Anda di halaman 1dari 5

Portofolio anemia pada pasien sirosis hepatis

1. Subjektif :
Pasien mengeluh perut sebah, semakin hari semakin membesar sejak 1 bulan smrs
disertai kulit tubuh kuning, BAK seperti air teh, BAB kehitaman, mual, muntah dan
kedua kaki bengkak.
2. Objektif :
Pemeriksaan fisik
TD: 150/90; RR: 25x/menit; S: 36,7C; N: 100 x/menit
Mata: sklera ikterik (+/+), conjunctiva pucat (+/+)
Abdomen :

cembung, umbilikus datar // lapang perut, shifting dullness (+), nyeri

tekan (+) epigastrium,


Ekstremitas: oedem ektremitas inferior (+/+)

Pemeriksaan laboratorium
Hematologi: Hb ,Ht , eritrosit
Kimia: SGOT & SGPT , kreatinin , albumin , globulin
Serologi: HbsAg negatif
SPE: hipoalbumin, hipergamaglobulin
Pemeriksaan USG
Kesan : sirosis hepatisengan pelebaran vena porta
3. Assesment :
Anemia yang sering terjadi pada pasien dengan infeksi, inflamasi atau penyakit
neoplastik yang terjadi lebih dari 1 atau 2 bulan. Anemia yang terjadi dari derajat
ringan sampai sedang. Pasien ini didapatkan anemia penyakit kronis derajat sedang.
Hal yang berperan dalam terjadinya anemia penyakit kronik yaitu pemendekan masa
hidup eritrosit, penghancuran eritrosit, gangguan metabolisme besi, respon
eritropoetin terganggu (Weiss & Goodnough, 2005; Greer et al., 2009)

Portofolio anemia pada pasien sirosis hepatis


Tabel 1: Anemia penyakit kronis perlu dibedakan dibedakan dengan

anemia

defisisensi besi
Variabel

Anemia

Iron
Transferin
Saturasi Transferin
Ferritin
STfR
Rasio STfR dan log ferritin

Anemia

penyakit kronik
Menurun
Menurun-Normal
Menurun
Normal Meningkat
Normal
Rendah (< 1)

defisiensi besi
Menurun
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Tinggi (>2)

(Weiss & Goodnough, 2005)


Pemeriksaan cadangan besi sumsum tulang merupakan alat penunjang diagnostik
yang paling baik untuk membedakannya anemia defisiensi besi dan anemia penyakit
kronis. Anemia defisiensi besi didapatkan cadangan besi yang sangat berkurang dan
pada anemia penyakit kronis didapatkan cadangan besi yang meningkat. Namun
karena invasif, prosedur tersebut tidak digunakan dalam pelayanan rutin. Reseptor
transferin terlarut (STfR)

lebih banyak digunakan dibandingkan pemeriksaan

sumsum tulang untuk mengetahui cadangan besi (Greer et al., 2009).


4. Plan :
Diagnosis: besar kemungkinan anemia pada Ny. M disebabkan karena:

pemendekan masa hidup eritrosit yang menyebabkan penghancuran eritrosit

berlebih
gangguan metabolisme besi karena kerusakan parenkim hati, besi tidak dapat
disimpan (ada baiknya diperiksa kadar TIBC pada pasien ini untuk mencari
penyebab anemia Ny.M dikarenakan defisiensi besi atau karena penyakit

kronik)
respon eritropoetin terganggu karena fungsi ginjal os juga tidak baik (kadar

kreatinin meningkat)
pengeluaran darah berlebih karena melena.

Pengobatan:
Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita berikan untuk anemia penyakit
kronik, kecuali pemberian terapi untuk penyakit yang mendasarinya. Biasanya apabila
penyakit yang mendasarinya telah diberikan pengobatan dengan baik, maka

Portofolio anemia pada pasien sirosis hepatis


anemianya juga akan membaik, hal ini yang dilakukan untuk mengatasi anemia pada
pasien Ny. M. Untuk membantu menghentikan perdarahan pada pasien Ny.M
diberikan propanolol 3x10 mg dan omeprazole 2x20mg. Pada Ny. M belum diberikan
transfusi PRC karena Hb os masih > 8mg/dL (indikasi transfusi bila Hb < 8 mg/dL)
Pemberian obatobat hematinik seperti besi, asam folat, atau vitamin B12
pada pasien anemia penyakit kronik, tidak ada manfaatnya. Belakangan ini telah
dicoba untuk memberikan beberapa pengobatan yang mungkin dapat membantu
pasien anemia penyakit kronik, antara lain:
1.

Rekombinan eritropoetin (Epo),


Dapat diberikan pada pasienpasien anemia penyakit kronik yang penyakit

dasarnya artritis reumatoid, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), dan


inflamatory bowel disease. Dosisnya dapat dimulai dari 50100 Unit/Kg, 3x
seminggu, pemberiannya secara intra venous (IV) atau subcutan (SC). Bila dalam 23
minggu konsentrasi hemoglobin meningkat dan/atau feritin serum menurun, maka kita
boleh menduga bahwa eritroit respons. Bila dengan dosis rendah responsnya belum
adekuat, maka dosisnya dapat ditingkatkan sampai 150 Unit/Kg, 3x seminggu. Bila
juga tidak ada respons, maka pemberian eritropoetin dihentikan dan dicari
kemungkinan penyebab yang lain, seperti anemia defisiensi besi. Namun ada pula
yang menganjurkan dosis eritropoetin dapat diberikan hingga 10.00020.000 Unit, 3x
seminggu.
2. Transfusi darah berupa packed red cell (PRC)
Dapat diberikan, bila anemianya telah memberikan keluhan atau gejala. Tetapi
ini jarang diberikan oleh karena anemianya jarang sampai berat.
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara
tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume
tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 42C. Lama
simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka. (http://isnanos.wordpress.com/2011/
12/26/refrat-transfusi-darah/)
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak
dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan
anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki

Portofolio anemia pada pasien sirosis hepatis


oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas
8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau
1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam
dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) :
3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume
darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh
adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume
darah
yang
diberikan
lebih

sedikit

sehingga

kemungkinan overload berkurang


4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.
Indikasi: :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya
empisema, atau penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah
mencapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL

Portofolio anemia pada pasien sirosis hepatis


1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah
Pekat Beku yang Dicuci). Diberikan untuk penderita yang
mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
2. Washed red cell. Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed
red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna
untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan
washed red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama
proses serta masa simpan yang pendek (4-6 jam). Washed red cell
dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange
transfusion. Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma
3. Darah merah pekat miskin leukosit. Kandungan utama eritrosit,
suhu simpan 42C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit
pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen
darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.
3.

Prednisolon
Dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang. Diberikan pada pasien

anemia penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritis temporal, reumatik dan
polimialgia. Hemoglobin akan segera kembali normal demikian juga dengan gejala
gejala polimialgia akan segera hilang dengan cepat. Tetapi bila dalam beberapa hari
tidak ada perbaikan, maka pemberian kortikosteroid tersebut segera dihentikan
4.

Kobalt klorida
Juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia pada penyakit kronik dengan cara

kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin, tetapi oleh karena efek toksiknya
obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan.
5.

Suplementasi zat besi


Tidak diindikasikan kecuali untuk mengatasi anemia artritis reumatid

Anda mungkin juga menyukai