Oleh
Mahasiswa FKM Undip Semester V Kelas A 2012
Kelompok 5
RENI SETYARINI
25010112120030
PRADIPTA D.S.P
25010112120029
25010112120039
YUSLI HARINI
25010112120042
IDA MAHFIROH
25010112120057
TRIFANY ARLITA P
25010112120059
SRI MADINAH
25010112120062
HANA MAULIDA
25010112120064
KUNTI WIJIARTI
25010112120066
STEVI
25010114140320
A. HIPERTENSI
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian
dari
semua
kalangan
masyarakat,
mengingat
dampak
yang
epidemiologis
yang
tinggi.
Dari
berbagai
terus
meningkat.
Di
India
misalnya
jumlah
diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di Cina sebanyak 98,5
juta orang mengalami hipertensi dan menjadi 151,7 juta orang pada
tahun 2025. Di bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada
tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun
2025
Hasil
Survei
menunjukkan Prevalensi
Kesehatan
penyakit
Rumah
hipertensi
Tangga
tahun
2007
di Indonesia
cukup
tinggi, yaitu 8,3% per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya
lebih banyak pria menderita hipertensi
dibandingkan
dengan
resiko lebih kecil dibandingkan dengan` laki-laki pada usia yang sama.
kesajian
siap
santap
yang
pangan,
membawa
1. Faktor Ketiurunan
2. Ciri Perseorangan : Jenis kelamin,
umur, ras
3. Kebiasaan hidup : konsumsi garam
tinggi, kegemukan atau makan
berlebihan, stres atau ketegangan
jiwa.
4. Pengaruh lain : merokok, minum
alkohol, minum obat obatan.
(Lanny, G , 2001)
1. Stres
2. Konsumsi garam berlebihan
dalam makanan
3. Menjadi kaku dan menebalnya
dinding arteri dan arreriola
4. Obesitas
(Savitri, R , 2007)
1. Stres
2. Penyakit akut (pada ginjal,
komplikasi kehamilan dan
gangguan metabolisme serta
saraf)
3. Obat obatan (kontrasepsi oral)
4. Usia
(Hans, PW , 2008)
Kejadian
Hipertensi
1.
2.
3.
4.
5.
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Penulisan tekanan darah (contoh : 130/85 mmHg)
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung.
1.
usia,
kebanyakan
orang
hipertensinya
2) Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria,
mempunyai
pengaruh
yang
sama
untuk
terjadinya hipertensi.
Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang
menderita hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan
karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita.
3) Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida,
orang-orang
dengan
sejarah
keturunan)
juga mempertinggi
risiko terkena
60%.
4) Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi
lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur)
daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita
yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial)
apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya
berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan
timbul tanda dan gejala
b. Faktor yang dapat diubah / dikontrol
1) Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan
antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah
banyak dibuktikan.6 Selain dari lamanya, risiko merokok
terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.
Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam
aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah
arteri
dan
hipertensi.
Nikotin
mengakibatkan
dalam
proses
tembakau
aterosklerosis
merupakan
dan
penyebab
asupan
garam
terhadap
hipertensi
melalui
garam
sehingga
kembali
pada
keadaan
individu.
Asupan
natrium
akan
meningkat
lemak
jenuh
juga
meningkatkan
risiko
dan
diberi
kesempatan
untuk
dingin
hipertensi
belum
diketahui
secara
pasti.6
harus
dengan
kegemaran
secara
bertahap.
Apabila
stress
menjadi
hormon
adrenalin
dan
memacu
jantung
9) Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara
epidemiologi belum ada data apakah peningkatan tekanan
darah tersebut disebabkan karena estrogen dari dalam tubuh
atau dari penggunaan kontrasepsi hormonal estrogen.12 MN
Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya pemakaian
kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut), akan
meningkatkan tekanan darah perempuan Oleh karena
hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor
sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas,
faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya
hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu
maka pencegahan hipertensi yang antara lain dapat dilakukan
dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat
penting.
3. Gejala Klinik Hipertensi
Peninggian tekanan darah kadang kadang merupakan
satu-satunya gejala (Mansjoer, 2001). Hipertensi tidak
memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun
adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum
bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun (Tan
dan Raharja, 2001). Pada survai hipertensi di Indonesia
tercatat berbagai keluhan yang dihubungkan dengan hipertensi
seperti pusing, cepat marah, telinga berdenging, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat ditekuk, mudah lelah,sakit kepala, dan
mata berkunang-kunang. Gejala lain yang disebabkan oleh
komplikasi
hipertensi
seperti
gangguan
penglihatan,
arteri yang
sehingga
meningkatkan
kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
b.) Infark Miokard
Infark miokard dapat menjadi apabila arteri koroner
yang arterosklerotik
tidak
dapat
menyuplai
cukup
ginjal
dapat
terjadi
karena
kegagalan
terganggu
dapat
terjadi,
terutama
pada
ini
mendorong
menyebabkan kelainan
cairan
ke
ruang
kapiler
dan
intertistial diseluruh
2009:487-488)
persalinan
(Elisabeth
J. Corwin
Sedangkan
pendekatan
pasien
hipertensi
nonfarmakologis
ini
yang
dapat
terkontrol,
membantu
faktor
risiko
yang
menyebabkan
aterosklerosis.
Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung.
Selain itu pengurangan makanan berlemak dapat
menurunkan risiko aterosklerosis. Penderita hipertensi
dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi
asupan
alkohol.
Berdasarkan
hasil
penelitian
berhubungan
langsung
dengan
penurunan
tekanan
darah.
Olahraga
dapat
tidak
dapat
digunakan
sebagai
pengobatan
hipertensi.
3.) Mengurangi asupan garam
Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan
garam dan upaya penurunan berat badan dapat
digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi.
Nasihat
pengurangan
memperhatikan
kebiasaan
asupan
makan
garam
harus
pasien,
dengan
atau
ahli
gizi
diproses.
Pilihlah produk dengan natrium rendah
Jangan menambah garam pada makanan saat
memasak.
- Jangan menambah garam saat di meja makan.
- Batasi penggunaan saus-sausan
- Bilaslah makanan dalam kaleng.
4.) Diet rendah lemak jenuh
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya
aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama
lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya
yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan
makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat
menurunkan tekanan darah.
5.) Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan
susu rendah lemak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa
mineral bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium
dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan
darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke.
Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium
bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak
konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung
banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak
mengandung
kalium),
kacang-kacangan
(banyak
nonfarmakologis,
pemberian
obat
antihipertensi
yang
berbeda.
Kombinasi
ini
terbukti