Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya bersyukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,


nikmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tak lupa kami penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga, dan para sahabatnya. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali masalah yang
kami hadapi, dalam mengerjakan makalah ini kami telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang baik .
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada Ibu Rahmi Ariyani Bur
selaku dosen pelajaran Kimia . Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan
penulisan ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di
masa yang akan datang . Semoga apa yang disampaikan dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN............................................................................................................1
1.3 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN RADIKAL
BEBAS.............................................................................................
2.2 CONTOH RADIKAL BEBAS....................................................................................................
2.3 DAMPAK RADIKAL BEBAS TERHADAP
KESMAS...................................................................
2.4 CARA MENGATASI RADIKAL
BEBAS.....................................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................
3.2 SARAN.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................

ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil (mempunyai
satu elektron atau lebih yang tanpa pasangan), sehingga untuk memperoleh pasangan elektron
senyawa ini sangat reaktif dan merusak jaringan.
Senyawa radikal bebas tersebut timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh,
berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar
polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi
matahari atau radiasi kosmis.
Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih detail mengenai radikal bebas baik itu dari
segi pengertian, contoh, dampak sampai cara penanggulangannya.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui salah satu sumber radikal bebas
yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu salah satunya berupa makanan yang diolah
melalui proses pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan radikal bebas.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian radikal bebas
2. Contoh radikal bebas
3. Dampak radikal bebas terhadap kesmas
4. Cara mengatasi radikal bebas

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

PENGERTIAN

RADIKAL BEBAS

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil (mempunyai
satu elektron atau lebih yang tanpa pasangan), sehingga untuk memperoleh pasangan elektron
senyawa ini sangat reaktif dan merusak jaringan.
Senyawa radikal bebas tersebut timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh,
berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar
polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi
matahari atau radiasi kosmis
Karena secara kimia molekulnya tidak lengkap, radikal bebas cenderung "mencuri" partikel
dari molekul lain, yang kemudian menimbulkan senyawa tidak normal dan memulai reaksi
berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam tubuh. Radikal bebas inilah biang keladi

berbagai keadaan patologis seperti penyakit lever, jantung koroner, katarak, penyakit hati dan
dicurigai proses penuaan dini ikut berperan.
2.2 CONTOH RADIKAL BEBAS
Radikal bebas telah diketahui sebagai penyebab lebih dari seratus macam penyakit yang terdapat
pada manusia dan binatang meliputi dari penyakit artritis reumatoid dan renjatan pendarahan
kepada sindrom kekurangan daya menahan penyakit (AIDS). Dalam keadaan lain, radikal bebas
memainkan peranan yang penting dalam proses penyakit.
Radikal bebas ialah sebarang molekul yang mengandungi satu atau lebih elektron tanpa
pasangan. Contoh radikal bebas termasuk
superoksida (O2-), hidroksil (OH-), nitroksida (NO), hidrogen peroksida (H2O2), asam
hipoklorit (HOCl), thill (RS-) dan lain-lain. Derajat kekuatan tiap radikal bebas ini berbeda, dan
senyawa paling berbahaya adalah radikal hidroksil (OH-) karena memiliki reaktivitas paling
tinggi. Radikal bebas di atas terdapat dalam tubuh dengan berbagai cara, tetapi secara umum
timbul akibat berbagai proses biokimiawi
tubuh, berupa hasil samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung
pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan, atau ketika tubuh
terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan, asap rokok, bahan pencemar dan radiasi
matahari.
.4 CARA MENGATASI RADIKAL BEBAS
Menurut Dr. Kenneth H. Cooper ada 4 langkah yang bisa dilakukan untuk melawan bahaya
radikal bebas dalam tubuh: (1) Berolah raga dengan intensitas rendah; (2) Mengkombinasikan
beberapa antioksidan setiap hari; (3) Mengatur diet dan memasak secara benar agar antioksidan
dalam makanan tidak rusak; (4) Bergaya hidup bebas dari radikal bebas.
Beberapa hal sulit yang perlu diperhatikan: (1) Berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan pribadi
yang sudah berakar kuat, misalnya merokok; (2) Mengatasi berbagai hambatan yang tampaknya
sulit teratasi, misalnya pencemaran udara di tempat kita hidup atau bekerja.
Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menghambat/memperlambat proses
oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan
hydrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di alam
dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita. Antioksidan adalah senyawa
yang dapat menghambat pembentukan karsinogenik dan menghalanginya untuk menetap dalam

tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara menangkap radikal bebas sehingga karsinogoenik tidak
memiliki kesempatan untuk menempel dan merusak DNA.
Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya
terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok,
misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang
bersifat radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang
bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk
mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses
metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intnya, kegiatan merokok
sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan
perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi
bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat
menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh. Sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk
menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat
menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh
memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione
ini.
Ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan internal dan eksternal. Antioksidan
internal yaitu atioksidan yang diproduksi oleh tubuh sendiri, disebut pula sebagai Antioksidan
Primer. Secara alami tubuh mampu menghasilkan antioksidan sendiri, tetapi kemampuan ini pun
ada batasnya. Sejalan bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan
alami pun akan semakin berkurang. Hal ini lah yang menyebabkan stres oksidatif, yaitu suatu
keadaan dimana jumlah radikal bebas melebihi kapasitas kemampuan netralisasi antioksidan.
Yang termasuk Antioksidan primer ini adalah: Super Oxide Dismutase (SOD), Gluthation
Peroxidase (GPx) dan Katalase (Cat)
Antioksidan eksternal tidak dihasilkan oleh tubuh tetapi berasal dari makanan seperti Vitamin A,
beta karoten, Vitamin C, Vitamin E, Selenium, Flavonoid, dan lain-lain. Antioksidan yang
berasal dari makanan atau didapat dari luar tubuh disebut juga antioksidan sekunder.

Lalu apa manfaat antioksidan bagi tubuh kita? Tubuh kita terdiri dari triliunan sel.
Disetiap sel terjadi reaksi metabolisme yang sangat kompleks. Diantara reaksi metabolisme
tersebut melibatkan oksigen, seperti yang kita ketahui oksigen adalah unsur yang sangat reaktif.
Keterlibatan oksigen dalam reaksi metabolisme di dalam sel dapat menghasilkan apa yang
disebut sebagai reaktif spesies oksigen seperti H2O2, radikal bebas hydroksil (OH), dan anion
superoksida (O2-). Molekul-molekul ini memang diperlukan tubuh misalnya untuk menjalankan
sistem metabolisme dan memberi signal pada sistem syaraf akan tetapi apabila jumlahnya
berlebihan seperti pengaruh gaya hidup (merokok, stress, konsumsi obat, polusi lingkungan,
pengaruh zat kimia tertentu pada tubuh, radiasi, dll) maka dapat merusak sel dengan cara
memulai reaksi berantai lipid, mengoksidasi DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya
mutasi dan timbulnya kanker sedangkan oksidasi protein mengakibatkan nonaktifnya enzim yang
dapat menghambat proses metabolisme. Disinilah pentinganya kita engkonsumsi antioksidan.
Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil
samping berupa radikal bebas (OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan, radikal bebas ini
akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan
radikal bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan
terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan. Berbeda halnya bila terdapat antioksidan.
Radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang stabil dan
tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai disini.
Mengapa antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal bebas terlebih dahulu
dibandingkan dengan molekul yang lain? Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau
bersifat reduktor kuat dibanding dengan molekul yang lain. Jadi keefektifan antioksidan
bergantung dari seberapa kuat daya oksidasinya dibanding dengan molekul yang lain. Semakin
mudah teroksidasi maka semakin efektif antioksidan tersebut.
Antioksidan dibagi dalam dua golongan besar yaitu yang larut dalam air dan larut dalam
lemak. Setiap golongan dibagi lagi dalam grup yang lebih kecil. Sebagai contoh adalah
antioksidan dari golongan vitamin, yang paling terkenal adalah Vitamin C dan Vitamin E.
Vitamin C banyak kita peroleh pada buah-buahan sedangkan vitamin E banyak diperoleh dari
minyak nabati.
Antioksidan dari golongan Enzim seperti golongan enzim Superoksida Dismutse (SODs),
Katalase, dan Peroksidase. Antioksidan golongan Karotenoid seperti likopen dan karoten yang

banyak terdapat pada buah dan sayuran. Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah
antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling banyak diteliti adalah dari golongan
flavonoid yang terdiri dari flavonols, flavones, catechins, flavanones, anthocyanidins, dan
isoflavonoids. Sumber senyawa polifenol adalah dari teh, kopi, buah-buahan, minyak zaitun,
cinnamon, dan sebagainya. Contohnya yang terkenal adalah Resveratrol yang ditemukan pada
buah anggur, Epigalokatekingalat adalah contoh senyawa polifenol yang terdapat pada teh hijau,
theaflavin pada teh hitam dan sebaginya.
Antara satu makanan dengan yang lain tidak akan bisa kita simpulkan mana yang paling banyak
mengandung antioksidan yang sangat potensial, sebab mungkin saja diantara kedua makanan
tersebut mengandung jenis antioksidan yang berbeda. Lalu mana antioksidan yang terbaik?
Perpaduan diantara antioksidan adalah yang terbaik sebab memberikan efek sinergi, jadi
sebaiknya kita mengkonsumsi aneka buah dan sayuran. Beberapa vitamin yang bersifat
antioksidan adalah vitamin A, C, E dan D. Vitamin-vitamin tersebut terdapat dalam buah dan
sayuran. Sayuran dan buah selain mengandung vitamin juga mengandung klorofil atau zat hijau
daun, karotenoid pada buah berwarna merah dan kuning, flavonoid, polifenol yang banyak
terdapat dalam teh, isoflavon pada kacang kedelai, gingerol pada jahe yang semuanya berfungsi
sebagai antioksidan. Anti oksidan tidak saja mampu mencegah kanker pada tahap inisiasi tapi
juga mampu menghambat pertumbuhan kanker pada tahap progesi.
Pertahanan antioksidan secara alami dalam LDL kolesterol dengan jumlah yang cukup dapat
melindungi LDL dari proses oksidasi tapi masih dipertanyakan apakah perlindungan ini terjamin
pada setiap orang. Antioksidan alam terbanyak dalam LDL adalah vitamin E. Sehingga
penambahan suplemen vitamin E dalam makanan dapat meningkatkan kandungan vitamin E
dalam LDL serta meningkatkan perlindungan terhadap proses oksidasi. Beta karoten merupakan
antioksidasi yang cukup kuat yang secara teoritis juga dapat melindungi oksidasi LDL. Sebab itu
tubuh kita memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini.
Dari asal terbentuknya, antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler (di
dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau pun dari makanan. Dari sini antioksidan tubuh bisa
dikelompokkan menjadi 3 yakni: (1) Antioksidan primer. Antioksidan primer ini bekerja untuk
mencegah pembentuk senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas yang ada menjadi
molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh

antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam
tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah
ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi mineral seperti
mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se) juga berperan sebagai antioksidan. Jadi, jika ingin
menghambat gejala dan penyakit degeneratif, mineral-mineral tersebut hendaknya tersedia cukup
dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari; (2) Antioksidan sekunder. Antioksidan ini
berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan
sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin; (3)
Antioksidan tersier. Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang
disebabkan radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin
sulfoksidan reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah
penyakit kanker, misalnya.
Makanan yang Mengandung Antioksidan
1. Betakarotin.
Dapat ditemukan di banyak makanan berwarna oranye, seprti ubi merah, wortel, labu, aprikot,
mangga dan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan sawi.
2. Lutein.
Berlimpah ruah di sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung dan sawi.
3. Lycopene.
Adalah antioksidan manjur yang dapat ditemukan pada tomat, semangka, jambu biji, pepaya,
aprikot dan jeruk.
4. Selenium.
Merupakan zat besi yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi salah satu sistem enzim
antioksidan tubuh. Beras dan gandum adalah sumber utama selenium.
5. Vitamin A.
Banyak dikandung oleh hati, ubi, wortel, susu, kuning telur dan keju muzarella.
6. Vitamin C.
Bisa ditemukan melimpah di banyak buah dan sayuran seperti delima, kiwi, strawberry, parika
hijau, kol, bayam, brokoli dan kangkung.
7. Vitamin E.

Terdapat pada almond, beberapa jenis minyak seperti minyak wheatgerm, minyak safflower,
minyak jagung dan minyak kedelai, serta mangga, kacang dan brokoli.
8.flavonoid: teh hijau

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron
bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik,
suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan. Elektron
memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak
stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat
dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra
violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas
bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh
penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan
menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas
diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka
kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang
secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas
ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila
menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari
tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal
bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui
perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan
struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat
menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi
jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau
sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup
dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang
sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh
menghasilkan glutahione ini Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama
pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Anda mungkin juga menyukai