Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat tersusun dan berjalan dengan baik.
Penulis
dengan sabar mau saling membantu dan tetap semangat sampai makalah ini telah
selesai dengan lancar.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang. karena
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................3
A.
Latar Belakang......................................................................................3
B.
Rumusan masalah...................................................................................3
C.
Tujuan................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................5
A.
Definisi............................................................................................... 5
B.
Etiologi............................................................................................... 6
C.
Patogenesis........................................................................................... 7
D.
Macam-macam ISK.................................................................................9
E.
Manifestasi klinis..................................................................................10
F.
Diagnosis...........................................................................................11
G.
Penatalaksanaan...................................................................................12
H.
A.
B.
C.
Asuhan Keperawatan.............................................................................14
Pengkajian........................................................................................................ 14
Diagnosa keperawatan..........................................................................................16
Intervensi......................................................................................................... 16
Kesimpulan........................................................................................19
B.
Saran............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................22
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang saluran
kemih, termasuk ginjal itu sendiri, akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, tetapi virus dan
jamur juga dapat menjadi penyebabnya. Infeksi bakteri tersering disebabkan
oleh Escherichia coli. Infeksi saluran kemih sering terjadi pada anak perempuan
dan wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek
sehingga bakteri kontaminan lebih mudah memperoleh akses ke kandung kemih
(Corwin, 2007) dalam (Marlina, 2013).
Penyakit ISK merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Diperkirakan 8% anak wanita
dan 2% anak laki-laki pernah mengalami ISK pada masa kanak-kanaknya.
Insidens ISK belum diketahui dengan pasti. Swedia melaporkan pada tahun
1999 didapatkan 2,2% pada anak laki-laki dan 2,1% pada anak wanita pada usia
2 tahun, dan pada usia 6 tahun menjadi 2,5% pada anak laki-laki dan 8,0% pada
anak wanita.Sedangkan di Inggris utara insidens ISK pada anak usia 16 tahun
adalah 3,6% pada anak laki-laki dan 11,3% pada anak wanita (dalam
Subandiyah, 2004).
Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang
tanpa gejala (asimptomatik), ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik
yang asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan
tepat dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis,
bahkan kematian. ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat
dapat menimbulkan sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal,
hipertensi, gagal ginjal dan komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama
sering terjadi pada Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK
ini sering luput dari diagnosis (Bircan 2002) dalam (Endriani, 2008).
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Infeksi Traktus Urinarius?
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Infeksi Traktus Urinarius
2. Mengetahui penyeba Infeksi Traktus Urinarius
3. Mengetahui patofisiologi Infeksi Traktus Urinarius
4. Mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh Infeksi Traktus Urinarius
5. Mengetahui pengobatan untuk Infeksi Traktus Urinarius
6. Mengetahui asuhan keperawatan bagi penderita Infeksi Traktus Urinarius
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi traktus urinarius atau biasa disebut Infeksi Saluran Kemih (ISK)
adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih. Dalam
mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun
wanita dari semua usia, dan infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada
wanita dibanding pria (Sudoyo Aru, 2009) dalam (Nurarif, 2015)
Jenis Infeksi Saluran Kemih antara lain kandung kemih (sistitis), uretra
(uretritis), prostat (prostatitis), dan ginjal (pielonefritis). Menurut letaknya,
infeksi saluran kemih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. ISK bawah
Perempuan (sistitis : presentasi klinis infeksi kandung kemih
mikroorganisme
(steril),
sering
disebut
sistitis
bakterialis.
Laki-laki (sistitis, pristatitis, epidimis, dan uretritis).
2. ISK atas
Pielonefritis akut (PNA) : proses infeksi parenkim ginjal yan
Infeksi saluran kemih (ISK) dari segi klinik dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
2.
B. Etiologi
Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi saluran kemih tetapi
yang paling sering adalah basil gram negatif. Eschericia coli menyebabkan
kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis dan
kalkuli selain itu bakteri lain misalnya Proteus, Klebsiella, Enterobacter,
Serratia, dan Pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksi
tanpa komplikasi. Penyebab lain infeksi traktus urinarius bisa karena terlalu
lama menahan kencing, kurang minum, penggunaan toilet umum yang tidak
bersih, kebiasaan cebok yang salah dan katerisasi.
ISK terjadi tegantung pada bayak faktor antara lain usia, gender,
pravalensi bakteriuria dan faktor predisposisi yang menyebakan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal.
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK antara lain :
Eschericia coli penyebab ISK uncomplicated (simple).
Pseudomonas, Proteus, Klebsiella penyebab ISK complicated.
Enterobacter, Serratia, Staphylococcus epidemidis, Enterococci, dan
lain-lain.
2. Pravalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
Sisa urinpada kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
Kondisi
Basiluria Asimtomatik (BAS) tidak diobati
Resiko Potensial
Pielonefritis
Bayi premature
Anemia
Pregnancy-incuded hypertention
nggunaan steroid dalam jangka panjang, usia lanjut, anomaly saluran kemih, cidera uretra, riwayat
ISK trimester III
Bayi mengalami retradasi mental
Makanan terkontaminasi mikroorganisme masuk
Jaringan
melalui
parut
mulut
->
total tersumbat
Pertumbuhan
bayi
lambat
Cerebral palsy
Setal death
Bakteremia primer
Difagosit
Kontraksi otot VU
Hipotalamus
Ureter
Reinteraksi abdominal
Menekan termoreguler
Iritasi uretal
Obstruksi
Oliguria
Mual muntah
Hipertermi
Peradangan
D. Macam-macam ISK
1.
Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut
adalah
peradangan
glomerulus
secara
3.
baik.
Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejalagejala umumnya timbul secara cepat dalam beberapa jam atau hari dan
mencakup demam yang sering 103 F atau lebih, menggigil kedinginan,
4.
5.
yang parah.
Gagal ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama
sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau produksi urin. Gagal ginjal yang terjadi secara
mendadak adalah gagal ginjal akut. Gagal ginjal yang berkaitan dengan
menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut gagal
ginjal kronik, biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau
kerusakan ginjal.
E. Manifestasi klinis
Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan bahkan pada sebagian
pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan
terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah
pelvis. Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang
yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus ialah rasa nyeri dengan
keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. Nokturia ialah
cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih
menurun. Ditemukan juga enuresis nokturnal sekunder yaitu mengompol pada
orang dewasa, prostatimus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang deras
arus kencing.
Gejala pada anak-anak terjadi malaise umum, demam, sakit perut,
ngompol malam hari dan hambatan pertumbuhan sedangkan pada orang
lansia juga malaise, demam, inkontinensi, serta kadang-kadang perasaan
kacau yang timbul mendadak. Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai
dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut:
10
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat berupa Non Farmakologis dan farmakologis.
Non farmakologis dapat berupa istirahat dan diet (perbanyak vitamin A dan C
untuk mempertahankan epitel saluran kemih.
Tujuan pengobatan secara farmakologis adalah infeksi saluran kemih
adalah untuk menurunkan morbiditas berupa simptom, pengangkatan bakteri
penyebab, mencegah agar tidak terjadi rekurensi dan kerusakan struktur organ
saluran kemih. Berikut ini adalah deskripsi beberapa agen antimikroba yang
umum digunakan dalam terapi infeksi saluran kemih :
a. Siprofloksasin
b. Berfungsi menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA kuman
terganggu. Siprofloksasin terutama aktif terhadap kuman Gram negatif
termasuk
Salmonella,
Shigella,
Kampilobakter,
Neiseria,
dan
Pseudomonas. Obat ini juga aktif terhadap kuman Gram positif seperti
Str. pneumonia dan Str. faecalis, tapi bukan merupakan obat pilihan
utama untuk Pneumonia streptococcus.
c. Trimetropim-Sulfametoksazol (kotrimoksazol)
11
H. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK dapat menggunakan
pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1. Data biologis meliputi
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat infeksi saluran kemih
b. Riwayat penah menderita batu ginjal
12
13
B. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual dan muntah.
2. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan
struktur traktus urinarius lain
3. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada struktur
urinarius
4. Risiko infeksi b.d masuknya kuman
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan intruksi perawatan di rumah.
14
C. Intervensi
N
Diagnosa
O
1.
Keperawatan
Kekurangan
Hasil
Dalam tindakan
volume cairan
keperawatan selama
b.d kehilangan
cairan aktif
memenuhi kebutuhan
ditandai dengan
cairannya dengan
mual dan
kriteria hasil:
1. tekanan darah, nadi,
muntah.
(00027)
Intervensi
intake cairan
Dorong keluarga untuk membentu
pasien makan
monitor status nutrisi
Ajarkan bahwa anggur kopi, teh,
dan jus menyebabkan diuresis
dan dapat meningkatkan
kehilangan cairan
badan
15
2.
infeksi
yang
kandung
meringankan nyeri.
Rasional :
dan
memberatkan
atau
lain
adanya infeksi.
(00132)
a) Pasien mengatakan /
tidak ada keluhan
tegang
c) Passien tampak
Rasional :
toleran.
Analgetik memblok lintasan nyeri.
tenang. Ekspresi
wajah tenang
membantu
klien
dalam
berkemih.
manajemen
(relaksasi,
imajinasi
nyeri
message,
terbimbing,
distraksi)
Rasional:
Agar klien dapat mengatasi
dengan
16
3.
Gangguan
eliminasi urine
b.d obstruksi
mekanik pada
struktur urinarius
(00016)
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien dapat
berkemih secara normal.
Kriteria hasil :
a) kandung kemih
kosong secara penuh
b) tidak ada residu
otot..
monitor TTV
Memantau penggunaan obat
Memonitor efek dari obat
menyediakan manuver Crede, yang
diperlukan
masukkan kateter kemih yang
sesuai
anjurkan klien atau keluarga untuk
Kaji
urine
c) intake cairan dalam
4..
rentang normal
d) bebas dari ISK
e) cairan seimbang
Risiko infeksi b.d Tujuan :
masuknya kuman
Setelah
(00004)
tindakan
dilakukan
keperawatan
x 24
38,50C
Catat karakteristik urine
Manajemen intake cairan
Memberikan pendidikan kesehatan
selama
jam
pasien
memperlihatkan
vital
kering.
berwarna
Kurangnya
pengetahuan
tindakan
berhubungan
Rasional :
dengan
kurangnya
penyakitnya.
keperawatan
Beri
penjelasan
terhadap
penyakitnya
Dengan
17
di
mengetahui
tentang penyakitnya
b) Klien
mengetahui
tentang
pengobatan
dan
pencegahan
penyakitnya
c) Klien dan keluarga
tepat.
Sediakan informasi pada klien
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
intruksikan klien mengenai tanda
mampu menjelaskan
kembali
apa
yang
dijelaskan perawat
mikroorganisme lain.
2. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK antara lain :
Eschericia coli penyebab ISK uncomplicated (simple).
Pseudomonas, Proteus, Klebsiella penyebab ISK complicated.
18
lain.
3. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara :
a. Ascending, yaitu kolonisasi kuman di sekitar uretra.
b. Hematogen, yaitu masuknya kuman melalui uretra ke buli buli.
c. Limfogen, yaitu penempelan kuman dinding buli buli.
d. Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi, yaitu
masuknya kuman melalui ureter ke ginjal
4. Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi sebagai berikut:
a. Pasien infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya
berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air
kemih sedikitsedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
b. Pasien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit
kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau
nyeri di pinggang
5. Diagnosa keperawatan yang muncul :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai dengan
mual dan muntah.
b. Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur
traktus urinarius lain
c. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada struktur urinarius
d. Risiko infeksi b.d masuknya kuman
e. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan intruksi perawatan di rumah.
B. Saran
Setelah memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan pada penderita
Infeksi Traktus Urinarius, diharapkan kepada mahasiswa dapat melakukan dan
melaksanakan perencanaan dengan profesional pada pasien dengan ISK dan juga
bagi setiap orang dapat menghindari terjadinya Infelsi Saluran Kemih dengan selalu
menjaga kebersihan dan membiasakan pola hidup sehat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20