Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENYAKIT ZIKA
PENDAHULUAN
Diantara penyakit penyakit yang bermunculan di abad ke-21, Zika
muncul sebagai salah satu masalah kesehatan yang menyita perhatian
penduduk di seluruh dunia. Zika Virus (ZIKV) telah dipresentasikan
sebagai wabah sejak tahun 2007, namun, saat ini penyakit ini telah
menjadi tersangka utama dari meningkatnya epidemi mikrosefali,
membuat pengetahuan mengenai penyakit ini menjadi sebuah kebutuhan
yang darurat.(1)
Demam Zika merupakan penyakit exanthematous (erupsi kulit)
yang banyak dikaitkan dengan demam dengue, West Nile, dan Yellow
Fever. Infeksi ini mempunyai karakteristik gejala klinis yang bertahan
hingga 1 minggu, dengan manifestasi klinis yang mirip dengan infeksi
arbovirus lain seperti chikunguya dan dengue, termasuk demam ringan,
rash, athralgia, arthritis, myalgia, sakit kepala, konjungtivitis, dan edema.
Beberapa kasus yang parah hingga melibatkan opname di rumah sakit
terbilang jarang, dan kematian lebih jarang lagi. Penyakit ini disebabkan
oleh flavivirus, diisolasi pertama kali tahun 1947 dari darah seekor monyet
rhesus (Macacamulatta) di hutan zika dekat Entebbe, Uganda.(1)
Zika virus telah berhasil di isolasi dari nyamuk Aedes africans,
Aedes Luteocephalus, Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes furcifer,
dan Aedes vittatus dan makan, meskipun Aedes agypti adalah vector
utama pada epidemic di Brazil, semua species Aedes ini mungkin saja
terlibat dalam transmisi ZIKV ke manusia. Zika juga merupakan virus yang
predominant dalam wabah di pulau Yap, Micronesia, meskipun virusnya
tidak diisolasi dari Aedes hensilli. Bukti bahwa species ini merupakan
vector yang paling mungkin untuk dengue menyebabkan spesies ini
menjadi tersangka dalam mewabahnya ZIKV di Micronesia. Spesies Aedes
sangat sulit untuk dikendalikan, utamanya karena mereka bisa
berkembang biak dalam jumlah air yang sangat sedikit (seperti dalam air
di wadah tutup botol) dan telur mereka sangat kuat (dapat bertahan
selama setahun penuh tanpa kekeringan). (1)
Baru-baru ini, peningkatan besar terobservasi dalam sirkulasi ZIKV
di dunia, yang mana awalnya daerah endemic hanya ada di Afrika dan
Aisa, kini menjangkau Eropa, Oceania, dan Amerika, khususnya daerah
Amerika Latin dimana virus ini menyebar secara cepat ke seluruh penjuru.
Dari tempat tempat yang memungkinkan transimisi autochthonous
seperti di Brazil, pengunjung dapat menyebarkan ZIKV ke negara negara

baru, dimana nyamuk Aedes akan terinfeksi dan menghasilkan siklus


transmisi. Di amerika selatan, Brazil memiliki konsentrasi kasus Zika yang
besar, terutama di daerah timur laut, dan komplikasi serius muncul
hampir bersamaan dengan mewabahnya arbovirus ini. Sampai saat ini,
hanya ada 1 review tentang Zika yang sudah dipublikasi, dan itu sebelum
virusnya menyebar hingga ke Amerika.(1)

KONDISI PATHOLOGI YANG MUNGKIN BERKAITAN DENGAN WABAH


ZIKA
Rawat inap untuk penyakit Zika belum pernah dilaporkan hingga
terjadinya wabah French Polynesia (Micronesia), sewaktu komplikasi
neurologis sementara mulai teridentifikasi dan kemungkinan berkaitan
dengan Zika. Di Brazil, Venezuela, dan El Salvador, kasus Gullain-Barre
Syndrome yang berkaitan dengan wabah zika juga dilaporkan. Proporsi
dari kelainan neurologis termasuk GBS diantara pasien Zika sangat mirip
antara Brazil dan French Polynesia. Pada tikus, ZIKV memiliki braintropism, mengindikasikan bahwa virusnya dapat melewati blood-brain
barrier dan menimbulkan akibat negatif. Namun, penyelidikan lebih lanjut
dibutuhkan untuk membuktikan bahwa komplikasi ini disebabkan oleh
ZIKV. Ini dikarenakan GBS juga bisa disebabkan oleh flavivirus lain seperti
West Nile Virus dan dengue.

Daftar Pustaka
Paixao, Enny S et. al. (2016). History, Epidemiology, and Clinical
Manifestations
of Zika: A Systematic Review. Am J Public Health Page 106:606-612 AJPH
Special Section: ZIKA

Anda mungkin juga menyukai