Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok F

1. Carilah tahu proses terbentuknya identitas bangsa Indonesia?


Jawab:
Proses terbentuknya bangsa Indonesia yaitu bukan dipersatukan melalui
persamaan ras, bahasa, agama, kesamaan tradisi dan budaya, maupun batasbatas geografis. Bangsa Indonesia banyak terdapat berbagai ras, bahasa,
agama, dan budaya karena masyarakat Indonesia diperkirakan berasal dari
daerah Cina Selatan. Pusat persebaran penduduk Indonesia terpusat di
Filipina Selatan dan Indonesia Timur, setelah mengembara ke berbagai
tempat seperti India, Siam, Cina Selatan, mereka pulang dan membaur dan
memmbentuk ras yang disebut Melayu. Dalam hal agama, Indonesia
terdapat banyak agama yang dianut karena hasil dari hubungan dagang, yang
mana para saudagar datang ke Indonesia untuk berdagang sekaligus
menyebarkan agama. Untuk menyatukan berbagai perbedaan tersebut
tergeraklah cendekia yang mulai membuat organisasi yang bersifat ke
daerahan yang memusatkan perhatian pada kebudayaan dan suku. Organisasi
yang terbentuk secara berturut-turut yaitu Boedi Oetomo, Serikat Dagang
Islam, Indische Partij dan terakhir Muhammadiyah. Dari berbagai organisasi
tersebut dapat dilihat, bahwa semua ingi menghentikan penjajahan dan
mewujudkan Indonesia merdeka, sehingga dari hal tersebut bangsa Indonesia
terbentuk bukan karena persamaan ras, budaya, agama, maupun letak
geografis, melainkan dari jiwa penduduk Indonesia yang ingin bebas dari
penjajahan dan menjadi merdeka.
(Dr. Irianto Widisuseno, M. Hum, dkk. 2007. Buku Ajar Pendidikan
Pancasila. Semarang: Universitas Diponegoro, hal: 15-19)
2. Nilai-nilai sejarah apakah dalam sejarah kuno yang melatarbelakangi lahirnya
Pancasila?
Jawab:
Nilai- nilai sejarah kuno yang melatarbelakangi lahirnya pancasila dalam
sejarah bangsa indonesia terdapat dalam beberapa kerajaan seperti pada
kerajaan

Kutai,

Sriwijaya,

Majapahit.

Indonesia

pertama

kalinya

menampilkan nilai-nilai sosial politik dan keutuhan dalam bentuk kerajaan,

kenduri dan sedekah kepada para Brahmana. Bentuk kerajaan dengan agama
sebagai pengikat kewibawaan raja tampak dalam kerajaan yang muncul
kemudian Jawa dan Sumatera. Pada saat kerajaan Sriwijaya ditemukan nilainilai material seperti nilai-nilai persatuan yang tidak lepas dari nilai
ketuhanan. Karena pada saat itu kerajaan menjalankan sistem negara dibawah
pengawasan rokhaniawan yang menjadi pengawas pembangunan gedung dan
patung suci. Nilai kemasyarakatan dan ekonomi juga terjalin antara satu
dengan yang lainnya melalui nilai internasional dalam hubungan dagang
dengan negeri-negeri seberang. Pada saat kerajaan Majapahit nilai-nilai
religius sosial dan politik dikatakan sebagai materi pancasila sejak memasuki
zaman sejarah. Saat kerajaan Majapahit maupun Sriwijaya keduanya sudah
dijadikan sebagai tonggak sejarah karena telah memenuhi syarat sebagai
bangsa yang mempunyai negara yang berdaulat. Selain itu nilai-nilai
pancasila juga salah satu dari tonggak sejarah yang merefleksikan dinamika
kehidupan bangsa. (Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. 2013.
Hal: 4-7).
3. Jelaskan seacar runut kronologi lahirnya Pancasila hingga proses formulasi
finalnya sebagai mana yang kita ketahui saat ini!
Jawab:
Lahirnya Pancasila dilatarbelakangi oleh terjadinya penyerangan tentara
sekutu (Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, Belanda, dan negara sekutu
lannya) terhadap Belanda. Untuk mendapatkan dukungan dari bangsa
Indonesia, Jepang akhirnya menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Sebagai bentuk realisasi janji tersebut dibentuk BPUPKI atau Dokuritsu
Zyumbi Tioosakai yang diketua oleh Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat dan
60 anggota biasa dari bangsa Indonesia. Sidang BPUPKI Pertama dimulai
tanggal 28 Mei 1945, dimulai dengan upacara pembukaan dan pada keesokan
harinya dimulai sidang-sidang (29Mei-1 Juni 1945). Yang tampil untuk
berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut : (a) tanggal 29

Mei, Mr. Muh Yamin, (b) tanggal 31 Mei, Prof Soepomo dan (c) tangal 1 Juni
Ir. Soekarno.
Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara selain secara lisan juga dalam
uraiannya juga membandingkan dasar filsafat Negara Pancasila dengan
ideologi-ideologi besar dunia seperti liberalism, komunisme, chauvinism,
kosmopolitisme, San Min Chui dan ideologi besar dunia lainnya. Selanjutnya
setelah semua usulan ditampung dibentuklah 8 panitia kecil, untuk meneliti
dan mengelompokkan usulan yang masuk. Namun terjadi perbedaan
perbedaan pendapat dari para anggota sidang, mengenai hubungan antara
agama dan nagara. Para anggota sidang yang beragama Islam menghendaki
bahwa negara berdasarkan syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis
menghendaki bahwa Negara tidak mendasarkan hukum salah satu agama
tertentu. Untuk mengatasi perbedaan tersebut maka dibentuk lagi suatu
panitia kecil yang berjumlah Sembilan orang yang dikenal sebagai panitia
sembilan, yang anggotanya berasal dari golongan nasionalis, yaitu: Ir.
Soekarno, Mr. Moh Yamin, K.H Wachid Hasyim, Drs. Moh. Hatta ,K.H.
Abdul Kahar Moezakir, Mr. Maramis, Mr. Soebardjo, Abikusno Tjokrosujoso,
H. Agus Salim. Panitia sembila sidang tanggal 22 Juni 1945 dan
menghasilkan kesepakatan yang menurut istilah Ir. Soekarno adalah suatu
modus, kesepatan yang dituangkan dalam Mukadimah (Preambule) Hukum
Dasar, alenia 4 dalam rumusan dasar negara, dimana Moh. Yamin
mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.
Selanjutnya diadakan sidang BPUPKI kedua tanggal 10 Juli 1945 , dimana
Ir. Soekarno diminta untuk menjelaskan tentang kesepakatan tanggal 22 Juni
1945 (Piagam Jakarta). Karena telah mencapa kesepakatan maka pembicaraan
dasar negara dianggap telah selesai. Pancasila disahkan pada 18 Agustus 1945
bersamaan dengan disahkan UUD 1945, karena didalam pembukaan UUD
1945 memuat isi dari pada Pancasila yang berisi lima butir:
1.

Ketuhanan Yang Maha Esa

2.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.

Persatuan Indonesia

4.

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan
5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Bersama dengan disahkannya UUD 1945 juga diangkatnya Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden (Kaelan. 2010.
Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma, hal: 35-46)
.
1. Pada masa ORBA Pancasila dijadikan sebagai political force di samping
sebagai kekuatan ritual. Sebagian kalangan dari golongan Islam saat itu
menolah reinforcing pemerintah dan menganggap pemerintah mengagamakan
Pancasila. Bagaimana tanggapana Saudara terhadap perbedaan pandangan
ini? Jelaskan!
Jawab:
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara republik Indonesia, karena
Pancasila lahir dari berbagai budaya, suku, adat istiadat, dan juga berbagai
agam yang ada di negara Indonesia. Perbedaan pandangan antara pemerintah
pada era Orde baru dengan golongan Islam saat itu hanya salah mengartikan
Pancasila sebagai political force disamping kekuatan ritual. Yang dimaksud
pancasila sebagai political force yaitu dimana Pancasila sebagai pegangan
hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia tidak lemah, bahkan jika ada
pihak-pihak tertentu ingin mengganti, merubah Pancasila dan menyimpang
dari Pancasila pasti akan digagalkan, sehingga yang dimaksud disini
Pancasila bukan diagamakan namun Pancasila digunakan untuk memberikan

semangat dan menyatukan masyarakat dari berbagai agama, kebudayaan,


tradisi, dan ras meraka masing-masing.

2. Saat ORBA tumbang dan Indonesia memasuki masa reformasi, muncul fobia
terhadap Pancasila. Mengapa hal ini terjadi? Apakah dampaknya bagi bangsa
Indonesia?
Jawab:
Alasan masyarakat Indonesia fobia terhadap pancasila ketika runtuhnya
orde baru dan digantikan dengan masa reformasi, karena pada saat itu banyak
merajalela kasus KKN pada seluruh instansi serta lembaga pemerintahan.
Para wakil rakyat yang seharusnya membawa amanat rakyat dalam
kenyataannya tidak dapat berfungsi secara demokratis, DPR, dan MPR
menjadi mandul karena sendi-sendi demokrasi telah dijangkiti penyakit
nepotisme. Pancasila yang seharusnya sebagai sumber nilai, dasar moral etika
bagi negara dan aparat pelaksana negara, namun kenyataannya justru
digunakan sebagai alat legitimasi politik, semua kebijaksanaan dan tindakan
penguasa mengatasnamakan Pancasila, justru melakukan tindakan yang
bertentangan dengan nilai pancasila. Akibat dari hal ini yaitu hancurnya
ekonomi nasional, yang memicu timbulnya gerakan masyarakat yang
dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan
moral politik yang menuntut adanya reformasi di segala bidang terutama
bidang politik, ekonomi, dan hukum. Dari segi sosial banyak terjadi konflikkonflik sosial yang pada akhirnya melemahkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Dalam bidang budaya, terjadi disorientasi yang diiringi rusaknya
moral generasi muda. Dalam segi ekonomi, Indonesia mengalami
cengkraman terhadap modal asing, dan dalam segi politik, terjadi aktivitas
politik yang seakan-akan hanya mementingkan satu kelompok atau golongan
(Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. 2013. Hal:17-18).

3. Azyumardi Azra menggagas rejuvenasi Pancasila pada tahun 2004 yang


kemudian memunculkan istilah Empat Pilar Kebangsaan dari MPR-RI.
Istilah ini mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat. Setujukah
Saudara dengan istilah ini ataukah tidak? Apakah Empat Pilar Kebangsaan
ini sesuai dengan gagasan rejuvenasi Pancasila?
Jawab:
Tidak setuju. Karena walau bagaimanapun kedudukan pancasila
sebagai dasar negara tidak dapat di tempatkan diantara empat pilar. Itu
disebabkan karena pancasila merupakan dasar negara yang bersifat tetap,
kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR-RI. Gagasan
Empat Pilar Kebangsaan yang di gagaskan oleh MPR terdiri dari Pancasila,
UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Kaelan (2012: 249252) istilah Empat Pilar Kebangsaan mengandung kesalahan terminologi
yang mengacu pada suatu pengertian Berbangsa dan Bernegara sebagai
bangunan besar, sebab secara epistemologis kategori Pancasila, UUD 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan berada dalam kategori yang setara
atau sama. Inilah yang menyebabkan istilah Empat Pilar Kebangsaan
sangat tidak sesuai dengan gagasan rejuvenasi Pancasila. Logikanya jika
pancasila dikategorikan dalam keempat pilar tersebut itu berarti sama saja
mengatakan pancasila sebagai salah satu dari keempat tiang/pilar. Jika
demikian, lalu apa yang akan menjadi dasar tempat berdirinya keempat pilar
tersebut. (Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. 2013. Hal: 17-22).

7.

Setelah mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan Pancasila, makna apakah


yang dapat Saudara petik?
Jawab:
Setelah mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan Pancasila, pelajaran
yang bisa dipetik yaitu bahwa diperlukannya sikap tolenransi dan solidaritas
untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia, karena tanpa

adanya sikap toleransi dan solidaritas antar sesama, maka perpecahan bisa
terjadi dengan mudah. Bangsa Indonesia tidak terbentuk dari persamaan ras,
bahasa, agama, kebudayaa dan tradisi maupun letak geograifis, melainkan
terbentuk karena sebuah jiwa yang ingin hidup merdeka tanpa adanya
gangguan dari manapun. Dan tujuan pancasila yang sebenarnya adalah
membuat bangsa indonesia menjadi masyartakat yang bermartabat. (Materi
Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. 2013).

Anda mungkin juga menyukai