SELANGKANGAN
PBL B7
Ketua
: Wildan Yogawinata (1102011292)
Sekretaris : Primadiar putra S.D (1102010218)
Anggota : Metty Tusiana
(1102012162)
Puspa Oktaviani (1102012214)
Rahmat Handy Saputra (1102012223)
Rifah Hazmar (1102012245)
Selly Famela
Chasandra(1102012265)
Nabillah
(102010198)
Robiah Al Adawiyah (1102012256)
Sulastri
(1102012286)
SASARAN BELAJAR
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Definisi
Epidemiologi
Klasifikasi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Tata laksana
Prognosis
Komplikasi
Pencegahan
Lo 2. etiologi
LO 3. klasifikasi
Mikosis profunda
MISETOMA
SPOROTRIKOSIS
KROMOMIKOSIS
LO 2. epidiomologi
LO 3. Klasifikasi
Tinea kruris, dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5 bentuk
tinea diatas.
Selain 6 bentuk tinea di atas masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus,
yaitu:
Tinea incognito: dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh karena
telah diobati dengan steroid topical kuat.
LO 4. etiologi
1 Microsporum
2 Epidermophyton
3 Tricophyton
LO 5. patofisiologi
Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel,
rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang,
atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman,
kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebab
juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian,
handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea
pedis, tinea inguium, dan tinea manum.
LO 6. manifestasi klinis
Tinea Pedis
transmisi bisa terjadi dengan kontak tidak langsung lama setelah infeksi terjadi.Bahan
seperti karpet yang kontak dengan kulit vektor sempurna. Begitu, transmisi
dermatophytes suka Trichophyton rubrum, T. interdigitale dan Epidermophyton floccosum
yang biasnya pada kaki. infeksi di sini sering kronis dan tidak menimbulkan keluhan
selama beberapa tahun dan hanya ketika menyebar kebagian lain, biasanya di kulit.
jenis unguium digolongkan menjadi dua bagian utama: (1). Superficial whiteonycomycosis yang menempel atau membuat lubang pada permukaan kuku. (2). Invasif,
subungual dermatofita yang lateral dari proximal atau pun distal. Diikuti dengan
menetapnya infeksi pada dasar kuku.
Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. Peradangan
pada tepi lebih nyata daripada daerah di tengahnya. Fluoresensi terdiri atas bermacammacam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfik). Bila menahun dapat disertai
bercak hitam dan bersisik. Erosi dan keluarnya cairan terjadi akibat garukan. Dan tinea
kruris merupakan bentuk klinis tersering di Indonesia.
Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies
dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerahan, alopesia dan
kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.
Pemeriksaan KOH
Diagnosis Banding
Psoriasis :
Gatal
Keratoderma palmaris
Dermatitis
LO 9. tatalaksana
LO 10. prognosis
DUBIA AD BONAM, bila penatalaksaan dilakukan dengan
rutin dan tepat maka dermatofitosis dapat sembuh total.
LO 11. komplikasi
LO 12. pencegahan
Tinea capitis
Tinea Cruris
Tinea Manus
Berwudhu