Juknis Pengisian Laptah
Juknis Pengisian Laptah
1.
2.
3.
4.
5.
Nomor Kode RS
Diisi sesuai dengan kode rumah sakit yang diperoleh dari registrasi
rumah sakit pada Kementerian Kesehatan RI.
Tanggal Registrasi
Diisi tanggal yang tercantum dalam sertifikasi registrasi.
Nama Rumah Sakit
Diisi sesuai dengan nama rumah sakit saat ini, dengan menggunakan
Huruf Kapital.
Jenis Rumah Sakit
Diisi sesuai Keterangan Tabel 4 Jenis Rumah Sakit.
Kelas Rumah Sakit
Diisi sesuai Keterangan Tabel 5 Kelas Rumah Sakit. Untuk Rumah Sakit
milik Kemenkes / Pemprov / Pemkab / Pemkot / dll diisi A, B, C, D atau
Tanpa Kelas. Untuk Rumah Sakit milik TNI / Polri diisi 1, 2, 3, 4 atau
6.
Tanpa Kelas.
Nama Direktur RS
Diisi dengan jelas nama dan gelar Direktur Rumah Sakit yang
bersangkutan.
7. Nama Penyelenggara RS
Diisi dengan nama penyelenggara rumah sakit.
8. Status Penyelenggara
Diisi sesuai dengan keterangan Tabel 6 Status Penyelenggara Rumah
9.
dan
masa
berlakunya
pengisian
tanggal/bulan/tahun
Diisi jumlah tempat tidur di ruang ICU, PICU, NICU, ICCU, HCU, ruang
isolasi, ruang IGD (ruang observasi di IGD), ruang bersalin, ruang
operasi, dan ruang Perinatologi.
Untuk ruang Perinatologi bila di rumah sakit masuk dalam ruang rawat
inap maka jumlah tempat tidur diisikan di baris 14.1 maupun 15.10.
16. Ambulans
Diisi jumlah masing-masing item ambulans beserta kondisinya, bila tidak
tersedia jenis ambulans yang dimaksud diisi dengan angka 0.
17. SIM RS
Diisi dengan angka 1 bila terdapat SIM RS (walaupun hanya pada billing
system saja), angka 0 bila tidak terdapat SIM RS di rumah sakit.
18. Bank Darah / UTDRS
Diisi dengan angka 1 bila terdapat Bank darah/UTDRS , angka 0 bila
tidak terdapat Bank Darah / UTDRS di rumah sakit.
19. Layanan Unggulan / Peralatan Canggih
Diisi jenis layanan unggulan yang terdapat di rumah sakit yang
merupakan
pengembangan
layanan
di
rumah
sakit
tetapi
tidak
PONEK, TB
DOTS, VCT, dll) dan peralatan canggih yang dimiliki rumah sakit. Definisi
Operasional Peralatan Canggih adalah alat kesehatan dengan harga
mahal yang memiliki kemampuan mendiagnosis dan terapi serta
keberadaannya masih jarang dimiliki oleh rumah sakit lain.
20. Tingkat Efektivitas Pengelolaan Rumah Sakit
Masing-masing item diisi kondisi pada tiga tahun berturut-turut yaitu
tahun 2012, 2013, dan 2014.
20.1 Instalasi Gawat Darurat
Diisi jumlah penderita laki-laki dan perempuan yang berkunjung di
IGD, serta total kunjungan selama satu tahun yang bersangkutan.
20.2 Instalasi Rawat Jalan
Diisi jumlah pasien yang berkunjung di Instalasi Rawat Jalan
selama satu tahun yang bersangkutan meliputi pasien baru dan
lama, laki-laki dan perempuan, serta total kunjungan.
Pasien baru adalah pasien / pengunjung yang baru pertama kali
datang di rumah
sakit
dan
dapat
melakukan
beberapa
dan
kasus lama dan kasus baru. Untuk pasien lama tidak mendapat
Nomor Rekam Medik lagi.
20.3 Instalasi Rawat Inap
a. Jumlah TT
Yang
dimaksud
dengan
jumlah
TT
adalah
jumlah
inap (Perinatologi, Kelas VVIP, Kelas VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas
III). Jumlah tempat tidur ini bukan kapasitas tempat tidur.
Jumlah tempat tidur tersebut tidak termasuk tempat tidur
yang digunakan untuk bersalin, tempat pemulihan, kamar
tindakan, untuk pemeriksaan
unit
rawat
jalan
(umum,
satu
satu
tahun yang
hari
lamanya
episode
seorang
perawatan.
pasien dirawat
Cara
menghitung
inap
pada
LD
yaitu
keluar
(baik keluar
setiap pasien.
Contoh:
Pasien
Tanggal
Tanggal
Lama Dirawat
A
B
Masuk
10 Mei
13 Mei
Keluar
15 Mei
20 Mei
15 10 = 5 hari
20 13 = 7 hari
dari
semua
pasien
yang dirawat
7 hari.
dilakukan pada
gambaran
tinggi rendahnya
tingkat
pemanfaatan
juga
ini
disamping
memberikan
dapat memberikan
diterapkan
pada
gambaran
gambaran
mutu
tingkat
pelayanan,
untuk tiap-tiap
1000
penderita
keluar.
Indikator
ini
Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25
per 1000 penderita keluar.
diikuti
tenaga medis dan paramedis rumah sakit yang bertugas di ruang IGD,
ICU dan OK, yang menunjang kompetensi masing-masing profesi.
Dikatakan pelatihan yaitu minimal 30 jp.
x 100 %
seberapa
besar
kemampuan
Rumah
Sakit
menutup
dengan
baik pasien
umum
(CR)
yaitu
kemampuan
perusahaan
membayar
dihitung
dengan
membandingkan
bisa
digunakan
menggambarkan
kewajiban
yang
harus
dibayar
dan
x 100 %
perusahaan
dalam
memenuhi
x 100 %
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
3. Cash
Ratio
adalah
rasio
yang
digunakan
untuk mengukur
kemampuan perusahaan
dalam
membayar
kewajiban
jangka
to
Total
Asset
hutang
lancar dan
aktiva
diketahui.
Ratio
hutang
Rasio
merupakan
jangka
perbandingan
ini menunjukkan
berapa
antara
seluruh
bagian
dari
anggaran
yang
digunakan
kegawatdaruratan
berdasarkan
jenis
ketenagaan.
Kesehatan
(dirinci
masing-masing
yang
tersedia
di
IGD
dan
yang bisa
Pulang
diisi
jumlah
banyaknya
penderita
yang
boleh
pulang
dari
pasien
mengirim
puskesmas, fasilitas
yang
kesehatan
dirujuk kembali
untuk mendapatkan
ke
lain,
RS
lain, dan
sarana kesehatan
pengawasan
pengobatan
yang
dan
mengirim.
Pasien Rujukan diisi sesuai dengan jumlah pasien rumah sakit yang
dirujuk ke
pasien
yang
dirujuk ke atas (ke RS lain yang lebih mampu menangani) dan pasien
tersebut sebelumnya datang sendiri atau tidak berasal dari rujukan
fasilitas kesehatan lainnya.
Diterima Kembali diisi sesuai dengan jumlah pasien yang diterima
kembali setelah pasien tersebut dirujuk ke atas.
c. Rekapitulasi Sepuluh Besar Kasus Rujukan
Diisi sepuluh besar diagnosa kasus rujukan.
3. Pelayanan Rawat Jalan
a. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Kunjungan Baru adalah pasien yang pertama kali datang ke salah
satu jenis pelayanan rawat jalan, pada tahun tersebut berdasarkan
jenis kelamin.
Kunjungan Lama adalah kunjungan berikutnya dari suatu kunjungan
baru, pada tahun tersebut berdasarkan jenis kelamin.
Total kunjungan diisi jumlah kunjungan baru dan kunjungan lama.
b. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan
Data sepuluh besar penyakit rawat jalan merupakan rekapitulasi
dari jumlah banyaknya kasus pada unit rawat jalan untuk satu tahun.
Diisi berdasarkan urutan 10 (sepuluh) kasus terbanyak. Kode ICD 10
tahun.
Pasien Keluar Hidup diisi sesuai dengan jumlah pasien keluar hidup
(sembuh, dirujuk, pulang paksa) setelah mendapat pelayanan rawat
inap di rumah sakit selama satu tahun yang bersangkutan yang
selama
satu
jenis kelamin.
Jumlah Lama Dirawat diisi sesuai dengan total lama dirawat dari
pasien yang sudah keluar rumah sakit (hidup maupun mati) setelah
mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit
bersangkutan.
Jumlah Hari Rawat diisi sesuai dengan total hari rawat dari semua
pasien yang mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit selama
4. Pelayanan Bedah
a. Jumlah Operasi
Diisi sesuai dengan
kegiatan
operasi
yang
menjadi
dilakukan
4
menurut
kategori
yaitu
pasien.
Penderita rujukan adalah penderita yang diterima dari unit-unit
yang
rumah sakit tersebut dengan membawa surat rujukan dari unit yang
merujuk pada saat penderita tiba di rumah sakit.
Penderita datang sendiri adalah penderita yang datang sendiri ke
rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit tersebut
dan bukan kiriman dari unit lain.
Penderita dirujuk adalah penderita yang dikirim dari rumah sakit
kepada unit
hasil
penilaian
survey kepuasan
negatif
paru,
(selaput
paru)
dan
pra
testing,
konseling
post
testing,
pengambilan
keputusan
untuk
testing,
dan
(orang dengan
kebutuhan
HIV
klien
AIDS).
Pelayanan
pengobatan
CST
untuk
disesuaikan
kematian
wanita
yang
terjadi
yang
berhubungan
dengan
atau diperberat
oleh
menjadi
Rujukan berarti
Ibu
dua
yaitu
berasal
dari
rujukan
dan
datang sendiri.
dari unit-unit
yang
kurang
ke
jumlah
kematian
Ibu
persalinan
di
Rumah
Sakit
seperti UGD,
dll
sehingga
rawat
inap,
kamar
operasi,kamar
Tribulan
dan perinatal
bagi rumah sakit rujukan yang dibuat oleh WHO tahun 2009. Buku
Saku tersebut
berisi
pedoman
pelayanan
kesehatan
anak di
Baby puff,
Bubble
CPAP,
Sakit
sarana
dan
standar/tidak
peralatan
rumah
lahir
Rumah
secara terpadu
Sakit
PONEK
dan
24
komprehensif
jam
di
Rumah
Sakit.
selama
dengan
pelayanan
maternal
dan
emergensi
neonatal.
b. Dokter, bidan
PONEK
di
dan
rumah
perawat
telah
mengikuti
pelatihan
tim
Prosedur
penerimaan
dan
dari1 jam.
g. Tersedia kamar
melakukan
umum.
h. Tersedia
operasi
operasi,
kamar
yang
siap
(siaga
24
jam)
untuk
bersalin
yang
mampu
menyiapkan
operasi
operasi
atau
lain
seperti Laboratorium
dan
berperan
Radiologi
dalam
selama
24
harus bersih
(bebas,
debu,
kotoran,
dengan
TIM
jumlah kunjungan
klinik/RS sekitarnya
PONEK
pembinaan
ke
RS sekitarnya diisi
dr.
SPOG/SPA
ke
secara
sistematis sebab
kematian
atau
dan
kesakitan
ibu,
melakukan
pelayanan
penanganan
IMS
berdasarkan
standar
ARVyang
terdiri
dari
dokter
spesialis
penyakit
DOTS
adalah
Rumah
Sakit
yang
rawat
inap
khusus
layanan
yang
terkait
koordinasi
dengan
antara
koordinasi
TB
di
RS,
RS
dengan
tim
yang
dibentuk di
adalah
sejak
b. Numerator
Jumlah kumulatif
rerata
penilaian
kepuasan
pasien
Gawat
adalah
kematian
yang
terjadi
dalam
sendiri
maupun
jalan
di
rumah
sakit.
Ketersediaan
pelayanan
yang
diperlukan
mulai
pasien
tentang
persepsi
pelanggan
b. Numerator
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan
yang disurvey.
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n=50)
d. Standar : 90%
7. a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB (untuk
RS yang telah melaksanakan TB DOTS)
a. Definisi Operasional
Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis pada
pasien rawat jalan
b. Numerator
Jumlah
penegakan
diagnosis TB
melalui
pemeriksaan
adalah
dokter
dan
tenaga
dokter
yang
satu
bulan
yang
mempunyai
dokter
pelayanan
rumah
sakit
yang
sakit
tersebut.
b. Numerator
Jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif).
c. Denominator
Tidak ada
d. Standar : minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan,
dan bedah (kecuali rumah sakit khusus sesuai dengan spesifikasi
rumah sakit tersebut).
4. Jam Visite Dokter Spesialis
a. Definisi operasional
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap
hari
ditandai
oleh
rasa
panas
(kalor),
kemerahan
(color),
infeksi
yang
dialami
oleh
pasien
7. Tidak
adanya
kejadian
pasien
jatuh
yang
berakibat
kecacatan/kematian
a. Definisi operasional
Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat
baik akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi, dsb, yang
berakibat kecacatan atau kematian.
b. Numerator
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh.
c. Denominator
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut.
d. Standar : 100%
8. Kematian pasien > 48 jam
a. Definisi operasional
Kematian pasien > 48
jam
adalah
kematian yang
terjadi
pulang
atas permintaan
pasien
atau
di
dilaporkan.
c. Denominator
Seluruh kasus TB yang diobati di rumah sakit.
d. Standar : 60%
12. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap di RS yg memberikan pelayanan
jiwa
a. Definisi operasional
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan Rumah Sakit Jiwa yang
diberikan
kepada
pasien
tidak
gaduh
gelisah
tetapi
pasien
yang
dirawat
dalam
satu
bulan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Kegiatan
Pelayanan Bedah
1. Waktu tunggu operasi elektif
a. Definisi Operasional
Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai
dokter memutuskan
untuk operasi
yang
terencana sampai
pada
yang
sisi
salah,
misalnya
yang
semestinya
dalam
waktu
satu
bulan
kejadian pasien
yang
dioperasi
dalam
satu
bulan
dikurangi
asing seperti
benda
kapas,
asing
gunting,
adalah
peralatan
pasien yang
mengalami
kejadian
dalam
bulan
tertinggalnya
dimana
tubuh
dikurangi
benda
asing
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
adalah
perdarahan
yang
terjadi
pada
saat
yang
terjadi
akibat
perdarahan,
pre
adalah
TIM
antara
pasien
dengan
bidan
untuk
kasus yang
ditangani,
perawat
D3
perawat
D3
dengan
sertifikat
perawat
7. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Laboratorium
1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai
dengan
laboratorium
adalah
dokter
spesialis
hasil pemeriksaan
adalah
adanya
laboratorium.
tanda tangan
Bukti
pada
dilakukan
lembar
hasil
jumlah
penyerahan
hasil
laboratorium
salah
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Radiologi
1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima
hasil yang sudah diekspertisi.
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam
satu bulan
c. Denominator
Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut
d. Standar : 3 jam
2. Pelaksana ekspertisi
a. Definisi operasional
Pelaksanaan ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis radiologi
yang mempunyai
kewenangan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Rehabilitasi Medik
1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang
direncanakan
a. Definisi operasional
Drop
out
pasien
direncanakan
terhadap
pelayanan
rehabilitasi
yang
tindakan
rehabilitasi
medic yang
diperlukan
yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan atau tidak sesuai
dengan pedoman / standar pelayanan rehabilitasi medik.
b. Numerator
Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medic dalam
1
bulan dikurangi
jumlah
pasien
yang
mengalami
kesalahan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Farmasi
1. Waktu tunggu pelayanan
A. Obat jadi
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
dengan menerima obat jadi.
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu tungu pelayanan obat jadi pasien
yang disurvey dalam satu bulan
c. Denominator
Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.
d. Standar : 30 menit
B. Racikan
a. Definisi operasional
Tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai
menerima obat racikan
b. Numerator
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
pelayanan
obat
racikan
yang
diambil
sebagai
diambil
sampel
sebagai
yang
sample
sesuai
yang
porsi
sisa
makanan
dari
pasien
yang
12. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Transfusi Darah
1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
a. Diisi sesuai dengan pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan tranfusi.
b. Numerator
Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam
satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh permintaan darah dalam satu bulan
d. Standar : 100%
2. Kejadian Reaksi tranfusi
a. Definisi operasional
Reaksi tansfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
terjadi akibat tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi
akibat tranfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai, atau
gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian tranfusi darah.
b. Numerator
Jumlah kejadian reaksi tranfusi dalam satu bulan
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien yang mendapat tranfusi dalam satu bulan
d. Standar : 0,01%
13. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Maskin
1. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap
unit pelayanan
a. Definisi operasional
Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien pemegang kartu
askeskin
b. Numerator
Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit dalam
satu bulan
d. Standar : 100%
14. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Rekam
Medik
1. Kelengkapan
pengisian
rekam
medis
24
jam
setelah
selesai
pelayanan
a. Definisi operasional
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi
lengkap oleh
adalah
pasien/keluarga pasien
persetujuan
atas dasar
yang
diberikan
penjelasan
mengenai
informasi
lengkap
sebelum
memberikan
pasien
mendaftar
sampai
rekam
medis
Waktu
yang
digunakan
penyediaan dokumen
pada
rekam
pelayanan
rawat
medik palayanan
16. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
adalah
dalam
pertemuan
tersebut
sesuai
dengan
d. Standar :100%
2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
a. Definisi Operasional
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban rumah sakit
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
kegagalan
secara
periodik.
adalah
Laporan
akuntabilitas
kinerja
yang lengkap
yang
lengkap
dan
dilakukan
dua
periode
gaji
berkala
adalah
a. Definisi Operasional
Pelatihan adalah semua
kegiatan
peningkatan
kompetensi
tagihan
pasien
rawat inap
adalah
waktu
mulai
a. Definisi Operasional
Insentif adalah imbalan
yang
diberikan
kepada
karyawan
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Ambulans/Kereta Jenazah
1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta Jenazah
a. Definisi Operasional
Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat
diakses
setiap
waktu
oleh
pasien/keluarga
pasien
yang
membutuhkan.
b. Numerator
Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu
bulan
c. Denominator
Jumlah hari dalam bulan tersebut
d. Standar : 24 jam
2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/Kereta jenazah di
Rumah Sakit
a. Definisi Operasional
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di
rumah sakit adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan
ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien di
rumah
sakit
sampai
tersedianya
ambulance/kereta
jenazah.
Maksimal 30 menit.
b. Numerator
Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu
dalam satu bulan.
c. Denominator
Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu
bulan.
d. Standar : 24 jam
3. Response
time
pelayanan
ambulance
membutuhkan
a. Definisi Operasional
Waktu tempuh/ kecepatan
oleh
ambulance
masyarakat
untuk
yang
memeberikan
18. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemulasaraan Jenazah
1. Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah
a. Definisi Operasional
Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah adalah waktu
yang dibutuhkan mulai pasien dinyatakan meninggal sampai
dengan jenazah mulai ditangani oleh petugas
b. Numerator
Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaran jenazah pasien yang
diamati dalam satu bulan
c. Denominator
Total pasien yang diamati dalam satu bulan
d. Standar : 2 jam
19. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemeliharaan Sarana
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
a. Definisi Operasional
Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang
dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan
petugas melakukan pemeriksaan
untuk
terhadap
alat
yang
rusak
waktu
yang
menunjukkan
laboratorium
dan
alat
ukur
yang
digunakan
dalam
20. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan
Pemeliharaan Laundry
1. Tidak adanya linen yang hilang
a. Definisi Operasional
Tidak ada
b. Numerator
Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu
bulan.
c. Denominator
Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
d. Standar : 100 %
2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
a. Definisi Operasional
Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan
linen sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
b. Numerator
Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat
waktu
c. Denominator
Jumlah hari dalam satu bulan
d. Standar : 100 %
21. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
Pelayanan