Tugas 3
Tugas 3
Rupiah
JAKARTA, KOMPAS.com Pemerintah menerbitkan paket kebijakan
ekonomi IX. Dalam paket kebijakan kali ini terdapat tiga poin dan di dalamnya
mencakup aturan mengenai kewajiban penggunaan mata uang rupiah dalam
transaksi kegiatan transportasi. Aturan mengenai kewajiban menggunakan rupiah
dalam transaksi transportasi tertuang dalam revisi Instruksi Menteri Perhubungan
Nomor 3/2014.
Kebijakan ini masuk dalam paket kebijakan mengenai deregulasi sektor
logistik untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. "Tujuannya agar ada
kepastian tarif dalam bentuk rupiah," kata Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution, saat mengumumkan paket kebijakan IX di
Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Darmin menuturkan, selama ini pembayaran beberapa kegiatan logistik,
seperti transportasi laut dan pergudangan, masih menggunakan tarif dalam bentuk
mata uang asing. Mata uang asing itu dikonversikan ke dalam mata uang rupiah
dengan besaran kurs yang ditentukan oleh tiap-tiap pemberi jasa. Pada umumnya,
ketentuan kurs yang digunakan di atas kurs Bank Indonesia. "Hal ini
menyebabkan pengguna jasa lebih memilih membayar dalam bentuk mata uang
asing karena tarif jasanya menjadi lebih murah dibandingkan jika membayar
menggunakan rupiah," ujarnya.
Dalam paket kebijakan mengenai deregulasi sektor logistik untuk
meningkatkan efisiensi dan daya saing juga terdapat pengembangan usaha jasa
penyelenggaraan pos komersial. Pemerintah ingin mendorong adanya persaingan
yang menguntungkan masyarakat pedesaan dalam rangka penyediaan pelayanan
pengiriman paket pos komersial oleh PT Pos. Lalu, terdapat juga kebijakan
mengenai penyatuan pembayaran jasa-jasa kepelabuhan secara elektronik dan
sistem pelayanan terpadu kepelabuhan secara elektronik.
tujuan kelompok radikal. "Apakah ada jaminan backpackers itu bawa uang ke
Indonesia, apakah ini cara kita mendapatkan dollar?" ungkapnya.
Bebas visa untuk 84 negara
Pemerintah memberlakukan kebijakan bebas visa kunjungan terhadap 84
negara di dunia. Kemudian, pemerintah melakukan penambahan kepada beberapa
negara hingga akhirnya bebas visa diberlakukan kepada total 174 negara di dunia.
Negara-negara baru yang mendapatkan fasilitas bebas visa kunjungan di
antaranya, Australia, Brasil, Ukraina, Kenya, Uzbekistan, Banglades, Kamerun,
Palestina, Honduras, Pakistan dan Mongolia, Sierra Leone, Uruguay, BosniaHerzegovina, Kosta Rika, Albania, Mozambik, Macedonia, El Salvador, Zambia,
Moldova, Madagaskar, Georgia, Namibia, Kiribati, Armenia, Bolivia, Bhutan,
Guatemala, Mauritania, dan Paraguay.
Ada beberapa negara yang tidak dimasukkan daftar negara yang diberi
fasilitas bebas visa. Negara-negara tersebut merupakan negara yang aktif dalam
perdagangan narkoba dan eksportir ideologi ekstrem. Hal ini dilakukan untuk
menghindari Indonesia menjadi ladang baru ideologi ekstrem dan radikal. Juga
terdapat negara-negara yang diberi perhatian khusus, yaitu Brasil, China, dan
Australia. Brasil diberikan bebas visa setelah hubungan membaik pasca-konflik
diplomatik terkait kasus hukuman mati.
Dongkrak devisa
Presiden Jokowi menyatakan, kebijakan bebas visa diterapkan untuk
mendongkrak devisa melalui pariwisata. Terkait dampak keamanan yang dapat
timbul setelah pemberlakuan ini, Jokowi mengaku tidak khawatir. Menurut
Jokowi, kebijakan bebas visa untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) jangan dicampuraduk dengan isu keamanan. Ia percaya
Polri mampu menjamin keamanan setelah kebijakan bebas visa diterapkan.
"Kamu lihat Singapura, Malaysia (memberlakukan bebas visa ke) 170 negara
lebih. Mereka aman-aman saja kan? Kenapa dulu kita hanya 15 negara yang diberi
bebas visa?" kata Jokowi.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan wisman ke
Indonesia selama Januari-Desember 2015 melampaui target. Jumlah wisman yang
datang ke Indonesia sepanjang 2015 mencapai 10.406.759. Jumlah itu melampaui
angka yang ditargetkan pemerintah sekitar 10 juta wisman. Menteri Pariwisata
Arief Yahya menyampaikan, angka proyeksi kunjungan wisman pada 2015
sebesar 10,017 juta atau tumbuh 7,2 persen. Dari angka tersebut, perolehan devisa
pariwisata mencapai 11,9 miliar dollar AS atau setara Rp 163 triliun dengan
perhitungan rata-rata lama tinggal wisman selama berlibur di Indonesia adalah
8,50 hari dengan pengeluaran sebanyak 1.190 dollar AS per wisman per
kunjungan.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2015 ini diklaim berada di atas
pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,4 persen dan pertumbuhan pariwisata
kawasan ASEAN sebesar 6 persen. "Pertumbuhan pariwisata Indonesia jauh lebih
baik dibandingkan negara kompetitor Malaysia, Singapura, dan Thailand," kata
Arief. Dengan capaian ini, kata Arief, akan memacu pemerintah mencapai target
kunjungan 12 juta wisman pada 2016.
Sejumlah akselerasi telah disiapkan untuk mencapai target tersebut. Di
antaranya dengan mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas, Candi
Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan
Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang.
Pemerintah juga akan membentuk badan otoritas nasional dalam mengelola
destinasi prioritas tersebut dan meyakini menghasilkan 8,5 juta wisman yang
berkunjung. Terobosan regulasi juga dilakukan pemerintah dengan memperbanyak
pemberian bebas visa kunjungan. Kebijakan ini diproyeksikan mampu menarik
satu juta wisman dengan devisa sebesar 1 miliar dollar AS pada 2016.
Penulis : Indra Akuntono, Editor : Inggried Dwi Wedhaswary