Anda di halaman 1dari 1

Pemerintah Pastikan Harga Bensin Tetap

Pertamina Pilih Naikkan Pertamax


JAKARTA Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium untuk Mei
dipastikan tidak naik. Alasan Kementerian ESDM, rata-rata harga minyak dunia
dari 25 Maret sampai tanggal yang sama pada April cenderung tetap. Lagi-lagi,
keputusan itu dipastikan membuat PT Pertamina (Persero) lemas. Plt Dirjen
Migas IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, keputusan itu yang terbaik ketika harga
minyak dunia stabil. Pemerintah tidak boleh menurunkan harga premium, apalagi
menaikkan harga produk dengan oktan 88 itu. Harganya tetap. Berlaku sejak 1
Mei 2015 pukul 00.00, ujarnya. Jadi, komposisi harga premium di Jawa,
Madura, dan Bali (Jamali) tetap Rp 7.400 per liter. Sedangkan di luar Jamali,
bensin dilepas Rp 7.300 per liter. Harga yang sama juga berlaku untuk solar,
yakni masih Rp 6.900. Terpisah, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang
menyebut harga itu jauh dari keekonomian. Artinya, pemerintah masih berbaik
hati untuk tidak menaikkan harga premium. Padahal, idealnya ada penyesuaian
harga supaya BUMN energi itu tidak rugi saat jualan premium. Sudah
disampaikan ke pemerintah, tapi Pertamina kan milik pemerintah juga, ujarnya.
Lantaran usulan tidak direspons, mau tidak mau perusahaan yang dipimpin Dwi
Soetjipto itu harus mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah. Soal
kemungkinan merugi, dia yakin pemerintah punya solusi. Supaya kerugian tidak
terus membengkak, Pertamina memutuskan untuk menaikkan pertamax yang
sekarang Rp 8.600 per liter. Produk dengan nilai oktan 92 itu rencananya
mempunyai harga baru per 1 Mei. Soal berapa besarannya, direktur yang akrab
disapa Abe itu belum bisa membuka. Yang pasti, tidak terlalu signifikan. Dia
menjelaskan, Pertamina harus menjaga disparitas harga pertamax dengan
premium sekitar seribuan rupiah. Kalau tidak, dia khawatir ada konsumen
pertamax yang terus memilih untuk kembali ke premium. Kalau sampai lari (ke
premium) kerugian bisa lebih besar, ujarnya. Sejak perbedaan harga premium
dan pertamax dijaga, Pertamina menyebut ada lonjakan konsumen sampai 300
persen. Kalau sebelumnya setiap hari hanya menghabiskan sekitar 2 ribu kiloliter
(kl), saat ini mencapai 6-7 ribu kl. Nah, kondisi itu yang dijaga betul oleh
Pertamina. Dia menambahkan, pihaknya baru bisa menggenjot harga setelah
pertalite keluar. BBM jenis baru itu yang nantinya menjaga pelanggan supaya
tidak kembali ke premium saat pertamax naik. Dalam waktu dekat, pihaknya
akan mengadakan diskusi dengan beberapa orang untuk menjelaskan soal
pentingnya pertalite. Dirut Pertamina Dwi Soetjipto menurutkan, sudah
menyampaikan perihal kenaikan harga minyak dunia. Namun, pemerintah yang
mempertimbangkan kepentingan masyarakat kadang menjadi masalah bagi
kinerja Pertamina. Tapi, sebagai alat negara kami akan melaksanakan keputusan
pemerintah sepenuhnya, terangnya.
Sumber: Kaltim Post, Kamis 30 April 2015

Anda mungkin juga menyukai