Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

EPILEPSI
A. Definisi

Epilepsi adalah gangguan kejang kronik dengan kejang berulang yang terjadi dengan

sendirinya. Yang memerlukan pengobatan jangka panjang. (Hockenberry, 2008)


Epilepsi merupakan gangguan proksimal di mana cetusan neuron korteks serebri
mengakibatkan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku

atau emosional yang intermiten dan stereotipik (Ginsberg, 2008)


B. Etiologi
Menurut Wong (2009) Penyebab pasti epilepsi masih belum diketahui (idiopatik) dan
masih menjadi banyak spekulasi. Predisposisi yang mungkin menyebabkan epilepsi
meliputi:
a. Pasca trauma kelahiran
b. Riwayat bayi dan ibu menggunakan obat antikolvusan yang digunakan saat hamil
c. Asfiksia neonatorum
d. Riwayat ibu-ibu yang memiliki resiko tinggi (wanita dengan latar belakang sukar
melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes atau hipertensi)
e. Pasca cidera kepala
Tabel 01. Penyebab- penyebab kejang pada epilepsi
Bayi (0- 2 th)
Hipoksia dan iskemia paranatal
Cedera lahir intrakranial
Infeksi akut
Gangguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomagnesmia, defisiensi piridoksin)
Malformasi kongenital
Gangguan genetic
Anak (2- 12 th)
Idiopatik
Infeksi akut
Trauma
Kejang demam
Remaja (12- 18 th)
Idiopatik
Trauma
Gejala putus obat dan alcohol
Malformasi anteriovena
Dewasa Muda (18- 35 th) Trauma
Alkoholisme
Tumor otak
Dewasa lanjut (> 35)
Tumor otak
Penyakit serebrovaskular
Gangguan metabolik (uremia, gagal hepatik, dll )
Alkoholisme

C. Klasifikasi dan Manifestasi Klinis


1. Kejang Parsial Sederhana
Hanya jari atau tangan yang bergetar; atau mulut yang bergerenyut tak terkontrol;
bicara tidak dapat dimengerti; mungkin pening; dapat mengalami perubahan
penglihatan, suara, bau atau pengecapan yang tak lazim atau tak menyenangkan.
2. Kejang Parsial Kompleks
Masih dalam keadaan sedikit bergerak atau gerakan secara otomatis tetapi tidak
bertujuan; dapat mengalami perubahan emosi, ketakutan, marah, kegirangan, atau
peka rangsang yang berlebihan; tidak mengingat periode tersebut ketika sudah
berlalu.
3. Kejang Umum (kejang grand Mal)
Mengenai kedua hemisfer otak, kekuatan yang kuat dari seluruh tubuh diikuti dengan
perubahan kedutan dari relaksasi otot dan kontraksi (kontraksi tonik klonik umum)
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektroensefalografi (EEG) membantu dalam mengklasifikasikan tipe kejang.
2. CT Scan untuk mendeteksi lesi, abnormalitas fokal, abnormalitas vaskuler cerebral, dan
perubahan degeneratif serebral.

E. Penatalaksanaan
Penatalaksaan epilepsy direncanakan sesuai dengan program jangka panjang dan dibuat
untuk memenuhi kebutuhan khusus masing-masing klien. Tujuan dari pengobatan

adalah untuk menghentikan kejang sesegera mungkin, untuk menjamin oksigenasi


serebral yang adekuat, dan untuk mempertahankan klien dalam status bebas kejang.
Pengobatan Farmakologis
1. Pengobatan biasanya dimulai dengan dosis tunggal.
2. Pengobatan anti konvulsan utama termasuk karbamazepin, primidon, fenitoin,
fenobarbital, etosuksimidin, dan valproate.
3. Lakukan pemeriksaan fisik secara periodic dan pemeriksaan laboratorium untuk klien
yang mendapatkan obat yang diketahui mempunyai efek samping toksik.
4. Cegah terjadinya hiperplasi gingival dengan hygiene oral yang menyeluruh,
perawatan gigi teratur, dan masase gusi teratur untuk klien yang mendapatkan fenitoin
(Dilantin).
Pembedahan
1. Diindikasikan bila epilepsy diakibatkan oleh tumuor intrakranial, abses, kista, atau
anomaly vaskuler.
2. Pengangkatan secara pembedahan pada focus epileptogenik dilakukan untuk kejang
yang berasal dari area otak yang terkelilingi dengan baik yang dapat dieksisi tanpa
menghasilkan kelainan neurologis yang signifikan.

F. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Biodata : Nama, umur, seks, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan (seseorang
dengan pekerjaan yang sering kali menimbulkan stress dapat memicu terjadinya
epilepsi)
2. Kebiasaan yang mempengaruhi: peminum alcohol (alcoholic)
3. Keluhan utama:
Untuk keluhan utama, pasien atau keluarga biasanya ketempat pelayanan kesehatan
karena klien yang mengalami penurunan kesadaran secara tiba-tiba disertai mulut
berbuih. Kadang-kadang klien / keluarga mengeluh anaknya prestasinya tidak baik
dan sering tidak mencatat. Klien atau keluarga mengeluh anaknya atau anggota
keluarganya sering berhenti mendadak bila diajak bicara.
4. Riwayat penyakit sekarang: kejang, terjadi aura, dan tidak sadarkan diri.
5. Riwayat penyakit dahulu:
Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
Ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
Tumor Otak

Kelainan pembuluh darah


demam,
stroke
gangguan tidur
penggunaan obat
hiperventilasi
stress emosional
6. Riwayat penyakit keluarga: Pandangan yang mengatakan penyakit ayan merupakan
penyakit keturunan memang tidak semuanya keliru, sebab terdapat dugaan terdapat 48% penyandang ayan diakibatkan oleh faktor keturunan.
7. Riwayat psikososial
Intrapersonal : klien merasa cemas dengan kondisi penyakit yang diderita.
Interpersonal : gangguan konsep diri dan hambatan interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit epilepsi (atau ayan yang lebih umum di
masyarakat).
Pemeriksaan fisik (ROS)
1)
2)
3)
4)
5)
6)

B1 (breath): RR biasanya meningkat (takipnea) atau dapat terjadi apnea, aspirasi


B2 (blood): Terjadi takikardia, cianosis
B3 (brain): penurunan kesadaran
B4 (bladder): oliguria atau dapat terjadi inkontinensia urine
B5 (bowel): nafsu makan menurun, berat badan turun, inkontinensia alfi
B6 (bone): klien terlihat lemas, dapat terjadi tremor saat menggerakkan anggota
tubuh, mengeluh meriang

Diagnosa Keperawatan
1.

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan

2.

Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia pada jaringan

3.

Resiko injury berhubungan dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama


kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri.

4.

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

Intervensi Keperawatan
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan
NOC :

Respiratory status : Ventilation

Respiratory status : Airway patency

Vital sign Status


Kriteria Hasil :

Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal

Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

NIC :
Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Berikan bronkodilator bila perlu

Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

Pertahankan jalan nafas yang paten

Atur peralatan oksigenasi

Monitor aliran oksigen

Pertahankan posisi pasien

Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi

Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi


Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasan


Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia pada jaringan
NOC :

Status sirkulasi; aliran darah yang tidak obstruksi dan satu arah, pada tekanan yang
sesuai melalui pembuluh darah besar sirkulasi pulmonal dan sistemik

Kognisi; kemampuan untuk menjalaknan proses mental yang kompleks

Status neurologis; kemampuan system saraf perifer an system saraf pusat untuk
menerima, merespon an berespon terhaap stimulus internal dan eksternal

System neurologis: kesadaran; bangkitan, orientasi, dan perhatian terhadap lingkungan

Perfusi jaringan: serebral; keadekatan aliran darah melewati susunan pembuluh darah
serebral untuk mempertahankan fungsi otak
NIC :

Memantau TTV, PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat dan kadar Hb untuk mnentukan
pengiriman oksigen kejaringan

Pantau tingkat kesadaran dan orientasi, Tonus otot, pergerakan motorik, gaya berjalan

Pemantauan tekanan intracranial (NIC);

Pantau TIK dan respon neurologis pasien terhadap aktivitas perawatan

Pantau tekanan perfusi serebral

Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus


Aktivitas kolaboratif

Pertahankan parameter hemodinamika dalam rentang yang dianjurkan

Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler sesuai program

Induksi hipertensi untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral, sesuai program

Berikan loop diuretic dan osmotic, sesuai prigram

Tinggikan bagian kepala tempat tidur hingga 45drjt tergantung pada kondisi pasien

Aktivitas lain

Pemantauan TIK (NIC):

Lakukan modalitas terapi kompresi, jika perlu

Meminimalkan stimulus lingkungan

Beri interval setiap asuhan keperawatan untuk meminimakan peningkatan TIK


3. Resiko injury berhubungan dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama
kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri
NOC : Risk Kontrol
Kriteria Hasil :

Klien terbebas dari cedera

Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera

Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal

Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury

Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Mampu mengenali perubahan status kesehatan


NIC :
Environment Management (Manajemen lingkungan)

Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik pasien

Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)

Memasang side rail tempat tidur

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

Membatasi pengunjung

Memberikan penerangan yang cukup

Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.


4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
NOC :

Anxiety control

Coping
Kriteria Hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya kecemasan


NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

Dorong keluarga untuk menemani anak

Lakukan back / neck rub

Dengarkan dengan penuh perhatian

Identifikasi tingkat kecemasan

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Anda mungkin juga menyukai