Anda di halaman 1dari 2

BAB I

Latar Belakang

Seperti yang kita lihat bahwa pembelajaran sejarah saat ini makin dijauhkan dari
benak para peserta didik. Sejarah yang diklaim sebagai pelajaran yang kuno dan
membosankan membuat peserta didik malas untuk mempelajari sejarah. Padahal kita
tidakmenyadari bahwa tidak ada hari ini jika tidak ada sejarah. Sejarah telah lama
ditinggalkan oleh bangsa ini, seakan lupa akan pesan sang bapak bangsa Jangan sekali-kali
melupakan sejarah. Semestinya itu bisa menjadi landasan dan acuan untuk membangun
bangsa, namun apa daya sejarah kini hanya menjadi sebuah pelajaran sampah yang para
peserta didik pun malas untuk mempelajarinya.
Mungkin ada kesalahpahaman dari sang pendidik, metode-metode yang digunakan
mungkin saja tidak sangat sesuai dengan yang seharusnya, metodenya sudah kuno dan tidak
efesien lagi. Ketidak saling memahami antara pendidik dengan yang dididik menjadi sebuah
pondasi yang goyah yang akan menghancurkan seluruh isinya.
Ironi memang, di saat pemerintah mulai mencanangkan profesionalisme dalam
pembelajaran dengan diluncurkannya sertifikasi guru, masih banyak ditemukan di temukan
sekolah yang memberikan tugas kepada guru yang tidak berbasic sejarah mengajar sejarah,
kapan yang namanya profesionalisme dapat dicapai.Itu adalah sisi pembelajaran sejarah yang
terkatagori tidak tepat, tetapi disisi lain kadang kekeliruan datang dari ketidakmampuan guru
sejarah menciptakan inovasi model pembelajaran, ataupun menggunakan metode
pembelajaran yang kreatif.
Sebagian orang mengatakan pembelajaran sejarah cenderung hanya ingatan, dan
hafalan, guru selalu mengidolakan metode ceramah sebab bercerita lebih tepat untuk kajian
masa lalu. Pada prinsipnya guru-guru sejarah kesulitan menentukan formula (teknik, metode,
dan pendekatan) yang sesuai untuk materi tertentu. Secara umum dimanapun pembelajaran
sejarah hanya bersumber pada buku paket untuk dibaca atau LKS untuk dikerjakan secara
naratif tanpa diberikan bukti konkrit visual berupa gambar, foto, dan peta. Sehingga
pemahaman sejarah hanya sebatas ingatan tanpa bisa menyelami peristiwanya.
Pelajaran sejarah bisa berjalan dengan baik jika dibarengi dengan metode-metode
yang sesuai. Metode-metode itu bisa menjadi jalan keluar antara sang guru dan muridnya,
yang bisa menjadi alat bantu untuk memperbarui cara-cara yang sudah kuno dan
membosankan
dalam
pelajaran
seperti
di
sekolah-sekolah.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Mencari tau metode pembelajaran yang seperti mana yang diinginkan para peserta
didik dalam pelajaran sejarah di sekolah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : SMA N 113 Jakarta Timur
Waktu : Senin, 12 Januari 2017

Penyusun
Penyusun
an
an
Proposal
Proposal

No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seminar
Seminar
Proposal
Proposal

Wawancara
Wawancara
dengan
dengan
guru
guru

Alur Kegiatan
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Wawancara dengan Guru
Pembagian Angket
Pengumpulan Angket
Penyusunan Laporan
Seminar Laporan

Pembagian
Pembagian
Angket
Angket

Pengumpul
Pengumpul
an
Angket
an Angket

Penyusuna
Penyusuna
nn Laporan
Laporan

Waktu Kegiatan
Minggu ke 2 bulan 10 2016
Minggu ke 4 bulan 10 2016
Minggu ke 1 bulan 11 2016
Minggu ke 3 bulan 11 2016
Minggu ke 2 bulan 12 2016
Minggu ke 4 bulan 12 2016
Minggu ke 1 bulan 1 2017

C. Metode
Metode penelitian ini menggunakan metode Kolerasi yang dilakukan di dalam kelas
D. Populasi dan Sampel
Jumlah populasi yang saya gunakan adalah satu yaitu kelas X IPS 2
Sampel yang saya gunakan adalah 3 murid kelas X IPS 2
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling seadanya

Seminar
Seminar
Laporan
Laporan

Anda mungkin juga menyukai