Anda di halaman 1dari 53

Kualitas Semen dan Beton

Trening Program 2012


Perusahaan

: PT. SEMEN BOSOWA MAROS

Division

: Quality Control and Assurance

Departement

: Quality Assurance

Section

: Lab Beton

Production Cement as Assuranced Quality for


Exelence Future
Memproduksi Semen sesuai Jaminan kualitas untuk Masa depan yang lebih baik

7-an Pelaksanaan
Training:

1.Memahami definisi Kualitas dan Kualitas


Semen secara Sederhana (dari sisi
customer)
2.Dapat menberikan penjelasan sederhana
hal-hal yang mempengaruhi Kualitas
Semen.
3.Memahai secara sederhana Kualitas
Beton
4.Dapat menjelaskan secara singkat sifatsifat yang menjadi indikator Kualitas
Beton

09:00 09:30
Respon
Jadwal
Trening
20 dan 26
Monitoring
Test-1
09;30 April
11:00
2012Materi
Training
11:00 11:30
Test
Pemahaman Materi
11:30 11:45 Menyusun
Kesimpulan
12:00 13:30 ISOMA
13:30 14:00
Respon
Monotoring Test-2
14:00 15:00
Materi
Training
15:00 15:30
Test

Selamat
Mengikuti

Total + 56
million tons

CEMENT INDUSTRY
IN INDONESIA

1.4

3.2
3.2

3.48
8

2011

1.2

0.27

2.0
2.0

5.87

15.65
0.6

8.7
9.7

Berdasarkan tujuan konsumsi produk


barang
Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu
dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumers goods)


Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat
dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b) Barang industri (industrials goods)


Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri
diperjual belikan kembali.

Definisi
kualitas

Menurut American Society for


Quality Control,
kualitas adalah the totality of features and characteristics of
a product or service that bears on its ability to satisfy given
needs, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari
sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
untuk memuaskan keinginan sesuai kebutuhan.
Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada
konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah

Dengan menggunakan MU yang terbuat dari pasir pilihan,


semen, filler dan aditif pilihan yang berkualitas, kualitas
bangunan yang dihasilkan juga tentunya jauh lebih baik
dibandingkan
jika
menggunakan
cara
konvensional
(pengadukan semen dan pasir secara terpisah di lapangan).
Masalah-masalah
yang
ditimbulkan
oleh
adukan
konvensional dapat berupa retak dinding (dimulai dari
pasangan bata, plesteran hingga acian), dinding rembes
dan lembab, dinding ngompol, permukaan dinding tidak
halus dan kasar, keramik popping, daya rekat yang kurang

SEMEN

Semen ada 2 macam:


Semen non-hidrolis adalah semen (perekat) yang dapat
mengeras tetapi tidak stabil dalam air, contoh Kapur keras
mengeras bila bereaksi dengan CO2
Semen hidrolis adalah semen yang mengeras setelah
bereaksi dengan air, resistan terhadap air dan stabil di dalam
air, contoh Semen Portland
SEMEN ADALAH BAHAN YANG JIKA DICAMPUR DENGAN AIR
MEMPUNYAI SIFAT ADHESIVE (PEREKAT) DAN KOHESIVE
(PENGIKAT)
YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN PENYATU (BONDING MATERIAL)
YANG DIPAKAI BERSAMA-SAMA AGGREGAT

PRDUKSI SEMEN BOSOWA


OPC = 5%
Proyek khusus
Ordinary Portland
Cement
Type I
Type II
Type III
Type IV
Type V (inorganic)
Mineral

PCC = 95 %

Portland
Composite
Cement
or
Blended Cement

Additive:

1) Supplementary Cementitious
Materials
a. Natural pozzolanic
b. Processed/ Manufactured pozzolanic
2) Non-reactive Materials

KIMIAWI

KOMPOSISI

FISIKA

CLINKER
+
GIPSUM

SEMEN
MULTIGUNA
PCC - Bosowa

Composite cements: Some types of cement are


mixtures of Portland cement with Sementitios
materials, such as pozzolanic ,blastfurnace slag
from iron production and pulverised fuel ash from
coal-fired electricity power stations. These widelyused mixtures are called 'composite' cements.
FILLER
NATURAL
(LIME
POZZOLANI
STONE)
C
(ANDESITE)
REAKTIFITAS

KOMPOSISI
6-35%

SNI ISO
9001-2008
PT. SEMEN
BOSOWA
MEMENUHI
STANDART
NASIONAL
INDONESIA
DIBUKTIKAN
DENGAN
SERTIFIKAT
SNI ISO 9001 2008

SERTIFIKAT MUTU
PT. SEMEN BOSOWA
MAROS

1.Waktu Pengikatan
Alat Vicat

Waktu pengikatan adalah waktu yang diperlukan


semen untuk mengeras, terhitung dari mulai bereaksi
dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen
cukup kaku untuk menahan tekanan.
Dengan penambahan gypsum, waktu pengikatan dapat
diatur karena gypsum dapat memodifikasi hidrasi awal.

Waktu pengikatan dibedakan menjadi dua :


1. Waktu ikat awal ( initial setting time) yaitu waktu dari
pencampuran semen dengan air menjadi pasta semen
hingga hilangnya sifat keplastisan.
2. Waktu ikat akhir ( final setting time) yaitu waktu antara
terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.

Gypsum (CaSO4.2H2O) merupakan salah satu bahan baku


tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikatan
semen.

Gypsum merupakan bentuk senyawa kalsium sulfat dihidrat dengan


spesific gravity 2.5 dan kekerasan 1.5 2.5 skala mohs, diperoleh
1. Alam sebagai batuan alam
2. Hasil samping industri pembuatan asam borat, asam phosphat dan
media H2O
asam sulfat.

Gypsum
media H2O/Uap H2O
Hemihydrate
CaSO2 0.5H2O
Temperatur > 95oC

Soluble anhydrat

CaSO4.0.001-0.5H2O
Temperatur > 120oC

Insoluble anhydratee
CaSO4

Temperatur
>200oC

2.Kuat Tekan

SNI 03-1974-1990

Kuat tekan adalah besarnya beban persatuan luas yang


menyebabkan benda uji ancur bila dibebani dengan gaya tekan
Kuatoleh
tekan
beton = P /
tertentu, yang dihasilkan
mesin tekan

P : beban maksimum (kg)


A : luas penampang benda uji
SNI 03-1974-1990 (cm2)
Kecepatan pengembangan kuat tekan semen sangat dipengaruhi oleh
komposisi kimia mineral semen:
1. C2S berkontribusi untuk umur lebih dari 28 hari
2. Umur awal C3S memepunyai kuat tekan lebih tinggi dibanding C2S.
3. Sedangkan C3A dan C4AF kontribusinya kecil terhadap kuat tekan
semen.

Adapun Hal-hal lain yang mempengaruhi kuat tekan secara umum


adalah:
4. Kehalusan
5. Kualitas klingker
6. Kualitas dan Komposisi gypsum

2(3CaO.SiO2) + 6H2O

Ca(OH)2 + SiO2(SF) + H2O

3CaO.2SiO2.3H2O
(gel CSH-1)
+ 3Ca(OH)2
gel CSH-2

Jika kadar SiO2 di dalam mikrosilika sangat tinggi sehingga masih


terdapat kandungan SiO2 dalam mikrosilika yang tidak terpakai dan
berlebih pada reaksi primer SiO2, maka kelebihan SiO2 masih bisa
bereaksi dengan CSH-2, untuk menghasilkan gel CSH-3 yang lebih
padat sehingga pasta semen akan semakin kuat, dan yang akan
meningkatkan juga daya lekat pasta semen dengan agregat.

SiO2(SF) + gel CSH-2

gel CSH-3

Reaksi Tambahan Dengan


menggunakan Pozzolanic

3. Expansi dan
Kekekalan(soundness)
Selain dari keempat senyawa, semen yang banyak mengandung
alkali akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi, tetapi
kandungan alkali yang tinggi juga akan bersifat merugikan karena
akan perpengaruh terdap ekspansi.
Expansi
adalah sifat pengembangan atau pemuaian yang
pengujiannya dilakukan pada benda uji pasta semen dengan
menggunakan alat Length Comparator
Later work by Lerch (1929) on the boiling test for cement
unsoundness
demonstrated that free lime alone was responsible any abnormal
expansion, cracking, or distortion of the cement pat.

4. Panas Hidrasi Semen


Saat mulai terjadi reaksi antara semen dan air akan timbul
panas yang biasa disebut panas reaksi.
Panas yang timbul akibat proses hidrasi ini besar kecilnya
panas yang timbul terutama tergantung dari komposisi
semen sendiri dan tingkat kehalusan dari semen selam
penggilingan.
Naiknya kandungan C3S dan C3A di semen dan semakin
halusnya semen akan menaikkan panas hydrasi.
Daftar panas hydrasi mineral semen (21 oC)
MINERAL

3 HARI (j/g)

28 HARI (j/g)

65 HARI (j/g)

C3S

245

380

490

C2S

50

105

225

C3A

890

1380

1380

C4AF

290

495

495

LABORATORIUM BETON & DEVELOPMENT


QUALITY ASSURANCE DEPT

QUALITY CONTROL & ASSURANCE DIVISION PT. SEMEN BOSOWA MAROS

PCC
URAIAN
SO3

TAHUN PRODUKSI

SATUA SPESIFIKA
N
SI
%
Max 4.0

Kandungan Udara
Mortar
%
Kehalusan dgn alat
Blaine
m2/kg
Pemuaian dgn
Autoclave
%
Kuat Tekan
kg/cm
3 Hari
2
kg/cm
7 Hari
3
kg/cm
28 Hari
4
Waktu Pengikatan
Pengikatan awal Menit
Pengikatan akhir Menit
Pengikatan Semu
%

2011
1.79

2010
1.82

2009
2.01

2008
1.90

2007
1.46

Max 12

4.35

5.40

Min 280

377.42

379.50

Max 0.8

0.16

0.24

Min 125

198.83

197.50

195.18 200.00

188.83

Min 200

290.67

285.83

272.00 277.80

276.00

Min 250

378.42

352.08

339.36 373.78

367.83

Min 45
Max 375
min 50

142.00
257.83
83.33

150.27 155.00
264.18 266.90
84.32
84.91

161.33
272.17
86.40

4.43

3.11

355.64 359.50
0.35

0.22

4.15
2024.00
0.18

135.75
257.83
85.00

LABORATORIUM BETON & DEVELOPMENT


QUALITY ASSURANCE DEPT
QUALITY CONTROL & ASSURANCE DIVISION PT. SEMEN BOSOWA MAROS

SATUA
N
SPESIFIKASI

URAIAN
SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO
MgO
SO3

%
%
%

Alkali sbg
(Na2O+0.658K2O)

LOI
IR

Kandungan Udara
Mortar
Kehalusan dgn alat
Blaine
Pemuaian dgn
Autoclave

%
%
%

Batasan tdk
dirincikan
Batasan tdk
dirincikan
Batasan tdk
dirincikan
Batasan tdk
dirincikan

2011

2010

2009

2008

2007

2006

2005

2004

20.63

20.23 19.73 20.13 20.40

20.96

20.97

21.09

5.78

5.61

5.30

5.53

5.66

5.51

5.29

5.37

3.63

3.26

3.58

3.39

3.41

3.60

3.63

3.60

64.41
1.55
1.73

63.40
2.61
1.81

64.44
1.50
2.02

0.55
2.67
0.56

0.42
1.96
0.87

0.45
1.65
1.12

Max 6.0
Max 3.5

60.88
3.06
1.77

Max 0.6
Max 5.5
Max 3.0

0.69
3.04
2.28

60.33 60.61 60.60 63.29


3.42
3.70 3.83 2.60
1.89
1.99 1.90 1.61
0.85
3.24
1.85

0.72
2.77
0.89

0.62
1.89
1.17

0.55
2.66
0.73

Max 12

m2/kg

Min 280

Max 0.8

Kuat Tekan
3 Hari kg/cm2
7 Hari kg/cm3
28 Hari kg/cm4
Waktu Pengikatan
Pengikatan awal Menit
Pengikatan akhir Menit
Pengikatan Semu
%

4.92

5.50

4.68

4.47

4.55

336.89 351.25 334.17 325.58 325.57 314.25 305.91 310.75


0.23

0.30

0.35

0.35

0.28

0.11

0.16

0.09

Min 125
Min 200
Min 280

215.78 195.91 213.67 199.08 185.10 182.50 174.70 189.58


323.78 303.25 306.83 284.25 272.90 270.83 256.55 272.58
422.67 387.92 373.45 381.50 378.33 397.17 390.00
-

Min 45
Max 375
min 50

128.78 130.75 141.75 147.08 150.80 173.50 178.64 142.17


258.44 257.58 262.25 263.33 261.50 281.33 289.91 236.00
84.57 86.24 84.97 87.80 85.19 85.48 83.88 87.78

LABORATORIUM BETON & DEVELOPMENT


QUALITY ASSURANCE DEPT

QUALITY CONTROL & ASSURANCE DIVISION PT. SEMEN BOSOWA MAROS

PPC
URAIAN

TAHUN PRODUKSI

SATUAN
%
%
%

MgO
SO3
LOI

Kandungan Udara
Mortar
Kehalusan dgn alat
Blaine
Kekalan dgn Autoclave

SPESIFIKASI
Max 6.0
Max 4.0
Max 5.0

2006
1.52
1.68
2.38

% Vol

Max 12

5.14

5.18

5.59

m2/kg

Min 280

338.00

342.00

345.17

%
%

Max 0.8
Max 0.2

0.08
-

0.11
-

0.05
-

161.40
225.60
359.60

178.50
263.00
386.17

197.10
321.60

171.00
272.50

Kuat Tekan
3 Hari kg/cm2
7 Hari kg/cm3
28 Hari kg/cm4
Waktu Pengikatan
Pengikatan awal Menit
Pengikatan akhir Menit

Min 125
Min 200
Min 250

172.10
259.60
397.80

Min 45
Max 420

194.20
309.50

2005
2.55
1.79
1.86

2004
1.40
2.12
2.12

Process
& Optimizing
Quality Ass
Control
SPVSPV SPV

Fungsi Utama
Meyakinkan Quality Target produk telah sesuai
Meyakinkan tercapainya konsistensi clinker dan cement quality
Mendukung proses produksi berjalan Lancar dan Efisien

Logo Quality Product

ISO 9001:

2008
MANAGEMENT SISTEM
PT.SEMEN BOSOWA
MAROS
SUDAH MEMENUHI
STANDART
INTERNASIONAL
ISO 9001- 2008
DIBUKTIKAN DENGAN
SERTIFIKAT

FLOW CHART PABRIK SEMEN

CEMEN MILL

PENGGILINGAN
BAHAN BAKU /
RAW Material

PEMBAKARAN

PENGANTONGAN
ADITIVE

QC

MIX
L.stone+clay
Sampling

QC

Sampling

GYPSUM

SILICA

RAW MILL

KILN

CEMENT MILL

PACKER

IRON ORE
L.STONE

QC

Sampling

Produc
t

QC

Sampling

Raw Meal/Kiln
Feed

QC

Sampling

Clinker/Terak

QA

Sampling

Cement OPC
Cement PCC

QA

Sampling

Bag/Jumbo/curah

Tahap Pengontrolan

QUALITY
CONTROL

Sampling, mengambil suatu contoh yang mewakili materi


yang akan diuji.
Preparasi, meliputi pengeringan, penghancuran,
penghalusan, homogenisasi, pengurangan atau sebagainya
untuk mendapatkan contoh uji.
(Merubah suatu contoh ke dalam bentuk yang sesuai)
Pengukuran, dapat dilakukan secara kimia (grvimetri,
titrimetri/volumetri, instrumentasi) atau fisika (perlakuan
fisik).
Perhitungan dan penafsiran untuk counter action dari
hasil pengukuran

QUALITY
TARGET :
Clinker

PEMBENTUKAN
CLINKER
BATU KAPUR

TANAH LIAT

Al2O3 (A),
SiO2 (S),
Fe2O3 (F)

CaO (C)

LSF
SM
AM

+
+
+
+

Fe2O3 (F)

SiO2 (S)

= 100.C / (2,8.S + 1,18.A + 0,65.F)


= S / (A + F)
= A/ F
RAW MEAL/KILN FEED

3C
2C
3C
4C

PASIR BESI

PASIR SILICA

S
S
A
A + F

C3S
C2S
C3A
C4AF

RAW
MILL
F

CLINKER

C bebas yang tidak bereaksi (F.CaO atau Free Lime)


Senyawa Minor yang tidak bisa dihindari :
- MgO (dari limestone), bisa mengakibatkan semen pemuaiannya tinggi
- K2O, Na2O (utamanya dari clay), mengganggu proses produksi

pause

KILN

100%

GRAFIK TERGET
TRAINING

80%
60%
DASAR ILMU

40%
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N

KERAGUAN

20%
0%
AWAl

MATERI

AKHIR

CONCRETE QUALITY

Fair Competition
with
True Competitors
550
500
450
400
350
300

PCC_BSW.tk
PCC_BSW.pk
PCC_TONAS
A
PCC_HOLCIM
PCC_T.RODA

Kompeti
tor
2011

Concrete Strength
K.350
2011
K.350

600

500
443
400

386

463

442

435

461

485

469
432

436

430

439

392

300

200

100

7
hari

Kualitas Beton
Sampling dan pengujian
I. Pengambilan contoh dan pengujian
material penyusun beton sebagai acuan
perancangan mix desain
II. Pengambilan contoh dan pengujian beton
segar sebagai acuan sifat-sifat beton segar
dan pengaruhnya nanti setelah mengeras.
III. Pengambilan contoh dan pengujian beton
keras untuk mendapatkan nilai kekuatan
dan langkah perbaikan yang mungkin
diambil.

FRESH CONCRETE
QUALITY
1. WORKABILITY
Atau disebut juga KELECAKAN yaitu kemudahan
mengerjakan beton, di mana menuang (placing)
dan
memadatkan
(compacting)
tidak
menyebabkan muncul efek negatif berupa
pemisahan
(segregation)
dan
pendarahan
(bleeding).
Kekentalan yang memungkinkan pekerjaan beton
(penuangan, pemadatan dan perataan) juga
dengan mudah dapat mengisi acuan dan menutup

1)Kerucut Slump (Ukuran standar)


2)Stik rojokan ujung bulat peluru
3)Penggaris
4)Pelat baja
5)Cetok kecil
6)Float baja

Peralatan
Uji SLUMP

Prosedur Pengujian
1. Menyiapkan campuran beton yang sama dengan
pembuatan benda uji.
2. Ambil adukan beton yang baru saja dikeluarkan dari
concrete mixer.
3. Letakkan corong slump diatas plat alas.
4. Masukkan adukan beton ke dalam corong kurang lebih 1/3
bagian lalu tusuk-tusuk dengan batang pemadat secara
merata sebanyak 25 kali.
5. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga.
Penusukan batang pemadat hanya untuk lapisan yang
bersangkutan
saja
dan
tidak
mengenai
lapisan
sebelumnya.
6. Ratakan permukaan atasnya dengan batang pemadat.
7. Angkat corong tersebut dengan hati-hati dalam posisi
vertical lalu ukur penurunan yang terjadi (selisih antara
tinggi awal dan tinggi akhir).

Unsur unsur yang mempengaruhi nilai


Slump (Tingkat Keplastisan Beton)
a) Jumlah air pencampur
b) Kandungan semen
c) Admixture yg dipakai
d) Gradasi campuran pasir-krikil
e) Bentuk butiran aggregat kasar
f) Ukuran butiran maximum
g) Cara pemadatan dan alat pemadat

2. RIGIDITY/SETTING

DORMANT PERIOD

Alat ukur disebut PROCTOR


PROBE

Pengukuran Setting time


1)

Untuk pengukuran setting time dari beton dapat


dilakukan dengan mengayak beton dengan ayakan 5mm
(no.4 ASTM) untuk memisahkan mortar dan aggregate
kasar.
2) Mortar yang terkumpul diuji dengan pegas yang disebut
Proctor probe.
3) Waktu mortar tersebut mempunyai ketahanan penetrasi
sebesar 3.5 Mpa (500psi) dicatat sebagai Initial Setting
dan 27.6
Mpawaktu
(400 psi)
dicatat sebagai
Finalselama
Setting 2 jam
Secara
umum
pengikatan
awal beton
dan pengikatan akhir selama 4 jam. Pengukuran ini sangat
perlu untuk:
1. Membantu dalam pengaturan proses mixing dan
pengiriman
2. Menukur jenis dan komposisi admixture (set-controlling)
yang digunakan
3. Mengatur waktu sampai proses finishing

3. Susut

Susut didefinisikan sebagai perubahan volume


yang terjadi ketika air keluar dari gel semen atau
ketika air mengubah keadaan fisik atau
kimiawinya di dalam pasta.
Susut dapat terjadi pada semua bahan yang
memakai semen sebagai bahan pengikat. Variasi
dalam kadar lengas dan temperatur dapat
menyebabkan perubahan dimensi dari beton
yang sudah mengalami setting.
Susut umumnya dipengaruhi oleh:
- Kadar aggregate
- Kadar air
- Kadar semen dan bahan kimia pembantu
- Kondisi perawatan dan penyimpanan

Beton
Keras

Beton
Plastis

4. Retak

Diagram Fish Bone Identifikasi Kerusakan


Pada Struktur Beton Sebelum Mengeras

Diagram Fish Bone Identifikasi Kerusakan


Pada Struktur Beton Setelah Mengeras

HARD CONCRETE QUALITY


5. Strength
4.1 Kekuatan Tekan Beton (fc)
Kekuatan beton ini dianggap sifat yang paling penting dalam
banyak kasus dan dipengaruhi banyak faktor:
- Kualitas idividual material
- Proses pembuatan
- Cara perawatan
- Kondisi test

4.2 Umur Beton


Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur
beton. Biasanya sampai pada umur 28 hari, naiknya akan cepat
namuan setelahnya kenaikannya akan kecil.

Alat Pengujian

Penurunan kekuatan setelah


umur 14 hari
Sebagian besar sulfat klinker hadir sebagai sulfat alkali, biasanya
dalam bentuk aphthitalite (Na2SO4), Arcanite (K2SO4) atau
kalsium langbeinite (2CaO.K2O.SO3), atau campuran dari
beberapa atau semua ini.
Natrium dan kalium sulfat dapat mempengaruhi perkembangan
kekuatan dengan meningkatkan alkalinitas cairan pori, ketika
sebuah ion sulfat bereaksi dengan fase aluminat untuk membuat
ettringite dan akan dihapus dari solusi, hilangnya ion sulfat
seimbang dengan pembentukan dua ion hidroksil. Ini alkalinitas
meningkat mempercepat hidrasi alite, memberikan kekuatan awal
yang lebih tinggi.
Kondisi benda uji dan pengujian
Fariasi benda uji (Tidak homogenya Campuran)
Kurang benda uji (minimal 1 pasang setiap umur)
Tidak ratanya sebagian permukaan benda uji

Pengujian dengan
Hummer test

Ketentuan pengujian:
Permukaan kasar dihaluskan
Setiap lokasi min. 10
pukulan
Area uji 100 cm2

TECHNICAL SUPPORT
CONCRETE SECTION QUALITY ASSURANCE DEPT

QUALITY CONTROL & ASSURANCE DIVISION PT. SEMEN BOSOWA MAROS

FACTOR - FACTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT BETON


Properties

Early strength
Final strength
Shrinkage
Cracking
Setting
Workability
Bleeding
Abrasi
Water permeability
Frees to resistance
Corrosion
resistance
Heat of hardening
Surface
appearance
Heat conductivity

Factors
Cement

Agregat

Admixture

very strong effect

small effect

strong effect

medium effect

small effect

small effect

strong effect

very strong effect

strong effect

very small effect

small effect

no effect

medium effect

strong effect

small effect

very strong effect

small effect

small effect

small effect

medium effect

strong effect

medium effect

very strong effect

strong effect

strong effect

no effect

strong effect

no effect

very small effect

no effect

very strong effect

small effect

very small effect very strong effect

strong effect

very strong effect very strong effect

strong effect

Mix Ratio

Placing

Curing

very strong effect very strong effect very strong effect

very strong effect very small effect

Surface Treatment
very small effect

medium effect

medium effect

small effect

no effect

very small effect

very strong effect

strong effect

strong effect

strong effect

strong effect

medium effect

medium effect

medium effect

strong effect

no effect

strong effect

small effect

no effect

medium effect

medium effect

no effect

medium effect

strong effect

no effect

small effect

very strong effect

strong effect

medium effect

very strong effect

strong effect

very small effect

small effect

medium effect

very strong effect

medium effect

no effect

small effect

medium effect

small effect

strong effect

very strong effect

strong effect

very strong effect

medium effect

medium effect

very small effect

very small effect

very small effect

very strong effect very strong effect

very strong effect very strong effect

very strong effect very small effect

Material Tecnology II, Cement Seminar


:Holderbank

Terima Kasih..
Mari

Membangun Masa
dengan

Depan

Kualitas

B CEMENT
SOWA

Anda mungkin juga menyukai