FILUM CILIOPHORA
A. Karakteristik Umum
Protozoa merupakan binatang yang paling banyak didunia.. Anggota filum
ciliophora merupakan organisme uniseluler soliter yang umumnya hidup di air tawar.
Menurut Campbell (1998: 527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau
hidup sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang
yang parasit didalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap karena
mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras
yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap. Cilliophora disebut juga dengan ciliata.
Bentuk cilia lebih pandek dari flagel. Anggota cilliata memiliki 2 inti sel (nucleus) yaitu
Mikronukleus yang berfungsi sebagai perkembangbiakan dan juga makronukleus yang
berperan sebagai alat metabolisme. Ciliphora juga memiliki vakuola kontraktil yang
mengatur keseimbangan air dalam tubuhnya. Cilliata banyak ditemukan hidup dilaut
maupun air tawar yang mengandung zat organic tinggi. Contohnya adalah paramecium
caudatum dan vorticella. Cilliata mempunyai anggota hingga 8000 spesies sehingga
disebut sebagai atau merupakan kelompok terbesar diprotozoa. Cilia merupakan ciri khas
pada filum ini sebagai alat geraknya. Mardiana (2013) Protozoa yang termasuk ciliata
ditandai dengan adanya cilia (bulu getar) pada tubuhnya, digunakan sebagai alat gerak,
mencari makanan dan menerima rangsang . Cilia ini ada yang terdapat diseluruh tubuh,
ada juga yang hanya dibagian tertentu.
B. Clasifikasi Sub Filum Ciliophora
Klasifikasi subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961)
adalah sebagai berikut.:
Sub phylum
Class 1
: Ciliophora
: Ciliatea
: Opalinida
: Euciliatia
: Holotrichida
1
(5) Mikronukleus
makronukleus
membelah
lenyap,
secara
sehingga
mitosis
pada
menjadi
masing-masing
mikronukleus,
sel
hanya
sedangkan
mengandung
mikronukleus.
(6) Terjadi saling tukar-menukar mikronukleus, yaitu mikronukleus pindah ke sel lain dan
sebaliknya. Mikronukleus yang saling tukar-menukar tersebut melebur dengan
mikronukleus yang tidak pindah. Jadi, setelah hasil peleburan itu, setiap sel memiliki
mikronukleus diploid.
(7) Setiap sel yang telah memiliki mikronukleus diploid (2n), selnya pisah dan konjugasi
berakhir. Kemudian 1 mikronukleus membelah secara mitosis menghasilkan 2
mikronukleus.
(8) Salah satu dari 2 mikronukleus itu tumbuh menjadi makronukleus, sehingga setiap sel
memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
merupakan fitur eklusif diantara siliata. Distribusi silia seragam sehingga opalinid
diklasifikasikan menyerupai siliata Holotrichous.
2. Eucilliatia
Merupakan siliata khas dengan makronuklei dan mikronuklei. Subdivisi ordo dan sub
ordo sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunanya dan pada
differensiasi struktur seperti didaerah peristomial. Sub kelas ini dibagi menjadi empat
ordo yaitu, Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan Chonotrichida.
2.1 Ordo Holotrichida
Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif dari pada Euciliatia
yang lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan dalam satu
kelompok, sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan dasar untuk
membagi ke dalam subordo Holotrichida. Contoh spesies yang tergolong Holotrichida
adalah Paramecium sp.
Klasifikasi Paramecium sp.
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Protozoa
Sub Phylum
: Ciliophora
Class
: Ciliata
Sub class
: Holotricha
Ordo
: Hymenostomatida
Family
: Paramaecidae
Genus
: Paramaecium
Spesies
: Paramaecium sp.
Gambar 4.1. Paramecium sp. Sisi kiri menunjukkan Vakuola Kontraktil dari Paramaecium.
Gambar Kanan memperlihatkan Cytopharink, Vakuola Makanan, dan Inti Sel
2.1.1 Morfologi
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran
sekitar 50-350m. Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal atau sepatu dengan
bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Struktur bagian yang
mengandung lekuk muluk (peristoma yang melanjutkan diri sebagai sitofaring) disebut
bagian ventral, dan pada bagian sebaliknya merupakan sisi aboral atau dorsal. Protoplasma
area tubuh yang tampak jernih adalah bagian ektosark, sedang daerah berbintik merupakan
bagian (lapisan) endosark.
Paramecium memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua
inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan
kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi
kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
2.1.2 Cara gerak Paramecium
Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium ke arah depan dan
belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros longitudinal maka tubuhnya
bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.
2.1.3 Fisiologi
Menurut cara makannya classes ciliata terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
a.
b.
bagian sitofaring akan menimbulkan aliran air ke arah sitofaring yang akan membawa
makanan. Vacuola makanan akan terbentuk di bagian ujung posterior sitofaring. Makanan
paramecium berupa bakteri dan protozoa lainnya. Gambar proses pencernaan makanan
pada Paramecium dapat dilihat pada gambar berikut :
menempel pada permukaan benda padat. Beberapa tangkai bertipe koloni. Hanya sedikit
spesies yang berenang bebas dan rupanya tidak memiliki tahap sesil.
Pada ordo ini, peristom atau epistom merupakan suatu lempeng polar yang tampak
dari bagian oral pada ujung tubuh dan diperkirakan berbentuk melingkar. Selain itu,
terdapat dua baris atau lebih silia yang biasanya mengelilingi peristom searah jarum jam
sebelum melewati sitostom ke dalam vestibula. Dua baris silia adoral digambarkan pada
Telotrochidium dan Cyclochacta, sedangkan tiga baris pada Vorticella. Dari ketiganya,
setiap baris silia terlihat bebas pada bagian distal namun megalami penggabungan di
bagian basal hingga masuk ke dalam membran. Setiap baris silia berlanjut masuk ke dalam
vestibula pada Cyclochacta dan Vorticella, namun hanya baris silia yang lebih dalam pada
Telotrochidium. Di dalam vestibula, suatu membran dapat terbentuk oleh penggabungan
silia (baris lebih luar dari Votricella). Batas luar permukaan peristomial meliputi suatu
daerah sempit, hingga sebuah sebuah rak proyeksi seringkali membentuk suatu lingkaran
kontraktil yang dapat mengkerut untuk melingkupi peristom dan siliatur. Vestibula
menerima isi vakuola kontraktil, terkadang melalui suatu penampungan sementara, dan
juga bahan yang belum tercerna dari vakuola makanan lama. Selama di dalam faring,
partikel makanan yang masuk juga melewati vestibula masuk ke dalam vakuola makanan
yang sedang berkembang sebagai sumbernya. Nolan dan Fin telah mencatat pemisahan
yang jelas mengenai saluran masuk dan keluar di dalam vestibula. Scopula merupakan
suatu daerah berbeda pada ujung aboral, seringkali ditunjukkan sebagai suatu invaginasi,
dinding yang terkadang memperlihatkan fibril atau bentukan seperti tongkat.
Pada banyak spesies sesil tidak bertangkai, scopula tampak mensekresikan
beberapa materi yang melekat pada substratum, sedangkan pada spesies yang bertangkai,
scopula mensekrresikan sedikit matriks dari tangkai. Tangkai non-kontraktil pada
Epistylidae seluruhnya terdiri atas bahan sekresi. Tangkai dari Vorticellidae mengandung
setidaknya sebuah myoneme spiral bebas atau stalk-muscle yang 72 tumbuh ke arah luar
tubuh. Stalk-muscle pada koloni Vorticellidae dapat terbentuk terus-menerus sepanjang
koloni, kecuali mungkin pada bagian basal tangkai utama atau pada myoneme tangkai
individu yang independen. Pada mulanya, keseluruhan koloni mungkin dapat kembali
menuju pusat perlekatan, pada Carchesium, kontraksi dari tangkai mempengaruhi masingmasing individu secara terpisah.
10
11
: Protozoa
Sub filum
: Ciliophora
Klas
: Ciliata
Ordo
: Petrichida
12
Sub ordo
: Mobilina
Famili
: Trichodinidae
Sub famili
: Trichodininae
Genus
: Trichodina
Spesies
: Trichodina sp.
karena luka, sakit, stress dan sebagainya, sehingga boleh dikatakan bahwa parasit ini
sebagai infeksi sekunder, ikan yang terserang biasa dilihat dengan tanda-tanda antara lain
terdapat bintik putih keabuan pada bagian tubuh yang terserang terutama kepala dan
punggung, nafsu makan hilang hingga ikan menjadi kurus dan lemah, produksi lendir
bertambah banyak sehingga ikan nampak mengkilat.
Perlakuan yang diberikan untuk ikan yang terinfeksi Trichodiniasis adalah dengan
perendaman dengan garam atau asam asetat untuk ikan air tawar sedangkan ikan air laut
dengan perendaman air tawar, dapat juga menggunakan formalin dengan kosentrsi tertentu.
2.4 Ordo Chonotrichida
Merupakan ektokomensal yang sebagian besar aktif berenang pada Crustacea,
kecuali Trichochona lecythoides yang dilaporkan berasal dari perairan Eropa. Tubuhnya
kurang lebih seperti bentuk vas dan menempel pada inang dengan lempeng basal atau
tangkai yang pendek. Peristom terletak di ujung atas tubuh dan biasanya dikelilingi oleh
bentukan corong tipis. Umumnya, permukaan tubuh tidak bersilia. Vakuola kontraktil
terbuka ke dalam faring (vestibula) seperti pada Peritrichida (Hall, 1961). Budding dan
konjugasi merupakan cara reproduksi organisme seperti yang telah dilaporkan. Kaitan
antara anggota Chonotrichida meninggalkan ketidakpastian dan pekerjaan lebih lanjut
mengenai morfologi dan siklus hidup. Walaupun begitu, bebrapa informasi yang telah
dipercaya saat ini oleh beberapa pekerja/ilmuwan dapat mengindikasikan bahwa kelompok
ini memiliki hubungan lebih dekat dengan Holotrichida daripada ciliata lainnya. Tiga
family dalam ordo ini yang telah ditemukan oleh Mohr antara lain: Chilodochonidae,
Stylochonidae, dan Spirochonidae (Hall, 1961).
G. Peranan Cilliata
1) Ciliata menguntungkan :
a) Didinium, mirip ceret bertangkai. Didinium juga sebagai predator di air tawar.
b) Stentor, mirip terompet, hidupnya secara bebas.
c) Paramecium caudatum
2) Ciliata merugikan :
Balantidium coli, hidup parasit di dalam usus manusia dan dapat menyebabkan
gangguan pada perut, dan juga dapat menyebabkan diare berdarah.
14
Daftar Pustaka
Chumaidi dan Djajadireja, 1982. Kultur Massal Daphnia sp.di Dalam Kolam Dengan
Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Bull. Pen.PD.1.3(2) : 17 20.
Chumaidi et. al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang
Puslitbangkan PHP\KAN\PT\12\Rep\1990. Jakarta
Darti,S., Darmanto, dan Adisha. 2000 Laporan Akhir Hasil Pengkajian Budidaya Pakan
Alami untuk Benih Ikan Ekonomis Penting. Instalasi Penelitian dan
Pengkajian
Teknologi Pertanian Jakarta
Erlina, A. Hastuti, W. 1986. Kultur Plankton-BBAP. Ditjen Perikanan. Jepara.
Hase, E. 1962. Cell Division. Physiologys and Biochemistry of Algae. Academic Press.
New York and London.
Mujiman, Ahmad. 1984. Makanan Ikan. Cetakan 14. Penebar Swadaya. Jakarta. Prescott
, G. W. 1978. How to Know The Freshwater Algae. Wne. Brown
Company
Publisher.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro. Semarang.
Suprayitno, SH. 1986. Kultur Makanan Alami. Direktorat Jendral Perikanan dan
International Development Research Centre. INFIS Manual Seri no.34.35
pp of
Giant
Toharudin, Uus. Zoologi Invertebrata. Bandung. : Prisma Press.
Yatim, wildan. 2003. Kamus Biologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
15