Perilaku Oleh Devi Permata Sari, 1306370884 Data Publikasi: MPKT A Buku Ajar III Pengarang
: R. Ismala Dewi, Slamet Soemiarno, Agnes Sri Poerbasari, Eko. A.
Meinarno
Untuk membangun rasa kebangsaan dan kesatuan, para pendiri bangsa
mencetuskan sebuah ide berupa nilai yang dijadikan sebagai landasan berperilaku. Nilai-nilai yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa dikenal dengan lima nilai dasar atau Pancasila. Nilai-nilai umum yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Menurut Somatri, nilai-nilai tersebut tidak dapat terpisahkan satu sama lain dan saling berhubungan. Hal mendasar dari suatu nilai adalah konsep yang dianggap baik atau buruk dan tepat atau tidak tepat yang disepakati oleh masyarakat karena salah satu fungsi nilai adalah fondasi dari pembentukan karakter. Nilai dijunjung oleh masyarakat karena memberikan arahan dalam pengambilan keputusan dan bentuk kegiatannya. Nilai yang dianut individu, dapat diperkirakan tingkah lakunya dalam berbagai situai dan terdapat keselarasan antara nilai dan tingkah laku individu/masyarakat. Namun, pada kenyataannya terdapat pula banyak hal yang tidak menunjukkan keselarasan antara nilai, karakter, dan tingkah laku indivdu atau masyarakat. Contohnya adalah apabila seseorang yang menjunjung nilai kejujuran melakukan tindakan tidak terpuji seperti mencuri atau korupsi. Saat ini di Indonesia telah terjadi beberapa pergeseran nilai pada Pancasila, diantaranya adalah pada nilai ketuhanan dan kesatuan. Nilai ketuhanan menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan nilai kesatuan adalah berupaya untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada diri/kelompok. Namun pada kenyataannya kehidupan
beragama belum memberikan jaminan akan peningkatan kualitas keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat. Hal ini terwujud dari maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia, perilaku tersebut menyimpang karena melanggar moralita, etika dan kepatuhan. Selain hal tersebut, perilaku korupsi juga menyimpang dari nilai kesatuan karena korupsi adalah tindakan yang hanya mementingkan diri/kelompok daripada bangsa dan negara. Indonesia memang negara yang sudah merdeka, namun
kemerdekaan
yang sesungguhnya ternyata belum dapat dirasakan sepenuhnya. Kemerdekaan
sebagaimana yang dicita-citakan dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat belum bisa dirasakan pada saat ini. Indonesia masih terjajah melalui kekuatan ekonomi dan budaya. Sebelum melihat bagaimana terjajahnya Indonesia oleh bangsa lain, tanpa disadari bahwa adanya penjajahan terhadap tanah air ini oleh para pemangku kekuasaan. Mereka telah menggunakan kekuasaannya dalam mengeruk kekayaan negara ini demi kepentingan pribadi. Praktik korupsi yang masih merajalela hampir menimbulkan rasa pesimis untuk dapat mewujudkan Indonesia bersih dari korupsi.Menurunnya stigma negatif yang melekat terhadap para pelaku korupsi menyebabkan sikap-sikap tanpa rasa malu semakin biasa ditunjukkan para koruptor. Sehingga menyebabkan korupsi akan semakin menjamur karena tidak ada sanksi moral yang menyebabkan orang merasa tertekan untuk melakukan korupsi. Apabila pergeseran nilai ini semakin berlanjut, suatu saat korupsi tidak dapat dibendung lagi keberadaannya. Penyelenggaraan Negara yang menyimpang dari ideologi Pancasila dan mekanisme Undang-Undang Dasar 1945 dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kekuasaan diantara lembaga-lembaga dan jauh dari cita demokrasi dan kemerdekaan yang ditandai dengan berlangsungnya sistem kekuasaan yang bercorak absolute karena wewenang dan kekuasaan para penguasa berlebihan yang melahirkan budaya KKN. Keseluruhan gambaran tersebut menunjukkan kecenderungan menurunya kualitas kehidupan dan jati diri bangsa Indonesia. Kondisi itu menuntut bangsa Indonesia terutama penyelenggara Negara, para elite politik dan pemuka masyarakat, agar bersatu dan bekerja keras melaksanakan reformasi dalam segala bidang kehidupan dengan bertumpu pada pandangan hidup bangsa dan dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Karena selain nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila, didalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 terdapat tujuan nasional Negara Indonesia antara lain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Jadi kesimpulannya adalah, dari pemahamannya seharusnya dalam setiap pelaksanaan pembangunan selalu berdasarkan pada dasar Negara dan pandangan hidup bangsa yang telah dijabarkan dalam pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 dan sila-sila Pancasila, namun pada kenyataanya dalam kehidupan seharihari nilai-nilai tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik karena kuranganya kesadaran masyarakat dalam mengartikan kedudukan dan fungsi pokok dari Pancasila tersebut. Itulah yang menjadi salah satu sebab dari pergeseran nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia yang menjadikan bangsa Indonesia semakin terpuruk.