CILIOPORA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Protista
Yang Dibimbing Oleh
Ibu Sri Endah Indriwati
Disusun oleh:
Nama
NIM
: 140341601596
Prodi
: S1 Pendidikan Biologi
Kls/Off
: B/B1
Kelompok
:4
CILIOPORA
A. SEJARAH
Protozoa dibagi menjadi beberapa filum, diantaranya adalah filum
Ciliophora. Chiliophora merupakan anggota dari protozoa dengan jenis
anggota paling banyak dan mudah ditemui.Filum Ciliophora meliputi hewan
bercilia yang tersebar di lingkungan air tawar dan air laut.Sebagian kecil dari
organisme ini bersifat simbiotik. Ciri khas dari hewan ini adalah memiliki silia
atau bulu getar sebagai alat pergerakannya. Silia secara umum sama
dengan flagel, namun silia lebih pendek dan jumlahnya lebih banyak
(Rahayu,2014).
Silia
menjadi
alat
gerak
chiliophora.Pergerakannya
utama
juga
yang
mengatur
terkoordinasi
pergerakan
sehingga
dari
gerakan
terspesialisasi untuk melakukan berbagai fungsi tubuh, organisme uniseluler seperti Ciliophora
harus melakukan berbagai fungsi dengan sel tunggal, sehingga struktur sel mereka snagat
kompleks dibanding organisme yang sangat besar. Pergerakan, sensitivitas, keseimbangan cairan,
pengambilan makanan harus dilakukan dalam satu sel.
Selain inti, Ciliophora yang berisi beberapa vakuola, atau struktur membran putaran yang
menyertakan makanan, sampah, atau berbagai struktur.Vakuola makanan terbentuk pada akhir
kerongkongan (os) sebagai partikel makanan yang tertelan, dan kemudian beredar melalui sel.
Sampah yang tersisa di vakuola ini dibuang melalui titik tertentu dalam membran sel yang
dikenal sebagai cytoproct tersebut. Vakuola kontraktil berbentuk bintang (cv) mengumpulkan
kelebihan air melalui mikrotubulus berlapis saluran ("sinar" dari bintang) dan secara berkala
pompa keluar melalui pori khusus lainbaru (Lynn dan Small, 1991).
Lapisan luar, atau korteks, adalah struktur yang rumit, terpisah dari bagian dalam sel
dengan lapisan mikro. Setiap rambut seperti silia berhubungan dengan satu set tubulus dan
molekul protein struktural yang membentuk kinetosome. Pada gilirannya, kinetosomes yang
diatur dalam baris yang dikenal sebagai kineties.Silia mengatur gelombang untuk mendorong
organisme maju dan juga memindahkan makanan ke dalam sitostom, "mulut," (o). Mulut
kadang-kadang diatur kembali alur oral (tr). Kineties sekitar sitostom yang sering diatur dengan
cara khusus untuk menghasilkan arus air yang menyalurkan partikel makanan ke dalam sel. Juga
bagian dari korteks adalah extrusomes, organel yang dapat dengan cepat mengeluarkan struktur
benang pendek. Extrusomes ini berfungsi dalam predasi, pertahanan, dan dalam membentuk kista
di berbagai ciliophorabaru (Lynn dan Small, 1991).
Terdapat perbedaan sitology utama yaitu adanya dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan
makronukleus.Radiasi adaptif kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa
spesies beragam. Misalnya Suctoria atau Stentor adalah organisme sessil dan menangkap
makanan dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan
kompleks membrane mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga
vakuola makanan yang terbentuk. Namun, kriteria yang penting digunakan untuk menciptakan
kategori taksonomi adalah penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus
oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita subpellicular dari
mikrotubulus (Roger, 1988).
Ciliata dapat bereproduksi dengan seksual maupun aseksual. Hal ini penting untuk
kelangsungan hidup garis keturunan Ciliata. Ciliata tidak dapat mereproduksi selamanya
dengan pembelahan aseksual, dan akhirnya mati jika tidak terjadi konjugasi (Lynn dan Small,
1991).
Ciliata bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan: mikronukleus mengalami
mitosis, sedangkan pada sebagian besar ciliata, makronucleus hanya terpisah menjadi dua.
Selain bereproduksi dengan cara aseksual ciliata juga bereproduksi secara seksual, melalui
proses yang dikenal sebagai konjugasi. Konjugasi sering disebabkan oleh kekurangan
makanan. Dua ciliata dengan tipe kawin yang berlawanan datang mendekat, bersama-sama
dan membentuk sebuah jembatan sitoplasmik antara dua sel, membagi micromuclei oleh
meiosis, macronuclei hancur, dan konjugasi sel-sel haploid micronuclei akan tertukar
melalui koneksi sitoplasma. Mereka kemudian memisahkan macronuclei, baru reformasi
dari micronuclei, dan membagi. Esensi reproduksi seksual adalah membentuk organisme
baru dari gabungan bahan genetik dari induk. Setelah konjugasi, masing-masing pasangan
Ciliata telah mengakuisisi materi genetik baru, dan membagi menimbulkan progeni dengan
kombinasi gen baru(Lynn dan Small, 1991).
Klasifikasi subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961)
adalah sebagai berikut.
Sub phylum : Ciliophora
Class 1 : Ciliatea
Sub class 1 : Protociliatia
Ordo 1 : Opalinida
Subclass 2 : Euciliatia
Ordo 1 : Holotrichida
Sub ordo 1 : Astomina
Sub ordo 2 : Gymnostomina
Sub ordo 3 : Trichostomina
Sub ordo 4 : Hymenostomina
Sub ordo 5 : Thigmotrichina
Sub ordo 6 : Apostomina
Ordo 2 : Spirotrichida
B. PERTANYAAN
1) Bagaimana gerak dari filum chiliopora?
2) Bagaimana cara mendapatkan makanan dari filum chiliopora?
3) Bagaimana reproduksi dari filum chiliopora?
4) Apakah hidup dari filum chiliopora, berkoloni atau soliter?
C. PREDIKSI
1) Cara gerak dari chiliopora adalah menggunakan silia, dan biasanya geraknnya
memutar.
2) Cara chilipora mendapatkan makanan dengan memakan protozoa lain.
3) Reproduksi chilipora dengan cara seksual dan aseksual.
4) Hidup dari chiliopora adalah ada yang berkoloni dan ada pula yang soliter, namun
kebanyakn dari mereka hidup bekoloni.
D. DASAR PREDIKSI
1) Siliata bergerak dengan pertolongan tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti rambut yang
dinamakan silia.Setiap silia mempunyai bentuk seperti flagel kecil (Noble dkk, 1982).
2) Silia mengatur gelombang untuk mendorong organisme maju dan juga memindahkan
makanan ke dalam sitostom, "mulut," (o). Mulut kadang-kadang diatur kembali alur oral
(tr). Kineties sekitar sitostom yang sering diatur dengan cara khusus untuk menghasilkan
arus air yang menyalurkan partikel makanan ke dalam sel. (Lynn dan Small, 1991).
3) Ciliata bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan: mikronukleus mengalami
mitosis, sedangkan pada sebagian besar ciliata, makronucleus hanya terpisah menjadi
dua. Selain bereproduksi dengan cara aseksual ciliata juga bereproduksi secara seksual,
melalui proses yang dikenal sebagai konjugasi. Konjugasi sering disebabkan oleh
kekurangan makanan (Lynn dan Small, 1991).
Keterangan
Ditemukan pada air sungai bagian atas H7
dengan nutrisi jerami dan seledri, pada air
sawah bagian dasar H7 dengan nutrisi beras
dan seledri, pada air tugu bagian dasar H-7
dengan nutrisi beras, dan pada air kolam
biologi bagian tengah H-7 dengan nutrisi air
rebusan jerami.
2.
Holophyra nigricans
3.
Phascolodon vorticella
4.
Bursaria truncatella
5.
Colpidum colopoda
6.
Stentor polymorphus
7.
Strombillidum gyrans
8.
Tetrahymena pyriformis
9.
Nasulla gracilis
11.
Astylozoon tallax
Keterangan
Deskripsi
Organisme ini ditemukan pada.
air sungai bagian atas H7
dengan
nutrisi
jerami
dan
dasar
H-7
dengan
memiliki
Holophyra nigricans
karakteristik
Phascolodon vorticella
saat
ditemukan
dengan
nutrisi
Memiliki
seledri.
karakteristik
Bursaria truncatella
nutrisi
Memiliki
berbentuk
seledri.
karakteristik
silinder
dengan
saat
ditemukan
5.
Colpidum colopoda
karakteristik
cepat,
silia
berada
Stentor polymorphus
panjang
yang
seperti
membentuk
bercorong,
bergerak
7.
Strombillidum gyrans
8.
Tetrahymena pyriformis
kolam
biologi
bagian
lonjong
agak
9.
Nasulla gracilis
10.
Vorticella microstoma
bergerak
pelan
11.
Astylozoon tallax
bisa
membulat,
berubah
pada
saat
12.
Tachysoma pellionella
lonjong
agak
bergerak
maju
pada
saat
13.
Acinema icurvata
nutrisi
Memiliki
seledri.
karakteristik
saat
ditemukan
14.
Colaps hirtus
nutrisi
seledri.
karakteristik
berwarna
pada
saat
15.
Loxophylume helus
nutrisi
Memiliki
seledri.
karakteristik
berbentuk
sangat
lonjong,
pada
saat
ditemukan
16.
Urostyla viridis
beraturan,
berwarna
tubuh,
pada
saat
17.
Chinetochillum
marganiticum
rotasi
linear
tidak
berbentuk
silinder dengan ujung terbuka, bergerak maju, berwarna bening dengan garis-garis hitam
yang kurang jelas, pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan
karakteristik tersebut organisme tersebut masuk dalam spesies Bursaria truncartella.
5. Pada sampel air sungai bagian tengah H-5 dengan nutrisi air rebusan jerami, dan pada air
kolam biologi bagian tengah H-7 dan H-5 dengan nutrisi seledri. Ditemukan organisme
yang termasuk anggota dari filum Ciliopra yang memiliki karakteristik berbentuk bulat,
bergerak zig-zag cepat, silia berada diseeluruh tubuh, salah satu sisi memiliki silia yang
lebih panjang, pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik
tersebut organisme ini termassuk dalam spesies Colpidum colopoda.
6. Pada sampel air sungai bagian atas H-3 dengan nutrisi air rebusan jerami. Ditemukan
organisme yang teramsuk anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk
panjang seperti terompet yang membentuk bunga bercorong, bergerak rotasi cepat tanpa
arah, silia pada ujung lengan, pada saat ditemukan jumlahnya ada 5 atau berrkoloni.
Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini termasuk dalam spesies Stentor
polymorphus.
7. Pada sampel air sungai bagian permukaan H-3 dengan nutrisi air rebusan jerami.
Ditemukan organisme yang termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki
karakteristik berbentuk seperti gentong, silia terdapat pada bagian atas, bergerak zig-zag
cepat, pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik tersebut
organisme ini termasuk dalam spesies Strombillidum gyrans.
8. Pada sampel air kolam biologi bagian tengah H-7 dengan nutrisi seledri. Ditemukan
organisme yang termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik
berbentuk lonjong agak panjang, bergerak secara rotasi atau memutar dengan cepat,
berwarna bening, pada saat ditemukan jumlahnya 3 atau berkoloni. Berdasarkan
karakteristik tersebut organisme ini termasuk dalam spesies Tetrahymena pyriformis.
9. Pada sampel air sawah bagian dasar H-7 dengan nutrisi beras. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk agak
bulat, bergerak pelan dengan silia bergetar, berwarna bening dengan bintik hitam, pada
saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini
termasuk dalam spesies Nasulla gracilis.
10. Pada sampel air sawah bagian dasar H-7 dengan nutrisi beras. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk seperti
terompet, bergerak pelan bergoyang ke kanan dan kiri dengan silia bergetar, berada pada
substrat, dan pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik
tersebut organisme ini termasuk dalam spesies Vorticella microstoma.
11. Pada sampel air sawah bagian dasar H-7 dengan nutrisi beras. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk seperti
lonceng, rambut bergetar saat diam, bergerak lambat ke kiri dan kanan kemudian maju,
bentuknya bisa berubah membulat, pada saat ditemukan jumlahnya 2 atau berkoloni.
Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini termasuk dalam spesies Astylozoon
tallax.
12. Pada sampel air sawah bagian tengah H-7 dengan nutrisi air rebusan jerami. Ditemukan
organisme yang termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik
berbentuk lonjong agak panjang, bergerak maju mundur dengan bergetar, dan berbelokbelok, pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik tersebut
organisme ini termasuk dalam spesies Tachysoma pellionella.
13. Pada sampel air sawah bagian atas H-7 dengan nutrisi seledri. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk seperti
buah pir agak panjang, bergerak maju dengan cepat, tidak berwarna, ppada saat
ditemukan jumlahnya 2 atau berkoloni. Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini
termasuk dalam spesies Acinema icurvata.
14. Pada sampel air sawah bagian atas H-7 dengan nutrisi seledri. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk lonjong,
silia terlihat banyak, bergerak lambat dan memutar, berwarna kecoklatan, pada saat
ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini
termasuk dalam spesies Colaps hirtus.
15. Pada sampel air sawah bagian atas H-7 dengan nutrisi seledri. Ditemukan organisme yang
termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki karakteristik berbentuk sangat
lonjong, bergerak maju, tidak berwarna dan pada saat ditemukan jumlahnya dua atau
berkoloni. Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini termasuk dalam spesies
Loxophylume helus.
16. Pada sampel air kolam biologi bagian atas H-5 dengan nutrisi air rebusan jerami.
Ditemukan organisme yang termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki
karakteristik berbentuk oval, bergerak aktif, berputar sambil berjalan linear tidak
beraturan, berwarna hitam (gelap), terdapat silia panjang pada kedua ujung tubuh, dan
silia pendek di samping tubuh, pada saat ditemukan jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan
karakteristik tersebut organisme ini termasuk dalam spesies Urostyla viridis.
17. Pada sampel air kolam biologi bagian atas H-7 dengan nutrisi air rebusan jerami.
Ditemukan organisme yang termasuk dalam anggota filum Ciliopora yang memiliki
karakteristik berbentuk bulat, bergerak aktif secara rotasi linear tidak beraturan, tidak
berwarna, silia panjang terdapat pada salah satu ujung tubuh, pada saat ditemukan
jumlahnya 1 atau soliter. Berdasarkan karakteristik tersebut organisme ini termasuk
dalam spesies Chinetochillum marganiticum.
H. RINGKASAN HASIL BELAJAR
Dari berbagai pembahasan materi tentang pengamatan filum Sarcodina, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Bahwa filum chilopora merupakan protozoa yang alat geraknya berupa rambut getar atau
siliata, kebanyakan bergerak dengan cepat, dan seluruh tubh hampir ditutupi oleh silia.
Kebanyakn ditemukan berkoloni namun ada juga yang soliter, reproduksi dari chliopora ini
sendiri ialah dengan seksual dan aseksual. Untuk reproduksi aseksual dengan cara pembelahan
sel, sedangkan untuk sesksualnya ialah dengan cara konjugasi. Ciliopora memiliki berbagai
macam bentuk dari yang seperti sandal, bulat, oval, lonjong, seperti buah pir, seperti terompet,
gentong, dan seperti vas bunga. Jadi chiliopora merupakan protozoa yang bentuknya sangan
banyak dan beragam.
Silia menjadi alat gerak utama yang mengatur pergerakan dari
chiliophora.Pergerakannya
juga
terkoordinasi
sehingga
gerakan
1. Paramecium caudatum berbentuk seperti sendal, dengan silia berjumlah ribuan yang
menutupi permukaan tubuh dan di sekitar celah mulut. Paramecium caudatum hidup
bebas di air tawar sebagai pemangsa bakteri.
2. Balantidium coli, hidup parasit di usus besar (kolon) hewan ternak dan manusia,
menyebabkan diare balantidiasis.
3. Stentor roeseli, berbentuk seperti terompet, dengan barisan silia yang rapat di sekeliling
mulutnya, memiliki tangkai yang melekat pada suatu tempat. Stentor roeseli hidup di air
sawah atau air yang menggenang yang banyak mengandung bahan organik.
4. Didinium, merupakan predator uniseluler di perairan, sebagai pemangsa Paramecium.
5. Vorticella, berbentuk seperti lonceng dengan tangkai yang panjang berbentuk lurus atau
spiral, memiliki silia di sekitar corong mulutnya, dan tangkai melekat pada suatu tempat.
6. Stylonychia, silia hanya terdapat di sisi mulut dan di bagian tertentu permukaan tubuhnya,
dapat bergerak dengan cepat dan berputar pada suatu tempat, dan memakan serpihan atau
potongan bahan organik. Stylonychia banyak ditemukan pada permukaan daun yang
terendam air.
7. Dari familia Ophryoscolecidae terdapat banyak spesies yang berada
didalam rumen sapid an domba. Genus- genus yang mewakili adalah
Entodiniaum, Diplodinium, dan Ophryoscolex. Familia Cyclopostiidae
sering ditemukan pada kuda (Noble dkk, 1982)
Jadi, chiliopora memiliki peran yang merugikan terutama bagi manusia yag dapat menyebabkan
diare balantidiasis, oleh karena itu kita harus lebih menjaaga pola hidup dan kesehatan kita agar
tidak mudah terkena penyakit tersebut.
J. PERTANYAAN BARU
1. Bagaimana siklus hidup dari chiliopora?
Ciliata dapat bereproduksi dengan seksual maupun aseksual. Hal ini penting untuk
kelangsungan hidup garis
selamanya dengan pembelahan aseksual, dan akhirnya mati jika tidak terjadi
konjugasi.
2. Apa yang membedakan antara kelas Suctorea dengan kelas yang lain pada filum
chiliopora?
Kelas Suctorea memiliki tahap non-ciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel
khusus yang berfungsi mencari makan
K. DAFTAR PUSTAKA
Hall. 1961. Protozoology. Japan: Prentice-Hall, Inc.
Lynn, D.H. and Small, E.B. 1991. Handbook of Protoctista (PhilumCiliophora).
Rahayu, Sofia Ery. 2014. Bahan Ajar Protista Mirip Hewan. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Noble, Elmer. R, Noble, Glenn A, & Noerhajati Soeripto (Ed.). 1982. Parasitologi Biologi
Parasit Hewan. Terjemahan Wardiarto. 1989. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.