Anda di halaman 1dari 12

Tatanama

Senyawa Benzena

Semua senyawa yang mengandung


cincin benzena digolongkan sebagai
senyawa turunan benzena. Penataan
nama

senyawa

turunan

benzena

sama seperti pada senyawa alifatik,


ada tata nama umum (trivial) dan
tata

nama

menurut

IUPAC

yang

didasarkan pada sistem penomoran.

Dengan tata nama IUPAC, atom karbon


dalam cincin yang mengikat substituen
diberi nomor terkecil. Menurut IUPAC,
benzena dengan satu substituen diberi
nama seperti pada senyawa alifatik,
sebagai gugus induknya adalah benzena.

Benzena dengan gugus alkil


sebagai
substituen,
diklasifikasikan
sebagai
golongan
arena.
Penataan
nama arena dibagi ke dalam
dua
golongan
berdasarkan
panjang rantai alkil. Jika gugus
alkil berukuran kecil (atom C6)
maka
gugus
alkil
diambil
sebagai
substituen
dan
benzena sebagai induknya

Jika gugus alkil berukuran


besar (atom C 6) maka
benzena
dinyatakan
sebagai substituen dan
alkil
sebagai
rantai
induknya. Benzena sebagai
substituen diberi nama
fenil (C6 H5, disingkat
ph).

Benzena
dengan
dua
gugus substituen diberi
nama dengan awalan:
orto (o), meta (m),
dan para (p). rto
diterapkan
terhadap
substituen berdampingan
(posisi 1 dan 2), meta
untuk posisi 1 dan 3, dan
para untuk substituen

Jika
gugus
substituen
sebanyak tiga atau lebih,
penataan
nama
menggunakan
penomoran
dan ditulis secara alfabet.
Nomor terkecil diberikan
kepada gugus fungsional
(alkohol,
aldehida,
atau
karboksilat)
atau
gugus
dengan nomor paling kecil.

Urutan prioritas penomoran untuk


beberapa substituen yang umum:

Arah
tanda
panah
menunjukkan
substituen yang semakin prioritas,
maka penomorannya dengan nomor
yang semakin kecil

Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau


lebih pada cincin benzena, maka sistem o,
m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya
dapat dinyatakan dengan angka. Perhatikan
contoh berikut:

Anda mungkin juga menyukai