Anda di halaman 1dari 33

Pendahuluan

Meningkatnya arus globalisasi yang menghilangkan batas batas


geografis dalam kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan dapat diterima di
berbagai negara. Untuk itu, dibentuklah suatu standar yang bernama IFRS
(International Financial reporting standar) sebagai suatu pakem umum dalam
usaha harmonisasi standar akuntansi keuangan. Dengan adanya suatu standar
yang diterima secara internasional, diharapkan keterbandingan laporan
keuangan antar negara menjadi lebih tinggi
International Financial Reporting Standard atau IFRS adalah pedoman
penyususnan laporan keuangan yang dapat diterima secara global. IFRS yang ada saat
ini mengalami sejarah yang cukup panjang dalam proses terbentuknya. Mulai dari
terbentuknya IASC / IAFB, IASB, hingga menjadi IFRS seperti yang ada saat ini. Jika
sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem
pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia
mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Pengadopsian IFRS juga berlaku di Indonesia. Pengadopsian ini akan berlaku
secara penuh pada tahun 2012 nanti seperti yang dilansir oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pada saat peringatan HUT nya yang ke-51. Dengan mengadopsi IFRS,
perusahaan-perusahaan di Indonesia diharapka dapat meningkatkan daya informasi
dari laporan keuangan. Selain itu, pengadopsian IFRS diharapkan memberikan
kemudahan dalam pemahaman laporan keuangan dengan menggunakan SAK ( Standar
Akuntansi Keuangan ) yang dikenal secara internasional, serta meningkatkan arus
investasi global dan menurunkan biaya modal melalui pasar modal global.

Ruang Lingkup

Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk


pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan
IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang
pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode
pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para
pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan
Entitas harus menerapkan IFRS ini di:
A) laporan keuangan IFRS pertamanya dan
B) Setiap laporan keuangan interim jika ada yang menyajikan sesuai dengan
IAS-34 pelaporan keuangan interim untuk bagian dari periode yang dicakup
oleh laporan keuangan IFRS pertama.
C) IFRS 1 tidak berlaku untuk badan sudah melaporkan berdasarkan IFRS

PROses Adopsi
a. Alasan Perlunya Standar Akuntansi Internasional
Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan
informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best
practise
Roadmap IFRS di Indonesia
No
1

Waktu Efektif
Kurang dari tahun 2010

Penambahan Aturan
3 PSAK
1 ISAK
9 PPSAK
1 PISAK

2011

16 PSAK
6 ISAK
1 PPSAK

2012

11 PSAK
12 ISAK
3 PPSAK

2013

22 PSAK
1 ISAK
2 PPSAK

2014 dan 2015

4 PSAK
9 Revisi PSAK
4 ISAK (2014)
1 PPSAK (2014)
Penyesuan SAK

Perkembangan setelah 1 Januari 2015 :


IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1 Januari 2018)

Pembahasan IASB
Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
IFRS on Leases
Amandemen dan penyesuaian IFRS lain

Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan

1.

Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan
pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan
IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan

2.

komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal


pelaporan adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.

Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.


Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
Employee benefits.
Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah

5.

(goodwill), dan penyesuaian nilai wajar.


Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).

A. Perbandingan PSAK dengan IFRS


Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia
dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
43 Standart (PSAK)
8 Syariah Standart
11 Interpretation (ISAK)
4 Tecnical Bulletins
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa

IFRS
37 Standart
8 IFRS
29 IAS
27 Interpretations
16 IFRIC Interpretation

Akuntabilitas Publik/UKM)

11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang


masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK
ke IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan diubah menjadi
PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption
sebagaimana tabel berikut:
Perbedaan
Arti
harafiah
Standart

Adaption
Adaptasi/Penyelarasan

Convergence
Pertemuan pada suatu

Full Adoption
Adopsi/pemakaian

Membuat standar yang

titik
Membuat standar baru

Mentranslet standar

akuntansi

Contoh

benar benar baru

Indonesia sebelum IFRS

dengan

lama menjadi standar

mempertimbangkan

baru

keadaan yang berlaku


Indonesia setelah 2012

Australia, Hongkong

negara

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, dengan


tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya
menjadi Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian
kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas.
Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk
konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan
penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset
pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas
suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP)
berubah menjadi Prinsiple Based.
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan
batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan
misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK
update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan
bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan
untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan
yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan
laporan internal.
Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan
(disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang

dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan


fakta yang lebih baik.
Perbedaan IFRS dengan PSAK berdasarkan urutan standar yang digunakan IFRS
PENDAHULUAN DAN KERANGKA DASAR (IAS 1; PSAK 1)
No
Perbedaan
IFRS
1

Cakupan

SAK diperuntukkan untuk

Pengaturan

Desain IFRS diperuntukkan


untuk entitas yang bersifat
profit-

oriented, Nirlaba, UKM


(Usaha kecil menengah) yang
disebut SAK-ENTAP, dan
Perusahaan berbasis syariah.

Kerangka

oriented dan SME (Small


Medium Enterprise). IFRS
belum mengatur standar
akuntansi untuk perusahaan
berbasis syariah.
Memungkinkan penilaian aktiva
tetap berwujud dan tidak
berwujud menggunakan nilai
wajar. Laporan keuangan harus

memberikan alternatif
penggunaan nilai wajar untuk
menilai kembali aktiva tetap

disajikan dengan basis true and


fair (IFRS Framework par 46)

berwujud dan tidak berwujud.


Laporan keuangan disajikan
dengan basis fairly stated
Entitas tidak harus membuat

Dasar

PSAK

Entitas yang bersifat profit-

Sama seperti IFRS, PSAK

Pernyataan

Entitas harus membuat

kepatuhan
akan Standar

pernyataan eksplisit tentang


kepatuhan akan standar IFRS

pernyataan kepatuhan akan

Prinsip

Tidak diatur secara khusus

Dianjurkan agar entitas

Ketepatan
Waktu
(Timeliness)

kapan entitas menyajikan


laporan keuangan

menyajikan laporan
keuangan paling lama 4
bulan setelah tanggal neraca

Basis

Menganut standar akuntansi

Menganut standar akuntansi

Standar

berbasis prinsip untuk


meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan
keterbandingan laporan
keuangan antar entitas secara
global.
Tidak lagi mengakui prinsip

berbasis aturan.

konservatif, namun diganti


dengan prinsip kehati-hatian
(Prudence)

konservatif

Prinsip
Konservatif

SAK

Masih mengkui prinsip

Efek
Akan ada
penerapan
standar yang
bersifat setengah
setengah
terhadap
perusahaan yang
berbasis syariah.

Harus dibuat
pernyataan
eksplisit akan
kepatuhan pada
PSAK
di CALK
Perlunya
penyesuaian
aturan terkait
dengan kewajiban
entitas untuk
memenuhi
kewajiban
perpajakan dalam
menyampaikan
SPT Tahunan
paling lambat
tanggal 31 Maret
untuk WP Orang
Pribadi dan 30

PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (IAS 1; PSAK 1 REV 1998)


No
1

Perbedaan

IFRS

Komponen

Komponen laporan keuangan

Komponen laporan keuangan

Laporan
Keuangan
yang lengkap

lengkap terdiri atas :

lengkap terdiri atas :

Neraca

(neraca)

Laporan laba rugi

Laporan laba rugi


komprehensif

Laporan perubahan ekuitas

Laporan arus kas

Catatan atas laporan


keuangan

PSAK

Pengungkapan
dalam Laporan
posisi
keuangan

Laporan posisi keuangan

Laporan perubahan ekuitas

Laporan arus kas

- Catatan atas laporan


keuangan
Berdasar
ilustrasi IFRS :
Aset:
Aset Tidak
Lancar

(neraca)

Ekuitas:
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan ke

Aset lancar

pemilik
entitas induk

Berdasar PSAK:
Aset:
Aset
Lancar
pendek

Laibilitas
Laibilitas
jangka

Aset Tidak

Laibilitas

Lancar

jangka panjang

Hak nonpengendali
Laibilitas
Laibilitas
jangka panjang
3

Ekuitas
Hak nonpengendali

Ekuitas yang
dapat
Menggunakan istilah hak

Istilah minority

Istilah minority interest (hak

interest

minoritas) diganti menjadi non


controlling interest (hak non

Pos luar biasa

pengendali)
dan istilah
disajikan
Tidak mengenal
posdalam
luar Masih memakai istilah pos luar

(extraordinary
item)
Penyajian

biasa (extraordinary item)


Laibilitas jangka panjang

biasa (extraordinary item)


Tetap disajikan sebagai

laibilitas

disajikan sebagai Laibilitas


jangka pendek jika akan jatuh
tempo dalam 12 bulan
meskipun perjanjian
pembiayaan kembali sudah
selesai setelah periode
pelaporan dan sebelum
penerbitan laporan keuangan

Laibilitas jangka panjang

jangka panjang
yang akan
dibiayai
kembali

minoritas

Efek

LAPORAN ARUS KAS (IAS 7; PSAK 2 REEV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
1

Metode

PSAK

Efek

Dianjurkan menggunakan

Tidak ada pengaturan, kecuali

Diperlukan

metode langsung, namun


metode tidak langsung tetap
diperbolehkan

untuk Perusahaan Publik


(Listed Company) harus
menggunakan Metode
Langsung sesuai Peraturan
Bapepam VIII G 7

pengaturan
lebih lanjut
tentang
kebolehan

yang telah diubah dengan KEP06/PM/2000

Arus kas

Item pos luar biasa tidak

Masih diperkenankan

terkait pos

diperbolehkan dalam IFRS

menggunakan istilah pos luar

luar biasa

biasa, dan diklasifikasikan


sesuai dengan sifat
transaksinya, apakah sebagai
aktivitas operasi, investasi atau

PERSEDIAAN (IAS 2; PSAK 14 REV 2008)


No
Perbedaan
IFRS
1
Pengukuran biaya
Pengukuran

Penggunaan
Metode LIFO

penggunaan
kedua metode
arus kas
ataukah hanya
menggunakan
metode
langsung dalam
pelaporan
keuangan

PSAK
Sama dengan IFRS,

persediaan

Persediaan harus

berdasarkan biaya
atau net realizable
value (nilai realisasi
bersih)melarang
mana yang
IFRS

diukur berdasarkan
biaya atau

penggunaan metode
LIFO (Last In First
Out). Hanya boleh

Rev 1994,
penggunaan metode
LIFO masih

menggunakan
metode FIFO atau
rata-rata tertimbang

nilai realisasi neto,


Dalam PSAK No 14

Efek Konvergensi

Diperlukan
penyesuaian aturan
terhadap

pelarangan metode
diperbolehkan.
Namun dalam Revisi LIFO dalam
konteks
tahun 2008
penggunaan metode perpajakan.
LIFO sudah dilarang.
Hanya digunakan
metode FIFO (First in
First Out) / MPKP
(Masuk Pertama
Keluar Pertama) atau

PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN PRINSIP AKUNTANSI DAN KESALAHAN MENDASAR (IAS 8;


No

Perbedaan

IFRS

PSAK

Efek Konvergensi

Perubahan

Dicatat secara

Sama seperti IFRS,

kebijakan atau

retrospektif dan

dicatat secara

prinsip akuntansi

dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif

retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif

perubahan pada saat


periode dilakukan
perubahan

perubahan pada saat


periode dilakukan
perubahan

Kesalahan

Konsep kesalahan

Masih memakai

mendasar

mendasar
(fundamental error)
dihapus dan diganti
dengan Prior period
error (Kesalahan
periode lalu)

konsep kesalahan
mendasar
(Fundamental error)
yang disajikan
secara retrospektif

Perubahan estimasi Perubahan estimasi

Sama seperti IFRS,

dicatat secara
retrospektif dengan

Perubahan estimasi
dicatat secara

cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba

retrospektif dengan
cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba

rugi periode yang


akan datang jika

rugi periode yang

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (IAS 10; PSAK 8 REV 2003)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Pengungkapan
Mengatur
Mengatur

pengungkapan dan
penyesuaian laporan
keuangan terkait
peristiwa baik yang
bersifat favorable

pengungkapan dan
penyesuaian laporan
keuangan terkait
peristiwa baik yang
bersifat favorable
maupun unfavorable
yang terjadi antara
tangal neraca hingga
tanggal

Penggunaan istilah

maupun unfavorable
yang terjadi antara
akhir periode
pelaporan hingga
tanggal laporan
keuangan diotorisasi
Istilah events after

Peristiwa setelah

balance sheet date

istilah peristiwa

tanggal neraca VS
Peristiwa setelah
akhir pelaporan

(peristiwa setelah
tanggal neraca)
direvisi menjadi

setelah tanggal
neraca

Masih menggunakan

Efek Konvergensi

Events after
reporting period
(Peristiwa setelah
periode pelaporan)

Penggunaan istilah

Terdapat istilah

Memakai istilah

Tanggal Laporan
keuangan

tanggal laporan
keuangan diotorisasi

tangal penyelesaian
laporan keuangan

Diotorisasi untuk
terbit

untuk terbit (the date


when the financial
statements are
authorised for issue).
Terdapat

Tidak diatur

Pihak yang dapat


mengubah laporan
keuangan setelah
diterbitkan

pendefinisian
lebih lebih
mendalam
tentang istilah

pengungkapan fakta
adanya pihak yang
dapat mengubah
laporan keuangan
setelah diterbitkan jika
ada

KONTRAK KONSTRUKSI (IAS 11; PSAK 34 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Pengukuran
IAS mengharuskan
Sama seperti IAS
Pendapatan

Perlunya

Efek Konvergensi

penggunaan metode
persentase
penyelesaian
(percentage of
completion method)
untuk melakukan
pengakuan terhadap
pendapatan dan
beban jika realisasi
konstruksi dapat
diestimasi dengan
andal. IAS 11
memberikan
pedoman yang
sangat terbatas
dalam menentukan
estimasi realisasi
kontrak

PAJAK PENGHASILAN (IAS 12; PSAK 46 REV 1997)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Pengaturan
IAS 12 mengatur
Sama dengan IFRS.
tentang beda
temporer (temporary
difference) antara
basis pajak dengan
basis komersil yang
dijadikan basis

Efek Konvergensi

dalam mengakui
aktiva atau kewajiban
pajak tangguhan

Perbedaan

Mencakup

Tidak mengatur

temporer dari Hibah


pemerintah

perbedaan temporer
akibat adanya hibah

perlakuan perbedaan
temporer akibat

pemerintah

hibah pemerintah

(government grants)

Pengakuan pajak

Pengakuan pajak

Pengakuan pajak

dari Goodwill

tangguhan yang
berasal dari Goodwill
yang muncuk dari
penggabungan

dari Goodwill dijinkan


sepanjang diakui
secara fiscal

usaha tidak diijinkan

Pengungkapan

Tidak mengatur

Pengungkapan

pajak dari pos luar


biasa

pengungkapan yang
berasal dari

untuk beban

pos luar biasa

(penghasilan) pajak
yang berasal dari pos
luar biasa serta sifat
setiap jumlahnya.

Pengaturan PPh

Tidak mengatur

Mengatur konsep

Final

tentang PPh Final

pengenaan PPh Final


karena di Indonesia
terdapat pengaturan
perpajakan yang
bersifat pemungutan
atau pemotongan
Final

Pengaturan SKP

Tidak mengatur

Mengatur tentang

(Surat Ketetapan

tentang SKP

pengungkapan SKP,
termasuk SKP yang
diterima tidak dalam

Pajak)

periode terjadinya
yang akan
mempengaruhi
konsekuensi pajak
pada periode

Pengaturan beda

Terdapat pengaturan

Tidak terdapat

temporer akibat
penerapan model
revaluasi
sebagaimana diatur
dalam IAS 16

beda temporer dari


perbedaan basis
pelaporan fiscal dan
komersial sebagai
konsekuensi
penerapan model
revaluasi
sebagaimana diatur
dalam IAS 16

pengaturan

AKTIVA TETAP (IAS 16; PSAK 16 REV 2007)


No
Perbedaan
IFRS
1
Penilaian Aktiva
Penerapan prinsip

PSAK
Sama dengan IFRS

Efek Konvergensi
Penggunaan jasa

nilai wajar dalam


penilaian
Aset.
Aktiva dapat
diukur

independent
appraisal
(penilai)
akan berkembang

Selisih akibat

dengan menggunakan
dua
Nilaipendekatan,
selisih akibatyaitu Sama dengan IFRS

untuk asset yang


tidak
diukur
Harusdapat
dilakukan

revaluasi
Metode penyusutan

adanya revaluasi
disajikan
dalam lapora Sama dengan IFRS,
Metode penyusutan

penyesuaian
terhadap
Perlunya aturan

Nilai residu

yang digunakan harus dengan penyesuaian penyesuaian


ditelaah
secara
sesuai
denganIFRS,
PSAK terhadap peraturan
Manajemen
harus
Sama dengan
melakukan review
atas nilai residu dan

dengan penyesuaian
sesuai dengan PSAK

SEWA (IAS 17; PSAK 30 REV 2007)


No
Perbedaan
IFRS
1
Kapitalisasi Aktiva
Aktiva sewa
pembiayaan
Sewa
dikapitalisasi jika
kontrak sewa
mengalihkan secara

PSAK
Sama dengan IFRS

Efek Konvergensi

substansial seluruh
resiko dan manfaat
terkait kepemilikan
aktiva. Suatu sewa
diklasifikasikan
sebagai sewa

Kriteria Klasifikasi
Sewa Pembiayaan

operasi jika sewa


tidak mengalihkan
mengalihkan secara
substansial seluruh
resiko dan manfaat
terkait kepemilikan
Kriteria yang harus
dipenuhi untuk
diklasifikasikan
sebagai sewa
pembiayaan:
-

Pengalihan
kepemilikan
aktiva pada akhir
masa sewa

Lesse memiliki
hak opsi untuk
membeli dengan
harga cukup
rendah di akhir
masa sewa

Masa sewa
meliputi
sebagian besar
umur ekonomis
aktiva

Pada awal sewa


nilai kini dari
jumlah
pembayaran
sewa minimum
mendekati nilai
wajar aktiva

Aktiva sewa
bersifat khusus
dimana lessee

Sama dengan IFRS

Pengaturan tentang Tidak mengatur

Mengatur tentang

sewa pembiayaan
tanah

sewa tanah yang


bisa diklasifikasikan
sebagai sewa
pembiayaan

tentang sewa
pembiayaan tanah

PENDAPATAN (IAS 18; PSAK 23 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
1
Pengakuan
Pendapatan diakui
Pendapatan

jika dapat terukur


dengan andal,
manfaat ekonomi
yang probable. Jika
pendapatan diakui
dari transaksi
penjualan, maka
pendapatan diakui
jika resiko dan
manfaat aktiva yang
diperjual belikan
telah dialihkan pada
pembeli

PSAK
Sama dengan IFRS

Efek Konvergensi

Pengakuan

Tidak diatur

pendapatan pada
industry khusus

Terdapat pengaturan

Harus dilakukan

spesifik untuk
pengakuan
pendapatan industry
khusus, seperti
reksadana (PSAK

penyesuaian
terhadap aturan
perpajakan terkait
pengenaan pajak
(PMK 79/2008),

49),
Penyelenggaraan
jalan tol (PSAK 37),
Asuransi jiwa (PSAK

seperti terhadap
selisih lebih
revaluasi dan
perolehan ijin untuk
melakukan
revaluasi.

36), Asuransi
kerugian (PSAK 28),
Pertambangan

IMBALAN KERJA (IAS 19; PSAK 24 REV 2004 )


No
Perbedaan
IFRS
1
Pembagian imbalan Imbalan kerja dibagi
kerja
2

PSAK
Sama dengan IFRS

Efek Konvergensi

dalam dua kelompok


yaitu imbalan kerja
jangka pendek dan
imbalan
Dengan pasca kerja

Sama dengan IFRS

imbalan pasca
kerja
Imbalan kerja

metode Projected
unit
credit
method
Tidak
mengatur

Mengatur imbalan

Berdasar ED PSAK

ekuitas

imbalan kerja ekuitas

kerja berbasis
ekuitas

24, Imbalan kerja


berbasis ekuitas
akan diatur dalam
PSAK 53 tentang
pembayaran
berbasis saham

Metode
penghitungan

menggunakan

HIBAH PEMERINTAH (IAS 20; ED PSAK 61 2010)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Bantuan
Hibah pemerintah,
Tidak mengatur
pemerintah atau
hibah pemerintah

Efek Konvergensi
Dibuat PSAK

termasuk yang
tentang hibah
bersifat moneter,
pemerintah secara
diakui ketika terdapat khusus
kepastian bahwa
entitas yang
menerima akan
memenuhi semua

khusus tentang
pengungkapan
hibah pemerintah
yang saat ini masih
berupa Exposure
Draft, yaitu ED
PSAK 61 tentang

persyaratan yang
diharuskan dalam
ketentuan. Hibah
akan diakui sebagai
laba pada periodeperiode pelaporan
dimana entitas
mengeluarkan biaya
untuk memperoleh

Akuntansi hibah
pemerintah dan
pengungkapan
bantuan
pemerintah

MATA UANG ASING (IAS 21; PSAK 10, 11, DAN 52)
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Pengaturan
Pengaturan tentang
Pengaturan mata

mata uang
fungsional dan mata
uang asing terdapat

uang asing tersebar


di PSAK 10 tentang
Transaksi dalam

mata uang asing


akan disatukan
dalam satu PSAK

di IAS 21 tentang
The Effects of
Changes in Foregn
Exchange Rates

mata uang asing,


PSAK 11 tentang
Penjabaran Laporan
keuangan dalam
Mata Uang Asing,
dan PSAK 52
tentang Akuntansi
Mata Uang
pelaporan

yang masih berupa


Exposure Draft,
yaitu ED PSAK 10
tentang Pengaruh
Perubahan

Penentuan mata

IAS 21

Menggunakan tiga

uang fungsional

mengharuskan
penggunaan indicator
primer dan sekunder.
Indicator primer terdiri
dari

indicator, yaitu
indicator arus kas,
harga jual dan biaya,
hubungan dan
transaksi antara

Penjabaran laporan
keuangan

Efek Konvergensi
Pengaturan tentang

harga barang dan


anak dan induk
jasa, mata uang
perusahaan.
pembayaran bahan
baku, upah, dan biaya
lain. Indicator
sekunder terdiri dari
mata uang dominan
dalam pendanaan,
operasional,
dan
Proses penjabaran
Proses pengukuran
laporan keuangan
dilakukan jika mata
uang pelaporan yang
digunakan berbeda
dengan mata uang
fungsional (mata uang
dasar entitas bisnis
dalam menyajikan
laporan keuangan)

kembali dilakukan
bila mata uang
pelaporan bukan
mata uang rupiah

Nilai Tukar Valuta


Asing

Kejadian Hiper
Inflasi

Jika mata uang


fungsional laporan

Tidak mengatur
akuntansi ketika

keuangan adalah

keadaan sedang

mata uang suatu


hiper inflasi
ekonomi yang sedang
mengalami inflasi
tinggi, maka laporan
keuangan harus
disajikan kembali
sesuai IAS

Pembuatan
Standar Akuntasi
yang masih berupa
Exposure Draft yaitu
ED PSAK 63 tentang
Pelaporan Keuangan
dalam Ekonomi
Hiperinflasi.

29 tentang Financial
Reporting in Hyper
Inflation Economies
BIAYA PINJAMAN (IAS 23; PSAK 26 REV 2008)
No
Perbedaan
IFRS
1
Kapitalisasi biaya
Biaya pinjaman yang
pinjaman

PSAK
Sama dengan IFRS.

Efek Konvergensi

dapat diatribusikan
langsung terhadap
akuisisi, konstruksi,
atau produksi suatu
aktiva harus
dikapitalisasi sebagai
bagian biaya
perolehan aktiva

HUBUNGAN ISTIMEWA (IAS 24, PSAK 7 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Definisi hubungan
Definisi dan criteria
Tidak diatur secara
istimewa

Pengungkapan

pihak yang memiliki


hubungan istimewa
diatur secara detail

detail

Pengungkapan

Pengungkapan

dilakukan secara
luas termasuk
pengungkapan
tentang kompensasi

diutamakan terhadap

yang diberikan
perusahaan terhadap
manajemen dan
karyawan kunci
dalam bentuk
imbalan jangka
pendek, imbalan
pasca kerja, imbalan
jangka panjang,
pemutusan

3 hal yaitu volume


dan proporsi pos pos
terbuka dan
kebijakan harga
transaksi dengan
pihak yang
pengungkapan atas
kompensasi yang
diberikan pada
manjemen dan
karyawan kunci tidak
diharuskan

Efek Konvergensi
Perlunya
penyesuaian
mengenai criteria
hubungan istimewa
dalam konteks
aturan Perpajakan
terutama dalam UU
PPh(UU No.35 thn

Eliminasi akun
pada saat

Pengeliminasian
akun ketika

konsolidasi

dilakukan konsolidasi mengungkapkan


laporan keuangan
akun yang
harus diungkapkan
dieliminasi ketika

DANA PENSIUN (IAS 26, PSAK 18 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
1
Cakupan
Standar ini
pengaturan

Laporan keuangan

Tidak ada keharusan


untuk

PSAK
Hanya mengatur

digunakan untuk
seluruh entitas yang
menyelenggarakan
program keuangan
pension
Laporan

khusus entitas dana


pension

dibedakan antara :

dana pension baik

- Dana pension
iuran pasti, terdiri
dari laporan
aktiva bersih

yang iuran pasti


maupun manfaat
pasti terdiri dari

yang tersedia
untuk manfaat
dan informasi
terkait kebijakan
pendanaan.

Laporan keuangan

laporan aktiva bersih,


laporan perubahan
aktiva bersih, neraca,
perhitungan hasil
usaha, dan catatan
atas laporan
keuangan.

- Dana pension
manfaat pasti,

terdiri dari
laporan informasi
aktiva bersih, nilai
sekarang
manfaat yang
dijanjikan, serta
surplus dan deficit.

Penilaian investasi

Penilaian investasi

Investasi

menggunakan nilai
wajar

menggunakan nilai
wajar untuk uang
tunai, giro, rekening,
SBI, saham,
investasi pada tanah
dan bangunan,dan
surat berharga

Efek Konvergensi

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (IAS 27, PSAK 4 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Akun hak minoritas Akun minority
Menggunakan akun
interest dihapuskan
hak minoritas dan
(minority interest)
dan diganti dengan
disajikan diantara
non controlling
kewajiban dan
interest yang
ekuitas
disajikan sebagai
bagian ekuitas
2
Batasan
Pengendalian ada
Pengendalian ada

pengendalian

jika suatu entitas

jika suatu entitas


memiliki 50% hak
suara

Cakupan laporan

memiliki 50% hak


suara, kecuali dapat
dibuktikan bahwa
tidak
adakeuangan
Laporan
konsolidasi harus
mencakup semua
anak perusahaan,

konsolidasi harus
mencakup semua
anak perusahaan,

kecuali jika akuisisi


terhadap anak
perusahaan
termasuk criteria

kecuali:

konsolidasi

Laporan keuangan

sebagai dimiliki untuk


dijual, maka harus
disajikan
sebagaimana diatur
dalam IFRS 5

Entitas anak
yang dimiliki
untuk
dijual atau
dialihkan dalam
jangka pendek

tentang Non-current
Assets Held for
Sale and
Discontinued
Operations

Pengecualian

Entitas induk dapat

Tidak ada

kewajiban
menyajikan laporan
keuangan

tidak menyajikan
laporan keuangan
konsolidasi jika :

pengaturan

konsolidasi

- Entitas induk
tersebut adalah
entitas anak yang
dimilikiseluruhnya,
atau entitas anak

Entitas anak
yang dibatasi
restriksi jangka
panjang

Efek Konvergensi

yang dimiliki
sebagian olehentitas
lainnya dan pemilik
lain, termasuk pihak
yang tidakmemiliki
hak suara, yang telah
diinformasikan dan
tidakmenolak entitas
induk tersebut untuk
tidak
menyajikanlaporan
keuangan
konsolidasian;
- Instrumen utang dan
instrumen ekuitas
entitas induk tersebut
tidak diperdagangkan
di pasar public Entitas induk sedang
tidak dalam proses
menerbitkan sekuritas
ke public
- Entitas induk akhir
atau entitas induk
antara telah
menghasilkan laporan
keuangan konsolidasi
sesuai IFRS
5

Pendekatan

IFRS mengijinkan

Hanya menggunakan

penyajian laporan
keuangan
konsolidasi

penggunaan
penggunaan 2
pendekatan, yaitu
pendekatan proporsi

pendekatan proporsi.

kepemilikan dan
pendekatan nilai
wajar.

INVESTASI DI PERUSAHAAN ASOSIASI (IAS 28, PSAK 15 REV 1998)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Pengaturan
Terdapat pengaturan Tidak terdapat
penjabaran mata
uang

rinci tentang
penjabaran dan
selisih penjabaran
mata uang asing
terhadap nilai
investasi yang
dicatat dengan
menggunakan

pengaturan

Efek Konvergensi

Kriteria perusahaan

Terdapat pengaturan

Tidak terdapat

asosiasi

tentang cara
pembuktian pengaruh
signifikan suatu
perusahaan sehingga

pengaturan

perusahaan investee
dikategorikan
sebagai perusahaan
asosiasi

No

Perbedaan

IFRS

PSAK

Efek Konvergensi

Kriteria kondisi

(a) penduduknya

Tidak terdapat

Dibentuk

hiperinflasi

lebih memilih untuk


menyimpan
kekayaan mereka

pengaturan tentang
pelaporan dalam
kondisi hiperinflasi

pernyataan yang
masih berupa
Exposure draft

dalam bentuk aset


nonmoneter atau
dalam mata uang
asing yang relatif
stabil. Jumlah mata
uang lokal yang
dimiliki segera
diinvestasikan untuk
mempertahankan
daya beli;

yaitu ED PSAK 63
tentang Pelaporan
Keuangan dalam
Kondisi Ekonomi
Hiperinflasi

(b) penduduknya
mempertimbangkan
jumlah moneter
bukan dalam mata
uang lokal tetapi
dalam mata uang
asing yang relatif
stabil. Harga-harga
mungkin
dikuotasikan dalam
mata uang asing
tersebut;
(c) harga yang
berlaku dalam
penjualan dan
pembelian secara
kredit ditentukan
dengan
memasukkan faktor
ekspektasi hilangnya
daya beli selama
periode kredit,
bahkan jika periode
kreditnya singkat;
(d) suku bunga, upah
dan harga dikaitkan
2

Penyajian kembali
akun laporan
keuangan

dengan indeks
Terdapat prosedur

Tidak terdapat

detail bagaimana cara pengaturan tentang


menyajikan kembali
pelaporan dalam
akun akun dalam
kondisi hiperinflasi
laporan keuangan

Dibentuk
pernyataan yang
masih berupa
Exposure draft yaitu
ED PSAK 63 tentang
Pelaporan
Keuangan dalam
Kondisi Ekonomi
Hiperinflasi

MODAL VENTURA (IAS 31, PSAK 12 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
1
Tipe Joint Venture
Kerja sama operasi
(Kerja Sama

skema, yaitu
pengendalian
bersama operasi dan
pengendalian
bersama aktiva

Pengungkapan

dibagi atas tiga


skema, yaitu
pengendalian
bersama operasi,
pengendalian
bersama aktiva, dan
pengendalian
bersama entitas
Menggun akan

pengendalian
bersama entitas

metode ekuitas atau


metode proporsional

pengaturan

Operasi)

PSAK
Hanya dibagi dua

Tidak ada

LAPORAN KEUANGAN INTERIM (IAS 34, PSAK 3 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Penyajian Laporan Penyajian laporan
Penyajian laporan
Keuangan

Laporan keuangan
ringkas

keuangan interim
harus dilakukan
secara komparatif
dengan periode
interim tahun
sebelumnya untuk
laporan laba rugi,

keuangan interim
harus dilakukan
secara komparatif
dengan periode
interim tahun
sebelumnya untuk
neraca, laporan laba

arus kas dan laporan


perubahan ekuitas.
Namun neraca
periode interim
dibandingkan

rugi, laporan arus


kas, dan laporan
perubahan ekuitas

dengan neraca
tahunan yang
Manajemen
dapat
menyajikan laporan
keuangan dengan
format ringkas
(condensed financial
statement) dengan
selected explanatory
notes

Efek Konvergensi

Penyajian laporan
keuangan harus
sama seperti
penyajian laporan
keuangan tahunan

PENURUNAN NILAI AKTIVA (IAS 36, PSAK 48 REV 1994)


No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Batas penurunan
Penurunan nilai
Dalam PSAK tidak
aktiva tidak boleh
melampauai batas
nilai tercatatnya

Efek Konvergensi

menutup
kemungkinan adanya
pengakuan
kewajiban jika nilai
penurunan aktiva

Efek Konvergensi

Reversal atas

Perusahaan tidak

Tidak ada

penurunan nilai

diperkenankan
melakukan reversal
atas penurunan nilai
Goodwil pada
periode interim
sebelumnya

pengaturan

IFRS
Mengatur penyajian

PSAK
Belum ada

Efek Konvergensi
Perlu dibuat

aktiva biologi dan


produk pertanian

aktiva biologi dan


produk pertanian
serta pelaporannya
yang menggunakan
nilai wajar

pengaturan

pernyataan standar
khusus tentang
aktiva biologis
selain PSAK 32
tentang Akuntansi
Kehutanan dan
pedoman akuntansi

Penilaian aktiva

Menggunakan nilai

Belum ada

Perlu adanya

biologis

wajar dikurangi biaya


untuk menjual
(konsep akresi).
Selisihnya
dimasukkan dalam
laporan laba rugi

pengaturan

pengaturan yang
harus disesuaikan
dengan kondisi
perekonomian
Indonesia, dimana
terdapat aktiva

Goodwil

AGRIKULTUR (IAS 41)


No
Perbedaan
1
Pengungkapan

biologis yang
berumur panjang
seperti sawit dan
jati (sekitar 25
tahun). Bila konsep
ini digunakan,
maka akan terjadi
informasi keuangan
yang menyesatkan
ketika selisih antara
nilai wajar dengan
biaya menjual
selalu diakui
sebagai
RESTRUKTURSASI UTANG BERMASALAH (PSAK 54)
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
1
Cakupan
Tidak diatur dalam
Mengatur tentang
Pengaturan

satu standar khusus,


namun tersirat
dalam IAS 23
tentang Borrowing
Cost dan IAS 37
tentang
Provisions,
Contingent Liabilities

pengungkapan biaya
terkait restrukturisasi
utang piutang
bermasalah

Efek Konvergensi
PSAK 54 akan
dicabut
sehubungan
adanya
konvergensi
dengan IFRS

KUASI REORGANISASI (PSAK 51)


No
Perbedaan
IFRS
1
Cakupan
Tidak diatur dalam
Pengaturan

satu standar khusus

PSAK
Mengatur tentang

Efek Konvergensi
PSAK 51 akan

tata cara kuasi


reorganisasi dan
persyaratannya

dicabut
sehubungan
adanya
konvergensi
dengan IFRS

Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS

Translasi Standar Internasional

Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional

Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional

Translasi Standar Internasional


Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa
masing-masing negara
1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang
berbeda
4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya
5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan
Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional

Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagai bagian dari hukum


nasional dan ditulis dalam bahasa hukum. Disisi lain, standar akuntansi
internasional tidak ditulis dengan bahasa hukum sehingga harus diubah oleh
dewan standar masing-masing negara

Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional berbeda dengan


yang diatur standar internasional. Misal: transaksi ekuitas untuk perusahaan
di Indonesia berbeda perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan hukum
lainnya.

Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

Adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan semakin


kompleks dan rules-based approach. Standar mengatur secara detil setiap
transaksi sehingga penyusun LK harus mengikuti setiap langkah pencatatan.

Penerapan standar sebaiknya menggunakan principles-based approach.


Standar hanya mengatur prinsip pengakuan, pengukuran, dan pencatatan
suatu trans

Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional

Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara jelas sebelum


diterapkan. Tentunya butuh cukup waktu bagi penyusun laporan keuangan,
auditor, dan pengguna laporan keuangan untuk memahami suatu standar
akuntansi.

Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka akan sangat sulit dipahami
apalagi diterapkan

Konvergensi IFRS

Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:


1. Full Adoption, pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS
dan menterjemahkan word by word.
2. Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi
di suatu negara.
3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS,
yaitu nomor standar atau paragraf tertentu
4. Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan
pembuat standar
5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Keputusan adopsi IFRS oleh IAI akan ditentukan pada tahun 2008

Keputusan DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS


dengan membuat dua strategi:
1. Strategi selektif. Strategi ini dilakukan dengan tiga target yaitu;
mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi
seluruhnya dan menentukan batas waktu penerapan standar yang
diadopsi, melakukan adopsi standar selebihnya yang belum diadopsi
sambil merevisi standar yang telah ada, dan target terakhir adalah
melakukan konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB.
2. Strategi dual standard. Strategi ini dilakukan dengan menerjemahkan
seluruh IFRS sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi
listed companies. Sedangkan bagi non listed companies tetap
menggunakan PSAK yang telah ada.

Dalam penerapan kedua strategi tsb harus mempertimbangkan lima


hal:
1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukan
konvergensi.
2. Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar.
3. Ketersediaan sumber daya manusia.
4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.
5. Sosialisasi standar dan peluang moral hazards dalam penyusunan
laporan keuangan.

Perbedaan yang Seringkali Muncul


Hambatan konvergensi biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan
pelaporan keuangan berikut:

Pengakuan dan pengukuran:


financial assets and derivative financial instruments,
impairment losses,
provisions,
employee benefit liabilities,
income taxes;
Akuntansi Penggabungan Usaha
Pengungkapan atas:
related party transactions,
segment information

DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN

Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan


keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.Adopsi standar
internasional

juga

sangat

perekonomian. Manfaat

penting

dari

dalam

program

diharapkan akan mengurangi

rangka

stabilitas

konvergensi

hambatan-hambatan

IFRS
investasi,

meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait


dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital.
Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan
Standar

Akuntansi

rekonsiliasi

untuk

IFRS. Banyaknya

Keuangan

(SAK)

menghasilkan

standar

yang

hanya akan memerlukan

laporan

harus

keuangan

dilaksanakan

sedikit

berdasarkan

dalam

program

konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi publik untuk
sedari dini mengantisipasi implementasi program konvergensi IFRS.
Beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas
penyajian Pelaporan Keuangan, akan dijelaskan lebih rinci dari dalam
perspektif kualitatif:
1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based
Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak
bersifat ketat atau rigid, melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip

umum

standar

pencapaian

akuntansi

kualitas

yang

harus

informasi

diikuti

tertentu

untuk

yang

memastikan

relevan,

dapat

diperbandingkan dan objektif, sedangkan rule based mengandung makna


bahwa untuk mencapai kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat
diperbandingkan, dan objektif, standar akuntansi harus bersifat ketat dan
rigid.
2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan
Peralihan

menuju principle

based standar

mempunyai

arti

standar

akuntansi yang akan kita gunakan menjadi lebih bersifat fleksibel karena
aturan-aturan yang detail sudah disederhanakan kedalam beberapa
prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah yang menjadikan
peran professional

judgement lebih

dibutuhkan

baik

dalam

hal

mempersiapkan laporan keuangan maupun dalam hal pengauditan. Dan


hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bahwa semua dokumen
serta proses Profesional Judgement itu harus didokumentasikan.
3. Penggunaan Fair Value Accounting
Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas
dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau
penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar
mencerminkan

kualitas

kredit

suatu

instrumen.Sehingga

dengan

adanya fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan


untuk nilai aset dan instrumen keuangan tercatat pada nilai sebenarnya
atau wajar sesuai dengan kondisi pasar. Sehingga kualitas yang dihasilkan
atas laporan keuangan menjadi dapat diandalkan.
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penilaian dan pengukuran menjadi penting, sehingga
kebutuhan atas adanya pihak ketiga didalam penyusunan laporan
keuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan untuk

diungkapkan secara menyeluruh agar transparansi menjadi suatu hal


penting bagi pengguna laporan keuangan.
KESIMPULAN
Konvergensi

IFRS

memiliki

perusahaan, khususnya

pada

pengaruh

yang

sangat

besar

pada

pelaporan keuangan perusahaan, dan

kinerja perusahaan akan juga meningkat dengan adanya pergeseran


standar akuntansi yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut.
Konvergensi standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi
domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki
tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan
akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula,
manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan
perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang
lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat
diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aset,
liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan.
Tujuan perusahaan mengadopsi IFRS agar perusahaan secara global
dapat

diterima,

sehingga

pihak

asing

ingin

berhubungan

dengan

perusahaan tersebut baik dari segi investasi maupun kreditor. Dan


kualitas

penyajian

pelaporan

dan

akuntasi

keuangan

juga

dapat

digunakan sesuai kebutuhan pengguna laporan keuangan.

B. Dampak Implementasi IFRS Terhadap Bisnis dan Auditor


Implementasi IFRS dapat memberikan dampak positif dan negatif
dalam dunia bisnis dan jasa audit di Indonesia. Berikut ini adalah berbagai
dampak dalam penerapan IFRS :
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan
keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.

2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak


menggunakan nilai wajar.
3. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila
harga-harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan

penggunakan

balance sheet approach dan fair value.


5. Principle-based

standards

mungkin

menyebabkan keterbandingan

laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional


judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning
management).
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-based akan
berdampak pada tipe dan jumlah skill professional yang seharusnya
dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian IFRS mensyaratkan
akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai kerangka
konseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara tepat
dalam pembuatan keputusan. Pengadopsian IFRS mensyaratkan akuntan
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kejadian maupun transaksi
bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental sebelum membuat
judgment. Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi
etis dan legal dalam implementasi standar (Carmona & Trombetta, 2008).
Pengadopsian IFRS juga menciptakan pasar yang luas bagi jasa audit.
Berbagai estimasi yang dibuat oleh manajemen perlu dinilai kelayakannya
oleh auditor sehingga

auditor

juga

dituntut

memiliki kemampuan

menginterpretasi tujuan dari suatu standar. AAA Financial Accounting


Standard

Committee

(2003)

bahkan

meningkatnya konflik antara auditor dan klien.


KESIMPULAN

meyakini

kemungkinan

Konvergensi IFRS di Indonesia perlu didukung agar Indonesia memperoleh


pengakuan maksimal dari komunitas Internasional khusunya di mata
investor global. Dengan diadopsinya IFRS di Indonesia, maka proses
rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara akan semakin mudah. Dapat
dikatakan demikian karena diterapkannya suatu standar internasional
akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk berinvestasi di
Indonesia.

KESIMPULAN :
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu negara.
Adopsi dan implementasi standar akuntansi internasional (IAS) yang sekarang menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah, beberapa
permasalahan akan dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang
disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan
kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula
tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar

Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka
diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara
negara dan untuk pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai