3 Problema Terbesar
1. Problema dengan muatan berlebihan kendaraan niaga. 2. Problema batas Stabilitas Marshall bagi lalu-lintas berat. 3. Problema beban roda yang terlalu besar untuk perkerasan jalan yang relatip tipis.
2
Problema Pertama
Muatan berlebihan kendaraan niaga
Jenis Muatan : Sirtu Beban As Depan : 4,79 ton ; Beban As Belakang = 16,62 ton Muatan = 2,53 x muatan ijin 4
Tabel 1. Komposisi Beban Gandar Kendaraan Niaga pada Jalan Tol Porong-Waru, Jawa Timur (Sumber : Sutikno dan Mochtar, 1991)
Beban gandar rata-rata (ton)
8,0 ton
Persen jumlah terhadap total 49,66 % 0,68 % 0,68 % 1,70 % 0,68 % 2,04 % 3,40 % 6,46 % 34,70 % 100 %
Persen gandar > Persen gandar > 8,0 ton < 10,5 ton < 49,66 % 51,02 %
50,34 % 48,98 %
100 %
100 %
11
Tabel 2. Komposisi Beban Kendaraan dari Wisconsin Dept. of Transportation (1976). Data dari Interstate 90, dekat Newville, Wisconsin.
Single Axle (As Tunggal Group beban Persen jumlah gandar terhadap total (rata-rata) (ton) (%)
Tandem Axle (As Tandem) Group beban Persen jumlah gandar terhadap total (rata-rata) (ton) (%)
8,0 ton
< 15,0 ton 16,5 ton 18,5 ton 20,5 ton 22,5 ton 24,5 ton
9,5 ton 10,5 ton 11,5 ton 12,5 ton 13,5 ton Total
12
Tabel 3. Perbandingan Harga Total EAL antara Perhitungan Berdasarkan Hasil Survery WIM (Weight in Motion) dan Hasil Perkiraan Menurut Cara Bina Marga (1987) untuk Beberapa Ruas Jalan di Jawa Timur, untuk Umur Rencana 20 Tahun
Ruas Jalan
Total EAL sesungguhnya menurut survey WIM Total EAL perkiraan menurut cara Bina Marga (1987)
4,35:1 (sumber Hartono dan Nawawi, 1991) 5,13:1 (sumber Hartono dan Nawawi, 1991) 5,03:1 (sumber Mochtar, 1999b) 4,91:1 (sumber Mochtar, 1999b)
13
Beban as maksimum SADW TADW Tr.ADW 8 ton 14,5 ton 20,5 ton 10 ton 17,5 ton 25,0 ton
2. Truck pengangkut bahan Galian C (sirtu, batu) hanya boleh dari jenis ber-As Tandem atau Triple 3. Insentive pajak khusus untuk Truck Tandem dan Triple supaya harganya murah 4. Denda berat sesuai harga Rasio Damage Factor bila beban melewati beban as maksimum yang disyaratkan 5. Tekanan roda kendaraan dilarang > 100 psi 14
Problema Kedua
Batas Stabilitas Marshall bagi lalu-lintas berat
15
16
4 ton
> 6 ton
80psi
80psi
17
Tabel 4. Hubungan tekanan roda kendaraan dengan batas minimum Stabilitas Marshall perkerasan jalan
Tekanan roda kendaraan (psi) Persyaratan minimum Stabilitas Marshall perkerasan jalan (kg)*
Problema Ketiga
Beban roda yang terlalu besar untuk perkerasan jalan yang relatip tipis
20
21
22
Kesimpulan
1. Kebiasaan dari kendaraan berat yang bermuatan berlebihan di Indonesia menyebabkan umur layanan jalan menjadi jauh lebih singkat dari yang direncanakan. Dalam waktu relatip singkat jalan sudah rusak 2. Kebiasaan memompa roda/ban kendaraan truck berat dengan tekanan angin yang jauh diatas batas kewajaran menyebabkan kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan, akibat geseran roda kendaraan, terutama pada jalan beraspal beton type HRS 3. Beban roda truck yang terlalu besar dapat langsung merusak perkerasan jalan yang relatip tipis, walaupun truck berat hanya melintas 1 kali saja 23
TERIMA KASIH
24