Anda di halaman 1dari 4

MANUSKRIP :

KEPEDULIAN ORANG TUA TERHADAP KEAMANAN DAN KESELAMATAN


ANAKNYA SAAT BERKENDARA SEPEDA MOTOR DI ALON-ALON KENDAL
Teguh Anindito
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kendal
tanindito@yahoo.co.id

Abstrak
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak, untuk mobilisasi
diperlukan transportasi yang cepat dan murah. Masyarakat Kendal setiap hari berlalu-lalang di
alon-alon Kota Kendal. Mereka menggunakan motornya untuk boncengan bersama satu keluarga.
Kepala keluarga biasanya memboncengkan hampir seluruh anggota keluarganya. Boncengan ini
menimbulkan risiko kecelakaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kepedulian keluarga dalam
mengelola pencegahan kecelakaan agar saat berkendara aman dan selamat.Metode penelitian
deskriptif murni.
Keluarga mempunyai kepedulian yang tinggi dalam keselamatan dirinya karena nilainya
selalu melebihi 90%, tetapi kurang memperhatikan keselamatan dan keamanan anaknya. Mereka
masih memboncengkan anaknya di depan 28,1%, tanpa helm 65,6% dan jaket 50%. Keluarga juga
sering membawa anggota keluarga dengan dibonceng lebih dari dua 31,3%. Pengendara yang
mengalami kecelakaan sebagian besar 72,7% karena faktor lingkungan atau orang lain, sementara
yang faktor kendaraannya sendiri tidak ada
Kepedulian keluarga untuk keamanan dan keselamatan anaknya saat berkendara motor
masih kurang, karena perlindungan dan perlengkapan keamanan dan keselamatannya kurang
diperhatikan.
Kata kunci: peduli, cegah, celaka, aman, dan selamat.
1.

LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan urat nadi


perekonomian dan sarana yang dapat
mengantarkan manusia mencapai tempat
tujuan yang diinginkan. Transportasi yang
dikembangkan manusia sangat bervariasi baik
di darat, laut maupun udara. Transportasi darat
berkembang pesat karena relatif lebih murah
dan sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari. Transportasi darat sangat dekat dengan
kehidupan
sehari-hari
karena
aktifitas
manusia lebih banyak dilakukan di darat.
Sarana yang dikembangkan meliputi
mobil dan motor, dengan variasi dan produksi
yang sangat banyak, sehingga menarik
pembeli. Konsumen kendaraan ini melakukan
pembelian yang tak terbendung karena tidak
ada pembatasan dan regulasi yang membuat
masyarakat lebih menggunakan sarana
transportasi masal. Mereka lebih memilih
sepeda motor karena kemacetan juga sudah

merambah di kota kecil seperti Kendal, apalagi


ibukota provinsi seperti Semarang. Mereka
beralasan, motor lebih cepat karena mudah
dikendarai, lebih murah dan dapat menyusup
di antara mobil ketika terjebak kemacetan.
Masyarakat
pengguna
transportasi
membeli dan menggunakan transportasi
berupa sepeda motor dengan jumlah
pembelian yang fantastis. Hampir setiap
keluarga memiliki sepeda motor, karena
lembaga keuangan juga mendukung. Fasilitas
yang diberikan sangat menggiurkan, dengan
uang muka yang sangat kecil (ratusan ribu)
motor sudah bisa dibawa pulang, dan kadang
disertai hadiah atau iming-iming undian
hadiah yang besar. Akibatnya jelas, jumlah
statistik pemilik sepeda motor sangat banyak,
terbukti dari antrian pembayaran pembelian
dan pembayaran pajak yang antre panjang
setiap hari di kantor samsat.
1

Dampak kepemilikan sepeda motor yang


tidak disertai regulasi minimal untuk pelatihan
safety riding (aman berkendara) yang wajib
diikuti
calon
pengendara.
Apalagi
pengambilan Surat Ijin Mengemudi (SIM)
juga sangat mudah, kadang tidak disertai ujian
atau dipermudah lewat saluran jendela,
karena kalau apa adanya melalui ujian praktik,
bisa jadi ada beberapa orang yang tidak bisa
lulus. Ujian praktik tersulit adalah berkendara
melaju melalui jalur berbentuk angka delapan.
Bagi beberapa orang, hal ini mustahil untuk
dilakukan karena sedikit akrobatik, praktik ini
merupakan ujian dengan tingkat kesulitan
tertinggi.
Masyarakat sendiri kurang kesadaran
dalam
mendidik
putra-putrinya
dalam
berkendara, karena kurang atau tidak tahu.
Akibatnya jelas, angka kecelakaan menjadi
angka yang menakutkan serta didominasi oleh
sepeda motor. Bukti dari perhatian yang
kurang dan mungkin dianggap remeh.
Kecelakaan juga dianggap hanya akan terjadi
pada orang lain, sehingga upaya untuk
mencegah dan menghindarinya dianggap tidak
perlu.
2.

Kajian Literatur

Undang-Undang Nomor 22 Tahun


2009 mendefinisikan kecelakaan sebagai
suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga
dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/
atau kerugian harta benda.
Kecelakaan
lalu
lintas
berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 tahun 1993 pasal 93
ayat 1 adalah:
Suatu peristiwa dijalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pemakai jalan lainnya mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta benda
Korban kecelakaan lalu lintas
terdapat dalam Pasal 93 ayat 2,
antara lain;
a. Korban mati
b. Korban luka berat
c. Korban luka ringan

Secara
teknis
definisi
kecelakaan lalu lintas merupakan
suatu kejadian yang disebabkan
banyak faktor yang tidak sengaja
terjadi (Random Multy Factor Event).
Suatu kecelakaan lalu lintas terjadi,
apabila semua faktor keadaan
tersebut secara bersamaan pada
satu titik waktu tertentu bertepatan
terjadi. Dapat disimpulkan bahwa,
memang sulit meramalkan secara
pasti dimana dan kapan suatu
kecelakaan akan terjadi.
Berdasarkan data Laka Lantas Polres
Kendal jumlah kejadian kecelakaan di
Kabupaten Kendal masih cukup tinggi yakni
pada tahun 2011. Jumlah kejadian mencapai
587 dengan korban meninggal dunia 113, luka
berat 113, luka ringan 782. Pada tahun 2012
jumlah kejadian 515 dengan korban meninggal
dunia 118, luka berat 118, luka ringan 671.
Pada tahun 2013 jumlah kejadian turun
menjadi 482 dengan meninggal dunia 115 dan
luka ringan 622. Hingga bulan juni 2014
jumlah kejadian kecelakaann 146 dengan
meninggal dunia 44 , luka berat 2, luka ringan
187. (Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah Jawa Tengah Resor Kendal)
3.

Metodologi

Jenis penelitian yang digunakan adalah


deskriptif murni dengan metode kuantitatif,
yaitu metode yang tujuannya untuk
mengetahui kondisi nyata dari subjek
(Arikunto, 2006). Rancangan pada penelitian
ini menggunakan rancangan Cross-Sectional
yang merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada
saat bersamaan atau sekali waktu (Arikunto,
2006).
4.

Hasil penelitian dan Pembahasan

Data
yang
didapatkan
peneliti
menunjukkan bahwa Keluarga mempunyai
kepedulian yang tinggi dalam keselamatan
dirinya karena nilainya selalu melebihi 90%,
tetapi kurang memperhatikan keselamatan dan
keamanan
anaknya.
Keluarga
sangat
memperhatikan keselamatan pengendara,
terbukti periksa perlengkapan 90,6%, periksa
kondisi motor 90,6%, periksa surat 96,9%,
2

kendaraan yang standar pabrik 93,8%. Pada


umumnya
pengendara
mempunyai
pengalaman mengendara selama lebih tiga
tahun 93,8%. Mereka merasa perlu pelindung
93,8%, perlu helm 90,6%, tetapi hanya perlu
jaket 53,1%. Polusi bagi mereka masih belum
dianggap
mengganggu
karena
yang
mengatakan perlu hanya 37,5%. Konsentrasi
dan melihat pengendara lain sangat tinggi
nilainya 90,6%. Perhatikan kondisi jalan
sangat perlu terbukti dari persepsi mereka
sebanyak 100%. Kepela keluarga mengatakan
perhatian dengan keselamatan anaknya 90,6%.
Hal ini berbanding terbalik dengan bukti,
kurangnya
mereka
memperhatikan
keselamatan dan keamanan anaknya. Mereka
masih memboncengkan anaknya di depan
28,1%, tanpa helm 65,6% dan jaket 50%.
Keluarga juga sering membawa anggota
keluarga dengan dibonceng lebih dari dua
31,3%.
Pengendara
yang
mengalami
kecelakaan sebagian besar 72,7% karena
faktor lingkungan atau orang lain, sementara
yang faktor kendaraannya sendiri tidak ada.
Pengendara juga mengatakan tertib bila tidak
ada polisi, tetapi masih ada yang menerobos
lampu merah sebanyak 7%.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar
dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Indonesia menjadi pasar yang empuk untuk
objek pemasaran kendaraan roda dua.
Kendaraan ini mudah dikendarai, lebih murah
harganya daripada mobil. Kendaraan ini juga
mudah dalam maneuver di jalan yang sempit
atau ramai yang macet dan memungkinkan
untuk lebih cepat sampai tujuan.
Kurangnya kesadaran akan keselamatan
dan keamanan ketika berkendara, berakibat
masih tingginya angka kecelakaan di
Kabupaten Kendal. Pihak Polres sudah
berupaya maksimal dengan bukti angka
kecelakaan yang menurun signifikan. Angka
ini tetap saja bermakna bahaya dan merugikan
melihat akibatnya, yaitu hilangnya nyawa,
adanya luka yang berujung pada pembiayaan.
Kurangnya kepedulian masyarakat akan
alat proteksi diri dan keeluarganya juga perlu
menjadi perhatian. Akibat atau dampak
langsung memang tidak ada, seperti kalau
kecelakaan terjadi yang menimbulkan luka.
Alat proteksi atau pengamanan diri penting
untuk antisipasi luka apabila mengalami

kecelakaan, demikian juga dampak lainnya


yang dapat terakumulasi bila berkendara di
jalan raya dilakukan bertahun-tahun. Misalnya
asap knalpot yang membawa residu
timbale/timah hitam. Pada pemeriksaan
patologis dengan membuka paru-paru orang
yang bersepeda motor tanpa masker dapat
lebih parah dari perokok karena terdapat
endapan timbal di dasar paru-parunya.
Kecelakaan yang menimbulkan luka dan
korban anak-anak memang sedikit, karena
keluarga beralasan membonceng hanya di
jalan kecil, tetapi antisipasi dengan upaya
pencegahan oleh orang dewasa sangat penting.
Apabila kebutuhan keselamatan dan keamanan
pada anak tidak diperhatikan padahal ada
ancaman bahaya, sebenarnya hal ini termasuk
pelanggaran hak azazi anak untuk mendapat
perlindungan dari orang tuanya.
Upaya pendidikan dan penyuluhan
keamanan dan keselamatan berkendara perlu
lebih ditingkatkan, mengingat pelanggaran
masih saja timbul. Segmen pendidikan dan
penyuluhan memang sudah tepat mengarah
pada golongan muda utamanya pelajar.
Segemn ini menjadi prioritas karena segmen
usia korban dan pelaku kecelakaan didominasi
oleh usia muda. Segmen pengendara orang tua
yang berada di desa yang jauh dari informasi
dan gagap teknologi, sebenarnya bisa
ditempuh pendidikan dan penyuluhannya
dengan media televisi secara nasional,
mengingat jangkauannya lebih luas dan biaya
yang lebih murah.
Pendidikan dan penyuluhan tentang
kepedulian kepada anggota keluarga yang
dibonceng juga tidak boleh ditinggalkan. Hal
ini mengingat angka ketidak pedulian mereka
pada pemakaian helm anaknya masih 65%,
pemakaian jaket hanya 28,1%. Angka ketidak
kepedulian
kepada anggota keluarga
berbanding terbalik, dengan kepedulian
pengendara untuk keselamatan dan keamanan
dirinya yang mempunya rata-rata 84,67%.
5.

Simpulan

Kepedulian pengendara untuk keamanan


dan keselamatan dirinya sangat tinggi.
Kepedulian keluarga untuk keamanan dan
keselamatan anaknya saat berkendara motor
masih kurang, karena perlindungan dan
3

perlengkapan keamanan dan keselamatannya


kurang diperhatikan.
Pengendara yang mengalami kecelakaan
disebabkan oleh orang lain, yaitu pengendara
lain, bukan motor atau jalan rayanya.
6.

Daftar Pustaka

Sekretariat Negara, Peraturan Pemerintah


nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana
Lalulintas Jalan,
Sekretariat Negara, Undang-undang nomor 22
tahun 2009, tentang Lalulintas dan prasarana
Jalan.
Polres Kendal, data kecelakaan lalu lintas
tahun 2014 (naskah tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai