Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sentral Switching EWSD PT. Telkom Bukittinggi


Saat ini, sentral PT. Telkom Bukittinggi memiliki 41 box unit dengan fungsi
yang berbeda-beda untuk membentuk sebuah sistem yang membantu melancarkan
sistem telekomunikasi dengan baik dan sesuai keinginan. Box unit tersebut terdiri
atas 9 unit Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) berlabel Siemens yang
merupakan produk buatan jerman, dan di Indonesia produksi perakitannya di
ambil alih oleh PT. INTI .

Gambar 15. Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) di PT. Telkom


Bukittinggi
Unit-unit sentral pada STDI terdiri atas 9 unit diantaranya CP113C,
DEVB, LTG, CCNC, MBD, SSG, TSG, DLU, dan SE. Dengan penjabarannya
yaitu 1 box unit CP113C, 1 box unit DEVB, 29 box unit LTG, 1 box unit CCNC,

1 box unit MBD, 2 box unit SSG, 3 box unit TSG, 2 box unit DLU, dan 1 box unit
SE. Perangkat EWSD secara garis besar dibagi dalam 4 subsistem, yaitu :
1. Coordination Processor (CP)
Coordination Processor memiliki tugas utama yaitu untuk mengendalikan
seluruh aktifitas dalam sentral dengan mengkoordinasikan tugas-tugas pada
masing-masing bagian (peripheral processor). Selain itu CP juga berfungsi sebagai
call processing, operation, and maintenance (O&M).
2. Switching Network (SN)
Switching Network berfungsi menghubungkan jalur bicara antar pelanggan
dari semua LTG melalui highway 8 Mbit/s termasuk menghubungkan antara LTG
dan CP.
3. Common Channel Signalling Network Control (CCNC)
CCNC bertanggung jawab terhadap proses pensinyalan (signalling) untuk
membangun suatu hubungan antar dua pelanggan. Saat ini, di PT. Telkom
Bukittinggi CCS#7 yang mana proses pensinyalannya secara digital dengan
menggunakan kanal khusus yang terpisah dengan kanal informasi.
4. Akses Unit
Akses Unit memiliki fungsi sebagai tempat tersambungnya perangkat luar
sentral yang ingin berhubungan dengan sentral, atau sebagai gateway. Untuk
melakukan tugasnya, akses unit memiliki unit generator yang dapat mengirim

nada (tone) dan arus bel (ringing). Akses unit yang digunakan oleh EWSD adalah
DLU (Digital Line Unit) dan LTG (Line Trunk Group).

Gambar 16. Fisik luar dari DLU PT. Telkom Bukittinggi

Gambar 17. Fisik dalam dari DLU PT. Telkom Bukittinggi

4.2 Line Trunk Group (LTG)


Sentral PT. Telkom Bukittingi menangani hampir seluruh wilayah di Sumatera
Barat, kecuali beberapa daerah di Padang, Pariaman, dan Pesisir Selatan yang di
handle oleh Sentral Telkom PDC (Padang Centrum) dan Sentral Telkom Ulak
Karang. Total cabang yang telah di handle oleh PT. Telkom Bukittinggi adalah 54
daerah. Salah satu kelemahan dari LTG ialah tidak dapat di remote dari sentral
oleh karena itu LTG hanya berada di sentral saja berbeda dengan DLU.

Gambar 18. Fisik luar dari LTG PT. Telkom Bukittinggi


LTG merupakan suatu interface antara jaringan sentral (Switching Network)
dengan saluran analog atau digital. LTG dapat beroperasi dengan berbagai bentuk
pensinyalan baku. Lajur transmisi dari LTG ke jaringan sentral adalah 8192
Kbit/detik (8Mbit/s). Dalam 1 (satu) modul LTG terdapat 128 kanal, yang masingmasing memiliki lajur transmisi sebesar 64 Kbit/detik. Selain itu, LTG juga dapat
melakukan pertukaran informasi dengan coordination processor (CP) melalui
jaringan sentral. Semua kinerja LTG dikendalikan oleh Group Processor (GP)
yang terdapat dalam LTG itu sendiri karena memiliki program microprocessor

yang berhubungan langsung dengan peralatan LTG. Sehingga, GP bertugas untuk


berkomunikasi dengan GP yang terdapat pada LTG yang lain ataupun dengan CP.
Tugas-tugas utama dari LTG, yaitu :
1. Menerima dan mengartikan pensinyalan saluran dan register dari trunk,
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dan informasi digit dari pesawat telepon pelanggan.


Mengirim pensinyalan saluran atau register
Mengirim tone suara
Mengirim dan menerima pesan ke atau dari CP dan GP
Memberi catuan tegangan dan arus bel ke saluran pelanggan
Mengubah sinyal bicara analog menjadi sinyal digital, atau sebaliknya.
Menyesuaikan kondisi saluran terhadap interface 8 Mbit/s yang menuju

dua buah SN.


8. Mendeteksi adanya kesalahan pada LTG
9. Mengadakan cross office check pada SN (Switching Network).
10. Mengadakan test rutin
11. Menyekat secara otomatis kanal yang rusak
12. Memberi indikasi modul-modul yang aktif atau tidak.
13. Mengadakan test pada trunk circuit dan subscriber line circuit dengan
Automatic Test Equipment (ATE) dan subscriber line circuit measuring
system (SU-LIM).

Gambar 19. Aplikasi LTG


4.3 Line Trunk Group (LTG) pada Sentral PT. Telkom Bukittingi
Saat ini, LTG pada Sentral PT. Telkom Bukittinggi terdiri atas 4 tipe, yaitu
LTG-A, LTG-B, LTG-C, dan LTG-P. Total keseluruhan LTG yang dimiliki PT.
Telkom Bukittingi berjumlah 184, diantaranya 43 unit LTG-A, 98 unit LTG-B, 16
unit LTG-C, dan 27 unit LTG-P.
A. LTG-A
Digunakan untuk interface antara SN dengan saluran pelanggan analog atau
digital, coin box, dan PABX. Dalam satu modul LTG A terdapat 8 modul LTU
(Line Trunk Unit) dan tiap-tiap modul dapat melayani 32 pelanggan. Sehingga,
dalam satu modul LTG-A dapat dihubungkan dengan 128 Trunk Analog atau 256
pelanggan.

Gambar 20. Blok Diagram LTG A

Dari 43 unit LTG-A tersebut, jumlah kapasitas pelanggan masing-masing


LTG-A adalah sebagai berikut :
a. LTG A-01 : terdapat modul test-equipment, ini berarti kapasitas LTG A-01
berkurang sebanyak 11 modul SLMA, sehingga kapasitas LTG A-01
adalah 256-(11x8) = 168 sst.
b. LTG A-33 : terdapat modul kosong sebanyak 1 SLMA, sehingga kapasitas
LTG A-33 adalah 256-(1x8) = 248 sst.
c. LTG A-31 dan LTG A-32 : terdapat modul kosong sebanyak 4 modul
SLMA, sehingga kapasitas LTG A-31 dan LTG A-32 adalah 256-(4x8) =
224 sst.
d. LTG A selain yang disebutkan diatas memiliki kapasitas normat, yaitu
sebanyak 256 sst.
Maka, total dari kapasitas LTG A pada Sentral PT. Telkom Bukittinggi adalah
10840 sst.
Rack LTG-A yang terdapat di Sentral PT. Telkom Bukittinggi berjenis short
version, yang artinya satu rack LTG-A hanya dapat menampung LTG-A yang
terdiri atas modul frame LTG A(A) dan modul frame LTG A(B) sedangkan ruang
yang lain digunakan untuk rectifier.
Modul frame LTG A(A) berisi LTU 0-5, dan modul frame LTG A(B) berisi
LTU 6 dan 7, GS, SU, GP, dan converter are searah (DCC) untuk catu daya.
Dalam satu LTU terdapat 4 modul SLMA, yang mana berisi 8 kanal yang dapat
melayani 8 pelanggan. Apabila tidak ada pengurangan dalam satu rak LTG-A
maka dapat dikatakan bahwa satu modul frame LTG A(A) ditambah dengan satu
modul frame LTG A(B) memiliki 512 sst.

Gambar 21. Modul frame LTG-A PT. Telkom Bukittinggi

Gambar 22. Bentuk Fisik Modul SLMA untuk 8 pelanggan


Untuk tata letak LTG-A pada Sentral PT. Telkom Bukittinggi, dapat dilihat
pada gambar di bawah ini. Di dalam satu modul LTG-A terdapat 4 modul SLMA.
Disamping modul SLMA, juga terdapat modul lainnya seperti modul SAS OS dan
modul SASMP16. Aturan tata letak LTG-A adalah satu modul SAS OS diapit oleh

dua modul SLMA, dan satu modul SASMP16 didampingi oleh satu modul SLMA
disebelah kiri.

Gambar 23. Tata Letak Modul Frame LTG-A

Anda mungkin juga menyukai