Daftar Isi
Kata
Pengantar
Daftar isi.
BAB I PENDAHULUAN.
1. Latar
belakang
Permasalahan.....
3.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN..
2.
3
4
4
.
12
6. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan Partai-partai Politik
Islam.
13
BAB III PENUTUP..
1.
7
Kesimpulan
17
1
2. Saran dan
kritik..
17
DAFTAR PUSTAKA...
18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan seperti
Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indoesia. Bahkan
pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan
Budha.
2. Permasalahan
- Menjelaskan tentang begaimana Islam datang ke Indonesia.
- Menjelaskan tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
- Menjelaskan tentang apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.
3. Tujuan
- Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
- Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
- Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat.Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(Al-Baqarah: 256).
Konon dalam perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit
Diponegoro yang syahid, dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang
serdadu bangsa Eropa dan 7000 orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa
Barat misalnya Apan Ba Saamah dan Muhammad Idris (memimpin
perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah Ciomas)
Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan
Tuanku Tambusi (Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari
kesultanan Aceh misalnya Teuku Syeikh Muhammad Saman atau yang
dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim, Teuku Umar
dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan,
Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-la
3. Penjajahan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal
10 januari 1942. Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang dan Bali. Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5
Maret 1942.
Untuk sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti
oleh penjajah Jepang. Ibarat pepatah Lepas dari mulut harimau jatuh ke
mulut buaya, yang ternyata penjajah Jepang lebih kejam dari penjajah
manapun yang pernah menduduki Indonesia. Seluruh kekayaan alam
dikuras habis dibawa ke negerinya. Bangsa Indonesia dikerja paksakan
(Romusa) dengan ancaman siksaan yang mengerikan seperti dicambuk,
dicabuti kukunya dengan tang, dimasukkan kedalam sumur, para wanita
diculik dan dijadikan pemuas nafsu sex tentara Jepang (Geisha).
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan
mengklaim dirinya sebagai saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan
3 A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon
Pemimpin Asia). Mereka juga paham bahwa bangsa Indonesia kebanyakan
beragama Islam. Karena itu pada tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba
menghidupkan kembali Majlis Islam Ala Indonesia (MIAI) yang telah
terbentuk pada pemerintahan Belanda (September 1937). Tapi upaya
Jepang tidak banyak ditanggapi oleh tokoh-tokoh Islam. Banyak tokohtokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah penjajah Jepang
bahkan melakukan gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan
Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin.
4. Sekutu dan NICA
Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja
diproklamirkan, tanggal 15 september 1945 datang lagi persoalan baru,
yaitu datangnya tentara sekutu yang diboncengi NICA (Nederland Indies
Civil Administration). Mereka datang dengan penuh kecongkakan seolaholah paling berhak atas tanah Indonesia sebagai bekas jajahannya.
Kedatangan mereka tentu saja mendapat reaksi dari seluruh bangsa
Maha Esa. Ini sebagai bukti akan kebesaran jiwa umat Islam dan para
ulama. Muh. Hatta dan Kibagus Hadikusumo menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Yang Maha Esa tersebut tidak lain adalah tauhid.
Saat proklamasipun peran umat Islam sangat besar. 17 Agustus 1945 itu
bertepatan dengan tangal 19 Ramadhan 1364 H. Proklamasi dilakukan
juga atas desakan-desakan para ulama kepada Bung Karno. Tadinya Bung
Karno tidak berani. Saat itu Bung Karno keliling menemui para ulama
misalnya para ulama di Cianjur Selatan, Abdul Mukti dari Muhammadiyah,
termasuk Wahid Hasyim dari NU. Mereka mendesak agar Indonesia segera
diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
6. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan Partai-partai Politik Islam
Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di
Indonesia, Umat Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik
dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam
bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.
Namun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan
bangsa Indonesia khususnya umat Islam dan melepaskan diri dari
belenggu penjajahan. Tercatat dalam sejarah, bahwa dari lembagalembaga tersebut telah lahir para tokoh dan pejuang yang sangat
berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa
pembangunan.
1. Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para
pedagang muslim yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H.
Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian
tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI).
H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan
H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya
organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan memajukan para
pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para pedagang asing, dan
juga membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama
Kristen yang semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah
pimpinan H.O.S. Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena
mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik
utamanya adalah asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat Islam)
yakin akan dibela kepentingannya.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang
beragama Islam. Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi
keanggotaannya pada suku bangsa tertentu (Jawa). Sehingga banyak
sejarawan mengatakan bahwa tanggal berdirinya SI ini lebih tepat disebut
sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan bukan tahun 1908 dengan
patokan berdirinya Budi Utomo.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad.
Adalah sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan
ajaran Islam sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw;
memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama (bidah)
dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini
didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912.
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan
dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-41 di
Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1 pasal 1 disebutkan
bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar maruf
nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan
Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang
anggotanya memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya
sendiri, KH Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota
Sarekat Islam.
Banyak anggota Muhammadiyah yang berjuang baik pada masa
penjajahan Belanda, Jepang, masa mempertahankan kemerdekaan, masa
Orde Lama, Orde Baru dan Masa Reformasi. Mereka tersebar di berbagai
organisasi pergerakan, organisasi partai politik dan lembaga-lembaga
negara. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kita kenal seperti KH. Mas
Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo adalah para
pejuang yang tidak asing lagi. Demikian pula seperti Buya Hamka, KH AR.
Fakhruddin, Dr. Amin Rais, Dr. Syafii Maarif dan Dr. Din Syamsudin adalah
tokohtokoh Muhammadiyah yang sangat berperan dalam pentas nasional
Indonesia.
Bidang-bidang yang ditangani Muhammadiyah antara lain :
a. Sosial
Dalam bidang sosial Muhammadiyah mendirikan :
1) Panti asuhan untuk anak yatim piatu
2) Bank Syariah untuk membantu pengusaha lemah
3) Organisasi wanita yang bernama Aisiyah dan organisassi kepanduan
Hizbul wathan, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, dan ikatan Pelajar Muhammadiyah
b. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Data tahun 1985
Muhammadiyah sudah memiliki 12400 lembaga pendidikan yang terdiri
dari 37 perguruan tinggi dan sisanya adalah TK sampai SLTA. Tahun 1990
jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah bertambah menjadi 78 buah.
c. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan Muhammadiyah mendirikan Poliklinik, Rumah
Sakit dan Rumah Bersalin. Data tahun 1990 telah memiliki 215 Rumah
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sesungguhnya
allah
swt
menciptakan
manusai
untuk
barpasang- pasangan menjadikan umat bersuku-suku untuk adanya
persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan perkembangan
umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan
adanya perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.
2.
Daftar Pustaka
http:/www.saufudin.info/2008/12/perkembangan-islam-diindonesia.html?m=1
Haludi, Khuslan dan abdirrohim. 2007. Integrasi Budi Pekerti
dalam Pendidikan Agama Islam. Solo: Tiga Serangkai.