8 RS BAB V Fix
8 RS BAB V Fix
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung merupakan rumah sakit kelas C.
Rumah sakit kelas C menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit, harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar, dan empat pelayanan
spesialis penunjang medik serta memiliki jumlah tempat tidur minimal 100 buah.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di RSUD meliputi pelayanan penderita rawat
jalan, pelayanan kesehatan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan penunjang
medik dan penunjang umum.
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan kebutuhan, dimana
persediaan barang tidak kelebihan dan tidak kekurangan, sehingga permintaan terhadap
barang tetap terpenuhi. Pengadaan dan penyediaan perbekalan farmasi di IFRS RSUD
dilakukan oleh bagian pengadaan atas persetujuan kepala IFRS. Pengadaan dan
penyediaan perbekalan farmasi ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari melakukan
perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi, dimana dasar perencanaan yang dilakukan
harus berdasarkan data pemakaian perbekalan farmasi yang sesuai dengan
formularium. Rencana kebutuhan perbekalan farmasi ini dimulai dengan pengisian
buku defekta yang diisi oleh petugas sebanyak dua kali sehari. Dalam buku defekta
tersebut, dicatat jenis obat dan jumlah obat yang mendekati nilai batas minimal lalu
kemudian dilakukan seleksi perbekalan farmasi yang akan dibeli oleh bagian
pembelian. Petugas pengadaan melakukan pengecekan ulang terhadap stok perbekalan
farmasi yang masih ada di gudang dan didalam data komputer untuk merencanakan
perbekalan farmasi yang akan dibeli sesuai dengan buku defekta. Petugas pengadaan
kemudian menyeleksi kebutuhan perbekalan farmasi tersebut dan membuat rencana
pembelian obat-obatan dan alat kesehatan untuk diusulkan kepada Kepala Instalasi
Farmasi, termasuk rencana pembelian narkotika dan psikotropika yang langsung
59
dilakukan di instalasi farmasi rawat alan berjumlah 3 lembar resep saat pelayanan dan
3 lembar resep setelah pelayanan, pengkajian resep di instalasi farmasi rawat inap
berjumlah 3 lembar resep saat pelayanan dan 3 lembar resep setelah pelayanan.
Konseling adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
obat dari Apoteker kepada pasien dan atau keluarga pasien. Konseling untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap dapat dilakukan atas inisiatif Apoteker, rujukan dokter,
keinginan pasien atau keluarga pasien. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien dan atau keluarga pasien terhadap Apoteker. Konseling yang
dilakukan di RSUD Kota Bandung selama praktek kerja profesi adalah konseling
terhadap pasien penderita TB rawat jalan, asien dengan penggunaan obat fenitoin yang
termasuk obat dengan indeks terapi sempit, pasien yang mendapat alat khusus dalam
pengobatannya, dan pasien yang akan pulang dari rumah sakit.
Pelayanan informasi obat yang dilakukan di RSUD Kota Bandung selama
praktek kerja profesi meliputi PIO aktif dan pasif berdasarkan rekomendasi dokter.
Pelayanan informasi obat diberikan kepada pasien yang menggunakan obat-obat
tuberkulosis, pasien dengan pemakaian alat khusus, serta penyuluhan kesehatan
mengenai Gerakan Keluarga Sadar Obat.
Visite merupakan kunjungan yan dilakukan tim profesional pelayanan
kesehatan ke ruang perawatan pasien dalam rangka pemantauan kondisi pasien. Visite
teridiri atas visite medis dan visite mandiri. Visite medis adlah visite ke ruang
perawatan pasien yang dilakukan dokter, apoteker, dan perawat. Sedangkan visite
mandiri dalah kunjungan ke kruang perawatan pasien yang dilakukan oleh Apoteker
sendiri. Selama PKPA di RSUD Kota Bandung kegiatan visite yang dilakukan meliputi
visite medis dan visite mandiri. Pasien yang divisite mandiri yaitu pasien yang
menderita gangguan fungsi ginjal.
61