Jurnal Gerontik Kelompok 6
Jurnal Gerontik Kelompok 6
JURNAL
KELOMPOK 6
DEPARTEMEN GERONTIK
TEMA : HIPERTENSI
2015
Outline
SEMINAR PEMBAHASAN
JURNAL
PENGARUH MASSASE EKSTREMITAS
DENGAN AROMA TERAPI LAVENDER
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI
KELURAHAN GRENDENG.
(Indah Setya Wahyuni, S.Kep)
Universitas Brawijaya
Oleh :
Sheradika Intan R (150070300113006)
2015
Latar Belakang
Hipertensi
H
I
P
E
R
T
E
N
S
I
Farmakologi
Non Farmakologi
Massase &
aromaterapi
menghilangkan
kecemasan, rasa
tenang dan kondisi
yang rileks.
menurunkan tekanan
darah
menganalisa hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester ke III di RS Aura
Syifa Kediri
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
1. Tekanan darah sebelum diberikan intervensi
pada responden memiliki nilai tekanan
sistolik 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
memiliki nilai 90 mmHg.
2. Tekanan darah setelah diberikan intervensi
pada responden memiliki nilai tekanan
sistolik 133,95 mmHg dan tekanan diastolik
80 mmHg.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan massase
ekstrimitas dengan aroma terapi lavender
terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia hipertensi di Kelurahan Grendeng
Purwokerto dengan nilai p=0,000 untuk
tekanan sistolik dan p=0,005 untuk tekanan
2015
Populasi
Populasi berjumlah 70 orang dan sampel 15 lansia hipertensi.
kriteria inklusi :
Intervensi
Cara membuat seduhan yaitu ambil
beberapa siung bawang putih lalu seduh
dengan air panas 200 cc. tunggu
beberapa menit, lalu bisa di minum.
Outcome
Tabel 1. Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum Pemberian
Seduhan Bawang Putih.
Efektifitas Waktu
Setelah mengukur tekanan darah
diberikan air seduhan bawang putih (200
cc) kepada lansia hipertensi 1x sehari
setiap jam 8 setelah perut responden terisi
oleh makanan atau sarapan pagi selama
7 hari berturut-turut.
SEMINAR PEMBAHASAN
JURNAL
PENGARUH PEMBERIAN MASASE PUNGGUNG
TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI
RSUD UNGARAN
Freddy Dwi Saputro
Ismonah
Indrajaya
Oleh :
Wiba Febri Diana P.
(15007030011300
5)
Program
Studi Ilmu Keperawatan
FKUB-Malang
2015
Hipertensi
Menurut AHA (American Heart
Association) di Amerika, tekanan
darah tinggi ditemukan dari setiap
tiga orang atau 65 juta orang dan
28% atau 59 juta orang mengidap pre
hipertensi.
H
I
P
E
R
T
E
N
S
I
Farmakologi
Non
Farmakologi
Masase
punggung
Efek rileksasi,
valsodilatasi pembuluh
darah, pengeluaran
hormon endhorpin
sehingga memberikan
rasa tenang dan kondisi
yang rileks.
menurunkan tekanan
. Lakukan pada
daerah punggung
selama 3-5 menit
. Lakukan masase
dengan
menggunakan
telapak tangan
dan jari dengan
tekanan halus
dengan
menggunakan
uji Wilcoxon
Signed Rank
Test diperoleh p
senilai 0,000
atau < 0,05,
dapat
disimpulkan
bahwa masase
punggung
berpengaruh
terhadap
penurunan
tekanan darah
pada pasien
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang menderita hipertensi di GBI Setia Bakti
berjumlah 50 lansia penderita hipertensi.
Pada penelitian ini sampel diambil dari lansia yang
menderita hipertensi di GBI Setia Bakti yang
memenuhi kriteria inklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi tidak disebutkan secara
spesifik oleh peneliti, akan tetapi berdasarkan tehnik
relaksasi yang digunakan secara umum responden
pada penelitian ini adalah responden yang tidak
memiliki gangguan pada indra penciuman.
Intervensi
Kelompok kontrol yaitu dengan mengidentifikasi tekanan
darah awal, dan menganalisis perubahan tekanan darah
awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah
awal.
Kelompok eksperimen yaitu dengan mengidentifikasi
tekanan darah sebelum dilakukan terapi relaksasi
(aromaterapi mawar), tekanan darah sesudah dilakukan
terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan
tekanan darah,
Pada jurnal belum disajikan prosedur pemberian terapi
dengan jelas, hanya dijelaskan bahwa relaksasi diberikan
dengan dihirup setelah pengukuran tekanan darah awal.
Outcome
Tujuan penelitian menganalisis pengaruh terapi
relaksasi
(aromaterapi
mawar)
terhadap
perubahan tekanan darah.
Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) selama
10 menit dapat menurunkan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik, dengan nilai
mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu
10,63 mmhg, dan 10,18 mmhg dan nilai
maxsimal penurunan sistolik dan diastolik 28,00
mmhg dan 20,00 mmhg.
Time
Pada kelompok kontrol setelah dilakukan
pengukuran tekanan darah awal, diberi jeda sekitar
10 menit kemudian dilakukan pengukuran darah
kembali.
Pada kelompok eksperimen tidak disebutkan
secara jelas waktu yang digunakan untuk relaksasi
menggunakan aroma terapi mawar, pada jurnal
hanya dijelaskan responden dianjurkan menghirup
aroma mawar tersebut beberapa saat kemudian
dilakukan pengukuran tekanan darah kembali.
Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua
lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
UPK Puskesmas Khatulistiwa Kota
Pontianak. Teknik sampling yang
digunakan yaitu teknik Non Probability
Sampling dengan Purposive Sampling.
Intervensi
Terapi dilakukan antara pukul 09.00
11.00 WIB. Tindakan terapi rendam kaki
air hangat ini dilakukan 1 kali untuk setiap
responden dengan suhu 40 C.
Pengukuran tekanan darah dilakukan
sebelum dan setelah dilkakukan terapi.
Prinsip kerja terapi rendam kaki air hangat dengan mempergunakan air hangat
yaitu secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat
ke dalam tubuh akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan
ketegangan otot sehingga dapat melancarkan peredaran darah yang akan
mempengaruhi tekanan arteri serabut saraf otak perihal tekanan darah
volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis
sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan
merangsang ventrikel untuk segera berkontraksi.
Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum terbuka. Untuk
membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus melebihi tekanan
katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga dengan
adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah akan lancar sehingga akan
mudah mendorong darah masuk kejantung sehingga menurunkan tekanan
sistoliknya. Pada tekanan diastolik keadaan releksasi ventrikular isovolemik
saat ventrikel berelaksasi, tekanan di dalam ventrikel turun drastis, aliran darah
lancar dengan adanya pelebaran pembuluh darah sehingga akanmenurunkan
tekanan diastolik.
OUTCOME
Tingkat tekanan darah responden sebelum dilakukan
terapi rendam kaki air hangat dari 16 responden,
sebanyak 9 responden (56,25%) mengalami hipertensi
derajat I dan 7 responden (43,75%) mengalami
hipertensi derajat II.
Tingkat tekanan darah responden setelah dilakukan
terapi rendam kaki air hangat tingkat tekanan darah
pada responden didapatkan bahwa sebanyak 2
responden (12,5%) mengalami pre hipertensi, 11
responden (68,75%) mengalami hipertensi derajat I dan
3 responden (18,75%) mengalami hipertensi derajat II.
POPULASI
Populasi penelitian seluruh lansia yang menderita hipertensi sebanyak 20
orang di Panti Sosial Budi Agung Kupang.
Kriteria inklusi : 1) Lansia hipertensi dengan tekanan darah 160/ <90
mmHg.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Lansia dengan penyakit wasir
2) Lansia dengan penyakit hernia
3) Lansia dengan penyakit jantung yang tidak toleran
4) Lansia dengan sesak nafas
5) Lansia dengan penyakit TBC
6) Lansia dengan penyakit influenza
7) Lansia dengan glaukoma
8) Lansia yang pikun
9) Lansia yang mengalami penurunan
OUTCOME
tekanan darah sistolik sebelum diberikan
terapi tertawa dari 19 responden yang
tertinggi adalah 192 mmHg dan tekanan
darah sistolik terendah adalah 163 mmHg.
Sedangkan tekanan darah sistolik
sesudah diberikan terapi tertawa dari 19
responden yang tertinggi adalah 184
mmHg dan tekanan darah sistolik
terendah adalah 149 mmHg.
TIME
terapi tertawa diberikan selam 3 minggu
dengan jumlahnya 2 kali seminggu yaitu di hari
Selasa dan Jumat Total waktu terapi tertawa
adalah 30-40menit. Pengukuran tekanan darah
diukur sebelum dan sesudah perlakuan sampai
hari keenam, tetapi yang dianalisa menjadi
data pre adalah pengukuran di awal sebelum
terapi hari pertama dan yang menjadi data post
adalah hasil pengukuran terakhir di hari
keenam paska pemberian terapi tertawa.
Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita
hipertensi yang ada di 7 posyandu lansia di wilayah
Desa Wironanggan, Kecamatan gatak, Kabupaten
Sukoharjo sebanyak 80 lansia yang menderita
hipertensi,
Sampel sebanyak 44 orang dibagi menjadi 2 kelompok
eksperimen dengan teknik purposive sampling menjadi :
1.Kelompok eksperimen 1 sebanyak 22 orang
2.Kelompok eksperimen 2 sebanyak 22 orang
Intervensi
o Senam aerobik low
impact
Senam
aerobic
mempunyai gerakan
ringan
seperti
berjalan di tempat,
menekuk siku, dan
menyerongkan badan,
diiringi alunan musik
yang tidak terlampau
keras tapi membuat
bersemangat.
Cont...
Senam ergonomik
Cont...
Gerakan dalam senam ergonomis
terdiri dari 5 gerakan dasar dan 1
gerakan penutup.
Gerakan dasar terdiri dari:
ogerakan lapang dada
otunduk syukur
oduduk perkasa
oduduk pembakaran
oberbaring pasrah.
Gerakan
penutup
senam
ergonomis
yaitu
gerakan
mikro energi atau sering
disebut
gerakan
putaran
energi inti.
Outcome
Time
Pada penelitian ini telah terdapat
penurunan tekanan darah dari saat
dilakukan pre-test dan pada saat dilakukan
post-test baik dikelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2.
Aplikasi
Berdasarkan hasil pengkajian di RW 4 Kelurahan
Tulusrejo, dengan angka kejadian hipertensi yang
cukup tinggi belum ada kegiatan senam lansia atau
klub senam di daerah tersebut. Sehingga, menurut hasil
jurnal ini, perlu dilakukan pelatihan senam ergonomis
yang dikombinasi dengan senam aerobic low impact
dan kemudian perlu diadakan pelatihan kader yang
akan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan
pelaksanaan senam lansia di RW 4 Kelurahan
Tulusrejo. Kegiatan tersebut juga turut mendukung
kegiatan Prolanis BPJS Kesehatan.
Populasi
Setting dan Partisipan
2 panti werda di Yogyakarta. 22 lansia untuk kelompok
intervensi meditasi dan 22 lansia untuk kelompok kontrol.
Penentuan sampel diambil secara pusposive sampling di
dua panti werdha yaitu : PSTW A dan PSTW B Yogyakarta
Kriteria inklusi adalah lansia yang memiliki
riwayatkeluarga hipertensi, didiagnosa hipertensi dan
memperoleh terapi farmakologis, mampu melakukan
aktifitas sedang.
Kriteria eksklusi adalah lansia hipertensi dengan
penyakit penyerta (DM, stroke, gagl ginjal, bed rest),
frekuensi nadi <60x /menit dan/atau >100x/ menit
Intervensi
Penentuan kelompok kontrol dan kelompok
intervensi
pengukuran stres psikososial pada kelompok intervensi
pada hari pertama dan setelah meditasi hari ke 29.
Pengukuran stres psikososial pada kelompok kontrol
pada hari pertama dan hari ke 29
Pengukuran stres fisik meliputi pengukuran tekanan darah
sistolik dan diastolik, frekuensi nadi, dan frekuensi
pernafasan. Pada kelompok intervensi dilakukan
pengukuran 15 menit sebelum meditasi dan 30 menit
setelah meditasi. Sedangkan kelompok kontrol hanya
pada hari senin, rabu, dan jumat.
Cont.
Meditasi dilakukan setiap hari selama 30 menit antara
pukul 14.00-16.00 selama 4 minggu.
Meditasi merupakan suatu kondisi yang rileks untuk
konsentrasi pada kejadian realitas yang sedang
berlangsung, atau suatu kondisi yang pikiran bebas
dari segala macam pikiran atau suatu kondisi yang
bebas dari semua yang melelahkan dan berfokus
pada Tuhan atau suatu konsentrasi yang tinggi. hal ini
ditunjukkan dengan selama periode stres, tubuh
melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan kortisol,
yang
mengakibatkan hipertensi, penyempitan
pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung.
outcomes
Aplikasi
Asuhan keperawatan pada klien hipertensi primer
berfokus pada menurunkan dan mengontrol
tekanan darah tanpa efek samping dan tanpa
menambahkan biaya. Perawat perlu menekankan
konsep bahwa mengontrol hipertensi lebih baik
dari pada mengobati. Meditasi bisa mengurangi
stres fisik dan stres psikososial.
Efek meditasi secara keseluruhan bisa dilihat
setelah delapan minggu mempraktekkannnya
secara teratur (Ramaiah, 2007)
Prosedur Intervensi
Hasil Penelitian
Setelah dilakukan intervensi membaca
Al-Quran beserta terjemahannya
selama 6 hari berturut-turut didapatkan
hasil 13 lansia memiliki kualitas tidur
baik dan 7 lansia memiliki kualitas tidur
buruk. Lansia yang mengalami
perubahan kualitas tidur.
Metode :
Quasi experimental one group pre-post design
Oleh: Nirmala K.S.
Responden
Sampel : 15 responden
Usia
: 45 - 59 tahun rata-rata
berumur 51,13 tahun.
Kisaran tekanan darah : 140/90 mmHg160/100 mmHg
Intervensi
Gerakan aktifitas jalan pagi adalah
gerakan jalan santai selama 10 menit
yang didahului dengan pemasan 10 menit
dan diakhiri dengan pendinginan selama 5
menit
Outcome
mengetahui pengaruh aktivitas berjalan
terhadap penurunan tekanan darah
Penurunan tekanan darah 010 mmHg.
Time
Intervensi dilakukan selama 40x dalam 8
minggu
POPULASI
KRITERIA INKLUSI
a. Lansia yang mengalami hipertensi di Desa Melung
Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas
b. Lansia dengan hipertensi sedang di Desa Melung
Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas
KRITERIA EKSKLUSI
a. Lansia di Desa Melung Kecamatan Kedung
Banteng Kabupaten Banyumas yang tidak
mempunyai penyakit hipertensi sedang
INTERVENSI
Langkah-langkah hipnoterapy :
1. Ajarkan klien untuk cara tarik nafas dalam dengan benar
2.Anjurkan klien berbaringlah di sofa atau kasur
3. Tarik nafas anda dalam-dalam, pejamkan mata agar
tubuh anda menjadi rileks, lepaskan semua pikiran yang
melekat pada pikiran anda
4. Sekarang bayangkan anda ada berada di tengah-tengah
padang rumput yang luas dan udara yang hangat dan
kupu-kupu kecil beterbangan kesana kemari. Atur nafas
anda secara teratur dan rasakan ketenangannya
TERIMA KASIH