas penyajian dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna
informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan
keuangan harus cukup informatif untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
seorang pemakai yang berpengetahuan. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure)
mengakui bahwa penyajianinformasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun sifat,
harus memenuhi kaidah keseimbangan antara manfaat dan biaya.Jadi, pelaporan
keuangan (financial reporting) lebih luas daripada laporan keuangan (financial
statement). Karena, dalam pelaporan keuangan perusahaan dapat sekaligus melaporkan
hal-hal di luar akuntansi.
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan keuangan perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia.Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam
rangka
stabilitas
perekonomian. Manfaat
dari
program
konvergensi
IFRS
diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi
perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan
mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi
untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Banyaknya standar yang harus
dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi
publik untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program konvergensi IFRS.
Beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian
Pelaporan Keuangan, akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif:
1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based
Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau
rigid, melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus
diikuti untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat
diperbandingkan dan objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk
mencapai kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif,
standar akuntansi harus bersifat ketat dan rigid.
2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan
Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi yang akan kita
gunakan menjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah
disederhanakan kedalam beberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah
yang menjadikan peran professional judgement lebih dibutuhkan baik dalam hal
mempersiapkan laporan keuangan maupun dalam hal pengauditan. Dan hal terpenting yang
harus kita lakukan adalah bahwa semua dokumen serta proses Profesional Judgement itu
harus didokumentasikan.
3. Penggunaan Fair Value Accounting
Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai
adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.Sehingga dengan
adanya fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan
instrumen keuangan tercatat pada nilai sebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi
pasar. Sehingga kualitas yang dihasilkan atas laporan keuangan menjadi dapat diandalkan.
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penilaian dan pengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga
didalam penyusunan laporan keuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan
untuk diungkapkan secara menyeluruh agar transparansi menjadi suatu hal penting bagi
pengguna laporan keuangan.
KESIMPULAN
Konvergensi IFRS memiliki pengaruh yang sangat besar pada perusahaan, khususnya pada
pelaporan keuangan perusahaan, dan kinerja perusahaan akan juga meningkat dengan
adanya pergeseran standar akuntansi yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut.
Konvergensi standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan
menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan
item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin
tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan
perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan
akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan
informasi yang valid untuk aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan.
Tujuan perusahaan mengadopsi IFRS agar perusahaan secara global dapat diterima,
sehingga pihak asing ingin berhubungan dengan perusahaan tersebut baik dari segi
investasi maupun kreditor. Dan kualitas penyajian pelaporan dan akuntasi keuangan juga
dapat digunakan sesuai kebutuhan pengguna laporan keuangan.
http://elraihany.wordpress.com/2013/04/24/konvergensi-ifrs-di-indonesiaperkembangan-dan-dampaknya-terhadap-bisnis-dan-auditor/
ELRAIHANY
digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya
pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya
tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara
mengakibatkan
munculnya
Standar
Akuntansi
Internasional
yang
lebih
dikenal
dengan
IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses
rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara.
PEMBAHASAN
A. Konvergensi IFRS di Indonesia
Baskerville (2010) dalam Utami, et al. (2012) mengungkapkan bahwa konvergensi dapat berarti
harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai
suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat
keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses
menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan
adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan
keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan
dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara
negara berkembang seperti Indonesia.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1.
Tahap Adopsi (2008 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2.
Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa
PSAK berbasis IFRS.
3.
Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara
bertahap.
Kemudian
dilakukan
evaluasi
terhadap
dampak
penerapan
PSAK
secara
komprehensif.
Mengapa IFRS?
Indonesia merupakan bagian dari IFAC (International Federation of Accountant) yang harus tunduk
pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya adalah dengan menggunakan IFRS
sebagai accounting standard. Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah
Indonesia sebagai anggota G20 forum.
Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008, prinsipprinsip G20 yang dicanangkan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Selanjutnya,
pertemuan
G20
di
London,
April
2009
menghasilkan
kesepakatan
Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih
mudah dikomunikasikan ke investor global.
2.
Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.
Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4.
Smoothing
income menjadi
semakin
sulit
dengan
penggunakan balance
sheet
6.
Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-based akan berdampak pada tipe dan
jumlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian IFRS
mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai kerangka konseptual
informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara tepat dalam pembuatan keputusan.
Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kejadian
maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental sebelum membuat judgment.
Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi etis dan legal dalam implementasi
standar (Carmona & Trombetta, 2008).
Pengadopsian IFRS juga menciptakan pasar yang luas bagi jasa audit. Berbagai estimasi yang
dibuat oleh manajemen perlu dinilai kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntut
memiliki kemampuan menginterpretasi tujuan dari suatu standar. AAA Financial Accounting
Standard Committee (2003) bahkan meyakini kemungkinan meningkatnya konflik antara auditor dan
klien.
KESIMPULAN
Konvergensi IFRS di Indonesia perlu didukung agar Indonesia memperoleh pengakuan maksimal
dari komunitas Internasional khusunya di mata investor global. Dengan diadopsinya IFRS di
Indonesia, maka proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara akan semakin mudah. Dapat
dikatakan demikian karena diterapkannya suatu standar internasional akan meningkatkan
kepercayaan internasional untuk berinvestasi di Indonesia.
http://riyanikusuma.wordpress.com/2012/11/16/dampak-yang-timbul-akibatpenerapan-ifrs/
Sejak tahun 2004, IAI telah melakukan harmonisasi (konvergensi) antara GAAP dan IFRS untuk
mencapai daya saing global. Diharapkan pada tahun ini perbedaan antara GAAP dan IFRS dapat
diselesaikan dan IFRS pun dapat diterapkan sepenuhnya.
Selain itu, terdapat Kendala yang dihadapi dalam penerapan IFRS secara penuh. Ada tiga permasalahan
utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi penuh IFRS.
1.
Permasalahan pertama adalah kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) sebagai financial accounting standard setter di Indonesia.
2.
Permasalahan kedua adalah kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron
dengan IFRS.
3.
Permasalahn ketiga adalah kurang siapnya sumber manusia dan dunia pendidikan di Indonesia.