Anda di halaman 1dari 6

Nama :

Dicki Rachman

NPM :

1406567214

Kelompok 2, Program Studi Teknik Kimia


Topik Materi: Menentukan Laju Perpindahan Kalor Tak Tunak
Outline :

Perpindahan Kalor Konduksi secara Tak Tunak.


Sistem Dimensi Rangkap Kondisi Tak Tunak.
Kondisi Batas.
Analisis Kalor Transien

Pembahasan :
I.

Perpindahan Kalor Konduksi secara Tak Tunak


Jika sebuah benda padat tiba-tiba mengalami perubahan lingkungan, maka diperlukan
beberapa waktu sebelum suhu benda itu berada kembali pada keadaan seimbang. Keadan
seimbang ini kita sebut keadaan tunak (steady state); dan distribusi suhu serta perpindahan
kalor dapat kita hitung dengan menggunakan metode-metode yang telah ada.
Dalam proses pemanasan atau pendinginan yang bersifat transien atau fana yang
berlangsung sebelum tercapainya keseimbangan, analisis mesti disesuaikan untuk
memperhitungkan perubahan energi dalam benda menurut waktu. Demikian pula kondisi
atau syarat-syarat batas mesti disesuaikan agar cocok dengan situasi fisis yang terdapat
dalam masalah perpindahan kalor keadaan tak-tunak(unstedy-state heat-transfer) analisis
perpindahan kalor keadaan tak tunak jelas mempunyai arti praktis yang nyata mengingat
banyaknya proses-proses pemanasan dan pendinginan. Untuk menganalisis masalah
masalah perpindahan kalor transien. Kita dapat mulai dari penyelesaian persamaan umum
konduksi kalor dengan metode pemisahan variable, seperti halnya pengolahan analitis yang
kita kerjakan untuk masalah keadaan tunak dua dimensi

II.

Sistem Dimensi Rangkap Kondisi Tak Tunak


Sistem ini, berlaku pada kondisi dimana suatu bidang memiliki panjang yang tidak
terlalu jauh panjangnya, apabila dibandingkan dengan lebar dan tingginya, begitu juga suatu
silinder yang memiliki panjang yang tidak terlalu jauh bedanya apabila dibandingkan
dengan diameternya, oleh karena itu dibutuhkan suatu variable ruang yang baru untuk
menghitung distribusi suhu pada jarak yang berhingga tersebut, yang mana persamaan
differensial yang mengaturnya adalah persamaan :

Pada sistem dimensi rangkap juga dapat dibuktikan bahwa distribusi suhu takberdimensi dapat dinyatakan sebagai produk perkalian dari penyelesaian dua soal plat yang
masing-masing tebalnya 2 L1 dan 2 L2 , yang mana dapat diketahui bahwa L1 dan
L2

memiliki panjang yang tidak terlalu berbeda jauh, sehingga tidak ada yang dapat

diabaikan :

Dengan cara tersebut juga bias digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
balok pada kondisi tiga dimensi, dimana dapat dinyatakan dengan produk dari tiga buah plat
yang saling dikali satu sama lain. Demikian pula penyelesaian untuk silinder, kombinasikombinasi lain dapat diperoleh pada gambar dibawah ini, dimana
C() = penyelesaian untuk silinder tak berhingga
P(X) = Plat tak berhingga
S(X) = Benda padat semi tak berhingga
Dengan demikian,

Gamb
ar II.1 Sistem Multidimensi. (a) plat semi tak-hingga ; (b) batangan siku-empat tak
berhingga; (c) batanagan siku empat semi-takberhingga; (d) paralelpidum segi-empat; (e)
silinder semi-takberhingga; (f) silinder pendek
(Sumber : Holman, Heat Transfer 10th edition, hlm 167)
.
III.

Kondisi Batas
Kondisi batas konveksi harus disesuaikan untuk dapat memperlihatkan dan
memperhitungkan peprindahan jalur konveksi pada permukaan. Pada permukaan benda
padat, kondisi batas konveksi berhubungan dengan kondusi kalor transien.
Dalam kasus-kasus kondisi batas, harus diketahui bahwa :
T w = suhu lingkungan konveksi
T o = suhu pusat atau x=0 dan r =0
Ti

= suhu awal seragam pada titik-waktu nol (t=0)

Pada bagan-bagan untuk menyelesaikan soal-soal kondisi batas, profil suhu


takberdimensi dinyatakan dalam dua parameter, yaitu angka Biotdan Fourier, yaitu dalam
rumus :

Pada bagan Heisler, untuk menggunakannya terbatas pada nilai-nilai Fourier yang
lebih besar dari 0,2.

IV.

Analisis Kalor Transien(Tak-Tunak )


Analisis kalor transien merupakan salah satu metode perhitungan distribusi suhu
pada suatu benda padat dengan ketebalan tertentu ataupun tak berhingga dalam kondisi
steady maupun unsteady state. Analisis kalor transien dibagi menjadi beberapa bentuk
perhitungan yaitu:
Persamaan diferensial untuk distribusi suhu pada bahan semi padat tak-berhingga

Dengan kondisi batas dan untuk T ( x ,0 )=T i dan T ( 0, )=T o untuk >0 .
Pemecahan menggunakan transformasi Laplace dihasilkan

Dimana fungsi galat gauss didefinisikan sebagai

Jika fungsi galat disisipkan pada persamaan distribusi suhu maka

Untuk menentukan aliran kalor pada setiap posisi x ditentukan dengan cara:

Dengan mengintegrasikan persamaan


Maka aliran kalor dipermukaan adalah:

Aliran kalor dipermukaan dibagi menjadi dua bentuk yaitu:


1. Fluks kalor yang diberikan dipermukaan secara tiba-tiba
Contoh jika pada suatu es balok diberikan suatu koil pemanas
dipermukaannya yang suhunya sangat tinggi, sehingga suhu dipermukaan es
balok berubah secara tiba-tiba dan cepat. Persamaan yang dapat digunakan untuk
menentukan aliran kalornya adalah:

2. Fluks kalor dipermukaan tetap

Pada permukaan suatu benda tidak terjadi perubahan suhu secara tiba-tiba
dari tinggi kerendah ataupun sebaliknya, jadi suhu dipermukaan tetap. Jika fluks

awal dipermukaan tetap sebesar


qo
T
=k
A
x
x=0

qo
A

untuk >0

maka T (x, 0) = T i

maka dihasilkan persamaan:

Gambar IV.1 Distribusi suhu pada benda padat semi tak berhingga
(Sumber: http://highered.mcgrhill.com/sites/dl/ ch04.pdf)

DaftarPustaka :

F.Kreith (editor), "The CRC Handbook of Thermal Engineering", CRC Press, 2000.
W.Rohsenow, J.Hartnet, Y.Cho, "Handbook of Heat Transfer", 3rd edition, McGraw-Hill,
1998.
Sri Rahayoe, Budi Rahardjo, dan Rr. Siti Kusumandari. Koefisien Perpindahan Panas
Konveksi Pada Pengeringan Daun Sambiloto Menggunakan Pengering Hampa, sebuah
prosiding dalam dalam Gelar Teknologi dan Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008 di
Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 18-19
November 2008, Repository IPB, diunduh 19 Juli 2010.
Siswantoro, Budi Rahardjo, Nursigit Bintoro, dan Pudji Hastuti. Model Matematik
Transfer Panas Pada Penggorengan Menggunakan Pasir, sebuah prosiding dalam Gelar
Teknologi dan Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008 di Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 18-19 November 2008. Repository IPB ,
diunduh 19 Juli 2010.
S. Mariyah,, S. Rahayu, dan B. Rahardjo. Perpindahan Panas dan Massa pada Proses
Pemasakan Kacang Mete Dengan Manipulasi Tekanan, sebuah prosiding dalam Gelar
Teknologi dan Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008 di Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 18-19 November 2008. Repository IPB,
diunduh 19 Juli 2010.
H. Suhardiyanto. Permodelan Suhu Udara di Dalam Rumah Tanaman. Repository IPB,
diunduh 19 Juli 2010.

Anda mungkin juga menyukai