Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN II

Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak


Nomor : S-179/PJ.01/2013
Tanggal : 26 Maret 2013

Petunjuk Teknis Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP)


Bagi Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak

I.

Penetapan Kontrak Kinerja Fungsional Pemeriksa Pajak


A. Jenis Kontrak Kinerja
Kontrak Kinerja Fungsional Pemeriksa Pajak berbeda dengan kontrak kinerja
pada umumnya. Kontrak Kinerja Fungsional Pemeriksa Pajak terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :
1. Kontrak Kinerja Ketua Kelompok (Supervisor)
Kontrak Kinerja ketua kelompok diperuntukkan bagi masing-masing ketua
kelompok pemeriksa pajak di unit tersebut. Kontrak Kinerja ditandatangani oleh
ketua kelompok pemeriksa pajak dan diberikan persetujuan oleh pimpinan unit.
2. Kontrak Kinerja Tim
Kontrak Kinerja Tim diperuntukkan bagi masing-masing tim pemeriksa pajak di
unit tersebut. Kontrak Kinerja Tim ditandatangani oleh Ketua Kelompok, Ketua Tim
dan Anggota Tim serta diberikan persetujuan oleh pimpinan unit.
3. Kontrak Kinerja Ketua Tim
Kontrak Kinerja Ketua Tim dibuat untuk masing-masing Ketua Tim pemeriksa
pajak di unit tersebut. Kontrak Kinerja Ketua Tim ditandatangani oleh Ketua
Kelompok, Ketua Tim dan diberikan persetujuan oleh pimpinan unit.
4. Kontrak Kinerja Anggota Tim
Kontrak Kinerja anggota tim pemeriksa pajak dibuat untuk masing-masing
anggota tim di unit tersebut. Kontrak Kinerja Anggota Tim ditandatangani oleh Ketua
Tim dan Anggota Tim serta diberikan persetujuan oleh pimpinan unit.

B. Penetapan Target Kontrak Kinerja Fungsional Pemeriksa Pajak yang Aktif Bekerja
Selama 1 (satu) Tahun Penuh pada Suatu Unit Kerja
1. Target Ketua Kelompok (Supervisor)
Target pada Kontrak Kinerja Ketua Kelompok adalah penjumlahan angka
absolut/persentase dari target setiap tim yang ada dalam kelompok pemeriksa yang
dipimpin ketua kelompok tersebut di awal tahun.

2. Target Tim
Target pada Kontrak Kinerja Tim adalah angka absolut/persentase dari target tim
tersebut di awal tahun.
3. Target Ketua Tim
Target pada Kontrak Kinerja Ketua Tim adalah angka absolut/persentase yang
menjadi target tim di awal tahun.
4. Target Anggota Tim
Target pada Kontrak Kinerja Anggota Tim adalah angka absolut/persentase yang
menjadi target tim di awal tahun.
C. Penetapan Target Kontrak Kinerja Fungsional Pemeriksa Pajak yang Mutasi
1. Penetapan target untuk pemeriksa yang mutasi dengan IKU berbeda
Pegawai yang dimutasi wajib dibuatkan Kontrak Kinerja baru. Apabila terdapat
perbedaan IKU (jenis dan jumlah IKU) maka perhitungan target Kontrak Kinerja baru
adalah sebagai berikut:
a. Ketua Kelompok / Supervisor
Apabila ada pegawai baru menempati posisi ketua kelompok di tahun
berjalan akibat mutasi, maka target Kontrak Kinerja Ketua Kelompok baru yang
diberikan adalah sisa target kelompok (target dikurangi realisasi kelompok).
b. Ketua Tim
Apabila ada pegawai baru menempati posisi Ketua Tim di tahun berjalan
akibat mutasi, maka target Kontrak Kinerja Ketua Tim baru yang diberikan
adalah sisa target tim (target dikurangi realisasi tim).
c. Anggota Tim
Apabila ada pegawai baru menempati posisi Anggota Tim di tahun
berjalan akibat mutasi, maka target Kontrak Kinerja Anggota Tim baru yang
diberikan adalah sisa target tim (target dikurangi realisasi tim).
2. Penetapan target untuk pemeriksa yang mutasi dengan IKU yang sama
Pegawai yang dimutasi wajib dibuatkan Kontrak Kinerja baru. Apabila terdapat
persamaan IKU (jenis dan jumlah IKU) antara unit kerja lama dan unit kerja baru,
maka digunakan nilai konversi dalam melakukan penilaian kinerja pada unit kerja
lama.
Nilai konversi adalah nilai yang didapatkan dari perbandingan capaian pada unit
kerja lama terhadap target satu tahun pada unit kerja baru, sehingga kinerja pada
unit kerja lama terakomodir dalam realisasi target di unit kerja baru.
Penetapan target Kontrak Kinerja baru untuk Fungsional Pemeriksa Pajak yang
dimutasi dengan IKU sama adalah sebagai berikut:

a. Ketua Kelompok/Supervisor
Penetapan target Kontrak Kinerja Ketua Kelompok baru dilakukan
dengan cara mengurangi target IKU kelompok di unit baru dengan nilai konversi.
Target IKU kelompok merupakan penjumlahan target tim yang ada dalam
kelompok tersebut.
b. Ketua Tim
Penetapan target Kontrak Kinerja Ketua Tim baru dilakukan dengan
mengurangi target IKU tim di unit baru dengan nilai konversi.
c. Anggota Tim
Penetapan target Kontrak Kinerja Anggota Tim baru dilakukan dengan
mengurangi target IKU tim di unit baru dengan nilai konversi.

II. Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) Fungsional Pemeriksa Pajak


A. Penghitungan NKP bagi Fungsional Pemeriksa Pajak yang Aktif Bekerja Selama 1
(satu) Tahun Penuh pada Suatu Unit Kerja
1. Penghitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Perhitungan CKP setahun fungsional pemeriksa pajak yang bekerja penuh
selama satu tahun dalam suatu unit kerja, sama dengan pegawai lainnya yang
bekerja penuh satu tahun di suatu unit kerja.
Kontrak Kinerja yang digunakan untuk menghitung CKP adalah Kontrak Kinerja
tim atau Kontrak Kinerja Tim Addendum yang terakhir. CKP tim dari hasil
perhitungan Kontrak Kinerja tim dianggap sebagai CKP masing-masing individu
fungsional pemeriksa tersebut. Penghitungan CKP untuk fungsional pemeriksa
pajak adalah sebagai berikut:
a. Ketua Kelompok / Supervisor
CKP setahun untuk supervisor merupakan penjumlahan CKP seluruh tim
dalam tim yang dipimpinnya.
b. Ketua Tim
CKP setahun untuk Ketua Tim adalah sama dengan CKP Tim pemeriksa
yang dipimpinnya.
c. Anggota Tim
CKP setahun untuk Anggota Tim adalah sama dengan CKP Tim
pemeriksa dimana yang bersangkutan berada.
2. Penghitungan Nilai Perilaku (NP)
Tata cara penghitungan NP bagi fungsional pemeriksa pajak yang aktif bekerja
selama 1 (satu) tahun penuh pada suatu unit kerja dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Penilaian perilaku dilakukan secara semesteran, sehingga pegawai yang aktif


bekerja selama 1 (satu) tahun penuh pada suatu unit kerja memiliki 2 (dua) NP,
yaitu NP Semester I (NP1) dan NP Semester II (NP2);
b. Setiap pegawai harus menunjuk evaluator sesuai jadwal waktu yang telah
ditentukan;
c. Atasan langsung harus menetapkan evaluator dengan memperhatikan ketentuan
yang berlaku;
d. Pegawai yang dimutasi (masa kerja di unit baru kurang dari 6 bulan) dapat
ditunjuk sebagai evaluator untuk menilai peers dan/atau atasan langsung di unit
kerja baru. Namun demikian, pengusulan dan penetapan evaluator harus
memperhatikan masa kerja calon evaluator pada unit tersebut untuk memastikan
bahwa evaluator sudah cukup mengenal evaluee;
e. Evaluator yang telah ditetapkan harus memberikan penilaian dalam jangka waktu
yang telah ditentukan;
f. Pengelola Kinerja Pegawai (PKP) dan atasan langsung harus melakukan
monitoring dan pengawasan untuk memastikan evaluator yang ditunjuk telah
melakukan penilaian terhadap evaluee;
g. Bagi pegawai yang atasan langsungnya pensiun atau dimutasi sebelum 1 Juli,
mendapatkan penilaian perilaku semester I dari atasan yang baru/Pjs. atasan.
Atasan yang baru/Pjs. atasan menilai dengan memperhatikan masukan dari
atasan lama yang pensiun atau dimutasi;
h. Pegawai yang atasan langsungnya pensiun atau dimutasi sesudah 1 Juli,
mendapatkan penilaian perilaku semester II dari atasan yang baru/Pjs. atasan.
Atasan yang baru/Pjs. atasan menilai dengan memperhatikan masukan dari
atasan lama yang pensiun atau dimutasi.
3. Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP)
Tata cara penghitungan NKP bagi fungsional pemeriksa pajak yang aktif bekerja
selama 1 (satu) tahun penuh pada suatu unit kerja dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Hasil penghitungan CKP baik hasil penghitungan menggunakan aplikasi ePerformance atau penghitungan manual dan hasil penghitungan NP, dituangkan
ke dalam Formulir Perhitungan NKP sebagaimana contoh pada Lampiran VI;
b. NKP dihitung berdasarkan bobot CKP dan bobot NP sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan dan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-105/PJ/2012 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak. Pembobotan CKP dan NP untuk Fungsional
Pemeriksa Pajak adalah 70:30;
c. Hasil penghitungan NKP dicetak dan ditandatangani pegawai, atasan langsung
dan Pengelola Kinerja Pegawai (PKP);
d. PKP membuat Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Pegawai di lingkungan unit
kerja masing-masing sebagaimana dimaksud dalam Lampiran XII Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 jo Keputusan Direktur Jenderal


Pajak Nomor KEP-105/PJ/2012.
B. Penghitungan NKP bagi Fungsional Pemeriksa Pajak yang Dimutasi
1. Penghitungan Realisasi Kinerja Pemeriksa
a. Realisasi di unit kerja lama
Realisasi kinerja pemeriksa sampai dengan SK Mutasi terbit adalah
realisasi target IKU dari awal tahun sampai dengan cut off 1 (satu) bulan sejak
SK mutasi diterbitkan. Realisasi ini digunakan untuk menghitung capaian IKU di
unit kerja lama.
b. Realisasi di unit kerja baru
Realisasi kinerja pemeriksa di unit kerja baru adalah realisasi target IKU
sejak pemeriksa dilantik di unit kerja baru sampai dengan akhir tahun. Realisasi
ini digunakan untuk menghitung capaian IKU di unit kerja baru.
2. Penghitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
a. Penghitungan CKP setahun untuk fungsional pemeriksa pajak yang mutasi
dengan IKU berbeda
Perhitungan CKP fungsional pemeriksa yang memiliki jenis dan jumlah
IKU berbeda antara di unit kerja baru dan unit kerja lama tidak berbeda dengan
pegawai yang mutasi pada umumnya.
Perhitungan CKP setahun untuk fungsional pemeriksa yang dimutasi dan
memiliki IKU yang berbeda antara di unit kerja lama dengan di unit kerja baru,
menggunakan metode manual. Penghitungan CKP setahun dilakukan dengan
menambahkan CKP di unit kerja lama (CKP 1) dengan CKP di unit kerja baru
(CKP 2) sampai dengan periode pengukuran kinerja berakhir berdasarkan sisa
target tim/kelompok di unit yang baru. Oleh karena itu, kemungkinan besar CKP
tim/kelompok pada unit kerja baru selama setahun berbeda dengan CKP
setahun fungsional pemeriksa pajak yang dimutasi, karena dipengaruhi juga oleh
capaian kinerja pada unit kerja lama.
Perhitungan CKP untuk pemeriksa pajak yang dimutasi dengan IKU
berbeda adalah sebagai berikut:
1) Ketua Kelompok / Supervisor
CKP setahun Ketua Kelompok merupakan penjumlahan CKP Ketua
Kelompok di unit kerja lama dengan CKP Ketua Kelompok di unit kerja baru
sampai akhir periode.
2) Ketua Tim
CKP setahun Ketua Tim merupakan penjumlahan CKP Ketua Tim di unit
kerja lama dengan CKP Ketua Tim di unit kerja baru sampai akhir periode.

3) Anggota Tim
CKP setahun Anggota Tim merupakan penjumlahan CKP Anggota Tim di
unit kerja lama dengan CKP Anggota Tim di unit kerja baru sampai akhir periode.

b. Penghitungan CKP untuk fungsional pemeriksa pajak yang dimutasi


dengan IKU yang sama
Penghitungan CKP setahun fungsional pemeriksa pajak yang dimutasi
dengan IKU yang sama (jenis dan jumlah IKU) antara di unit kerja lama dengan
unit kerja baru dilakukan dengan menggunakan metode konversi.
Metode konversi memperhitungkan capaian IKU fungsional pemeriksa
pajak di unit kerja lama terhadap target tim atau kelompok di unit kerja baru
dimana pemeriksa tersebut bertugas untuk menentukan sisa target yang harus
dicapai di unit kerja baru.
CKP setahun untuk fungsional pemeriksa yang mutasi dengan metode
konversi adalah CKP pada akhir tahun berdasarkan sisa target Kontrak Kinerja
baru (Kontrak Kinerja Ketua Kelompok/Kontrak Kinerja Ketua Tim/Kontrak
Kinerja Anggota Tim) hasil konversi pada unit kerja baru. Jadi pada prinsipnya
metode konversi menganggap seolah-olah fungsional pemeriksa pajak yang
dimutasi berada di unit kerja baru sejak awal tahun.
Prosedur penghitungan CKP untuk fungsional pemeriksa pajak yang
dimutasi dengan metode konversi adalah sebagai berikut:
1) Atasan langsung unit kerja lama bersama PKO unit kerja lama menuangkan
Capaian IKU yang merupakan realisasi kinerja pada unit kerja lama dari awal
tahun sampai dengan SK Mutasi terbit, ke dalam Formulir Perhitungan
Capaian IKU sebagaimana contoh pada Lampiran VIII;
2) PKO unit kerja lama menyerahkan Formulir Perhitungan Capaian IKU
sebagaimana dimaksud pada angka 1) kepada PKP unit kerja lama;
3) PKP unit kerja lama mengirimkan Formulir Perhitungan Capaian IKU dan
berkas kepegawaian lainnya kepada unit kerja baru;
4) Atasan langsung unit kerja baru bersama PKO unit kerja baru menghitung
CKP setahun dengan memperhitungkan capaian IKU fungsional pemeriksa
pajak di unit kerja lama. Penghitungan CKP setahun menggunakan Formulir
Perhitungan Capaian Kinerja Pegawai sebagaimana contoh dalam Lampiran
IX;
5) Dalam hal pegawai mengajukan keberatan atas hasil penghitungan CKP,
maka atasan langsung dan PKO melakukan penghitungan CKP secara
manual dan hasilnya menjadi pedoman untuk menerima atau menolak
keberatan dari pegawai tersebut;
6) PKO unit kerja baru menyerahkan hasil penghitungan CKP sebagaimana
dimaksud pada angka 4) di atas kepada PKP unit kerja baru.

3. Penghitungan Nilai Perilaku (NP) bagi Fungsional Pemeriksa Pajak yang


Dimutasi
1. Pegawai yang dimutasi dengan TMT 1 Juli, memperoleh Nilai Perilaku dari unit
kerja lama (NP1) dan dari unit kerja baru (NP2);
2. Pegawai yang dimutasi sebelum 1 Juli, hanya memperoleh Nilai Perilaku dari
unit kerja baru (NP2); dan
3. Pegawai yang dimutasi setelah 1 Juli, hanya memperoleh Nilai Perilaku dari unit
kerja lama (NP1).
4. Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai (NKP) bagi Fungsional Pemeriksa Pajak
yang dimutasi
a. Penghitungan NKP untuk fungsional pemeriksa pajak yang mutasi dengan
IKU berbeda
1) Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai pada Unit Kerja Lama (NKP1)
a) Atasan langsung dan Pengelola Kinerja Organisasi (PKO) menghitung
CKP1 pegawai yang dimutasi dan menuangkannya ke dalam Formulir
Penghitungan CKP sesuai dengan Lampiran III atau Lampiran IV;
b) CKP1 sebagaimana yang dimaksud pada huruf a di atas, harus
mendapatkan persetujuan dari Atasan Langsung dan pegawai yang
bersangkutan;
c) Dalam hal pegawai mengajukan keberatan atas hasil penghitungan
CKP1, maka atasan langsung dan Pengelola Kinerja Organisasi (PKO)
melakukan penghitungan CKP1 secara manual dan hasilnya menjadi
pedoman untuk menerima atau menolak keberatan dari pegawai
tersebut;
d) PKP membuatkan Laporan Nilai Kinerja Pegawai sesuai dengan formulir
pada Lampiran VI, dan mengisi kolom unit kerja lama dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Apabila mutasi pegawai sebelum 1 Juli, PKP hanya mengisi data CKP
tanpa mengisi data Nilai Perilaku;
(2) Apabila mutasi pegawai per 1 Juli atau sesudahnya, PKP mengisi
data CKP dan Nilai Perilaku.
e) Laporan Nilai Kinerja Pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf d) di
atas dikirimkan bersama berkas kepegawaian lainnya ke unit kerja baru.
2) Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai pada Unit Kerja Baru (NKP2)
a) Pada akhir tahun, Atasan langsung dan PKO menghitung CKP2 dari
kontrak kinerja fungsional pemeriksa pajak yang bersangkutan (Kontrak
Kinerja Ketua Kelompok/Kontrak Kinerja Ketua Tim/Kontrak Kinerja
Anggota Tim) dan menuangkannya ke dalam Formulir Penghitungan CKP
sesuai dengan Lampiran III atau Lampiran IV;
b) CKP2 sebagaimana yang dimaksud pada huruf a di atas, harus
mendapatkan persetujuan dari Atasan Langsung dan pegawai yang
bersangkutan;

c) Dalam hal pegawai mengajukan keberatan atas hasil penghitungan


CKP2, maka atasan langsung dan Pengelola Kinerja Organisasi (PKO)
melakukan penghitungan CKP2 secara manual dan hasilnya menjadi
pedoman untuk menerima atau menolak keberatan dari pegawai
tersebut;
d) PKP membuat Laporan Nilai Kinerja Pegawai sesuai formulir pada
Lampiran VI, dan mengisi kolom unit kerja baru dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Apabila mutasi pegawai per 1 Juli atau sebelumnya, PKP mengisi
data CKP dan Nilai Perilaku;
(2) Apabila mutasi pegawai sesudah 1 Juli, PKP hanya mengisi data CKP
tanpa mengisi data Nilai Perilaku.
3) Penghitungan Nilai Kinerja Pegawai Selama Satu Tahun
PKP Unit Kerja baru menghitung NKP pegawai selama satu tahun
dengan menggunakan formulir pada Lampiran VI sebagaimana dimaksud
pada huruf d) di atas, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Dalam menghitung NKP pegawai yang dimutasi, PKP harus
memperhitungkan CKP1 dan NP (bila ada) dari unit kerja lama;
b) Apabila mutasi pegawai sebelum atau sesudah 1 Juli, NKP dihitung
dengan rumus:

NKP1 = (CKP1 x bobot) + (NP x bobot)


NKP2 = (CKP2 x bobot) + (NP x bobot)
NP merupakan Nilai Perilaku yang diperoleh pada unit kerja terlama
dalam satu tahun dan hasilnya akan digunakan untuk menghitung NKP1
maupun NKP2.
c) Apabila mutasi pegawai per 1 Juli, NKP dihitung dengan rumus:

NKP1 = (CKP1 x bobot) + (NP1 x bobot)


NKP2 = (CKP2 x bobot) + (NP2 x bobot)
NP1 merupakan Nilai Perilaku pada unit kerja lama
NP2 merupakan Nilai Perilaku pada unit kerja baru
b. Penghitungan NKP untuk fungsional pemeriksa pajak yang dimutasi
dengan IKU yang sama
Tata cara penghitungan NKP bagi fungsional pemeriksa pajak yang
dimutasi dengan IKU yang sama dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) PKP unit kerja baru menghitung NKP berdasarkan bobot CKP dan bobot NP
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian


Keuangan dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-105/PJ/2012
tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Pembobotan CKP dan NP untuk Fungsional Pemeriksa Pajak adalah 70:30;
2) Apabila mutasi pegawai per 1 Juli, NKP dihitung dengan rumus:

NP1 merupakan Nilai Perilaku pada unit kerja lama


NP2 merupakan Nilai Perilaku pada unit kerja baru
3) Hasil penghitungan NKP dicetak dan ditandatangani pegawai, atasan
langsung dan Pengelola Kinerja Pegawai (PKP);
4) PKP membuat Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Pegawai di lingkungan unit
kerja masing-masing sebagaimana dimaksud dalam Lampiran XII Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 jo Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-105/PJ/2012.

Anda mungkin juga menyukai