terinventarisasi 8 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengawet alami. Dari 8
spesies tumbuhan hasil wawancara, terdapat 4 spesies tumbuhan yang memiliki nilai UV tinggi
yaitu pisang (Musa paradisiaca) dengan nilai UV 0,63, kecandik (tidak teridentifikasi), pinang
(Areca catechu L.) dengan nilai UV 0,21, dan kemiri (Aleurites moluccana) dengan nilai UV
0,13. Daun pisang, daun pinang, daun kecandik, dan daun kemiri digunakan untuk pengawet
makanan dengan cara membungkus makanan yang akan diawetkan secara langsung
menggunakan daun kemudian dikukus atau buah dari tumbuhan diperas langsung ke dalamn
makanan (Sulthon et al.,-).
Beberapa tumbuhan yang digunakan sebagai pengawet alami oleh masyarakat di
kecamatan pekuncen kabupaten Banyumas, antara lain adalah sebagai berikut :
Habitus semak. Batang semu. Daun langset dan memanjang. Buah buni dengan
bentuk cenderung membulat dan keras. Masyarakat di seluruh lokasi penelitian
memanfaatkan rimpang lengkuas sebagai bumbu dan pengawet dengan nilai manfaat sebesar
0,17. Rimpang lengkuas sebagai pengawet yaitu dengan cara rimpang diparut dan disangrai
biasanya dijadikan serundeng ayam. Hal ini sesuai dengan Rahayu (1999), bahwa ekstrak
lengkuas memiliki aktivitas terhadap 5 bakteri uji yang umum mengkontaminasi makanan
yaitu Vibrio cholera, Pseudomonas aeruginosa, Listeria monocytogenes, Staphylococcus
aures dan Bacillus cereus serta pada 3 kapang perusak pangan yaitu Aspergillus flavus,
Rhizopus oligosporus dan Penicillium funiculosum.
perusak pangan yaitu Salmonella typi, Vibrio cholera 01 dan Escherichia coli 0157:h7
dengan konsentrasi 5-7,5 mg/ml (Radiarti, 2002).