temperatur
tubuh
dalam
4. Homeostasis
kisaran
normal
Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine
(vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan meliputi :
Kulit
Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung
bagian dalam tubuh.
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari selsel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang
tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum
tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum
germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke
arah luar.
2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan
ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak
(glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di
dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat
dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang
rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena
mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh
terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Fungsi kulit
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit
yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman,
penyinaran, panas. dan zat kimia;
mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi
kehilangan air.
Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah
di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di
permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi
tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak
sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran
keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu
lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis
untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit
pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena
terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan
kekejangan dan pingsan.
Paru-paru (pulmo)
Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga sebagai alat ekskresi yaitu
mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Paru-paru terletak dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel
pada diafragma.Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali
menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang
Hati (hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari
pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari
usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat
pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat
(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan
gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan
jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin),
garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna
empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan
ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati :
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
KELAINAN dan PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena
kekurangan hormon antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan
pemberian ADH sintetik. 7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang
ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean
hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine.
Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin.
Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet,
olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit
ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan.
menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis dan tidak
menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih baik satu kali. Beberapa
hepatitis. antara lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis mengalami
perubahan warna kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning. Urine
penderita pun berwarna kuning. bahkan kecokelatan seperti teh.
9. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan timbulnya
jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi
pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi bakteri. atau
komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang mempunyai banyak
fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat, antara lain
gangguan kesadaran, koma, dan kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan
pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati. sampai transplantasi hati.
10. Gangren
Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan
pengaliran darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan
kaki karena gangguan aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita
diabetes melitus dan aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena
mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin jika disentuh. kemudian
menghitam dan berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik.
Pada keadaan yang tidak tertolong bagian tubuh yang terkena gangren
harus diamputasi.
11. Kencing Batu
Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam
ginjal. Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong
kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika
terbentuk di dalam kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal
maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan pembedahan {operasi),
pengobatan, atau penembakan dengan sinar laser.
Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sebagian
besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang
diperoleh dari cairan tubuh. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi
semuanya mempunyai kemiripan fungsional. Secara umum, sistem ekskresi
menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan
penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem ekskresi pada
hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada hewan vertebrata.
Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan urin dari filtrat zatzat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka
dan rectum
Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada
vertebrata. Pada umumnya invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat
sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata
lain nya. Alat ekskresi pada invertebrata secara umum berupa saluran malphigi,
nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umumnya dari struktur ekskresi
khusus pada invertebrata. Berikut sistem eksresi pada hewan invertebrata, yaitu :
1.
yang
memanjang
pada
bagian
samping
kiri
dan
kanan
disepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang di
lengkapi dengan silia (bulu getar) dan beberapa flagella yang gerakannya seperti
gerakan api lilin. Saluran ini disebut protonefridium. Silia pada sel api akan selalu
bergerak. Akibat gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang
sudah disaring didalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi.
Cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang
yang disebut nefridiofor. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk kedalam saluran
ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat
mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Cacing tanah termasuk kedalam filum Annelida, oleh karena itu, pada setiap
segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama
dan segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki dua lubang, lubang yang pertama
berupa corong yang terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom (dibagian anterior)
dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom terdapat didalam rongga tubuh dan
berisi penuh dengan cairan. Cairan tubuh ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang
kemudian masuk ke dalam nefridia yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku.
Pada waktu cairan tubuh mengalir mengalir melalui nefridia terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang masih bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion. Kemudian
zat-zat tersebut diedarkan keseluruh kapiler sistem sirkulasi. Sedangkan sisa cairan
tubuh, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang yang berupa lubang atau
nefridiofor.
Sedangkan sistem hewan vertebrata sudah memiliki ginjal seperti manusia dengan
struktur yang sempurna, walaupun masih terdapat perbedaan dalam struktur dan
fungsinya. Perbedaan-perbedaan ini dapat dihubungkan dnegan lingkungan hidup
hewan tersebut. Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros,
opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Berikut sistem pencernaan pada hewan
vertebrata, yaitu :
1. Sistem Ekskresi pada Ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan
berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas saluran
ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran
urogenital. Saluran urogenital terletak dibelakang anus, sedangkan pada beberapa
jenis ikan yang lain memiliki kloaka. Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu
menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya. Pada ikan yang bernafas dengan
insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitalis, dan karbon dioksida
dikeluarkan melalui insang. Pada ikan yang bernafas dengan paru-paru, karbon
dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin dikeluarkan melalui kloaka.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan
yang hidup di air tawar mengekskresikan ammonia dan aktif menyerap oksigen
melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan
yang hidup dilaut akan mengekskresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya
sedikit.
langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, pada reptil memiliki kelenjar kulit yang
menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh.
4. Sistem Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit.
Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari
ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan
garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).
Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang
terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulubulunya.
yang
ditampung
dalam
kantung
empedu.
Hati
setiap
hari