STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 23 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Kp.Kamatan tilu RT 07/02 Hegarmanah, Sagaranten, Kab.
Sukabumi
Tanggal Masuk Rumah Sakit
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
: 03 November 2014
: OS mengeluh kejang 3x masing masing
telinga, hipetensi.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Epilepsy (-)
Riwayat Pengobatan :
OS pernah berobat ke dokter dan dirawat di rumah sakit 1 bulan
yang lalu.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit Sedang
Composmentis
GCS E4M6V5
: 15
Tanda tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 82 kali/ menit, regular
Pernapasan
: 16 kali/ menit, regular
Suhu
: 36.6 C
Status Generalis :
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
Atas
Bawah
Status Neurologis
Saraf Otak
N. I
: Nervus Olfaktorius
Fungsi Penghidu
N. II
Sinistra
Tidak dilakukan
: Nervus Optikus
Visus
Lapang Pandang
Fundus
N. III
Dextra
Tidak dilakukan
Dextra
Tidak dilakukan
Normal
Tidak dilakukan
Sinistra
Normal
Tidak dilakukan
: Nervus Okulomotorius
Ptosis
Ukuran Pupil
Refleks cahaya langsung
Refleks cahaya tidak langsung
Gerakan Bola Mata
Ke medial
Ke medial superior
Dextra
Sinistra
Bulat, isokor ODS 3 mm
+
+
+
+
+
+
+
+
Ke lateral superior
Ke lateral inferior
Akomodasi
N. IV
+
+
+
Dextra
+
Sinistra
+
: Nervus Trokhlearis
N. V
+
+
+
: Nervus Trigeminus
Motorik
Membuka mulut
Kekuatan menggigit
dan kiri
Sensibilitas (sensasi raba dengan sapuan kuas)
Ramus oftalmik
Normal, simetris pada kedua sisi
Ramus maksilaris
Normal, simetris pada kedua sisi
Ramus mandibularis
Normal, simetris pada kedua sisi
Refleks
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Refleks bersin
N. VI
: Nervus Abdusen
Dextra
+
: Nervus Fasialis
Lipatan dahi
Gerakan menutup mata
Mengangkat alis
Menyeringai
Menggembungkan pipi
pengecapan 2/3 anterior lidah
N. VIII
Sinistra
+
: Nervus Vestibulokoklearis
Fungsi Pendengaran
Nistagmus
Tes tunjuk
Tes Bisik
Tes Schwabach
Tes Rinne
Tes Weber
Keseimbangan
N. IX
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
: Nervus Glosofaringeus
Arkus faring
Pengecapan 1/3 posterior lidah
N. X
Simetris
Tidak dilakukan
: Nervus Vagus
Letak uvula
Refleks Muntah
Menelan
sisi
Tidak terdapat gangguan menelan
makanan cair maupun padat
N. XI
: Nervus Aksesorius
Memalingkan wajah
Mengangkat bahu
N. XII
: Nervus Hipoglosus
Sikap lidah
Fasikulasi
Tremor
Atrophy
Fungsi Motorik
Kekuatan otot
-/-/-/-
: 5
5
5
5
Atrophy
Fungsi Sensoris
Nyeri : Ekstremitas Atas sebelah kanan (+), sebelah kiri (+)
Ekstremitas Bawah sebelah kanan (+), sebelah kiri (+)
Raba : Ekstremitas Atas sebelah kanan (+), sebelah kiri (+)
Ekstremitas Bawah sebelah kanan (+), sebelah kiri (+)
Suhu : tidak dilakukan
Fungsi Vegetatif
Miksi
Defekasi
Kulit
BAK lancar
BAB lancar
Normal, produksi keringat baik, tidak dapat kulit yang
kemerahan disertai keluhan panas pada kulit.
Refleks Fisiologis
Refleks biseps
Refleks triceps
Refleks patella
Refleks ascilles
Refleks Patologis
Babisnski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
: +/+
: +/+
: +/+
: +/+
: -/: -/: -/: -/-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboraturium
Hasil pemeriksaan tanggal 03/11/2014
Nilai rujukan
20 - 40
< 1.1
Satuan
mg/dl
mg/dl
Hemoglobin
Hasil
14.5
Nilai rujukan
14 18
Satuan
g/dl
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
5700
42
5.0
4000 9000
40 50
4 -5,5
/ uL
%
juta/L
Ureum
Kreatinin
Hasil
28
0.87
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
LED
GDS
Kol. Total
Kol. HDL
Kol. LDL
TG
SGOT
SGPT
As. Urat
Natrium
Kalium
Kalsium
Klorida
84
29
35
258000
10/20
80
126
39
60
133
17
18
3.4
138
3.89
7.89
100
7998
2731
3337
150000 450000
<15
< 120
<200
> 35
< 150
< 200
< 34
< 46
<7.0
137-147
3.6-5.4
8.1 10.8
94 - 111
Fl
Pg
%
/ uL
mm/jam
mg/ dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
U/L/37C
U/L/37C
mg/dl
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Resume
Laki-laki, 23 tahun, datang dengan keluhan kejang 3x SMRS. kelojotan dari
tangan dalam waktu singkat ke seluruh tubuh dan mata mendelik ke atas, 3x,
selama 10 menit. Preiktal mual, iktal tidak sadar, mata mendelik ke atas,
dan mulut berbusa, postiktal lemas, tampak bingung, muntah 2x dan akhirnya
tertidur. Kejang pertama terjadi 10 tahun SMRS, 3 tahun terakhir kejang
makin sering, 1-2x / tahun karena jarang minum obat. Terdapat riwayat
kejang demam saat berusia 7 bulan. Riwayat epilepsi dalam keluarga
disangkal. Riwayat gangguan tumbuh kembang (+)
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan hasil-hasil dalam batas normal, dan pada
pemeriksaan neurologis GCS 15 (E4V5M6), defisit neurologik fokal tidak
ada.
Diagnosis
Diagnosis Klinis : bangkitan tonik klonik
Diagnosis Topis
: Lobus frontalis
Diagnosis Patologis
: Epilepsi et causa Idiopatik
Diagnosis Etiologi
: idiopatik
Rencana Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG), CT-Scan dan pemeriksaan Magnetic
Resonance Imaging untuk mencari etiologi
Hasil EEG
Klasifikasi EEG
Abnormal (bangun)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Epilepsy didefinisikan sebagai keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermitten yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di
neuron neuron secara paroksismal, didasari oleh berbagai factor etiologi.
Bangkitan epilepsy (epileptic seizure) adalah menifestasi klinik dari
bangkitan serupa (streotipik), berlangsung secara mendadak dan sementara
dengan atau tanpa penurunan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik
sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh sutau penyakit otak akut
(unprovoked).
Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinik epilepsi yang
terjadi secara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan
(onset), jenis bangkitan, faktor pencetus, dan kronisitas.
KLASIFIKASI
Klasifikasi yang ditetapkan oleh International League Against Epilepsi
1.
umum tonik-klonik
Bangkitan umum
2.1. Bangkitan umum
a. Lena (absence)
b. Mioklonik
c. Klonik
d. Tonik
e. Tonik-klonik
f. Atonik
10
3. Tak tergolongkan
4. Klasifikasi untuk sindrom epilepsi :
1.
Berkaitan dengan lokasi kelainan (localized related)
1.1. Idiopatik (primer)
1.1.1 Epilepsi benigna dengan gelombang paku di daerah sentratemporal
(childhood epilepsy with centrotemporal spikes)
1.1.2 Epilepsi benigna dengan gelombang paroksismal pada daerah oksipital
1.1.3 Epilepsi membaca primer (primary reading epilepsy)
1.2. Simtomatik (sekunder)
1.2.1. Epilepsi parsial kontinua yang klonik pada anak-anak (sindrom kojenikow)
1.2.2. Sindrom dengan bangkitan yang dipresentasi oleh suatu rangsangan (kurang
tidur, alkohol, obat-obatan, hiperventilasi, epilepsi refleks, stimulasi fungsi
2.
3.
4.
- Bangkitan neontal
- Epilepsi mioklonik berat pada bayi
- Epilepsi dengan gelombang paku (spike wive) kontinyu selama tidur dalam
- Epilepsi afasia yang didapat (Sindrom Landau-Kleffner)
- Epilepsi yang tidak terklasifikasi selain yang di atas
3.2. Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
Sindrom khusus
5.
Bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu
4.1. Kejang demam
4.2. Bangkitan kejang atau status epileptikus yang timbul hanya sekali (isolated)
4.3. Bangkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolik akut, atau toksik,
alkohol, obat-obatan, eklamsi, hiperglikemia non ketotik
4.4. Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
6.
7. ETIOLOGI EPILEPSI
1. Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik.
2. Kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui, termasuk disini
adalah sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan epilepsi mioklonik. Gambaran klinik
3.
8.
9. DIAGNOSIS
10. Ada tiga langkah untuk menuju diagnosis epilepsi, yaitu :
11. Langkah pertama :
memastikan apakah kejadian
yang
bersifat
paroksismal
1.4.
Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikan bertahap sampai dosis efektif
tercapai atau timbul efek samping, kadar obat dalam plasma ditentukan bila bangkitan
otak
Terdapat riwayat epilepsi pada saudara sekandung (bukan orang tua)
Riwayat bangkitan simtomatik
Riwayat trauma kepala terutama yang disertai penurunan kesadara., stroke, infeksi SSP
Bangkitan pertama berupa status epileptikus
Efek samping OAE perlu diperhatikan (tabel 4 & 5)
24.
25. JENIS OBAT ANTI-EPILEPSI
26. Pemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, efek samping OAE
27. Tabel 1. Pemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan
28. JENIS
BANGKI
TAN
30. OAE
PERTAM
LINI
YANG DAPAT
SEBAIKNYA
KEDUA
DIPERTIMBANG
DIHINDARI
KAN
33. BANGKI
TAN
UMUM
TONIK
KLONIK
34. Sodium
38. Clobaza
Valproat
35. Lamotrigi
m
39. Levetirac
ne
36. Topiramat
etam
40. Oxarbaze
e
37. Carbamaz
epine
pine
41. Clonazepam
42. Phenobarbital
43. Phenytoin
44. Acetazolamide
45.
46. BANGKI
TAN
LENA
47. Sodium
50. Clobaza
Valproat
48. Lamotrigi
m
51. Topirama
ne
57. BANGKI
TAN
MIOKLO
NIK
52.
58. Sodium
61. Clobaza
Valproat
59. Topiramat
m
62. Levetirac
54. Carbamazepine
55. Gabapentin
56. Oxarbazepine
67.
68. Carbamazepine
69. Gabapentin
70. Oxarbazepine
78. Phenobarbital
79. Phenytoin
80. Carbamazepine
81. Oxarbazepine
te
49.
60.
53.
etam
63. Lamotrig
ine
64. Piraceta
m
65. Topirama
te
66.
71. BANGKI
TAN
TONIK
72. Sodium
75. Clobaza
Valproat
73. Lamotrigi
m
76. Levetirac
ne
74.
etam
77. Topirama
te
82.
83. BANGKI
TAN
FOKAL
DENGAN
/TANPA
UMUM
SEKUND
ER
84. Sodium
Valproat
85. Lamotrigi
ne
86. Topiramat
e
87. Carbamaz
89. Clobazam
90. Gabapenti
n
91. Levetirace
94. Phenobarbital
95. Acetazolamide
96. Clonazepam
97.
tam
92. Phenytoin
93. Tiagabine
epine
88. Oxarbazep
ine
98.
99. Tabel 2. Pemilihan OAE didasarkan atas jenis sindrom epilepsi
100.
JENIS
101.
BANGKITAN
OAE LINI
102.
PERTAMA
OAE
103.
AOE
104.
OAE
LINI
LAIN
YANG
KEDUA
YANG
SEBAIKNYA
DAPAT
DIHINDARI
DIPERTIM
BANGKAN
105.
EPILEPSI
LENA
PADA
ANAK
KECIL
(CAE)
116.
BANGKITAN
LENA
PADA
ANAK (JAE)
127.
EPILEPSI
MIOKLONIK
PADA
ANAK
EPILEPSI
UMUM
KLONIK
Sodium
109.
Leveti 112.
113.
TONIK
Carbamaz
Valproat
107. Lamotrigi
racetam
110. Topir
epine
114. Oxarbazep
ne
108.
amate
111.
ine
115. Phenytoin
120.
124.
117.
Sodium
Leveti 123.
Carbamaz
Valproat
118. Lamotrigi
racetam
121. Topir
epine
125. Oxarbazep
ne
119.
amate
122.
ine
126. Phenytoin
128.
Sodium
Valproat
129. Lamotrigi
131.
Leveti 133.
racetam
132.
Acetazol
amide
134.
ne
130.
(JME)
138.
106.
139.
135.
Carbamaz
epine
136. Oxarbazep
ine
137. Phenytoin
Sodium
Valproat
140. Lamotrigi
144.
Leveti 146.
racetam
145.
Phenoba
rbital
147. Phenytoi
ne
141. Carbamaz
n
148.
epine
142. Topiramat
amide
149. Clobaza
e
143.
m
150. Clonaze
Acetazol
pam
151. Oxarbaz
epine
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
EPILEPSI
FOKAL
KRIPTOGENIK/S
IMTOMATIK
159.
Topiramat
164.
Cloba
e
160.
Carbamaz
zam
165. Gaba
168.
Acetazol
172.
amide
169. Clonaze
epine
pentin
pam
161. Oxarbazep 166. Leveti 170. Phenoba
ine
162. Sodium
racetam
rbital
167. Pheny 171.
Valproat
163. Lamotrigi
toin
ne
173.
SPASMUS
174.
Steroid
175.
INFANTIL
Cloba
179.
180.
zam
176. Clona
epine
181. Oxarbazep
zepam
177. Topir
ine
182.
amate
178. Sodiu
m
Valproat
183.
EPILEPSI
BENIGNA DGN
GELOMBANG
PAKU DI
DAERAH
SENTRO-
184.
Carbamaz
188.
Leveti 191.
192.
epine
racetam
185. Oxarbazep 189. Topir
ine
186. Sodium
amate
190.
Valproat
187. Lamotrigi
TEMPORAL
ne
193.
194.
195.
EPILEPSI
BENIGNA DGN
GELOMBANG
PAROKSISMAL
DI DAERAH
196.
Carba
mazepine
197. Oxarb
azepine
198. Sodiu
200.
Carbamaz
Leve
tiraceta
m
201. Topir
amate
203.
204.
OKSIPITAL
202.
Valproat
199. Lamot
rigine
205.
EPILEPSI
MIOKLONIK
BERAT PADA
BAYI (SMEI)
206.
Cloba
zam
207. Clona
zepam
208. Topira
210.
Leve
tiraceta
m
211.
212.
Phe 214.
215.
nobarbit
216.
al
217.
213.
Carbamazepine
Lamotrigine
Oxarbazepine
227.
228.
229.
230.
Carbamazepine
Oxarbazepine
239.
240.
241.
242.
Carbamazepine
Oxarbazepine
250.
251.
252.
Carbamazepine
Oxarbazepine
mate
209. Sodiu
m
Valproat
218.
GELOMBAN 219.
G PAKU YANG
KONTINU
PADA
STADIUM
TIDUR DALAM
Sodiu
224.
Leve
tiraceta
Valproat
m
220. Lamot 225. Topir
rigine
221. Cloba
amate
226.
zam
222. Clona
zepam
223.
231.
SINDROM
LENNOXGASTAUT
232.
Sodiu
236.
Leve
tiraceta
Valproat
m
233. Lamot 237. Clob
rigine
234. Cloba
zam
235. Clona
azam
238. Clon
azepam
zepam
243.
SINDROM
LANDAU-
244.
m
Sodiu
247.
Leve
tiraceta
KLEFFNER
Valproat
m
245. Lamot 248. Topir
rigine
246. Steroi
253.
amate
249.
d
254.
EPILEPSI
255.
MIKLONIK-
Sodiu
259.
ASTATIK
Leve
262.
263.
264.
265.
tiraceta
Valproat
256. Cloba
m
260. Topir
zam
257. Clona
amate
261.
Carbamazepine
Oxarbazepine
zepam
258. Topira
mate
266.
267.
268.
270.
OBAT
271.
D 272.
Phenyt
oin
275.
WAK
276.
WAKT
TU
AWA
RUMA
PERHARI
PARUH
TERCEPA
PLASM
TNYA
A (jam)
STEADY
279.
00
TAN
273. (mg
/hari)
280.
400
600
STATE
277. (hari)
281.
282.
2 3x
(untuk yg
283.
15-35
284.
2-7
289.
10
290.
3 15
12
297.
24
CR 2x)
600
285.
JUMLAH
DOSIS
hari)
mazepine
274.
SIS
(mg/
Carba
DO
OSIS
L
278.
286.
00
287.
200
288.
1 2x
400
80
300
291.
Valproi
c acid
292.
00
293.
500
2500
294.
295.
2 3x
(untuk yg
296.
1000
298.
Phenob
arbital
299.
CR 2x)
300.
50 301.
18
302.
200
50
303.
170
100
304.
Clonaz
305.
306.
307.
1 or 2
308.
epam
310.
20
309.
2 10
10
316.
26
322.
60
Clobaz
am
311.
312.
10
313.
314.
-30
2 3x
(untuk yg
315.
30
CR 2x)
317.
Oxarba
zepine
318.
00
319.
600
320.
2 3x
321.
3000
15
900
323.
Levetir
acetam
324.
325.
100
000
3000
326.
2x
327.
68
328.
332.
2x
333.
20
334.
25
2000
329.
Topira
mate
335.
00
331.
100
400
Gabape 337.
ntin
336.
342.
330.
00
338.
30
900
339.
2 3x
340.
57
341.
20 345.
1 2x
346.
15
347.
26
3600
1800
Lamotr
igine
343.
0
344.
200
35
100
348.
350.
CR : controlled release
349. Tabel 4. Efek samping obat anti-epilepsi klasik
OBAT
351.
353.
355.
Carbam 356.
EFEK SAMPING
TERKAIT DOSIS
Diplopia,
dizziness
354.
357.
IDIOSINKRASI
azepine
nyeri
kepala,
mengantuk,
mual,
netropienia,
hiponatremia
358.
Phenyt
359.
oin
teragenik
Nistagmus,
ataksia, 360.
Stevens-johnson,
paradoxical
increase
seizure,
in
anemia
dupuytrens
teratogenik
megaloblastik
361.
Valproi
362.
c acid
Tremor,
berat
badan 363.
muntah,
perifer
kebotakan,
teratogenik
364.
Phenob
365.
arbital
depresi,
insomnia
(pada
Ruam
nekrosis
makulopapular,
epidermal
eksfoliasi,
toksik,
hepatotoksik,
anak),
irritabilty
arthritic
efek
changes,
(pada
anak)
367.
Clonaz
368.
epam
Kelelahan,
mengantuk,
agresi
sedasi, 369.
Ruam, trombositopenia
dizziness,
(pada
anak),
OBAT
372.
373.
LEVETIRA
CETAM
375.
Somnolen,
muncul
astenia,
ataksia,
sering 376.
penurunan
kadar
hemoglobin
dan
hematokrit
377.
Gabapentin
378.
Lamotrigine
381.
Ruam,
dizziness,
tremor, 382.
Johnson
Clobazam
384.
depresi, dysinhibition
386.
Oxcarbazepi
ne
387.
389.
Topiramate
390.
gangguan
saluran
Sindrom
Stevens-
392.
393.
PENGHENTIAN OAE
Dalam hal penghentian OAE maka ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu
syarat umum untuk menghentikan OAE dan kemungkinan kambuhnya bangkitan setelah
OAE dihentikan.
394. Syarat umum untuk menghentikan pemberian OAE adalah sebagai berikut:
Penghentian OAE dapat didiskusikan dengan pasien atau keluarganya setelah bebas dari
395.
sebagai berikut:
Semakin tua usia kemungkinan timbulnya kekambuhan makin tinggi
Epilepsi simtomatik
Gambaran EEG yang abnormal
Semakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan
Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita; sangat jarang pada sindrom epilepsi
benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentro-temporal, 5-25 % pada epilepsi lena
masa anak kecil, 25-75% epilepsi parsial kriptogenik simtomatik, 85-95% pada epilepsi
396.
selama 3-5 tahun, atau lebih dari 5 tahun. Bila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis
efektif terakhir (sebelum pengurangan dosis OAE), kemudian di evaluasi kembali.
397.
398.
399.
400. TERAPI STATUS EPILEPTIKUS
401. Definisi
402. Status epileptikus (SE) adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau
adanya dua bangkitan atau lebih di mana di antara bangkitan-barigkitan tadi tidak terdapat
pemulihan kesadaran. Namun demikian penanganan bangkitan harus dimulai dalam 10 menit
setetah awitan suatu bangkitan.
403. Klasifikasi
404.
SE konvulsif (bangkitan umum tonik klonik)
405.
406.
407.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
408.
1.
2.
Adanya serangan parsial yang berubah menjadi kejang umum sekunder
3.
Adanya serang yang pertama dari SE
4.
Gambaran neuroimaging (CT/MRI) abnormal pada seluruh otak.
409. Pratokol penanganan SE
410. Tabel 7. penanganan status epileptikus konvulsivis
411.
Stadi
412.
Penatalaksanaan
um
413.
Stadi
um I (0
10 menit)
414.
Stadi
um II
415. (1
60 menit)
416.
Stadi
um III (0
kemudian)
Memasukan 50 cc glukosa 50% dengan atau tanpa thiamin 250
60/90
mnt)
417.
Stadi
um
IV
kecepatan 50 mg/mnt
Memulai terapi dengan vasopresor bila diperlukan
Mengoreksi komplikasi
Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30 60 menit, transfer
pasien ke ICU, beri propofol ( 2mg/kgBB bolus iv, diulang bila
(30 90
mnt)
418.
419.