Tanggal Pengumpulan
Richard Leeboy
10712043
10712072
Kelompok 16
Nama Asisten : Mega Yulianti (10710071)
PERCOBAAN 7
ASAM ASETIL SALISILAT (REAKSI ESTERIFIKASI)
I.
II.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan % rendemen hasil sintesis asam asetil salisilat.
2. Menentukan kemurnian asam asetil salisilat dengan uji FeCl3 dan titik lebur.
TEORI DASAR
Aspirin atau asam asetil salisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi
(peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam
dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
III.
Perhitungan Stoikhiometri :
Mula
Reaksi
Sisa
C7H6O3
0,362 mol
-0,362 mol
0 mol
(CH3CO)2O
0,740 mol
-0,362 mol
0,378 mol
C9H8O4 +
+0,362 mol
0,362 mol
= 0,362 mol
CH3COOH
+0,362 mol
0,362 mol
massa praktis
x 100
massa teoritis
Rendemen=
13,57
x 100
65,216
Rendemen=20,807
x 100
T literatur
Galat =
123,5136 x 100
136
Galat =
Galat=9,19
Kemurnian=100 galat
Kemurnian=100 9,19
Kemurnian=90,81
IV.
PEMBAHASAN HASIL
: 180,16 g/mol
Pemerian
Kelarutan
: sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam
kloroform, dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.
Titik lebur
: 136OC
Asam asetil salisilat atau yang biasa disebut dengan aspirin adalah senyawa
yang disintesis dari asam salisilat dan anhidrida asetat yang memiliki efek terapeutik
sebagai antipiretik dan analgesik. Cara kerja aspirin menghambat pembentukan
hormon dalam tubuh yang dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis
enzim yang terlibat dalam pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak
berbalik apabila aspirin mengasetil enzim tersebut. Namun, efeknya darah menjadi
lambat membeku sehingga menyebabkan pendarahan berlebihan. Oleh karena itu,
mereka yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah pendarahan tidak
diperbolehkan mengonsumsi aspirin.
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu
asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrat atau dapat juga direaksikan
dengan asam asetat glasial. Asam asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat
glacial karena bersifat murni dan tidak mengandung air. Pada proses pembuatan
reaksi esterifikasi juga ditambahkan suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi
seperti H2SO4 atau H3PO4.
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Ester adalah suatu senyawa
yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi reversible.
produk aspirin hasil sintesis mengandung asm salisilat. Sehingga dapat diduga bahwa
pengotor yang berada di produk aspirin hasil sintesis adalah asam salisilat yang tidak
bereaksi.
Selain uji FeCl3 dan uji titik lebur ada beberapa cara untuk uji kemurnian asam
asetil salisilat, yaitu:
1. Uji organoleptik
Uji organoleptik atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
produk seperti warna, bau, dan lain-lain.
2. Uji rotasi optik
Bila cahaya polikromatik dilewatkan pada prisma akan diperoleh suatu cahaya
monokromatik dan cahaya ini disebut cahaya terpolarisasi. Suatu isomer optis
aktif dapat berinteraksi dengan cahaya terpolarisasi dan memutar bidang cahaya
terpolarisasi dengan suatu sudut yang dilambangkan dengan dan disebut rotasi
optik.
3. Spektroskopi IR
Jika senyawa organik dikenai sinar infra-merah yang mempunyai frekuensi
tertentu
sehingga
beberapa
frekuensi
tersebut
diserap
oleh
senyawa
VI.
KESIMPULAN
1. Rendemen aspirin 20,807 %
2. Titik lebur aspirin hasil rekristalisasi 122,4 - 124,6 C.
3. Aspirin hasil sintesis tidak murni karena mengandung asam salisilat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Farmakope Indonesia IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (halaman 31,51)
Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
(halaman 41)