Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESADANKOTA
BAB XIV
PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA
A.
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN DESA
TABEL XIV - 1
PERKEMBANGAN JUMLAH DESA DAN BANTUAN PEMBANGUNAN DESA,
1988/89 - 1992/93
XIV/8
TABEL XIV - 2
PE RK EM B AN GA N B AN TU AN PEM B AN GU NA N D ES A,
1988/89 - 1992/93
1) Kegiatan Panunjang
XIV/9
3.
4.
D a l a m r a n g k a us ah a me mp e r b a i k i taraf h i d u p
kelompok-kelompok penduduk desa yang hidupnya terpencil dan
terisolasi serta bermata pencaharian berladang berpindah-pindah,
dilaksanakan kegiatan penataan dan permukiman kembali kelompok
penduduk tersebut ke tempat yang baru yang lebih baik dengan
penyediaan rumah, tempat ibadah, lahan pertanian, pendidikan,
bantuan pangan, kesehatan, dan penyediaan air bersih.
Pelaksanaan kegiatan permukiman kembali tahun 1989/90
sesuai arah dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dalam Repelita V diarahkan pada pemantapan pembangunan desa pada desa-desa
transmigrasi yang telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
Dalam hubungan itu telah dialokasikan bantuan untuk tahun 1989/90
pada 31 lokasi di 10 propinsi, tahun 1990/91 telah diberikan bantuan
pada 37 lokasi di 14 propinsi, dan tahun 1991/92 pada 45 lokasi di
15 propinsi serta untuk tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan
pembinaan pada 38 lokasi/desa di 16 propinsi.
5.
6.
Pe rlombaan Desa
Perkembangan Desa
dan
Evaluasi
Tingkat
TABEL XIV-3
EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN DESA,
1991/92
Catatan:
1)
2)
3)
Antara tahun 1990/91 dan 1991/92 ada desa-desa transmigrasi yang diserahkan
kepada Pemda dan telah menjadi desa definitif.
Pengurangan karena adanya penataan desa,sehingge desa-desa yang kecil digabung
dengan desa yang lebih besar.
Di Jabar dan Bali ada pemekaran desa sehinggn jumlah desa bertambah.
XIV/15
TABEL XIV - 4
P E RK E M B AN G A N JU M L A H B A N T U A N P EM B A N G U N A N D ATI I I ,
MASING-M ASING PROPINSI DAERAH TINGK AT I,
1988/89 - 1992/93
(juta rupiah)
XIV/ 17
TABEL XIV 5
HASIL FISIK PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK
BANTUAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II,
T A H U N 1988/89 - 1992/93
1) Angka Sementara
XIV/19
2.
TABEL XIV - 6
PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PENINGKATAN JALAN
KABUPATEN/KOTAMADYA,
1999/89 - 1992/93
(juta rupiah)
1) Kegiatan Penunjang
XIV/21
TAB EL XI V - 7
H A S IL FI S I K B A N T U A N PE N IN GK ATAN JA L A N KA B U PATE N / KO TAMA D YA,
1988/89 1992/93
1)
2)
Angka diperbaiki
Angka sementara
XIV/22
sulit untuk mencapai sasaran 55% jalan baik pada akhir Repelita V.
Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya sasaran
tersebut adalah: (a) perhatian Pemerintah Daerah Tingkat II terhadap
pemeliharaan jalan masih kurang; (b) kualitas upaya peningkatan
masih rendah; (c) prioritas Daerah Tingkat II masih mengutamakan
perluasan jaringan baru. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah:
(a) memberikan pemahaman dan menanamkan pengertian kepada
pengambil kebijaksanaan tentang pentingnya aspek operasi dan
pemeliharaan; (b) menyiapkan pedoman teknis bagaimana cara
memelihara jalan yang sebaiknya agar tidak terjadi degradasi; (c)
meningkatkan kemampuan kontraktor dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia di Dati II dalam pengelolaan proyek; dan (d)
restrukturisasi jalan Dati II yang disesuaikan dengan rencana tata
ruang daerah.
Adanya Bantuan Penunjangan Jalan dan Jembatan Kabupaten/
Kotamadya Daerah Tingkat II telah mempercepat tersedianya
prasarana bagi perdesaan sehingga mempermudah perhubungan
antara pusat produksi dan pusat pemasaran. Makin mudahnya
perhubungan ini telah mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi di
perdesaan, baik di bidang pertanian maupun industri kecil dan
kerajinan rakyat, dan makin mempermudah lalu lintas barang dan
jasa. Secara keseluruhan kegiatan ini memberikan dampak yang
positif terhadap perluasan kesempatan kerja di daerah-daerah.
D.
TAB E L XI V - 8
PERKEMBANGAN BANTUAN PEMBANGUNAN DATI I,
1988189 - 1992/93
(juta rupiah)
1) Kegiatan Penunjang
XIV/26
TABEL XIV - 9
GAMBARAN SUMBER ANGGARAN PEMBANGUNAN DALAM APBD TINGKAT I
SELURUH INDONESIA,
1988/89 - 1992/93
XIV/28
TABEL XIV - 10
PERKEMBANGAN BELANJA PEMBANGUNAN MASING-MASING SEKTOR
DALAM APBD TINGKAT I,
1988/89 - 1992/93
(juta rupiah)
XIV/30
mantap dan diharapkan di seluruh propinsi tidak akan ada lagi jalan
yang berada dalam kondisi kritis.
Untuk program ini pada tahun pertama Repelita V (1989/90)
disediakan dana sebesar Rp 69,25 miliar. Hasil fisik yang telah
dicapai dari pemanfaatan dana tersebut adalah peningkatan jalan
sepanjang 2.493,7 km dan penggantian serta rehabilitasi jembatan
sepanjang 7.177,6 m. Sedangkan pada tahun 1992/93 untuk program
ini dialokasikan dana sebesar Rp 347,64 miliar atau peningkatan
rata-rata sebesar 86,3% selama empat tahun pertama Repelita V dan
hasil fisik yang dicapai adalah 3.045 km jalan dan 14.975 m
jembatan. Rincian alokasi dana dan hasil fisik yang dicapai di
masing-masing propinsi tercantum pada Tabel XIV-11. Bantuan
Peningkatan Jalan Propinsi, di samping telah mempercepat
pencapaian sasaran dalam memberikan pelayanan jasa angkutan
barang dan penumpang dari pusat produksi ke pusat pemasaran (baik
domestik maupun luar negeri) juga telah berhasil mendorong
tumbuhnya kemampuan kontraktor, baik di bidang personil maupun
dalam penyediaan peralatan di daerah-daerah. Dengan demikian
bantuan ini juga telah memberikan sumbangan yang berarti dalam
peningkatan kemampuan pelaksanaan kegiatan pembangunan di
propinsi.
Hasil pengamatan pada akhir tahun keempat Repelita V
menunjukkan kondisi jalan mantap pada Dati I, baru mencapai
kinerja 74,80% sedangkan kinerja jalan mantap yang harus dicapai
pada akhir Repelita V adalah sebesar 90%. Kinerja yang kurang
memadai tersebut disebabkan oleh: (a) perhatian Dati I yang kurang
besar terhadap pemeliharaan jalan mantap yang ada; (b) kualitas
upaya peningkatan yang rendah; (c) di beberapa tempat ruas jalan
mengalami beban yang melebihi kapasitas desain. Langkah-langkah
untuk mengatasinya meliputi: (a) pengaturan tentang pemeliharaan;
(b) pengetatan seleksi kontraktor; (c) penerbitan dan atau penegakan
Perda tentang lalu lintas.
XIV/31
TABEL XIV 11
PERKEMBANGAN JUMLAH BANTUAN PENINGKATAN JALAN PROPINSI,
1989/90 - 1992/93
1)
2)
XIV/32
PKT dan rincian penyebaran lokasi program PKT dapat dilihat pada
Tabel XIV-12 dan Tabel XIV-13.
Sampai tahun keempat Repelita V telah dapat ditangani 850
kawasan/kecamatan yang mencakup tidak kurang dari 4.100 desa,
dan telah memberikan manfaat langsung kepada 210.000 KK serta
secara tidak langsung kepada 140.000 KK penduduk di wilayah
sekitarnya.
Dari hasil pemantauan program PKT diperoleh indikasi awal
bahwa program ini pada umumnya telah menunjukkan hasil-hasil yang
diharapkan, antara lain: lebih terbukanya daerah-daerah yang semula
terisolasi/terpencil, meningkatnya kemampuan usaha ekonomi
masyarakat, dan terpenuhinya berbagai kebutuhan dasar sosial
masyarakat serta terbangunnya prasarana dan sarana penunjang sosial
ekonomi lainnya. Secara keseluruhan hasil-hasil tersebut dapat
menjadi modal dasar bagi masyarakat kelompok sasaran
mengembangkan dirinya sendiri serta membantu perkembangan
masyarakat di sekitarnya. Keberhasilan tersebut dicapai karena sejak
awal masyarakat diikutsertakan dalam proses pelaksanaan program
PKT, baik masyarakat kelompok sasaran, LSM, LKMD, PKK, KPD
ataupun organisasi masyarakat desa lainnya. Cara demikian terbukti
dapat memperbesar tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan tidak hanya pada masa pelaksanaan tetapi juga pada
masa pasca proyek..
Diterapkannya sistem keterkaitan bantuan dari satu kelompok
masyarakat dengan yang lainnya, adanya pengelolaan dan
penge mbangan ter ha da p hasil-hasil bantuan, lebi h
terorganisasikannya kegiatan usaha produksi, pengolahan, pemasaran
dan penggalangan modal masyarakat merupakan dampak langsung
yang diharapkan dari pelaksanaan program PKT. Pembinaan
masyarakat dan pengembangannya masih perlu terus dilanjutkan oleh
pemerintah. Kesiapan masyarakat dan tingkat keterbukaan desa yang
telah dicapai oleh program PKT akan mempermudah pemerintah
XIV/34
TABEL XIV 12
PERKEMBANGAN BANTUAN
DANA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN TERPADU,
1989/90 - 1992/93
Keterangan:
1)
Termasuk kegiatan penunjang operasi teritorial ABRI di Timor Timur
serta bantuan luar negeri di Propinsi DI Aceh, Jawa Barat dan Maluku
2)
Termasuk Permukiman kembali penduduk Timor Timur
XIV/35
TABEL XIV - 13
PENGEMBANGAN BANTUAN PAKET PROGRAM
PENGEMBANGAN KAWASAN TERPADU,
1989/90 - 1992/93
Keterangan:
1)
Termasuk kegiatan penunjang operasi teritorial ABRI di Timor Timur
serta bantuan luar negeri di Propinsi DI Aceh, Jawa Barat dan Maluku
2)
Termasuk permukiman kembali penduduk Timor Timur
XIV/36
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
1. Umum
Dalam kurun waktu 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk
perkotaan per tahun rata-rata jauh lebih lebih tinggi dari laju
pertumbuhan penduduk nasional, yaitu 5,36% per tahun, sedangkan
laju pertumbuhan penduduk nasional hanya 1,97% per tahun.
Dengan asumsi upaya-upaya pengendalian urbanisasi dapat
mencapai sasaran, diperkirakan pemerintah dapat mengurangi laju
pertumbuhan penduduk perkotaan sampai 2,6% pada rentang waktu
1998-2018. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah penduduk
perkotaan pada tahun 2018 diperkirakan akan berjumlah 139,5 juta
jiwa, yaitu sekitar 50% dari total penduduk Indonesia.
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk tersebut, laju
pertumbuhan GDP perkotaan sejak tahun 1987 menunjukkan
kecenderungan terus meningkat. Pada tahun 1987 sumbangan GDP
sektor-sektor perkotaan terhadap produksi mencapai kurang lebih
43% atau kurang lebih 60% terhadap produksi nasional (di luar
sektor Minyak dan Gas Bumi).
Investasi pemerintah untuk pembangunan perkotaan melalui
DIP dan Inpres selama Repelita IV, menunjukkan peningkatan dari
XIV/37
XIV/38
TABEL XIV 1 4
PENGELUARAN PEMER1NTAH (MELALUI DIP DAN INPRES)
DALAM PEMBANGUNAN PERKOTAAN
BERDASARKAN HARGA BERLAKU,
1984/85 - 1989/90
XIV/39
3.
TABEL XIV 15
INVESTASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN MELALUI PAKET-PAKET PROGRAM
PEMBANGUNAN PRASARANA KOTA TERPADU (P3KT)
SELAMA REPELITA V,
(dalam juta rupiah)
XIV/42
XIV/43
G . PENATAAN RUANG
Kegiatan penataan ruang meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu
penyusunan rencana tata ruang, pelaksanaan rencana tata ruang, serta
pengendalian pemanfaatan ruang. Yang dimaksud dengan ruang
adalah wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan
dan ruang udara, beserta segenap isinya yang membentuk satu
kesatuan sistem wilayah. Dengan demikian kegiatan penataan ruang
dilakukan dengan maksud untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan pemanfaatan ruang bagi berbagai kegiatan yang ada
di suatu wilayah sehingga terdapat suatu keserasian gerak dan
keterpaduan langkah dan tindakan untuk mencapai tujuan
pembangunan.
Kebijaksanaan penataan ruang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat melalui pengaturan pemanfaatan berbagai
penggunaan sumber daya, terutama untuk keperluan permukiman,
pertanian, kehutanan, industri, pertambangan, dan kelistrikan, serta
prasarana pembangunan lainnya. Pemanfaatan air, tanah, dan hutan
akan diselenggarakan secara terpadu dalam suatu rencana tata ruang
sehingga menjamin kelestarian fungsi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Dalam tahun 1992/93 telah ditetapkan Undang-undang Penataan Ruang No. 24/1992 yang mengatur tentang kegiatan-kegiatan
pembangunan di daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintahan
Daerah dan Masyarakat.
Pada tahun 1992/93 untuk tingkat I telah disusun 27 Rencana
Struktur Tata Ruang Propinsi bagi seluruh wilayah Indonesia, di
mana untuk 2 propinsi telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri
sebagai Peraturan Daerah, 1 propinsi baru disahkan dalam bentuk
Keputusan Gubernur, 3 propinsi sedang dalam proses mendapatkan
pengesahan Menteri Dalam Negeri sebagai Peraturan Daerah Ting kat I, 10 propinsi sedang dalam proses dibahas di DPRD masing-
H. PENATAAN PERTANAHAN
Penataan pertanahan yang dilaksanakan dalam tahun keempat
Repelita V (tahun 1992/93) pada dasarnya masih merupakan
kelanjutan dari kebijaksanaan penataan pertanahan tahun-tahun
sebelumnya. Kegiatan penataan pertanahan yang dilakukan meliputi:
XIV/45
TABEL XIV - 16
PENYELESAIAN RENCANA STRUKTUR TATA RUANG PROPINSI
DAERAH TINGKAT I SELURUH INDONESIA,
1989/90 - 1992/93
Keterangan:
A = Rancangan Perda siap diajukan ke DPRD;
B = Rancangan Perda sedang dibahas di DPRD;
C = ditetapkan sebagai Perda;
XIV/46
TABEL XIV 1 7
PENYELESAIAN RENCANA UMUM TATA RUANG KABUPATEN
DAERAH TINGKAT II SELURUH INDONESIA,
1989/90 - 1992/93
Keterangan:
A = Rancangan Perda siap diajukan ke DPRD;
B = Rancangan Perda sedang dibahas di DPRD;
C = ditetapkan sebagai Perda;
XIV/47
TABEL XIV - 18
PELAKSANAAN KEGIATAN PENATAAN PERTANAHAN,
1988/89 - 1992/93
XIV/49
XIV/50
XIV/53
TABEL XIV-19
HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI
(BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI)
XIV/57
PENELITIAN DAERAH
1. Umum
XIV/60
3.
XIV/61