Anda di halaman 1dari 6

https://www.scribd.

com/doc/305969205/Pert-Ke-1-Domisili-Fiskal
http://dokumen.tips/documents/bahan-ajar-pajak-internasional-anang-mury-kurniawan.html
BAB I
DOMISILI FISKAL

Materi :
A. Pengertian Domisili Fiskal
B. Subyek Pajak Dalam negeri
C. Subyek Pajak Luar Negeri
D. Perbedaan Subyek Pajak Dalam Negeri dan Luar Negeri
E. Tidak Termasuk Subyek Pajak
F. Penentuan Domisili Fiskal di Beberapa Negara
G. Surat Keterangan Domisili

engertian Domisili Fiskal


Domisili fiskal (focal domicile) atau fiscal resident adalah status kependudukan yang
digunakan untuk tujuan pemajakan. UU PPh Indonesia menggunakan istilah subyek pajak dalam
negeri untuk

penduduk (resident)dan

istilah subjek

pajak

luar

negeri untuk

bukan

penduduk (non-resident).Umumnya, domisili fiskal tidak selalu dikaitkan dengan status


kewarganegaraan seseorang atau penduduk menurut undang-undang kependudukan. Indonesia
termasuk negara yang menentukan domisili fiskal, tanpa melihat apakah seseorang tersebut
berkewarga negaraan Indonesia atau tidak. Sedangkan, Amerika Serikat juga termasuk negara
yang menentukan domisili fiskal, tetapi tetap melihat status kewarganegaraan. Setiap warga
negara Amerika Serikat secara otomatis akan menjadi penduduk (resident) untuk tujuan
pemajakan di Amerika.
Status

penduduk (resident) atau

bukan

penduduk (non-resident) akan

mempengaruhi

pemajakan atas penghasilan seseorang. Pemajakan untuk penduduk, umumnya dikenakan dengan
menggunakan prinsip world wide income, sehingga akan dikenakan pajak di negara domisili,

baik penghasilan yang diterima atau diperoleh di dalam negeri maupun penghasilan yang
diterima atau diperoleh di luar negeri. Sedangkan pemajakan untuk bukan penduduk, umumnya
dikenakan di negara sumber hanya atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari negara
tersebut.
B. Subjek Pajak Dalam Negeri
Sesuai pasal 2 ayat (3) UU PPh, maka kriteria dari subjek dalam negeri adalah sebagai
berikut.
Subjek pajak orang pribadi dalam negeri menjadi wajib pajak apabila telah menerima atau
memeroleh penghasilan yang besarnya melebihi penghasilan tidak kena pajak. Subjek pajak
badan dalam negeri menjadi wajib pajak sejak saat didirikan, atau bertempatkedudukan di
Indonesia.
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan,
atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia;
b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari
badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;


pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja egara atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;


penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;

dan
pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

c. Warisan yang belums terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
Pada prinsipnya, orang pribadi yang menjadi subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi
yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia. Sedangkan yang termasuk dalam pengertian
orang pribadi bertempat tinggal di Indonesia adalah mereka yang mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
UU PPh tidak melihat status subjek pajak orang pribadi berdasarkan kewarganegaraan,
namun lebih pada faktor:
a.

tempat tinggal;

b.

berapa lama berada di Indonesia; dan

c.

adanya niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.


Faktor tempat tinggal dan berapa lama berada di Indonesia secara praktis mungkin lebih

mudah untuk dilihat, tetapi bagaimana membuktikan bahwa seseorang punya niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia? Apakah ketika seseorang mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia ditimbang menurut keadaan! Salah satu cara untuk menentukan seseorang
punya niat untuk bertempat tinggal di Indonesia atau tidak, yaitu dengan melihat, apakah
seseorang tersebut terikat dengan kontrak kerja, sehingga mengharuskan bertempat tinggal di
Indonesia dan harus tinggal di Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama.
Keberadaan orang pribadi di Indonesia yang lebih dari 183 hari tidaklah harus berturut-turut,
tetapi ditentukan oleh jumlah hari orang tersebut berada di Indonesia, dalamjangka waktu 12
(dua belas) bulan sejak kedatangannya di Indonesia.
Ilustrasi
Mr. John seorang warga negara asing (WNA) mengikat kontrak untuk bekerja selama dua tahun
pada sebuah perusahaan pertambangan yang melakukan kegiatan pengeboran minyak dan gas
(migas) lepas pantai di Indonesia. Mr. John berada di Indonesia selama 300 hari dalam setiap
tahunnya.
Bagaimanakah status subjek pajak Mr. John menurut UU PPh?
Dari ilustrasi kasus di atas, maka dapat diketahui bahwa:
a. dengan menandatangani kontak kerja, maka hal ini menunjukkan bahwa Mr. John punya niat
untuk berada di Indonesia; dan
b. Mr. John secara fisik berada di Indonesia selama 300 hari selama satu tahun atau lebih dari 183
hari dalam satu tahunnya.
Dengan demikian, menurut ketentuan UU PPh, Mr. John dianggap sebagai subjek pajak
dalam negeri.
Untuk wajib pajak badan dalam negeri penentuan domisili fiskal dilihat dari tempat didirikan
atau tempat kedudukan badan tersebut. Pengertian didirikan di Indonesia merupakan dasar
hukum atas pendirian badan tersebut, dengan menggunakan hukum Indonesia dan kemudian
didaftarkan di Indonesia. Contohnya, untuk mendirikan perseroan terbatas, maka harus
menggunakan dasar hukum UU omor 40 Tahun 2007 dan ketentuan lain yang terkait dengan

pendirian perseroan terbatas di Indonesia, kemudian didaftarkan untuk mendapatkan pengesahan


dari kehakiman. Pengertian tempat kedudukan adalah tempat kedudukan manajemen
efektif (effectiue management) berada. Tempat manajemen efektif bisa diartikan sebagai tempat
biasanya keputusan-keputusan penting manajemen tersebut diambil. Dengan kata lain, tempat
kedudukan manajemen biasa diartikan sebagai tempat kantor pusat wajib pajak badan terletak.
Wajib pajak dalam negeri, baik orang pribadi maupun badan, sesuai pasal4 ayat (1) UU PPh,
maka akan dikenakan pajak - baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.
Dengan kata lain, wajib pajak dikenakan pajak menggunakan prinsip world wide income.
C. Subjek Pajak Luar Negeri
Subjek pajak luar negeri adalah:
a.

orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalamjangka waktu 12 (dua belas) bulan,
dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan

b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
tidak 1ebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalamjangka waktu 12 (dua belas) bulan,
dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat
menerima atau memero1eh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Subjek pajak luar negeri, baik orang pribadi maupun badan sekaligus merupakan wajib pajak,
karena menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia atau
menerima dan I atau memero1eh penghasilan yang sumber dari Indonesia melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.
Ilustrasi
Mr. Bill seorang warga negara asing (WNI) yang mempunyai keahlian dalam bidang geocesmic. Mr.
Bill beker]a pada sebualt perusahaan pertambangan yang sedang dalam tahap eksplorasi di
kawasan Indonesia Timur Pekerjaan tersebut mengharnskan Mr. Bill untuk melakukan
kunjungan ke lokasi penambangan beberapa kali dalam satu tahun. Mr. Bill berada di Indonesia
selama 120 hari dalam setiap tahunya:

Bagaimanakah status subjek pajak Mr. Bill menurut UU PPh ?


Da1am ilustrasi kasus di atas, Mr Bill berada di Indonesia selama 120 hari atau kurang dari 183
hari, sehingga status subjek pajak untuk Mr. Bill adalah subjek pajak luar negeri.
Wajib pajak luar negeri hanya akan dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh bersumber dari Indonesia saja. Pasal 26 UU PPh mengatur, bahwa atas penghasilan
wajib pajak luar negeri, dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak
dalam negeri, penye1enggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya, maka kepada wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia,
dipotong pajak sebesar 20% (dua pu1uh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib
membayarkan. Adapun penghasilan wajib pajak luar negeri yang menjadi objek pemotongan PPh
pasal 26 adalah:

dividen;
bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan, sehubungan dengan jaminan pengembalian

utang;
royalti, sewa, dan penghasilan lain, sehubungan dengan penggunaan harta;
imba1an, sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
hadiah dan penghargaan;
pensiun dan pembayaran berka1a lainnya;
premi swap dan transaksi 1indung nilai 1ainnya; dan atau
keuntungan, karena pembebasan utang.
Sesuai ketentuan ini, misalnya suatu badan subjek pajak dalam negeri membayarkan royalti

sebesar Rp. 100.000.000 kepada wajib pajak luar negeri, maka subjek pajak dalam negeri
tersebut berkewajiban untuk memotong pajak penghasilan sebesar 20% dari Rp. 100.000.000,00
atau Rp. 20.000.000. Sebagai contoh lain, seorang atlet dari luar negeri yang ikut mengambil
bagian dalam perlombaan lari maraton di Indonesia merebut hadiah uang, maka atas hadiah terse
but dikenai pemotongan pajak penghasilan sebesar 20%.
Selain itu, PPh pasal26 juga dikenakan pada penghasilan dari penjualan atau pengalihan
harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2), dan penghasilan dari penjualan
atau pengalihan saham yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha
tetap di Indonesia, dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.

Besarnya PPh pasa126 yang dipotong adalah 20% (dua puluh persen) dari perkiraan penghasilan
netto.
SUMBER: http://winbiewimpie.blogspot.co.id/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai