Anda di halaman 1dari 61
Divisi Perencanaan PT JASA MARGA DUEL) eee Kata Sambutan Menjadikan PT.Jasa_-s Marga~—(Persero) _ sebagai penyeler a jalan tol yang unggul dan terpercaya dalam kerangka pembangunan nasional adalah sudah merupakan tekad dari manajemen dan seluruh karyawan perusahaan. Upaya dari seluruh unit kerja untuk menciptakan —_kreatifitas- kreatifitas yang konstruktif bagi pengembangan PT.Jasa Marga (Persero) di masa yang akan datang, adalah hal yang sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut Pedoman perencanaan bangunan fasilitas tol yang disusun oleh Divisi Perencanaan adalah merupakan salah satu upaya yang konstruktif bagi perusahaan dalam kerangka peningkatan kualitas hasil perencanaan teknik. detail bangunan fasilitas tol di masa yang akan datang. Semoga dengan dibuatnya pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita Jakarta, Nopember 1999 Direksi, iS THE PROPERTY OF: ‘es Yuselin Lesmanasari Ir. Wiyoga Adiwasito, Direktur Utama (y) WD Kata Pengantar Setelah melalui proses pengamatan di lapangan dan liskusi, baik intern Divisi Perencanaan maupun dengan unit~ init. kerja terkait mengenai t pedoman bangunan fasilitas tol, akhirnya kami dapat menyempurnakan draft tersebut menjadi Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Penyusunan pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan aktis dalam merencanakan bangunan fasilitas tol pada pembangunan jalan tol baru maupun peningkatan bangunan y telah ad mikian diharapkan ya keseragaman pemahaman menentukan kriteria ria desain perencanaan bangunan fasilitas tol. bagaimana layaknya sebuah kerya ilmiah yang harus erus diperbaiki+ dan disempurnakan, ‘kami akan melakukan penyempurnaan pada materi-materi joman bangunan fasilitas l ini secara berkala, atau jika terdapat perubahan- perubahan secara prinsip. Untuk itu kami mengharapkan saran nh masukan demi sempurnanya pedo ini di masa yang akan rta, Nopember 1999 Divisi Perencanaan, Ir. Bambang Sulistyo, MBA Kepala Divisi Penyusun Pemrakarsa: Divisi Perencanaan, PT. Jasa Marga (Persero) Tim Penyusun: Ir. J.B. Eddy Bambang Susilotomo Daftar Isi Kata Sambutan Kata Pengantar Daftar isi 1 Pendahuluan 1.1 Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup 2 Definisi 2.1 Bangunan Fasilitas Tol Pelataran Tol ( Toll Plaza ) 2.3 Gerbang Tol (Toll Gate) 2.4 Gerbang Tol Barrier 5 Gerbang Tol Ramp 2.6 Gardu Tol ( Toll Booth } 7 Pulau Tol ( Toll Island } 2.8 jur Tol 2.9 Kantor Cabang 2.10 Kantor Gerbang Tol 2.11 Pos Tol 12 Sistem Pengumpulan Tol Terbuka 2.13 Sistem Pengumpulan Tol tutup 3 Kriteria Umum Perencanaan Pelataran Dan Gerbang Tol 3.1 Kelancaran Arus Lalu Lintas 3.2 Pandangan Bebas 3.3 Keamanan dan Efisiensi Pengoperasian 4 Perencanaan Pelataran Tol 4.1 Kriteria Alinemen Horisontal 4.2 Kriteria Alinemen Vertikal 4.3 Kriteria Penampang Melintang 4.4 Kriteria Konstruksi Perkerasan UW WHER NON NEN Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 5 Perencanaan Gerbang Tol 1 Type Gerbang Tol (Toll Gate) 2 Umum iteria Perencanaan Konstruksi Gerbang Tol 4 Pulau Tol ( Toll Island } Gardu Tol 6 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Gardu Tol 6.1 Volume Lalu Lintas 5.6.2 Waktu Pelayanan 6.3 Kap. Gerbang 6 Perencanaan Bangunan Penunjang Operasi 1 Kantor Cabang 1.1 Umum 1.2 Ruangan Kepala Cabang gan Kepala Bagian Ruangan Kepala Sub Bagian angan Staf itor Gerbang Tol om} Xriteria Perenc. an Kantor Gerbang Tol K 2 ipe dan Kebutuhan Ru ntor Gerbang Tol Kriteria Perencanaan Pos Tol 6.4 Rumah Dinas lengkap Lainnya 5.1 Rumah Genset Rumah Pompa :3 Ground Water Tank 6.5.4 Menara Air 6.5.5 Fire Extinguisher 6.5.6 Ruang Pergantian Shift Patroli man Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol ii 14 14 14 15 16 18 18 23 24 24 26 26 26 27 27 27 27 31 31 31 34 37 37 37 39 40 40 41 41 41 42 42 Tabel 4.1. Tabel 4.2 Tabel Tabel Tabel 6 Tabel 6.2 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6. Tabel 6. Tabel 6 Tabel 6. Daftar Tabel Jari-jari minimum alinemen horisontal Jari-jari minimum alinemen vertika Tntesitas lalu lintas terhadap jumlah lajur Kapasitas gerbang tol pe kantor gerbang tol Kebutuhan luas ruang minimum kantor gerbang tol sistem terbuka Kebutuhan luas ruang minimum kantor gerbang tol sistem tertutup Kebutuhan luas ruang pos tol Kebutuhan luas ruang rumah dinas, Kebutuhan luas ruang rumah genset Kebutuhan luas ruang rumah pompa Kapasitas debit menara air Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol fii 22 25 35 35 36 39 40 40 41 42 DAFTAR GAMBAR ambar 4.1.a Pelataran ol Pada Gerbang Tol Barrier ambar 4.1.b Pelataran Tol Pada Gerbang Tol Ramp Pelataran Tol Pada Gerbang Tol Ramp Daerah Perkotaan Ruang Bebas Pulau Tol Un’ 1k Lajur Searah Pulau Tol Untuk Lajur Bolak Balik Ruang Kepala Cabang R ng ¥ ala Bagian Ruang Kepala Sub Bagian bar 6.4.a Ruang Staf ambar 6.4 > Ruang § oh Denah Kantor Gerbang Tol Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas To Lampiran iv PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penyusunan buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman praktis dalam perencanaan bangunan fasilitas tol pada pembangunan jalan-jalan tol baru maupun peningkatan fasilitas yang ada pada jalan- jalan tol yang telah dioperasikan. Dengan demikian diharapkan adanya keseragaman pemahaman dalam menentukan kriteria-kriteria desain perencanaan bangunan fasilitas tol Ruang Lingkup Perencanaan bangunan fasilitas tol _meliputi perencanaan penempatan, — perhitungan _kapasitas, penentuan dimensi dan pemilihan struktur untuk kantor cabang, gerbang tol dan kantor/pos tol beserta bangunan pelengkap serta perlengkapannya. DEFINIST Bangunan Fasilitas Tol Adalah bangunan yang diperlukan dalam rangka kegiatan pengumpulan tol yang antara lain terdiri dari kantor cabang, pelataran tol (toll plaza), gerbang tol (toll gate), gardu tol (toll booth), kantor gerbang tol dan atau pos tol, rumah dinas beserta bangunan pelengkap seperti rumah genset, menara air, ground water tank dan bangunan lainnya. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 1 Pelataran Tol ( Toll Plaza ) Adalah daerah atau bagian dari jalan tol dengan bentuk geometri yang lebih lebar dari lebar normal jalan tol dimana gerbang tol ditempatkan. Gerbang Tol (Toll Gate) Adalah tempat pelayanan transaksi tol bagi pemakai jalan tol yang terdiri dari beberapa gardu dan sarana kelengkapan lainnya. Gerbang Tol Barrier Adalah gerbang tol yang terletak pada jalur utama Gerbang Tol Ramp Adalah gerbang tol yang terletak pada ramp simpang 1 atau jalan aksesnya. Gardu Tol ( Toll Booth ) Adalah ruang tempat bekerja pengumpul tol untuk melaksanakan tugas pelayanan kepada pemakai jalan. Pulau Tol ( Toll Island ) Adalah bangunan yang ditempatkan sebagai pemisah lajur lalu lintas pada pelataran tol. Lajur Tol Adalah bagian perkerasan jalan tol tempat bergeraknya lalu lintas yang menerus pada arah yang sama dalam satu baris. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 2 10 1. 12 oa) Kantor Cabang Adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat operasional sehari-hari pada suatu ruas jalan tol. Kantor Gerbang Tol Adalah bangunan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan administrasi pengumpul tol Pos Tol Adalah bangunan yang berfungsi untuk menunjang kelancaran operasional kantor gerbang tol, yang umumnya terdapat pada simpang susun atau ramp. Sistem Pengumpulan Tol Terbuka Adalah sistem pengumpulan tol yang kepada pemakainya diwajibkan membayar tol pada saat melewati gerbang tol Sistem Pengumpulan Tol Tertutup Adalah sistem pengumpulan tol yang kepada pemakainya diwajibkan mengambil tanda masuk pada gerbang masuk dan membayar tol pada gerbang keluar Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 3 KRITERTA UMUM PERENCANAAN PELATARAN DAN GERBANG TOL Pelataran tol dan gerbang tol adalah fasilitas yang dibangun di jalan tol dimana pemakai jalan harus menghentikan kendaraannya untuk melakukan transaksi, yaitu mengambil tiket atau membayar tol. Dalam hal ini fungsi dari fasilitas tol terkesan bertentangan dengan fungsi da: jalan tolnya sendiri yakni untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas. Oleh karena itu untuk mengurangi kesan tersebut dalam merencanakan pelataran tol dan gerbang tol harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Kelancaran Arus Lalu Lintas a. Untuk menghindari adanya antrian pada persimpangan yang mempengaruhi operasional gerbang tol dan persimpangan, kecuali dapat dibuktikan melalui analisa teknis, maka jarak antara gerbang tol ke arah persimpangan jalan non tol minimum 200 m dengan tetap memperhatikan kapasitas yang seimbang (balance capacity) antara gerbang tol dan persimpangan. b. Pada gerbang tol simpang susun atau ramp harus direncanakan sedemikian sehingga bila terjadi antrian tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas pada jalur utama jalan tol maupun jalan non tol anaan Bangunan Fasilitas Tol < ataran tol dan gerbang tol tidak boleh menjadi okasi leher botol (bottle neck) bagi arus lalu lintas. Oleh karena itu harus tersedia lajur lalu lintas dan gardu tol yang cukup pada gerbang tol untuk dapat menampung volume lalu lintas pada jam puncak/sibuk 3.2 Pandangan Bebas a. Penempatan gerbang tol dihindari diletakkan pada tikungan dengan jari-jari kecil atau pada lengkung vertikal cekung dimana jarak pandangan terbatas dan lalu lintas cenderung berjalan dengan kecepatan relatif tinggi b. Gerbang tol harus diletakkan minimum 250 m dari jembatan lint as (over ss) sehingga pandangan bebas pengemudi dan geometri pelataran tol tidak terganggu, kecuali dapat dibuktikan melalui analisa teknis yang mendukung 3.3 Keamanan dan Efisiensi Pengoperasian a. Keberadaan gerbang tol harus dapat diketahui oleh pengguna jalan untuk itu harus dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk maupun peringatan yang jelas dan dapat terbaca dari kendaraan yang berjalan dengan kecepatan tinggi, mengenai keberadaan gerbang tol yang bersangkutan. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 5 b. Untuk menghindari akumilasi polusi gas buang di daerah gerbang tol maka dihindari penempatan gerbang tol di daerah galian yang cukup dalam c. Untuk kebutuhan pematusan (drainage) areal pelataran tol sebaiknya gerbang tol diletakkan pada tirik tertinggi dari lengkung vertikal cembung alinemen vertikal jalan. d.Gerbang tol harus memungkinkan dan menjamin kendaraan dapat berhenti dan beijalan kembali dengan aman serta kegiatan operasional pengumpulan tol terlaksanakan secara efisien Untuk itu pelataran tol sedapat mungkin direncanakan dan ditempatkan pada daerah lurus dan datar. e. Untuk menghindari terjadinya alur (rutting), dan kerusakan permukaan perkerasan lainnya kurena gaya rem dan gaya traksi, serta ceceran bahan baker pada permukaan perkerasan jalan, maka untuk perkera an di daerah gerbang tol dibuat dengan konstruksi perkerasan kaku (perkerasan beton semen) . Konstruksi gerbang tol dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan dan memungkinkan pemeliharaan dan pengoperasian yang efisien. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 6 g edoman Perencanaan Bangunan Penyediaan lahan untuk areal pelataran tol dan gerbang tol har memperhitun gkan _kemungkinan peningkatan kapasitas gerbang (perluasan) di masa datang seimbang déngan rencana kapasitas 4 n maks imum. PERENCANAAN PELATARAN TOL Kriteria Alinemen Horisontal Pada dasarnya pelataran tol yang ideal adalah yang terletak pada bagian jalan yang lurus, terutama untuk pelataran tol barrier. Namun demikian apabila tidak bisa dihindari pelataran tol tersebut terpaksa terletak pada daerah lengkung/tikungan, alinemen horisontal jalan pada daerah pelataran tol tersebut harus memenuhi kriteria seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1. Jari-jari minimum alinemen horisontal 120 2000 100 1s00 80 1100 60 500 50 300 Kriteria Alinemen Vertikal Pelataran tol sebaiknya diletakkan pada daerah lengkung vertikal cembung dan gerbang tol ditempatkan pada puncaknya. Kelandaian pada daerah pelataran tol maksimum 2%. Jari-jari lengkung vertikal pada daerah pelataran tol harus memenuhi ketentuan seperti pada tabel berikut ini: Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 8 Tabel 4.2 Jari-jari minimum alinemen vertikal 120 45,000 100 25.000 80 12.000 60 6.000 50 4.000 Besaran-besaran tersebut di atas, nilainya diambil dari ketentuan kriteria ramp terminal, dikarenakan perilaku kendaraan yang menggunakannya hampir sama dengan perilaku kendaraan di ramp terminal. Kriteria Penampang Melintang Lebar lajur lalu lintas pada gerbang tol 2,90 m dan lebar pulau tol (toll island) 2,10 m. Untuk dapat melayani sesuatu yang bersifat khusus, seperti misalnya angkutan dengan kendaraan khusus yang ekstra lebar maka pada lajur paling luar (kiri) dibuat dengan lebar 3,50 m. Miring melintang permukaan perkerasan pada pelataran tol pada umumnya minimum 2,0% dan maksimum 2% sedangkan untuk permukaan perkerasan pelataran tol pada Barrier, miring melintang permukaan perkerasannya dapat dibuat minimum sebesar 0,5%, dengan ketentuan sumbu gerbang Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 9 tol herada pada puncak lengkung vertikal dengan landai memanjang jalan +2% dan -2%. Pelebaran jalur pada pelataran tol harus dibuat dengan panjang transisi yang cukup, _ sehingga memungkinkan mamuver atau weaving lalu lintas dari jalur normal ke arah lajur tol/gardu yang akan dituju dan sebaliknya, Pada pelataran tol barrier, pelebaran jalur harus dibuat dengan kemiringan taper maksimum 1:8, dan kemiringan taper maksimum pelataran tol pada ramp atau jalan akses 1:5. Pada kondisi-kondisi khusus _ tertentu © dimana ketersediaan lahan menjadi penentu atau jumlah lajur tol relatif kecil (2 s/d 4 lajur saja) seperti di wilayah perkotaan misalnya, kemiringan taper 1:3 masih dapat diterima. Denah tipikal pelataran tol dimaksud seperti pada seperti Gambar 4.1.a, 4.1.b, 4.l.c. Tinggi ruang bebas pada lajur lalu lintas minimum 5,10 m dengan lebar ruang bebas minimum 3,50 m. Ruang bebas dimaksud seperti pada Gambar 4.2. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 20 Gambor 4b. Pelotaron To! Pado Gerbang Tol Ramp yor At Rigid —] Poveted Gombar 4.c Pelataron Tol Pada Gerbang Tol Ramp Daerah Perkotaan Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol a 510 425125 _ $25 210 Gombor 4.2 _Ruong Bebos eemmmsain ona Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 12 Kriteria Konstruksi Perkerasan Perkerasan pada daerah gerbang tol dibuat dengan konstruksi perkerasan beton semen (rigid pavement) dengan tulangan susut (wire mesh). Pada pelataran tol barrier perkerasan beton semen dibuat minimum sepanjang 100 m sedang pelataran tol pada ramp atau jalan akses minimum sepanjang 50 m. Tebal perkerasan minimum 27 cm dengan kuat lentur (flexural strength) beton 45 kg/em2 eee Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 13 PERENCANAAN GERBANG TOL Type Gerbang Tol (Toll Gate) Rerdasarkan letaknya pada jalan tol dapat dibedakan 2 gerbang tol, yaitu ®- Gerbang Tol Barrier adalah gerbang tol yang terletak pada jalur utama. ». Gerbang Tol Simpang Susun atau Ramp adalah gerbang tol yang terletak pada ramp simpang susun atau jalan aksesnya. Kriteria Umum Gerbang tol harus direncanakan sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a. Bentuk konstruksi atap dan tinggi minimum gerbang Fel dibuat sedemikian sehingga mempunyai ruang bebas pada lajur lalu lintas dengan tinggi minimum 5,10 m . Lebar atap gerbang tol minimum 13° m dan bentuk listplanknya dibuat sedemikian sehingga memungkinkan pemasangan lampu lalu lintas ataupun jane indicator, Penempatan kolom gerbang harus sedenikian sehingga tidak mengganggu pandangan bebas pengumpul tol ke arah datangnya kendaraan dan kebutuhan akan ruang gerak yang memadai bagi karyawan gerbang dalam melaksanakan tugasnya di gerbang tol. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol a4 c. Untuk gerbang tol dengan jumlah lajur lebih dari io lajur (9 pulau tol) disarankan dilengkapi dengan terowongan penghubung antar gardu dan ke kantor gerbang untuk keselamatan dan keamanan pengumpul tol yang sekaligus menampung utilitas. d. Penempatan lampu pada atap gerbang agar dibuat sedemikian hingga tidak menyilaukan pengumpul tol untuk melihat kendaraan yang datang serta tidak mengganggu fungsi lane indicator. Kriteria Perencanaan Konstruksi Gerbang Tol Bentuk konstruksi dan material konstruksi yang Gigunakan dipilih dengan mempertimbangkan faktor- fuktor kemudahan pelaksanaan dan’ operasionsiays sexta kemudahan penggantian = (rekonstruksi) — ataupun perluasan dikemudian hari, Umumnya untuk bangunan gerbang tol tersebut digunakan konstruksi beton atau konstruksi baja. Bentuk arsitektur dari bangunan gerbang tol dibuat selaras dengan arsitektur lingkungan setempat dan serasi dengan bentuk bangunan pelengkap jalan lainnya Perencanaan konstruksi bangunan gerbang tol harus mengikuti peraturan perencanaan untuk bangunan yang berlaku. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 15 Pulau Tol ( Toll Island ) Lebar pulau tol minimum 2,10 m dengan panjang minimum 25 m untuk lajur searah dan 33 m untuk lajur bolak- balik (reversible lane). Ujung pulau tol yang menghadap arah datangnya lalu lintas dilengkapi dengan bull nose serta 2 bumper block. Satu bumper block diletakkan pada ujung akhir bull nose dan satu lainnya di letakkan di muka gardu tol. Panjang bull nose 7 m dan tinggi bumper block 1,35 m di atas permukaan jalan Batas keliling pulau tol dilengkapi dengan concrete curb (kanstin/bingkai jalan) dengan tinggi 0,25 m di atas permukaan jalan. Gambar tipikal pulau tol dimaksud sebagaimana gambar 5.l.a, dan 5.1.b. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol GAMBAR 5.1.b PULAU TOL UNTUK LAJUR BOLAK BALIK Shale 1: 250 GAMBAR 5.1.0. PULAU TOL UNTUK LAJUR SEARAH Siolo 1: 250 Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol a7 Gardu Tol Gardu tol perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga menciptakan kondisi kerja yang cukup nyaman dan aman bagi pengumpul tol Untuk itu gardu tol harus dilengkapi dengan pengatur subu (air-conditioned), pasokan udara_—ssegar (pressurized fresh air) dan alat komunikasi antar gardu dan dengan kantor gerbang atau pos tol Ukuran gardu tol minimal lebar 1,25 m-panjang 2,00 m dan tinggi 2,60 m. Pintu gardu tol berupa pintu geser Gan diletakkan pada bagian belakang gardu, dengan lebar minimum 0,60 m Yendela pada sisi pengumpul tol bekerja melayani ‘ransaksi, berupa jendela geser dan dilengkapi dengan Papan loket (rest arms). aca pintu dan jendela gardu tol harus berupa safety glass atau tempered glass Perhitungan Jumlah Kebutuhan Gardu Tol Untuk menetapkan jumlah lajur atau jumlah gardu tol yang direncanakan, akan ditentukan oleh 3 faktor yaitu: a. Volume lalu lintas b. Waktu pelayanan di gardu tol - Standar pelayanan (jumlah antrian kendaraan yang diperkenankan) Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 18 Semakin besar volume lalu lintasnya, akan semakin banyak gardu tol yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang baik. Dilain pihak semakin panjang (ama) waktu pelayanan akan semakin banyak pula gardu tol yang diperlukan. Jumlah gardu tol yang berlebihan tentunya tidak efisien dari sisi operasional jalan tol. Sebaliknya jumlah gardu tol yang tidak mencukupi kebutuhan lalu lintas akan menyebabkan pemakai jalan terpaksa harus menunggu (antri) dalam melakukan transakei. Ini tentunya akan tidak efisien bagi pemakai jalan. Kualitas pelayanan tergantung pada jumlah antrian atau waktu menunggu rata-rata di gerbang tol. Untuk menyelesaikan masalah antrian ini dapat digunakan teori antrian. Dalam teori tersebut, panjang antrian akan ditentukan oleh 3 faktor sebagai berikut a. Distribusi statistik dari kendaraan yang datang di gerbang tol pada periode waktu tertentu dianggap random (interval kedatangan kendaraan, probabilitas Poisson). b. Distribusi statistik dari waktu yang dibutuhkan oleh setiap kendaraan untuk melakukan tiansakei di gardu tol (waktu pélayanan, — distribusi eksponensial) . ©. Hubungan antara waktu kedatangan kendaraan dan waktu pelayanan Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 19 Hubungan antara interval waktu kedatangan kendaraan dan waktu pelayanan adalah sebagaimana rumus di bawah ini par (intensitas lalu lintas) Intensit alu lintas per lajur pada gerbang tol dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: He (intensitas lalu lintas per lajur) dimana a = interval kedatangan kendaraan rata-rata (detik) b = waktu pelayanan rata-rata (detik) s = jumlah lajur (gardu tol) Pada rumus di atas, bila intensitas lalu lintas per lajur () lebih besar dari 1 (j>1), yaitu interval kedatangan kendaraan lebih kecil dari waktu pelayanan di gardu tol, maka antrian pada gerbang tol akan tak terhingga. Oleh karena itu untuk a dan b tertentu, maka s (jumlah gardu) harus ditentukan sedemikian sehingga <1. Bila interval kedatangan kendaraan dinyatakan dengan distribusi probabilitas Poisson dan waktu pelayanan dinyatakan dengan distribusi eksponensial, maka didapatkan hubungan sebagai berikut: Waktu tunggu rata-rata: (=a) Pedowan Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 20 Jumlah antrian kendaraan vata-rata: lop W ge Exh xs (ay oot k ; g_w Jumlah antrian rata-rata per lajur/gardu = 4 = 7 y diman. 1 ue 5 a eee ee P aw le pe + + ar (s-1)" st pls Intensitas lalu lintas berdasarkan pada hubungan standar pelayanan (jumlah antrian kendaraan rata- rata) dan jumlah lajur (gardu tol), dapat ditentukan seperti pada tabel di bawah ini: Pedoman Perencanaan Bangunan Pasilitas Tol 21 Tabel 5.1. Intensitas lalu lintas terhadap jumlah lajur (gardu) 0.667 0 0 0.909 2 0.577 0.706 0.775 0.817 0.863 0.895 0.913 0.953 3 0.686 0.791 0.841 0.872 0.908 0.928 0.928 0.940 4 0.748 0.835 0.876 0.902 0.929 0.945 0.955 0.976 5 0.787 0.863 0.899 0.919 0,942 0.955 0.963 0.981 6 0.817 0.883 0.914 0.932 0.952 0.962 0.969 0.984 7 0,838 0.898 0.925 0.940 0.958 0.968 0.974 0.986 B 0.854 0.909 0,933 0,948 0.964 0,972 0.977 0.988 868 0.919 0.941 0.953 0.967 0.975 0.980 0.989 10 0,878 0.926 0.946 0.957 0,970 0.977 0.982 0.990 11 (0,888 0,932 0.950 0.961 0.973 0.979 0,983 0.991 12 0.896 0.936 0.954 0.964 0.975 0.981 0.984 0.992 13 0.903 0.941 0.958 0.967 0.977 0.982 0.986 0.992 14 0,908 0.945 0.961 0.969 0.979 0.983 0.987 0.993 5 0.913 0.948 0 0.971 0.980 0.984 0.988 0.993 16 0.918 0 0.965 0.973 0.981 0.985 0.989 0.994 17 0.923 0.954 0.967 0.975 0.982 0.986 0.989 0.994 18 0,926 0.956 0.969 0.976 0.983 0.987 0.990 0.994 190,929 0.958 0 0.977 0,984 0.988 0.990 0.995 20 0.932 0.960 0.972 0.978 0,985 0,988 0.991 0.995 Pada tabel di atas nampak bahwa intensitas lalu lintas per-lajur, pada standar pelayanan (jumlah antrian) yang sama, meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah lajur/gardu tol. Pada tabel di atas juga nampak bahwa intensitas lalu lintas per jajur untuk jumlah antrian kendaraan rata-rata lebih ‘Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 22 dari 10, akan mendekati 1. Ini berarti antrian pada gerbang tol adalah tak terhingga. Secara sederhana, jumlah kendaraan yang dapat. dilayani oleh sejumlah gardu tol (kapasitas gerbang tol) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut Contoh: * Waktu pelayanan = 6 detik * Antrian kendaraan rata rata perlajur, g/s = 3 Kapasitas gardu tol: 3000 ‘| 2 lajur/gardu «°"""x0,863%2=1035 kendaraan/jam 90 .0,929x4=2229 kendaraan/jam 4 lajur/gardu = 5.6.1 Volume lalu lintas Dalam werencanakan jumlah lajur (gardu tol), volume lalu lintas yang harus diperhitungkan adalah volume lalu lintas pada jam puncak sibuk. Dalam hal ini yang dipakai adalah Volume Jam Perencanaan (Design Hourly Volume). Volume Jam Perencanaan tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: vgP = LHR x K x D LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata pada akhir tahun rencana K = koefisien jam sibuk. Db = Paktor distrubusi Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 23 5.6.2 Waktu Pelgyanan Resarnya waktu pelayanan sangat dipengaruhi oleh sistim pengumpulan tol dan kemampuan peralatan tol maupun keterampilan dan kesiapan petugas pengumpul tol maupun pemakai jalan. Besarnya waktu pelayanan tersebut adalah sebagai berikut: Sistim Pengumpulan Tol Terbuka Gardu masuk/keluar 6 detik Sistim Pengumpulan Tol Tertutup Gardu masuk : 4 detik Gardu keluar 2 10 detik 5.6.3 Kapasitas Gerbang Tol Untuk keperluan perhitungan rencana jumlah lajur (gardu) tol pada gerbang tol, jumlah = antrian kendaraan perlajur (pergardu) maksimum adalah 3 kendaraan., Dengan demikian kapasitas gerbang tol dapat dihitung seperti pada tabel berikut ini. Pedoman Perencanaan Bangunan silitas Tol 24 Tabel 5.2. Kapasitas Gerbang Tol Kend/jam 1 678 338 270 225 155. 777 621 518 3 2452 1226 981 817 4 3344 167213384215, 5 4239 2120 1696 = 1413 6 S141 2570 2056 714 7 6035 3018 2414-2012 8 694 3470-2776 = 2314 9 7833 S916" 3ia3 — 26111 10 8730 5820 4365 «3492-2910 if 633) 6422) | Ag1625 853). 4211, 12 10530 7020-265 42123510 13 1143176215715 4572-3810 14 12335 82246168 = 4934 42 15 13230 8820 6615 5292-4410 16 14.26 9418 = 7063, 56514709 17 15025 10016 7512 «6010 = 5008 18 15925 10616 = 796263705308 19 16826 11218 ©8413-6731 5609 20 17730-11820 «BB65 70925910 Pedowan Pereucanaan Bangunan Fasilitas Tol PERENCANAAN BANGUNAN PENUNJANG OPERAST. Untuk menampung kegiatan di luar transaksi di gerbang hitungan wang, penghitungan tiket, pelaporan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang terkait langsung maupun bersifat mendukung — operasional gerbang tol diperlukan adanya bangunan penunjang operasional. Bangunan dimaksud antara lain berupa: Kantor Cabang Umum Kantor Cabang direncanakan dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut a. Pewilihan lokasi kantor cabang berdasarkan pada pertimbangan akses yang mudah dengan jalan tol yang dikelolanya dan memperhatikan kemudahan akan koordinasi dengan instansi terkait b. Pemilihan jenis dan bentuk konstruksi yang digunakan — dibuat fleksibel, agar — dapat menyesuaika » terhadap — kemungkinan —_ perubahan struktur organisasi di masa akan datang, misalnya dengan menggunakan dinding partisi. ©. Penewpatan ruangan agar memperhatikan fungsi tiap unit kerja dan pola hubungan kerja antar unit kerja sedemikian hingga memudahkan pelaksanaan tugas tiap-tiap unit kerja. erencanaan Bangunan Fasilitas Tol 26 6.1.2 Ruangan Kepala Cabang a. Kebutuhan luasan ruangan untuk kepala cabang diperkirakan sebesar 30 m dengan fasilitas meja kerja, lemari arsip, meja dan kursi tamu, kamar mandi di dalam seperti pada gambar 6.1. b. Penempatan ruangan kepala cabang diletakkan sedewikian hingga memudahkan kepala cabang untuk melakukan akses ke ruang rapat utama Ruangan Kepala Bagian a. Kebutuhan luasan” ruangan untuk kepala bagian diperkirakan sebesar 16 m dengan fasilitas meja kerja, lemari a p dan meja serta kursi tamu seperti pada gambar 6.2. Ruangan Kepala Sub Bagian a. Kebutuhan luasan ruangan untuk kepala sub bagian diperkirakan sebesar 9 m dengan fasilitas meja kerja, lemari arsip seperti pada gambar 6.3. Ruangan Staf a. Kebutuhan ruangan untuk staf diperkirakan sebesar 3,85 - 4,60 m dengan fasilitas kursi dan meja kerja serta filing kabinet seperti pada gambar 6.4.a dan 6.4.b. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 27 b. Kebutuhan akan ruang pendukung lain seperti lemari arsip, komputer, ruang gambar, gudang dan lain - lain, dihitung berdasarkan kebutuhan tiap-tiap unit kerja. Kebutuhan luasan ruangan ini tidak berlaku untuk stat yang mempunyai pekerjaan spesifik seperti penghitung tiket dan petugas patroli. Pedowan Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 28 wo 75 130 woe 0" | =a fe ie Ce ; mb om] | 400 (100 6s 60 [2] [reo seriol| = 3 OO} g® ‘| vera oa9 || 3] 0 0 1 We al g {le + “| 8) [ioe keel! | g # | \_OO}* 0,5) 1, 109, 20 35 Ca 75 30 60.30 75 Gambor 6.1 Ruang Kocab ‘Skala 1: 100 Gombar 6.2 Ruang Kabag ‘kolo 1: 100 Gambor 6.3 Ruong Kosubbog Skala 1: 100) in Bangunan Fasilitas Tol 29 al Keterangan : CFO @ Ol eeomatong 31 14 Kerja Laas total 36,8 m2 Ta, Luas perkaryawan 4,6 m2 625, 3| inn ee Fasilitas perkaryawan : Moja kerja 00 00 lg Lo Kursi Gombor 6.4.b Ruong Stof Stoo 17 100 es 100 60! T | | Keterangan | lia | Karyawan 8 orang g Lugs total 30,785 m2 O JO OLJO Las perkaryawan 3,85 m2 : Kobinet ale =I") asilitas perkaryawan : O Of Oy] ) ses g Filling Cabinet a Kursi Gambar 6.4.0 Ruang Stat ~ ‘Skolo 1: 100 Pedoman Pere: naan Bangunan Fasilitas Tol 30 Kantor Gerbang Tol Umum pada dasarnya pada setiap lokasi gerbang tol perlu disediakan kantor gerbang tol. Namun demikian pada adaan tertentu dimana dua atau lebih gerbang tol etaknya relat dekat satu sama lainnya, sehingga secara operasional dapat dalam satu. kendali pengoperasian, maka cukup disediakan 1 kantor gerbang tol di salah satu gerbang tol sedang pada lokasi gerbang tol lainnya cukup disediakan pos tol. Pada daerah perkotaan apabila penyediaan kantor gerbay maupun pos tol tidak dimungkinkan karena tidak tersedia Jahan, maka kebutuhan ruang untuk operasional dapat dilakukan dengan cara menyediakan Jong booth ataupun alternatif lainnya. Kriteria Perencanaan Kantor Gerbang Tol Kantor gerbang tol direncanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut a, Tata letak kantor gerbang tol dan fasilitas penunjang lainnya dibuat dengan memperhatikan kebutuhan ruang bagi kemungkinan pengembangan atau penatbahan gardu tol di masa mendatang. b, Pada sistim pengoperasian tertutup dan dimana gardu masuk dan gardu keluar terletak pada satu Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 31 ater gerbang tol diletakkan keluar. gan harus memperhatikan fungs: ruangan dan keterkaitan fungsi antar ruangan. a. Ruangan Kepala Gerbang Tol harus diletakkan sedemikian rupa, sehi gga dari ruang tersebut memungkinkan untuk dapat melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap aktifitas yang ada di gerbang tol. Untuk itu tinggi lantai kantor juga harus dibuat lebih tinggi minimum 75 cm dari permukaan jalan di gerbang tol. e. Pada sistem pengumpulan tol tertutup, Ruangan Kepala Shift dibuat menjadi satu kesatuan dengan Ruangan Penghitungan Tiket dan Ruangan Komputer, dimana setengah dinding antara Ruangan Kepala Shift dan Ruangan Penghitungan Tiket serta Ruangan Komputer dibuat dari kaca. Wal ini dimaksudkan agar memudahkan bagi Kepala Shift mengawasi proses penghitungan tiket dan pembuatan laporan dari ruangannya £. Pada sistem pengumpulan tol terbuka, Ruangan Kepala Shift dibuat menjadi satu kesatuan dengan Ruangan Komputer, dimana setengah dinding antara Ruangan Kepala Shift dan Ruangan Komputer dibuat dari kaca. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 32 bagi Kepala Shift mengawasi proses pembuatan laporan dari ruangannya g. Ruangan — Penghitungan Tiket = dan Ruangan, Penghitungan Uang harus diletakkan terpisah, dan tidak dapat dilakukan dalam satu ruangan yang sama. h. Ruangan Penghitungan Uang dan Ruangan Penghitung Vang (Tata Usaha Gerbang Tol) dibuat menjadi satu kesatuan, dimana setengah dinding antara Ruangan Penghitungan Uang dan Ruangan Penghitung Uang (Tata Usaha Gerbang Tol) dibuat dari kaca dan @isediakan loket penyetoran wang. Hal ini dimaksudkan agar pengumpul tol dapat dengan mudah menyetor uang hasil pendapatan tol serta memudahkan bagi Penghitung Uang (Tata Usaha Gerbang Tol) untuk mengawasi bagi pengumpul tol melakukan penghitungan hasil pendapatan tol. i. Gudang tiket khususnya untuk sistem pengumpulan tol tertutup dibuat sedemikian sehingga antara tiket yang telah dioperasikan dengan tiket yang akan dioperasikan agar tidak tercampur. j. Ruang serbaguna didesain sedemikian hingga dapat berfungsi sebagai ruang istirahat, ruang makan, dan ruang rapat bagi pengumpul tol. k. Kebutuhan untuk locker harus diperhatikan jumlah locker untuk jumlah dua shift pengumpul tol maksimum termasuk petugas pengganti. Pedowan Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 33 Sess aE cess eSstTsSeLESsestteILIESstte eILSsirsseIiSssesseTiiis site tN SStesESTiSSSriestiSITE 1. Penempatan halaman/parkir maupun pintu masuk ke arah kantor gerbang harus memperhatikan keamanan pengendalian pengumpulan tol m. Dalam hal kantor gerbang tersebut juga dihubungkan dengan jalan akses/lokal non tol maka penempatan parkir maupun pintu masuk ke arah gerbang dimaksud harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan adanya kendaraan yang lolos tanpa melewati gerbang tol n, Ruang operator diletakkan sedemikian hingga operator radio dapat mengamati jumlah antrian kendaraan pada gerbang tol. 6.2.3 Tipe dan Kebutuhan Ruang Kantor Gerbang Tol. Bahwa pada dasarnya untuk menentukan kebutuhan ruang bagi Kantor Gerbang Tol harus mengakomodasi jumlah pengumpul tel yang ada, agar kebutuhan ruangannya sesuai dengan jumlah petugas operasional yang ada di Gerbang ‘Tol. Pedoman Peri Untuk menyederhanakan perencanaannya, maka Kantor Gerbang ‘Tol dibedakan seperti pada tabel berikut: Tabel 6.1 Tipe kantor gerbang tol ASAisbemplee bu kalinhtieetiieaas ream: ‘Tipe 1 Kantor gerbang tol melayani 2 - 3 lajur. Yipe 2 Kantor gerbang tol melayani 4 - 6 lajur. Yipe 4 Kantor gerbang tol melayani 7 - 9 lajur. Tipe 4 Kantor gerbang tol melayani 10 - 12 lajur. Vipe 5 Kantor gerbang tol melayani 13 - 15 lajur. oo eke ae )Sdis PeNYTer hep Seam T ‘Tipe 1 Kantor gerbang tol melayani 2- 5 lajur. Tipe 2 Kantor gerbang tol melayani 6 - 10 lajur. Tipe 3 Kantor gerbang tol melayani 11 - 15 lajur. Yipe 4 Kantor gerbang tol melayani 16 - 20 lajur. Tipe 5 Kantor gerbang tol melayani 21 - 24 lajur. Adapun perkiraan pembagian kebutuhan dan luas Kantor Gerbang Tol adalah seperti pada tabel berikut ini: Tabel 6.2 Kebutuhan luas ruang minimum kantor gerbang tol Sistem terbuka aera a ieabang. Tor] 3s) I 3 ma on 2 frepata shice | 20 xa Be 90 ba 3 facministras: | 2,75: ) 2,75 | arse | 2.7m | 2.75% + flssamscwna 155,25] a,sxs,a5 |. y5es.25|2, 7530, 28 [4,5x2,25 5 ffenanscungan | 3,25 [3,75x3,25] 5,5x3.25 | 6,593.25 | 4,75x6,5 6 [pranks x,593,25) a,sa,a5 | 2,sxa,25 |, 75x,2 [2,250.75 1 huocker Lise | dasa | ec | are | aaa 8 [perbaguna 112513, | 9,503,5 |11,533,25 [4,75x20,5 9 fausnolas axz,s | axa,as | axaas | 3xa,25 10 fpapax aia | asa | asm | ase Li frosier 301,53) | 3,53) | 30,5) | 40, 5x3) 12 foudang 1 2,sia,a5 [2,280,19|2,2992,25) 2.25% 13 operator racio dan | asa | 2,5) 2,50 | sas | ase frernies 14 frompucer asa | aa | arse | ase | aoe we feasn/tares | oar | o,asa,s | o.4xa,s | o,aes | 0,axe Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 35 Tabel 6.3 Kebutuhan luas ruang minimum kantor gerbang tol Sistem tertutup quenisyay Flleirancen [matipena feabang. Tor 0 aes ees = a foenstivis [a s3,25 | 1,752.5 | a,23,5 [4,752.25 | 4, 7532.25 5 Penamiesngan| 3.05 | .7sna.s | 6.sxa.5 | 4.7505,5 | 5,515.5 ¢ JPenghicungan | 4 x3 ,25 | 3,sxa,75 | 6,5x3,5 5x5, 5 5x6,5 | © rskee 1 |tocker 2.2510,9 | 2,542.25 | 2,5x4,25 | 5,252.5 | 6,29x2.5 & [Serbeguna | 7lasnass | “taa)s |10,sx4,75 fxa,asna,75)5, a5n4,75 > fivstol ts Sel | 3,a5ia | avas | Sxa.25) | 30,25 1o foapus sa | sa | asa | aaa | aise 1 frosiee 2a.5a) |3.se) | aa,se | salser | sa sx vy fomdang SAKE ys 75| 1.7542, 75 | 2,752.25 | 2,2500,28 | 3, 7542.25 a fois 1.7175) 2,75%2,75 | 2, 752,26] 2,2543,25 | 3, 7532, 25 scans eh ee 1s 171502, 25 | 2,25%2,75 | 2,2502,78 | 2,2510,25 jasopins fig ouasng) Eiker 4, 75x2,25 | 2,25x2,75 | 2, 252,75 | 2,75x2, 25 ie cabang v7 ratio ae | asa | ase | 2s | ase 1 frommates nse [aa ya | asa | 2,950 a Lael 0, 4x2, 0,4x5, 0,4x7 0, 4x9, 0, 4x11, isia,2s | asa,s | a,sa,s_|1,754a,25]2,7502,95 Contoh desain kantor gerbang tol untuk sistem terbuka dan tertutup tipe 1 sampai tipe 5 dapat dilihat pada lampiran Pedoman Perencanaan Bangunan Pasilitas Tol 36 fA el Umum Penempatan letak Pos ol direncanakan dengan wemperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Tata letak penempatan pos tol memungkinkan untuk dapat melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap operasional di gerbang tol. b. Letak ruang bagi Kepala shift harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dapat. melihat dan mengawasi aktifitas pengumpulan tol, terutama pada bagian masuk lajur keluar (exit) dimana tra aksi uang tol dikumpulkan maupun pada lajur masuknya (entrance) ©. Diperlukan juga bangunan pelengkap untuk menunjang operasional Pos Tol yaitu rumah genset, sumur pantek dengan menara aix Kriteria Perencanaan Pos Tol Pos Tol direncanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut a. Tata letak Pos Tol dan fasilitas penunjang lainnya dibuat dengan memperhatikan kebutuhan ruang bagi kemungkinan pengembangan atau penambahan gardu tol di masa mendatang Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 37 b. Pada sistim pengoperasian tertutup dan dimana gardu masuk dan gardu keluar terletak pada satu gerbang tol, maka Pos Tol diletakkan pada sisi gardu keluar. Ruang Kepala Shift harus diletakkan sedemikian rupa, sehingga dari ruang tersebut memungkinkan untuk dapat melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap aktifitas yang ada di gerbang tol. Untuk itu tinggi lantai Pos >1 juga harus dibuat lebih tinggi minimum 75 cm dari permukaan jalan di gerbang tol d. Pengaturan tata letak ruangan harus memperhatikan kaitan masing-masing fungsi atau aktifitas yang ditampung oleh ruangan yang bersangkutan e. Penempatan halaman/parkir maupun pintu masuk ke arah Pos ol harus memperhatikan — keamanan pengendalian pengumpulan tol. Dalam bal ini Pos vol tersebut juga harus dihubungkan dengan jalan aks es/lokal non tol maka penempatan parkir maupun pintu masuk ke arah gerbang dimaksud harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan adanya kendaraan yang lolos tanpa melewati gerbang tol. f. Jenis dan luasan masing-masing ruangan pos tol adalah sebagai berikut: Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 38 Rumah Dinas Tabel 6.4. Kebutuhan luas ruangan pos tol a Gxt) 1 Kepala Shift 2,0 x 3,0 / 2 Serbaguna 3,0 x 3,0 3 Musholla 2,5 x 3,0 f 4 Dapur 3,0 x 2,5/ ee Med 5 Toilet 2(3,0 m5) }- « Qperator Radio + 3,0%3,0 | 4—e~-y 7 Komputer 3,0 x 3,0 f° % @ Lobby aoxa0 Rumah dinas direncanakan dengan wemperhatikan hal-hal sebagai berikut: Rumah Dinas diperuntukkan bagi Kepala Gerbang Tol yang karena sifat dari tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional gerbang tol selama 24 jam, Sehingga sesuai dengan fungsi dan tugas Kepala Gerbang Tol yaitu mengamati dan mengawasi kegiatan pengumpul tol. Maka penempatan jetak/lokasi tapak Rumah Dinas harus berada di dekat lokasi Kantor Gerbang Tol/Gerbang Tol. Untuk lahan yang digunakan tidak boleh terpisah dengan lahan pada Kantor Gerbang Tol. Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 39 ©. bua $ minimal bangunan untuk rumah dinas adalah 54 w, dengan pembagian ruang dan luas rumah dinas yaitu Tabel 6.5 Kebutuhan luas ruang rumah dinas Ruang Tamu Ruang Makan Ruang Tidur Ruang Tidur Dapur Kamar Mandi 2,0 1 2 3 4 5 6 a Bangunan Pelengkap Lainnya x KK x KOK OR Tempat Cuci, Jemur 3,0 Rumah Genset a. Penempatan rumah genset adalah di dekat lokasi Kantor Gerbang Tol/Pos Tol b. Struktur bangunan rumah genset’ menggunakan struktur beton ©. Luas minimal bangunan untuk rumah genset sesuai dengan kapasitas daya genset, yaitu: Tabel 6.6 Kebutuhan luas rumah genset 1 S/d 100 ax4 2 100 S/d 300 6x6 Pedoman Perencan: n Bangunan Fasilitas Tol 40 6.5.2 Rumah Pompa @. Penempatan rumah pompa adalah di dekat lokasi Kantor Gerbang Tol/Pos Tol. b. Luas minimal bangunan untuk rumah pompa ditentukan sesuai dengan kapasitas daya tekan pompa, yaitu vabel 6.7 Kebutuhan luas rumah pompa 1 5 s/d 10 2-3 2 10 s/d 20 6 6.5.3 Ground Water Tank a. Untuk menunjang sistem pemadam kebakaran dengan menggunakan hidran maka perlu di sediakan ground water tank dengan asumsi dapat menyediakan air selama 30 menit, serta dengan debit air 400 liter/menit atau dengan kapasitas 12 m’. b. Penempatan ground water tank adalah di dekat lokasi Kantor Gerbang Tol maupun Pos Tol, serta ditempatkan sedemikian hingga dekat dengan lokasi hidran. 6.5.4 Menara Air a. Penempatan menara air adalah di dekat lokasi Kantor Gerbang Tol/Pos Tol. Pedoman Perencanaan Bangunan Pasilitas Tol 41 b. Kapasitas debit air pada menara air pada Kantor Gerbang ‘Yol/Pos Tol adalah seperti pada tabel berikut ini Tabel 6.8. Kapasitas debit menara air 6.5.5 Fire Extinguisher a Penempatan fire extinguisher adalah di sekitar lokasi Gardu Tol dan di Kantor Gerbang Tol/Pos Tol Fire Extinguisher adalah berfungsi sebagai pemadam api ringan. 6.5.6 Ruang Pergantian shift Patroli Untuk setiap 19 km panjang jalan 1 (satu) beat patroli. Untuk setiap 2 (dua) beat patroli agar disediakan 1 (satu) buah ruang pergantian shift patroli pada kantor gerbang tol atau kantor cabang Untuk pergantian shift bagi petugas patroli pada ruas-ruas jalan tol yang mempunyai jumlah beat patroli lebih dari 3 (tiga), agar disediakan ruang penggantian shift patroli pada kantor gerbang tol Pedoman Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 42 yang terdekat dengan pertemuan bite patroli tersebut Jika pada daerah pertemuan beat patroli tersebut terdapat kantor cabang, maka ruang pergantian patroli diletakkan di kantor cabang. owan Perencanaan Bangunan Fasilitas Tol 43 Teagan 7 TS VANGYRL AGISIS UNM EF - 2 7OL ONVEYIO YOLNVA HYN3G HOLNGD | TOIS¥s NYNNONVE NYWNYON33¢ NYAOO3e LUSIS EMPYT 9 ~ » TOL ONVEYID BOLNYH H¥N3O HOLNOD | TOLS¥s N¥NNONYE NywNvONS! \ Ye ton mins wy oti a . v a vm wey ae memento eS meant om ows = “Teerplane mera ee he mes SS scrarnenrostin geo ny one ee ° spvstin (24 002) prnaiay warns snlo7 6-2 101 Suoeiag roy yOUEG UoILO ANEWRL MGISIS BNI 8 - L TOL a mi omy) wT S TOL SNVEUIO NOLNY# H¥N3d KOLNOO| TOLS¥s NYNNONYE NYVNVONIU3E NYNODIE (ose Faeyr 2 LPOG IE LOI IE, 1. ON¥ERIO BOINYH HYN3G HOINOD TOLSYS NYNNONYE NYYNYONEY3E NYWOG3E eREEDUaG AIC (oxasuaa) VORA VSVE La 4 Sa aie pT wT mena tne sonoma eee =e SS = oe ed koe) ouster ‘We Seaa) Hema] wong Wl ob ~ 9 o1 Seem hon wD wD EPAPLADL REISS eR OL~ 9 TOL OWED HOuwer BE rOWNGD] oLsHE nwNNONTE NNaNaHae Menoase | errimseaiog » (owsseaa vouvs [zw ezae4ce) drinpay ways alo o2-g1 161 SuoqI9 soWwoy YouIg YoIWED ONVEN39 MOLNYH H¥N3G WYNVONEIE NYWOG3d

Anda mungkin juga menyukai