Anda di halaman 1dari 3

REPUBLIKA.CO.

ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Asmawi


Syam mengatakan, pihaknya selalu berusaha mengangkat UMKM yang ada di Indonesia.
Sebanyak 99 persen usaha di Indonesia itu UMKM.
"Dari 59 juta pelaku usaha, sebanyak 58 juta merupakan UMKM. Jadi UMKM ini merupakan
penyokong ekonomi utama di Indonesia," katanya dalam siaran pers, Jumat, (19/2).
Sejak BRI berdiri, terang Asmawi, pihaknya memang selalu berpihak pada rakyat. Makanya
BRI selalu mendukung UMKM yang merupakan usaha rakyat.
BRI pada tahun 2015 memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak Rp 16,5 triliun. Ini
baru dari Agustus sampai Desember 2015, jumlah penerimanya 900 ribu orang.
Sedangkan tahun ini KUR yang disalurkan sebanyak Rp 67,5 triliun. Jumlah penerimanya
sebanyak 498 ribu orang sampai Febuari dengan nominal Rp 9,9 triliun.
UMKM yang mendapatkan bantuan kredit dari BRI terdiri dari berbagai sektor. Antara lain
sektor pertanian meliputi penanaman, pembibitan, perdagangan seperti jual beras di pasar.
BRI, terang Asmawi, juga memberikan kredit bagi UMKM sektor kerajinan seperti kerajinan
tangan, home industri. Selain itu juga memberikan kredit di sektor pariwisata dan industri
kreatif.
"Kami harapkan UMKM kita bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Apalagi
saat ini era kompetisi."
BRI, lanjutnya, juga siap menjajaki industri eCommerce. Pihaknya mengumpulkan pelakupelaku eCommerce untuk mendengarkan apa kebutuhan mereka.
"Saat ini industri kreatif sudah banyak yang melakukan penjualan melalui eCommerce secara
digital. Kami akan meluncurkan satelit yang inline dengan eCommerce dalam waktu dekat,"
ujar Asmawi.
Dalam kesempatan itu, ia juga memuji berbagai foto yang dipamerkan dalam pameran foto
BRI bertema Pameran Foto Membangun Perekonomian Bangsa Melalui UMKM.
"Saya melihat energi yang luar biasa yang terlihat dari para pelaku UMKM, ada kreativitas
yang dilakukan oleh pematung, peternak, pengrajin, pembuat kain."
Mereka semua adalah pelaku ekonomi Indonesia yang harus selalu didukung keberadaannya.
Sementara itu, Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Khoirul Jamhari
mengatakan, 99 persen pelaku ekonomi merupakan UMKM.

"Mereka merupakan silent majority."


UMKM diam-diam membangun ekonomi. Maka berilah kesempatan UMKM untuk terus
berproduksi.

Generasi Ponsel Kenya Akses Pinjaman Lewat Ponsel


Bunga pinjaman bisnis di Kenya bisa mencapai 26 persen. Tetapi seorang wiraswastawan teknologi AS kini
telah mengembangkan sebuah aplikasi yang bisa digunakan warga Kenya untuk mendapatkan pinjaman dengan
bunga yang lebih rendah lewat ponsel dan Facebook.
Samuel Kinuthia, telah bekerja sebagai koki selama 18 tahun. Dia memulai bisnis kateringnya sendiri tahun lalu
untuk menambah penghasilan.Kinuthia mendapatkan pinjaman untuk memulai bisnisnya lewat Branch, lembaga
pemberi pinjaman mikro yang menyediakan jasa keuangan termasuk pinjaman kepada penduduk Kenya. Dia
mengatakan Branch sangat membantu bisnisnya.
Perlengkapan katering cukup mahal dan saya telah berusaha meminjam peralatan di sana sini. Tetap Branch
telah membantu saya sejak awal. Dan pelunasannya bisa diatur dengan cicilan yang rendah bahkan sebelum
jatuh tempo," kata Kinuthia.
Didirikan tahun 2015 oleh Matt Flannery, Branch adalah institusi keuangan mikro yang disebut-sebut sebagai
bank di kantong Anda.Aplikasi itu bisa diakses lewat Google play store dan Facebook.Untuk periode pelunasan
enam bulan, klien bisa mengajukan pinjaman sedikitnya 10 dolar sampai maksimum 50 dolar. Dan suku bunga
sedikitnya 5 persen di negara dimana bank mengenai bunga hingga 26 persen.Dan bagi Samuel Kinuthia,
menggunakan kemajuan teknologi, memudahkan dirinya untuk memperluas bisnisnya. [vm/ii]
Sumber : http://www.voaindonesia.com/ Senin, 22 Februari 2016
Komentar :
Manfaat majunya teknologi dapat dirasakan bagi banyak orang. Jika di Kenya telah berkembang aplikasi untuk
memperoleh pinjaman. Kedepan, kita berpeluang mengembangkan aplikasi2 bantuan bagi mustahik yang
membutuhkan berbasis teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai